Nomor: 11/Pdt.G./2021/PN.Tjk.
di Pengadilan Negeri Tanjung Karang
Antara;
Sri Dewi Ferentina,AMD.KEB-------------------------------------------------------------- sebagai
Penggugat
Melawan
Tri Joko Sumedi------------------------------------------------------------------------------- sebagai
Tergugat
Kepada yth,
Majelis Hakim
dalam Perkara Nomor: 11/Pdt.G/2021/PN.Tjk
di-
Bandar Lampung
Dengan hormat,
Mempermaklumkan kami, Defri Julian, SH, Hanafi Sampurna, SH, Ghoniyu S. I, SH, MH,
Ma’sum Irvai, S.H, Yunika Hadiani, S.H, Arivan Utama, S.H, Angga Belli Putra, S. Sy,
Frisilia Sriis Devita Sari, adalah advokat/pengacara dan advokat magang yang berkantor pada
Law Firm Graha Yusticia, yang beralamat di Jl. Griya Nirmala No. 1, Way Halim Permai, Kec.
Sukarame, Kota Bandar Lampung. Berdasarkan surat kuasa tanggal 1 Maret 2021 bertindak untuk
dan atas nama Tergugat dan Turut Tergugat,
Dengan ini perkenankan kami menyampaikan eksepsi dan jawaban Tergugat dalam konvensi serta
Rekonvensi (gugatan balik) terhadap gugatan Penggugat,
selanjutnya Penggugat disebut sebagai Penggugat dalam konvensi/ Tergugat dalam Rekonvensi,
DALAM KONVENSI:
Bahwa pada pokoknya Tergugat dalam konvensi menolak dalil-dalil yang telah diajukan oleh
Penggugat konvensi sebagaimana yang terdapat dalam gugatan Perbuatan Melawan Hukum
nomor 11/PDT.G/2021/PN. TJK, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat
konvensi:
DALAM EKSEPSI:
1. Gugatan Penggugat konvensi Kurang Pihak (Ekseptio Plurium Litis Consortium)
Bahwa eksepsi terhadap gugatan Penggugat dalam konvensi mengenai gugatan kurang
pihak (ekseptio plurium litis consortium) Tergugat Konvensi Sampaikan yang dijadikan
rujukan dasar gugatan Penggugat Konvensi adalah Sertifikat nomor 253 tahun 2015 seluas
226 m2, yang terletak dijalan Nunyai Gang Kibol Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa
dan Surat Induk Sertifikat Hak Milik Nomor 58 tahun 1991 yang terletak di Jalan Nunyai
Kelurahan Raja Basa Kota Bandar Lampung,
Tergugat Konvensi sampaikan dengan ini bahwa Tergugat Konvensi yaitu Tri Joko Sumedi
telah membeli tanah tersebut dari Bpk.Drs. Abadi dengan dasar surat jual beli tanah yang
berada di lokasi tanah Blok Way Redak (saat ini sudah berubah nama menjadi Gang
Kibol)yang luasnya kurang lebih 240 m 2 (dua ratus empat puluh meter persegi) yang pada
awalnya pada tahun 1993 dengan harga Rp.6.000.000 (enam juta rupiah) dibayar tunai
dari Bpk. Tri Joko Sumedi kepada. Drs. Abadi dengan di kuatkan dengan kwitansi
tertanggal 12 September 1993 dan ditahun yang sama Drs. Abadi membeli tanah tersebut
dari Suhaimi dengan mengacu Akta Jual Beli 341/V/KDT/1993 yang pada awalnya tanah
tersebut berasal dari Sertifikat Induk No.9822/Rj.B An. Usman Sutan Tuan, dengan Surat
Ukur Nomor : 2219/1991 dengan luas tanah 49.210 M2.
Sebagai pihak-pihak yang ikut ambil bagian atau sebagai Pihak Penjual atas tanah yang
sekarang menjadi Objek Perkara a quo, Oleh karenanya berdasar hal tersebut,
gugatan Para penggugat konvensi patut dinyatakan kurang pihak, maka sudah
seharusnya ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklaard) ; hal ini sejalan dengan
Bahwa dalam perkara a quo Penggugat tidak menjelaskan dasar hukum (rechts grond)
yang jelas dan juga tidak menjelaskan dasar fakta (fetelijke grond). Gugatan a qou tidak
memenuhi syarat formil. Sehingga gugatan a qou tidak jelas dan tidak tertentu (een
duideljke en bepaalde conclusive).
Bahwa Penggugat dalam posita poin 2 halaman 1 dan poin 11 halama 4 menyatakan
bahwa tanah yang menjadi objek perkara a quo didapat dan berasal dari Surat Induk
Sertifikat Hak Milik Nomor 58 tahun 1991 yang dibeli dari Usman Sutan Tuan, sedangkan
dalam kenyataan dan fakta yang sebenarnya adalah tanah yang menjadi objek
dalam perkara a quo seharusnya berasal dari Sertifikat Hak Milik No.9822/Rj
An. Usman Sutan Tuan, dengan Surat Ukur Nomor : 2218/1991 dengan luas
tanah 49.210 m2 dan bukan berasal dari Surat Induk Sertifikat Hak Milik Nomor
58 tahun 1991 yang dibeli dari Usman Sutan Tuan, hal ini sangat tidak relevan
karena Penggugat Konvensi dalam gugatanya mempunyai dasar hukum yang tidak benar
dan sangat keliru terhadap gugatan yang Penggugat Konvensi ajukan sehingga gugatan
Penggugat Konvensi ajukan dalam perkaea a quo kehilangan legal standing.
Ketentuan tersebut sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Jo.
Yurisprudensi Jawa Barat, antara lain:
Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 447 K/Sip/1976, tanggal 20 Oktober 1976,
menyatakan :
"Gugatan yang tidak sempurna menurut ketentuan hukum acara, karena
adanya kekeliruan harus dinyatakan tidak dapat diterima”.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas telah jelas bahwa gugatan Penggugat Konvensi dalam
perkara a quo tidak jelas (kabur) dan tidak memiliki legal standing dalam mengajukan gugatan,
sehingga gugatan Penggugat sekarang ini dapat dikualifikasikan sebagai gugatan yang tidak
jelas/kabur (obscuur libel), oleh karenanya perlawanan Pelawan sepatutnya harus dinyatakan
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);
Bahwa dalam perkara a quo tidak ada perbuatan dari Tergugat dan Turut Tergugat
Konvensi yang telah bertentangan dengan hukum karena segala tindakan yang telah
dijalani oleh Tergugat telah sesuai dengan koridor hukum yang ada.
2. Bahwa jawaban terhadap Gugatan Penggugat dalam posita poin 1 (satu) halaman 2 yang
mendalilkan prihal dasar Penggugat Konvensi pada tanah pekarangan seluas 226 m 2
dengan berdasarkan nomor sertifikat 253 tahun 2015, yang terletak di Jalan Nunyai Gang
Kibol Kelurahan Rajabasa Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Prov.Lampung
dengan batas-batas
- Sebelah Utara berbatasan dengan : Mawar Diana/Prianto
- Sebelah Selatan berbatasan dengan : Jalan
- Sebelah Timur berbatasan dengan : Herlis
- Sebelah barat berbatsan dengan : Susilo Supriantoko
Pada tahun yang sama Bpk.Drs.Abadi sebelumnya membeli dari Suhaimi (AJB No.
341/V/KDT/1993) yang dikuatkan dengan Surat Keterangan Tanah yang ditandatangani
Kepala Desa Raja Basa Marbawi Abdullah,B.A dengan Mahyuzar Mas’ud,S.H yang
mengetahui sebagai Camat Kedaton Bandar Lampung dan Berita Acara Pemeriksaan
Tanah dan Pernyataan Tua-tua Kampung tertanggal 23 Mei 1993 yang mana asal usul
awalnya berasal dari Sertifikat Induk Sertifikat Hak Milik No.9822/Rj An. Usman Sutan
Tuan, dengan Surat Ukur Nomor : 2218/1991 dengan luas tanah 49.210 m 2 dan bukan
berasal dari Surat Induk Sertifikat Hak Milik Nomor 58 tahun 1991 yang dibeli dari Usman
Sutan Tuan dengan batas-batas:
Berdasarkan hal itu Tergugat memiliki legal standing dalam memiliki dan menempati atas
tanah Blok Way Redak (saat ini sudah berubah nama menjadi Gang Kibol)yang luasnya
kurang lebih 240 m2 tersebut.
3. Bahwa jawaban terhadap Gugatan Penggugat dalam posita poin 2 (dua) dan 3 (tiga)
halaman 2 yang mendalilkan prihal tanah pekarangan dimaksud diperoleh Penggugat dari
membeli kepada Bapak Ustman Sutan Tuan selaku pemilik sah atas tanah dimaksud
berdasarkan Surat Induk Sertifikat Hak Milik Nomor 58 tahun 1991 yang terletak di Jalan
Nunyai Kelurahan Raja Basa Kec. Raja Basa Kota Bandar Lampung dan menjadi dasar ada
dan terbentuknya sertifikat milik Pengugat nomor sertifikat 253 tahun 2015.
Sedangkan yang menjadi jawaban Tergugat akan hal itu adalah dasar sertifikat awal atau
induk Tergugat pada mulanya adalah Sertifikat Hak Milik No 9822 a/n Ustman Sutan
Tuan tahun 1991 seluas 49.210 M2 dengan Surat Ukur Nomor : 2219/1991 bukan
4. Bahwa jawaban terhadap Gugatan Penggugat dalam posita poin 4 (empat) halaman 2
yang mendalilkan prihal Penggugat dan Keluarga sering meninjau, melihat serta
membersihkan tanah dalam objek perkara, akan tetapi pada tahun 2017 mengecek
kelokasi Penggugat kaget dan terkejut ada bangunan yang berdiri berupa garasi mobil
diatasnya
Bahwa Tergugat Konvensi dampaikan bahwa pada faktanya Turut Tergugat sudah
membangun Garasi Mobil beserta pagar bambu keliling dalam objek tanah perkara a quo
sejak tahun 2013 dan diatas tanah tersebut ditanami oleh Turut Tergugat pohon pisang
dan singkong hal ini membuktikan bahwa apa yang menjadi alasan pada posita gugatan
yang di buat Penggugat yang menyebutkan bahwa penggugat telah melihat, meninjau
serta membersihkan objek tanah perkara a quo adalah tidak benar atau sangat mengada-
ngada serta menjadi pertanyaan kenapa Penggugat sebelum membeli tanah tersebut tidak
mengecek atau melihat objek tanah perkara a quo.
5. Bahwa jawaban terhadap Gugatan Penggugat dalam posita poin 5 (lima),6 (enam) dan
7(tujuh) halaman 2 dan 3 yang pada pokoknya menjelaskan mengenai upaya Persuasif
yang dilakukan oleh Pengugat Komvensi untuk meyakinkan bahwa objek tanah perkara a
quo adalah milik penggugat adalah sampai saat ini Tergugat dan Turut tergugat Komvensi
sangat yakin dengan dokumen-dokumen pendukung yang Tergugat miliki serta keteranga
saksi fakta, saksi batas dan saksi lokasi yang sangat berdekatan dengan objek tanah
perkara a quo, serta penguasaan objek fisik tanah perkara a quo yang sekarang dikuasai
oleh Turut Tergugat berdasarkan ijin dari Tergugat maka dari itu bahwa benar dalam hal
ini objek tanah perkara a quo adalah benar milik dan hak Tergugat Konvensi.
6. Bahwa Tergugat Konvesi tidak perlu menjawaban terkait Gugatan Penggugat dalam posita
poin 8 (empat) halaman 3 karena memang benar begitu adanya.
Tergugat Konvensi dalam jawabanya menerangkan dalam hal ini Tergugat Konvensi yaitu
Tri Joko Sumedi membeli tanah tersebut dari Bpk.Drs. Abadi dengan dasar surat jual beli
atas tanah Blok Way Redak (saat ini sudah berubah nama menjadi Gang Kibol) yang
luasnya kurang lebih 240 m2 (dua ratus empat puluh meter persegi) pada tahun 1993 dibeli
dengan harga Rp.6.000.000 (enam juta rupiah) dibayar tunai dari Bpk. Tri Joko Sumedi
kepada Bpk. Drs. Abadi dengan di kuatkan dengan kwitansi tertanggal 12 September 1993
dan Pada tahun yang sama Bpk.Drs.Abadi sebelumnya membeli dari Suhaimi (AJB No.
341/V/KDT/1993) yang dikuatkan dengan Surat Keterangan Tanah yang ditandatangani
Kepala Desa Raja Basa Marbawi Abdullah,B.A dengan Mahyuzar Mas’ud,S.H yang
mengetahui sebagai Camat Kedaton Bandar Lampung dan Berita Acara Pemeriksaan
Tanah dan Pernyataan Tua-tua Kampung tertanggal 23 Mei 1993, yang mana dalam
peristiwa hukum ini Tergugat yaitu Tri Joko sebagai pembeli dilindungi oleh hukum dan
memiliki kekuatan hukum yang mengikat berdasarkan :
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 7 tahun 2012 Didalam butir ke-IX dirumuskan
bahwa:
- “Perlindungan harus diberikan kepada pembeli yang itikad baik sekalipun kemudian
diketahui bahwa penjual adalah orang yang tidak berhak”
- “Pemilik asal hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada Penjual yang tidak
berhak.”
8. Bahwa dalam gugatan Penggugat Kovensi dalam posita poin 10 (sepuluh) halaman 4 yang
mendalilkan prihal bahwa Tergugat Konvensi secara melawan hukum tanpa sepengetahuan
dan seijin dari Pemilik tanah yaitu Penggugat Konvensi dengan menyuruh Turut Tergugat
Konvensi mendirikan bangunan berupa garasi mobil di atas tanah objek perkara a quo
merupakan kategori Perbuatan Melawan Hukum.
Bahwa Tergugat Konvensi Dalam Jawabanya menerangkan bahwa sungguh aneh jikalau
Tergugat Konvensi yang mempunyai dokumen-dokumen legal standing dari tahun 1993
yaitu AJB 341/V/KDT/ Tahun 1993 atas tanah Blok Way Redak (saat ini sudah berubah
nama menjadi Gang Kibol)yang luasnya kurang lebih 240 m 2 (dua ratus empat puluh meter
persegi) yang pada tahun 1993 dibeli dengan harga Rp.6.000.000 (enam juta rupiah) yang
9. Bahwa dalam gugatan Penggugat Konvensi dalam posita poin 11 (sebelas) halaman 4 yang
mendalilkan prihal asal – usul tanah yang diperoleh Penggugat dari membeli kepada Bapak
Ustman Sutan Tuan selaku pemilik sah atas tanah dimaksud berdasarkan Surat Induk
Sertifikat Hak Milik Nomor 58 tahun 1991 yang terletak di Jalan Nunyai Kelurahan Raja
Basa Kec. Raja Basa Kota Bandar Lampung dan menjadi dasar ada dan terbentuknya
sertifikat milik Pengugat nomor sertifikat 253 tahun 2015.
10. Bahwa dalam gugatan Penggugat Konvensi dalam posita poin 11 (sebelas) alinea ke 8
sampai dengana posita poin ke 15 halaman 4 dan 5 yang mendalilkan prihal pada
pokonya apa yang dilakukan oleh Tergugat dan Turut Tergugat Konvensi adalah termasuk
Perbuatan Melawan Hukum sehingga menyebabkan Penggugat Konvensi mengalami
kerugian atas perbuatan Pengugat Konvensi.
Bahwa Tergugat Konvensi sampaikan bahwa perbuatan melawan hukum diatur dalam
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), berbunyi : “tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
Dalam perkembangan teori perbuatan melawan hukum yang tersusun dalam J.M van
Dunne dan Gr. Van der Burght, Perbuatan Melawan Hukum (Pasal 1365 KUH Perdata),
diterjemahkan oleh Lely Nirwana, Dewan Kerjasaman Ilmu Hukum Belanda dengan
Indonesia, Proyek Hukum Perdata. Semarang 22 Agustus – 3 September 1988 yang
dikutip oleh Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta : Program Pascasarjana
FHUI,2003),hlm.38. Yang menerangkan bahwa terdapat hal-hal yang menghilangkan sifat
melawan hukum :
Seperti halnya dalam hukum Pidana, demikian pula dalan hukum perdata, adalakanya
terdapat hal-hal yang menghilangkan sifat melawan hukum (alasan pembenar). Ada 4
(empat) yang pada umumnya telah lazim sebagai alasan pembenar yaitu :
Bahwa jika berdasarkan hal tersebut diatas apa yang di lakukan Tergugat dan Turut
Tergugat Konvensi bukan merupakan tindakan perbuatan melawan hukum karena
perbuatan tersebut memiliki “alasan pemaaf” yang bersifat “relatif” karena perbuatan
tersebut semata-mata hanya untuk melindungi Hak Pribadi dari Tergugat Konvensi yang
dimana Tergugat Konvensi meyakini bahwa tanah yang menjadi objek perkara a quo
adalah benar hak milik yang mempunyai dasar kekuatan hukum seperti yang sudah
dijelaskan oleh Tergugat Konvensi dalam dalil-dalil sebelumnya.
Bahwa berdasarkan eksepsi dan jawaban-jawaban dalam pokok perkara diatas dengan ini
Terlawan memohon kepada Majelis Hakim perkara perdata dengan nomor:
11/Pdt.G/2021/PN.Tjk pada Pengadilan Negeri Tanjungkarang untuk dapat memberikan
putusan sebagai berikut:
Dalam Rekonvensi
DALAM EKSEPSI :
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan gugatan Penggugat Kurang Pihak
3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak jelas/ kabur (obscuur libel);
4. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklaard).
Atau jika majelis hakim dalam perkara dalam perkara a quo memiliki pendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya.
Hormat Kami
LAW FIRM GRAHA YUSTICIA
DEFRI JULIAN, S.H HANAFI SAMPURNA, S.H GHONIYU SATYA I , S.H., M.H