Anda di halaman 1dari 19

YURISPRUDENSI PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SETELAH PERCERAIAN

NAMA: MUHAMMAD BOMA ADICHANDRA


NIM : 20170610017
Mata kuliah : Hukum keluarga dan waris
Dosen pengampu : Endang Heriyani,S.H.,M.HUM.
KELAS :F

PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM


FAKULTAS : HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
PUTUSAN
No :656 K / pdt/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHNAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam
perkara :
NAMA : SOEMADIYONO,
Alamat: Perumahan Tambak Mas No.102, Jalan Godean, Desa Ngestiharjo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul dalam hal ini diwakili oleh Binsar Sitorus, SH., Julianti S. Sitorus,
SH., B. Maruli, H.P. Sitorus, SH.,M.Hum, Harapan Silalahi, SH., Advokat dan Konsultan
Hukum Law Office “Sitorus & Associates”, berkantor di Komplek Ketapang Indah Blok A-1
No. 12 A, Jl. K.H. Zainal Arifin, Jakarta Barat
berdasarkan Surat Kuasa Khusus pada tanggal 10 Juni 2011, Pemohon Kasasi dahulu
Tergugat/Pembanding; m e l a w a n:
NAMA : CLAUDIA MERISCA SANJAYA
Alamat: di Perumahan Tambak Mas No. 102, Jl.Godean Km 4, Desa Ngestiharjo,
Kec.Kasihan, Kab.Bantul. Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa
dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai
Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi sebagai Tergugat di muka
persidangan Pengadilan Negeri Bantul pada pokoknya atas dalil-dalil: Bahwa, pada tanggal
22 Februari 1998 antara Penggugat dengan Tergugat telah melaksanakan perkawinan di
Kantor Catatan Sipil Kotamadya Dati II Semarang;
Bahwa selama perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai satu anak
kandung yaitu :
Nama : JEFFERSON AURELIO FERDINAND,
Lahir tanggal 13 Mei 2002 di Sleman,
jenis kelamin laki-laki;
Bahwa ternyata perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat tidak merupakan
perkawinan yang bahagia sebagaimana diharapkan oleh Pasal 1 UU No. 1 tahun 1974.
tentang Perkawinan.Bahwa sumber perselisihan tersebut adalah : terjadinya percekcokan
secara terus menerus yang tidak dapat didamaikan,dimulai sejak awal bulan Februari
tahun 2004 sampai sekarang. Bahwa salah satu yang menjadi alasan terjadinya
percekcokan tersebut adalah Tergugat tidak mampu memberikan nafkah lahir dan batin
dalam keluarga sehingga khusus untuk kebutuhan keluarga terpaksa Penggugat harus
menanggulanginya dengan bekerja. Bahwa adapun biaya hidup yang harus disediakan
setiap bulannya untuk membiayai kebutuhan rumah tangga adalah sebesar Rp. 5.000.000,-
(lima juta rupiah). Yang mana biaya tersebut adalah wajib ditanggung oleh Tergugat tetapi
biaya tersebut tidak dipenuhi oleh Tergugat yang diperhitungkan sejak awal bulan Februari
tahun 2004 sampai perkara ini dinyatakan berlaku tetap dan pasti; Bahwa meskipun antara
Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal menjadi satu, tetapi tidak ada komunikasi
atau hubungan selayaknya sebagai suami istri atau pisah ranjang dan meja makan. Bahwa
upaya perdamaian telah dilakukan dengan melibatkan keluarga tetapi percekcokan itu
tidak bisa didamaikan. Bahwa karena anak Penggugat dengan Tergugat masih dibawah
umur maka secara hukum anak tersebut adalah dibawah asuhan ibu kandungnya
(Penggugat), maka perlu dipertimbangkan juga tentang kewajiban Tergugat untuk
membiayai pendidikan dan kebutuhan hidup anak tersebut sampai ia mandiri. Bahwa
selama perkawinan telah diperoleh harta perkawinan (gonogini) adalah sebagai berikut:
1. Barang tidak bergerak (tanah dan bangunan rumah) : 1. SHM No.06368, Surat Ukur
tanggal 22-01-2002, No. 01407/ Ngestiharjo/ 2002, luas 5732, atas nama Soemadiyono
terletak di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul;
2. HGB No. 614 , Desa Ngestiharjo, Gambar Situasi tanggal 15-12-1993 No. 10.407, luas 164
m² atas nama pemegang hak Soemadiyono. Terletak di Desa Ngestiharjo, Kec.Kasihan,
Kab.Bantul.
3. HGB No.615 Desa Ngestiharjo, Gambar situasi tanggal 15-12-1993, No. 10.408 luas 27
m², atas nama pemegang hak Soemadiyono, terletak di Desa Ngestiharjo, Kec. Kasihan,
Kab.Bantul.
Barang bergerak :
1. Spring bed set 180x200 jumlah = 1 unit;
2. Spring bed set 160x200 jumlah = 1 unit;
3. Almari kaca (uhiwa) jumlah = 2 unit;
4. Almari TV besar (putih/hijau) jumlah = 1 unit;
5. Kursi tamu set (hijau) jumlah = 1 unit;
6. Kursi tamu set (kuning/hitam) = 1 unit;
7. Kitchen Set (Uchiwa) = 1 unit;
8. Meja makan set = 1 unit
9. Kompor 4 tungku (einfach) = 1 unit;
10.Lemari es 2 pintu (Sharp) = 1 unit;
11.Dispenser (Uchida) = 1 unit;
12.Mesin cuci (Samsung) = 1 unit;
13.Mobil Timor 97 No.Pol BM 1154 LO = 1 unit;
14.Mobil Twin Camp 91 No.Pol AD 7974 FC = 1 unit;
15.Toyota GL 84 No.Pol. AB 7212 WE = 1 unit;
16.Motor Honda Supra Fit (NOPOL ?) = 1 unit

Bahwa harta perkawinan (gono-gini) dalam bentuk barang bergerak dan tidak bergerak
tersebut haruslah dibagi dua : 1/2 merupakan hak/bagian Penggugat dan ½ merupakan
hak/bagian Tergugat, Bahwa untuk menjamin dan melindungi hak-hak Penggugat atas
barang tidak bergerak dan bergerak atas harta perkawinan (gono-gini) sebagaimana terurai
pada point 8 tersebut maka perlu dilakukan sita jaminan atas barang-barang harta
perkawinan tersebut; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Terggugat mohon kepada
Pengadilan Negeri Bantul agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan atas

obyek sengketa dan selanjutnya menuntut kepada Pengadilan Negeri tersebut supaya
memberikan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 1998 di Kantor Catatan Sipil Kotamadya Dati II
Semarang, putus karena perceraian;
3. Menyatakan secara hukum bahwa biaya pendidikan dan kebutuhan hidup anak
kandung Penggugat dan Tergugat nama : JEFFERSON AURELIO FERDINAND adalah
tanggung jawab Penggugat dan Tergugat secara bersama-sama;
4. Menyatakan secara hukum JEFERSON AURELIO FERDINAND dalam asuhan Penggugat;
5. Menyatakan secara hukum bahwa Tergugat wajib untuk menyerahkan biaya hidup
sebesar Rp 5.000.000,- (lima Juta Rupiah) setiap bulannya kepada Penggugat terhitung
sejak Februari 2004 sampai perkara ini dinyatakan secara hukum berlaku tetap dan pasti;
6. Menyatakan secara hukum bahwa harta perkawinan (gono-gini) berupa barang tidak
bergerak dan barang bergerak sebagaimana terurai dalam pokok gugatan ini dibagi dua : ½
menjadi hak Penggugat dan ½ menjadi hak Tergugat;
7. Menyatakan syah dan berharga penyitaan terlebih dahulu atas barang tidak bergerak
dan barang bergerak sebagaimana harta perkawinan (gono-gini) yang terurai dalam pokok
gugatan ini yaitu :

A. Barang tidak bergerak (tanah dan bangunan rumah) :


1. SHM No.06368, Surat Ukur tanggal 22-01-2002, No. 01407/ Ngestiharjo/2002, luas
5732, atas nama Soemadiyono terletak di Desa Ngestiharhjo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul.
2. HGB No. 614, Desa Ngestiharjo, Gambar Situasi tanggal 15-12-1993 No. 10.407, luas 164
m² atas nama pemegang hak Soemadiyono. Terletak di Desa Ngestiharjo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul;
3. HGB No.615 Desa Ngestiharjo, Gambar situasi tagl 15-12-1993, No. 10.408 luas 27 m²,
atas nama pemegang hak Soemadiyono, terletak di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten bantul;

8.Menghukum tergugat untuk membayar perkara yang timbul dalam perkara ini

Bahwa gugatan Penggugat terlalu dini atau Prematur/Prematur, mendahului sebelum


waktunya. Gugatan gono-gini hanya dapat dilakukan setelah perkawinan putus karena
perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap. Bahwa gugatan Penggugat Prematur,
diibaratkan bayi lahir sebelum waktunya, perceraian belum diputuskan, pembagian gono-
gini dimintakan untuk diputuskan sekaligus. Gugatan Penggugat sebelum waktu itu tiba,
Gugatan Penggugat belum dapat diterima untuk pembagian gono-gininya di Pengadilan,
karena masih Prematur dalam arti gugatan yang diajukan masih terlampau dini, gugatan
Penggugat mengandung cacat premature, oleh karena itu gugatan Penggugat haruslah
dinyatakan tidak dapat diterima.
Sebagaimana dalam bukunya YAHYA HARAHAP, S.H dalam HUKUM ACARA PERDATA Hal.
444, “Gugatan yang diajukan Prematur, menjadi dasar bagi hakim untuk menjatuhkan
Putusan Negatif dalam bentuk Gugatan dinyatakan tidak dapat diterima”.

Yurispudensi Mahkamah Agung No. 2205 K/Pdt/1981, tidak benar menggabungkan


gugatan perceraian dengan pembagian harta bersama, menurut putusan itu, hukum acara
tidak membolehkan penggabungan antara gugatan cerai dengan pembagian harta
bersama. Alasan yang sering diajukan, antara kedua gugatan masing-masing berdiri sendiri.
Gugatan perceraian berada didepan dan pembagian harta bersama berada dibelakang.
Gugatan Harta Bersama berdasarkan hukum acara baru dapat muncul setelah gugatan
perceraian memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap. Dengan tidak boleh
digabung. Bahwa gugatan Penggugat obscuur libel (kabur dan tidak, rancu dan tidak terang
atau isinya gelap (Onduidelijk), formulasi gugatannya tidak jelas, sedangkan gugatan harus
memenuhi syarat formil, dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas (Duidelijk), dimana
dalam perkara ini gugatan Penggugat telah mencampuradukkan atau Penggugat telah
menggabungkan antara gugatan perceraian dengan gugatan pembagian harta benda
dalam perkawinan (gono-gini), jika kedua hal tersebut digabungkan akan menjadikan
gugatan kacau balau (obscuur libel), dan berdasarkan ketentuan dalam hukum acara
perdata gugatan pembagian harta bersama dilarang diajukan bersama-sama dengan
gugatan perceraian (Gugatan Pembagian harta gonogini tidak dapat diajukan bersamaan
dengan gugatan perceraian) gugatan gono-gini hanya dapat diajukan setelah putusan
perceraian mempunyai kekuatan hukum tetap/inkracht. Sebagaimana dikutip dari
Yurisprudensi Mahakamah Agung No. 913 K/ Sip/1982, tanggal 21 Mei 1983, yang
menyatakan “Gugatan mengenai perceraian tidak dapat digabungkan dengan gugatan
harta benda perkawinan” dan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 1020 K/Pdt/1986,
tanggal 29 September 1987, yang mengatakan “….demikian pula tuntutan pembagian
harta bersama tidak dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian”; Bahwa
dikarenakan gugatan Penggugat Rancu : tidak jelas; kabur (obscuur libel), maka gugatan
Penggugat, haruslah dinyatakan tidak dapat diterima untuk seluruhnya. menimbnag bahwa
terhadap gugatan tersebut Penggugat mengajukan gugatan balik (rekonvensi) pada
pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut: Bahwa dalil-dalil Tergugat dalam eksepsi dan
jawaban konvensi, mohon dianggap berlaku pula dalam gugatan rekonvensi ini; Bahwa
Selanjutnya Tergugat dalam Konvensi, mohon Disebut sebagai Penggugat Rekonvensi,
sedangkan Penggugat dalam. Konvensi, Mohon Disebut sebagai Tergugat Rekonvensi;
Bahwa mengenai hak mengasuh dan memelihara anak, mohon ditetapkan ada pada
Penggugat Rekonvensi, dikarenakan Jefferson Aurelio Ferdinand masih membutuhkan
kasih sayang dan bimbingan orang tuanya, selama ini Tergugat Rekonvensi tidak pernah
mencerminkan sebagai Ibu yang baik, sering marah - marah, membentak-bentak dan
memperlakukan dengan kasar, sehingga anak tersebut menjadi anak tertutup, dan perlu
diketahui bahwa Anak tersebut tidak dilahirkan dari Rahim Penggugat, sehingga anak
tersebut hanya dipergunakan sebagai sarana memoroti dan memeras Tergugat saja.
Apabila hak pengasuhan dan pemeliharaan anak tersebut diberikan pada Penggugat
Rekopensi, maka Penggugat Rekovensi jamin akan mendidik anak tersebut, dengan penuh
kasih sayang, karena selama ini sehari - hari anak tersebut dirawat Penggugat Rekonvensi,
Penggugat Rekonvensi khawatir anak tersebut akan terlantar jika diberikan pada Tergugat
Rekovensi; Bahwa Selain Berdasarkan alasan tersebut diatas, sebagaimana ketentuan
dalam Undang - undang No. I Tahun 1974 Pasal 49 ayat (1) dijelaskan :
1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang
anak, atau lebih untuk waktu yang tertentu, atas permintaan orang tua lainnya, keluarga
anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa, atau pejabat
berwenang, dengan Keputusan Pengadilan dalam hal – hal

a.) Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya.


b. Ia berkelakuan buruk sekali". Bahwa dikarenakan prilaku Tergugat Rekonvensi sangat
buruk, sering keluar malam, berganti - ganti PIL ( Pria Idaman Lain ), dan hal buruk lainnya,
maka dikhawatirkan anak tersebut tidak akan tumbuh sebagai anak yang normal, seperti
anak - anak pada umumnya, maka adalah wajar apabila pengasuhan dan pemeliharaan
Jefferson Aurelio Ferdinand diberikan pada Penggugat Rekonvensi;

Bahwa Mengenai Harta Gono - Gini Yang Dimintakan oleh Tergugat Rekonpensi antara lain:
a.HGB No. 614, Desa Ngestiharjo, Gambar Situasi tgl. 15 - 12 - 1993 No. 10.407, SELUAS =
164 M2, atas nama Soemadiyono, Terletak Di Desa Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul
Dikenal dengan Perumahan Tambak Mas No. 102, Jl. Godean Km. 4, Yogyakarta;
b.HGB No. 615, Desa Ngestiharjo, Gambar Situasi tgl. 15 - 12 - 1993 No. 10.408, SELUAS =
27 M2, atas nama Soemadiyono, Terletak Di Desa Ngestiharjo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul
Dikenal dengan Perumahan Tambak Mas No. 102, Jl. Godean Km. 4, Yogyakarta;

Bahwa atas kedua harta tersebut diatas, merupakan harta bawaan atau harta yang
diperoleh sebelum perkawinan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi,
dimana kedua sertifikat tersebut dikuasai oleh Tergugat Rekonvensi sebelum perkawinan
hingga saat ini, dikarenakan harta tersebut merupakan harta bawaan, sebagai bukti tanah
dan bangunan tersebut diperoleh Penggugat Rekonvensi pada Tahun 1995, Jauh sebelum
Penggugat Rekonvensi Menikahi Tergugat Rekonvensi, maka atas harta tersebut, Harus
Ditetapkan sebagai Harta Bawaan dan menjadi hak milik Penggugat Rekonvensi, serta
memerintahkan kepada Tergugat Rekonvensi.
untuk mengembalikan sertifikat tersebut dengan segera kepada Penggugat Rekonvens si.
Bahwa dikarenakan perbuatan Tergugat Rekonvensi menguasai Sertifikat pada point 4 a
dan b), dimana sertifikat dan bangunan tersebut milik Penggugat Rekonvensi dan diperoleh
sebelum perkawinan, maka menjadi harta bawaan, terhadap tanah dan bangunan yang
merupakan harta bawaan, sudah seharusnya terhadap tanah dan bangunan milik,
Penggugat Rekonvensi yang terbukti dibeli Sejak Tahun 1995, Sebelum perkawinan terjadi,
untuk ditetapkan menjadi hak milik Penggugat Rekonvensi, dan Tergugat Rekonvensi harus
segera mengembalikan sertifikatnya, pada Penggugat Rekonvensi tanpa syarat. Bahwa
perbuatan Tergugat Rekonvensi menguasai rumah dan sertifikat milik Penggugat
Rekonvensi, merupakan Perbuatan Melawan Hukum, maka Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, sudah seharusnya memutuskan untuk menetapkan, agar
Tergugat Rekonvensi segera mengembalikan kedua sertifikat tersebut diatas, kepada
Penggugat Rekonvensi tanpa syarat, dan kepada Tergugat Rekonvensi agar diperintahkan
untuk segera meninggalkan rumah milik Penggugat Rekonvensi yang dikuasai oleh
Tergugat Rekonvensi, terhitung sejak diputuskannya perkawinan karena perceraian.

c) .SHM No. 06368, surat ukur Tgl. 22 - 01 - 2002 No. 01407, SELUAS = 673 m², atas nama
Soemadiyono, terletak di desa Ngestiharjo, dibangun selama perkawinan tetapi uang yang
digunakan untuk membangun rumah tersebut, didapatkan dari pinjaman pada pihak Lain,
dimana tanah dan bangunan tersebut, dijadikan jaminan hutang kepada pihak ketiga,
kurang lebih sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), sebagaimana bukti-bukti
hutang yang dibuat oleh Penggugat Rekonvensi, hutang mana hingga saat ini belum
dibayar oleh Penggugat Rekonpensi, oleh karena itu hutang tersebut, harus ditanggung
bersama antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonvensi, dan menjadi hutang
gono-gini. Apabila Penggugat menghendaki Tanah dan Bangunan sebagai harta gono, - gini,
maka Penggugat juga harus menanggung seluruh hutang - hutang Tergugat yang ada,
selama perkawinan yang dipergunakan untuk membangun rumah tersebut.

Bahwa Selama Perkawinan Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi telah pernah
diperoleh harta bersama yang menjadi bagian dari harta gono - gini, harta tersebut sbb :
a. 1 (Satu) Unit HONDA CIVIC S5A MT/Vti - S, Warna Merah Metalik, Tahun 2001, No. Polisi
AB -1000 - CS, atas nama Claudia Merisca Sanjaya (Penggugat) yang dibeli oleh Penggugat
Rekonvensi, dengan Harga Rp 127.000.000,- (seratus dua puluh tujuh juta Rupiah ), Mobil
Tersebut dijual oleh Tergugat Rekonvensi tanpa persetujuan Penggugat Rekonvensi, dan
Hasilnya Dipergunakan untuk Kepentingan Pribadi Tergugat Rekonvensi;
b. 1 (Satu) Unit HONDA CRVS-102WDA/T, Warna Hitam, Tahun 2001 No. Polisi AB - 888 -
CS, atas nama Claudia Merisca Sanjaya (Penggugat) yang dibeli oleh Penggugat Rekonpensi
dengan Harga Rp 175.000.000,- (seratus tujuh puluh lima juta rupiah), Mobil Tersebut
dijual oleh Tergugat Rekonvensi tanpa persetujuan Penggugat Rekonvensi, dan hasilnya
dipergunakan untuk kepentingan pribadi Tergugat Rekonvensi.
c. 1 (Satu) Unit MERCEDES BENZ E 230 CLASSIC NVT, warna biru tua metalik, No. Polisi : AB
- 7369 - TE, Tahun 1996 atas nama Farids Setiawan, yang dibeli oleh Penggugat Rekonvensi
dengan Harga. Rp 147.000.000,- (seratus empat puluh tujuh juta rupiah), mobil tersebut
dijual oleh Tergugat Rekonvensi tanpa persetujuan Penggugat Rekonvensi, dan hasilnya
dipergunakan untuk kepentingan pribadi Tergugat Rekonvensi;
d. 1 (satu) unit mobil Timor Tahun 1997, No. Polisi BM - 1154 - LO, Yang dibeli oleh
Penggugat Rekonvensi Seharga Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah), mobil
tersebut pada saat ini dikuasai dan dipergunakan oleh Tergugat Rekonvensi.
e. 1 (satu) unit sepeda motor HONDA SUPRA FIT, No. Polisi AB -2027 - BZ, atas nama Daniel
Setyan seharga Rp 17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah), sepeda motor tersebut masih
dalam cicilan pada Lembaga Finance di Yogyakarta;
f. 1 (satu) unit bangunan rumah tinggal yang berdiri diatas Tanah Milik Tergugat
Rekonpensi berlokasi di A Pelamongan Sari No. 14, Kel. Pedurungan Kidul, Semarang,
sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).

Bahwa sebagian besar harta gono-gini masih dalam status hutang, maka hutang tersebut
harus dinyatakan sebagai hutang bersama dan harus ditanggung bersama pula; Bahwa
agar TIDAK ILLUSIONER gugatan Rekonvensi ini, maka Penggugat Rekonvensi,mohon agar
sudilah kiranya Majelis Hakim Yang
memeriksa dan mengadili perkara Ini, meletakkan sita jaminan atas bangunan yang berdiri
diatas tanah milik Tergugat Rekonvensi yang berlokasi di
A Pelamongan Sari No. 14, Kel. Pedurungan Kidul, Semarang Bahwa selain hutang
bersama, sebagian harta bersama yang telah dijual oleh Tergugat Rekonvensi, dan uangnya
dipergunakan untuk kepentingan pribadi Tergugat Rekonvensi, maka atas harta yang telah
dijual tersebut, Haruslah diperhitungkan sebagai Harta Bersama yang diperoleh selama
perkawinan, sehingga dengan putusnya perkawinan karena perceraian, maka harta
tersebut dibagi bersama, masing - masing setengah bagian; Bahwa apabila diperhitungkan
secara material dalam bentuk uang Rupiah, maka harta gono-gini selama perkawinan,
antara Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi sbb : Bahwa selain harta
kekayaan bersama sebagaimana diperhitungkan dalam point 9 diatas, selama perkawinan
antara Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi, juga telah terjadi hutang-
hutang yang timbul selama perkawinan sbb :
a. Harta bersama (gono-gini) berwujud mobil, diperhitungkan dengan nilai rupiah
seluruhnya, sebesar Rp 494.000.000,- (empat ratus sembilan puluh empat juta rupiah ).
b. Harta bersama (gono-gini) berwujud bangunan rumah di A Pelamongan Sari No. 14, Kel.
Pedurungan Kidul, Semarang sebesar Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).
c. Harta bersama (gono-gini) berwujud rumah SHM 06368 diperhitungkan dengan nilai
rupiah seluruhnya, sebesar Rp 1.200.000.000,- sehingga jumlah harta bersama selama
perkawinan seluruhnya (a + b + c) = Rp 2.094.000.000,- (dua milyar sembilan puluh empat
juta rupiah); Bahwa selain harta kekayaan bersama, sebagaimana diperhitungkan dalam
POINT 8 di atas, selama perkawinan antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat
Rekonpensi, juga telah terjadi hutang-hutang yang timbul selama perkawinan sbb :
a. Hutang pada Pihak Ketiga yang dipergunakan untuk membangun rumah sebagai harta
bersama pada sertifikat SHM No. 06368 sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

b. Hutang atas kepemilikan sepeda motor Honda SUPRA FIT No. Polisi AB - 2027 - BZ pada
Lembaga Pembiayaan di Yogyakarta; Sehingga jumlah hutang yang harus ditanggung
bersama (hutang yang timbul selama perkawinan), total sebesar Rp 1.017.000.000,- (satu
milyar tujuh belas juta rupiah); Bahwa oleh karena, harta kekayaan maupun hutang yang
ada, adalah diperoleh dan dibuat selama perkawinan, maka seharusnya dengan putusnya
perkawinan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi, Seluruhnya dibagi
sama (menjadi dua), masing-masing setengah bagian, akan tetapi oleh karena sebelum
perceraian Tergugat Rekonvensi telah pernah menjual harta bersama , dan uangnya
dipergunakan untuk kepentingan pribadinya maka bagian yang seharusnya diterima oleh
Tergugat Rekonvensi diperhitungkan dengan jumlah yang telah digunakannya.
1. Bahwa berdasarkan alasan tersebut pada point 10, maka sudah seharusnya harta
kekayaan tersebut, diperhitungkan pula seluruhnya dengan hutang - hutang yang ada,
bilamana diuraikan sbb :
a. Jumlah harta kekayaan seluruhnya Rp 2.094.000.000,
b. Jumlah hutang seluruhnya Rp 1.017.000.000,-
c. Sisa harta kekayaan Rp 1.077.000.000,-
d. Bagian yang sama masing - masing pihak : - Yaitu pihak Penggugat Rekonpensi 1/2
Bagian Rp 638.600.000,- - Yaitu pihak Tergugat Rekonpensi 1/2 Bagian Rp 538.500.000,-
Bahwa oleh karena selama sebelum putusnya perkawinan Tergugat Rekonvensi telah
menjual sebagian harta bersama (harta kekayaan), atau dengan kata lain Tergugat
Rekonvensi telah menggunakan harta kekayaan tersebut, untuk kepentingan pribadinya,
dengan menjual mobil Honda Civic, Honda CRV, Mercedes Benz, Bangunan rumah yang
berdiri di atas tanah milik Tergugat Rekonvensi Seharga Rp 400.000.000,- (empat ratus juta
rupiah), maka Yang seharusnya diterima oleh Tergugat Rekonvensi sejumlah Rp
538.500.000,- (lima ratus tiga puluh delapan juta lima ratus ribu rupiah), dan uang yang
pernah diterima secara pribadi oleh Tergugat Rekonvensi sebesar Rp 494.000.000,- (empat
ratus sembilan puluh empat juta rupiah), ditambah dengan Rp 400.000.000,- (empat ratus
juta rupiah),
sehingga hak Tergugat Rekonvensi menjadi minus sebesar Rp 355.500.000,- (tiga ratus
lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah). {(Rp 538.500.000,- - (Rp 494.000.000,- + Rp
400.000.000,-)} = - Rp. 355.500.000,- (tiga ratus lima puluh lima juta lima ratus ribu rupiah);
Bahwa dikarenakan bagian yang harus diterima oleh Tergugat Rekonvensi, adalah minus,
maka seharusnya Tergugat Rekonvensi dihukum harus mengembalikan atau membayar
kepada Penggugat Rekonvensi secara tunai dan sekaligus uang sebesar Rp 355.500.000,-
(tiga ratus lima puluh lima juta ratus ribu rupiah ). Bahwa dikarenakan Tergugat
Rekonvensi selaku istri telah melakukan perselingkuhan sejak tahun 2002, baik yang
dilakukan dengan pria yang berada di Semarang maupun di Yogyakarta, serta tabiat dan
perilaku yang tidak baik dari Tergugat Rekonvensi, maka Penggugat Rekonvensi juga
mengajukan tuntutan agar perkawinan antara Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat
Rekonvensi putus karena Perceraian, yang disebabkan adanya perselingkuhan yang
dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas
Penggugat dalam rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Bantul supaya
memberikan putusan sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi seluruhnya;
2. Menyatakan sah perkawinan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi
yang dilakukan pada tanggal 22 Februari 1998, Berdasarkan Akta Perkawinan No. 75/1998,
yang diterbitkan oleh Kantor Catatan Sipil Kodya Dati II Semarang;
3. Menyatakan secara hukum Perkawinan yang dilaksanakan Berdasarkan Akta Perkawinan
No. 75/1998, yang Diterbitkan oleh Kantor Catatan Sipil Kodya Dati II Semarang, putus
Karena perceraian
4. Menyatakan secara hukum hak pengasuhan dan pemeliharaan Anak yang bernama
Jefferson Aurelio Ferdinand diberikan kepada Penggugat Rekonpensi;
5. Menyatakan secara. hukum HGB No. 614, Desa Ngestiharjo, GS tgl. 15 -12 -1993, SU No.
10.407, SELUAS = 164 M2, atas nama SOEMADIYONO, terletak di Desa Ngestiharjo, Kec.
Kasihan, Kab. 13 Hal. 13 dari 24 hal. Put. No. 656 K/Pdt/2012Bantul, dikenal dengan
PERUMAHAN TAMBAK MAS No. 102, X. Godean Km. 4, Yogyakarta, merupakan harta
bawaan Penggugat Rekonpensi adalah sah menurut hokum
6. Menyatakan secara hukum HGB No. 615, Desa Ngestiharjo, GS tgl. 15 -12 -1993, SU No.
10.408, SELUAS = 27 M2, atas nama SOEMADIYONO, terletak di Desa Ngestiharjo, Kec.
Kasihan, Kab. Bantul, dikenal Dengan PERUMAHAN TAMBAK MAS No. 102, JI. Godean Km.
4, Yogyakarta, merupakan harta bawaan Penggugat Rekonpensi adalah sah menurut
hokum
7. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk menyerahkan Kepada Penggugat Rekonvensi ,
sertifikat HGB No. 614, dan HGB No. 615, atas nama Penggugat Rekonvensi segera dan
seketika tanpa syarat;
8. Menghukum Tergugat Rekonvensi Untuk segera meninggalkan rumah yang terbukti
sebagai harta bawaan Penggugat Rekonvensi adalah sah menurut hukum yang telah
dikuasai oleh Tergugat Rekonvensi.
9. Menyatakan sah menurut Hukum bukti-bukti Pinjaman Penggugat Rekonvensi terhadap
pihak ketiga;
10.Menyatakan Barang - barang Bergerak Berupa MOBIL HONDA CRV HONDA CIVIC,
MERCEDES BENZ, TIMOR sebagaimana dalam URAIAN POINT 5 adalah sebagai harta gono
gini
11.Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan atas bangunan rumah yang berdiri diatas
tanah milik Tergugat Rekonvensi yang berlokasi di Pelamongan Sari No. 14, Kel.
Pedurungan Kidul, Semarang;
12.Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk mengembalikan uang kepada Penggugat
Rekonpensi, Sebesar Rp. 355.500.000,- (tiga tatus lima puluh lima juta lima ratus ribu
rupiah ). 13.Menghukum Tergugat Rekonvensi Untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara Ini.
DENGAN MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI : • Menyatakan Eksepsi dari Pembanding/semula Tergugat Konvensi /
Penggugat Rekonvensi tidak diterima;
DALAM POKOK PERKARA :
DALAM KONVENSI
• Mengabulkan gugatan Terbanding/semula Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi
untuk sebagian;
• Menyatakan bahwa perkawinan antara Terbanding/semula Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi dengan Pembanding/ semula Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 1998 di Kantor Catatan Sipil
Kotamadya Dati II Semarang putus karena perceraian;
• Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bantul untuk mengirimkan
turunan/salinan putusan perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul dan Kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang agar mencatat perceraian
tersebut dengan catatan yang disediakan untuk menerbitkan Akta Perceraian antara
Penggugat dan Tergugat
; • Menyatakan secara hukum bahwa biaya pendidikan dan kebutuhan hidup anak
kandung Terbanding/semula Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi dengan
Pembanding/semula Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi nama : JEFFERSON
AURELIO FERDINAND adalah tanggung jawab Terbanding/semula Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi dengan Pembanding/ semula Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi secara bersama-sama;
• Menyatakan secara hukum JEFFERSON AURELIO FERDINAND yang lahir di Sleman pada
tanggal 13 Mei 2002 berada dalam asuhan Terbanding/ semula Penggugat Konvensi
/Tergugat Rekonvensi ;
• Menolak gugatan Terbanding/semula Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk
selebihnya ;

DALAM REKONVENSI :
• Menyatakan gugatan Pembanding/semula Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi
tidak dapat diterima
DALAM KONVENSI DAN DALAM REKONVENSI :
• Menghukum Pembanding/semula Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk
membayar biaya perkara dalam dua tingkat peradilan ,yang ditingkat banding sebesar Rp.
150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah).

Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada


Tergugat/Pembanding pada tanggal 30 Mei 2011 kemudian terhadapnya oleh
Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 10 Juni 2011 oleh Tergugat/Pembanding diajukan permohonan kasasi secara lisan
pada tanggal 13 Juni 2011 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi Nomor:
24/Pdt.G/2010/PN.Btl. jo. Nomor: 05/PDT/2011/PTY yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Bantul permohonan tersebut disertai dengan diikuti oleh memori kasasi yang
memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada
tanggal 23 Juni 2011; Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding yang pada tanggal 12
Juli 2011 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat/Pembanding diajukan
jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bantul pada
tanggal 29 Juli 2011; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta
alasanalasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undangundang, maka oleh karena
itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan-alasan
yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada
pokoknya ialah: dalam Pokok Perkara : Bahwa Putusan Hakim Pengadilan Tinggi Yogyakarta
No. Pdt/2009/PDT/2011/PTY, tertanggal 19 April 2011, Juncto Putusan Pengadilan Negeri
Bantul No. 24/Pdt.G/2010/PN. Btl, Tertanggal 20 Oktober 2010, telah keliru dalam
menerapkan Ketentuan dalam Hukum Acara, dan tidak nemenuhi rasa keadilan dan
kepatutan, sehingga patut dibuktikan kebenarannya.

DALAM POKOK PERKARA : DALAM KONVENSI :


- Menimbang, bahwa maksud Gugatan Terbanding/semula Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi sebagaimana tersebut di atas
- Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan materi gugatan ini, Pengadilan Tinggi
akan terlebih dahulu mempertimbangkan Eksepsi dari Pembanding/Semula Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi sebagaimana tersebut di atas, yang pada pokoknya berisi
sebagai berikut : "Bahwa gugatan Terbanding/semula Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi tidak jelas karena mencampuradukan gugatan perceraian dan gugatan gono
gini". Hal ini bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, terhadap Eksepsi
tersebut Pengadilan Tinggi/ mempertimbangkan sebagai berikut :
- Menimbang bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 913 K/SIP/1982,
tanggal 21 Mei 1983, yang pokoknya berisi: “suatu gugatan perdata yang petitumnya
menuntut agar perkawinan Penggugat dengan Tergugat diputus dengan perceraian, maka
tuntutan ini tidak dapat ditambah atau digabungkan dengan tuntutan pembagian harta
bersama, gugatan ini harus diajukan secara tersendiri setelah putusan mengenai
perceraiannya mempunyai kekuatan hukum tetap"; Maka berdasarkan Yurisprudensi
tersebut dan untuk memenuhi Azas Peradilan yang cepat, gugatan pembagian harta gono -
gini tersebut dalam perkara ini tidak dipertimbangkan, dan harus dikeluarkan dari gugatan
ini, oleh karena itu Pengadilan Tinggi hanya akan mempertimbangkan dan memutuskan
gugatan ini, selain dari gugatan atau tuntutan pembagian harta gono - gini tersebut di atas;

- Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan dan


memutuskan pokok perkara, selain tuntutan pembagian harta gono -gini sebagai berikut; -
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca dan meneliti Putusan Pengadilan
Negeri Bantul tanggal 20 Oktober 2010 No. 24/ Pdt.G/2010/PN.Btl. tersebut diatas,
Pengadilan Tinggi dapat membenarkan dan menyetujui pertimbangan hukum dan Putusan
Pengadilan Negeri tersebut, sehingga pertimbangan - pertimbangan hukum dari
Pengadilan Negeri tersebut, diambil alih oleh Pengadilan Tinggi sebagai pertimbangan
sebagai pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini, yang amarnya sebagai tersebut
dibawah ini; Bahwa berdasarkan Pertimbangan Judex Factie sebagaimana pada Halaman 7
alinea Kedua dstnya, maka dapat dilihat bahwa Judex Factie Telah Ambigu dalam
memberikan pertimbangan hukum, sehingga berdampak pada Pengambilan putusan yang
keliru dalam perkara ini, berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon agar Judex Factie
Tingkat Mahkamah Agung ini dapat Mempertimbangan eksepsi dari Pemohon
Kasasi/Semula Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding, sebagaimana
Ketentuan dalam Hukum Acara Perdata, adapun Permohonan Kasasi ini diajukan oleh
Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat Rekonvensi/ Tergugat Konvensi dengan
Penjelasan dan Uraian sebagai berikut :
1). Bahwa Pertimbangan Judex Factie Tingkat Banding sama kelirunya dengan
Pertimbangan Hukum Judex Factie Tingkat Pertama dimana dalam Eksepsi Pemohon
Kasasi/Semula Tergugat Konvensi/Penggugat/ Rekonvensi/ Pembanding di dalam memori
banding halaman 4 disebutkan, bahwa Gugatan Penggugat/Terbanding/Tergugat
Rekonvensi, adalah Prematuur sebagaimana dalam Bukunya Yahya Harahap dalam Hukum
Acara Perdata pada Halaman 444, dalam buku tsb jelas dinyatakan : bahwa "Gugatan yang
Diajukan Prematuur, menjadi dasar bagi Hakim untuk menjatuhkan Putusan Negatif dalam
bentuk gugatan.
tidak dapat diterima", oleh karena itu Judex Yuris Tingkat Mahkamah Agung haruslah
Mengabulkan Kasasi dari Pemohon Kasasi/ Pembanding/ Tergugat Konvensi/Penggugat
Rekonvensi dengan menyatakan bahwa Gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/ Terbanding/ Termohon Kasasi tidak dapat diterima;
2.) Bahwa Pertimbangan Judex Factie Tingkat Banding dalam Pemahaman Yurisprudensi
913 K/SIP/1982, tanggal 21 Mei 1983 Telah Keliru dalam menyimpulkannya jelas ISI
Yurisprudensi 913 K/SIP/1982 tanggal 21 Mei 1983 menyatakan : " Suatu Gugatan Perdata
yang Petitumnya Menuntut agar Perkawinan Penggugat dengan Tergugat Diputus dengan
Perceraian, maka Tuntutan ini Tidak Dapat Ditambah atau Digabungkan dengan Tuntutan
Pembagian Harta Bersama, gugatan ini Harus Diajukan Secara Tersendiri, Setelah Putusan
Mengenai Perceraiannya Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap". Kutipan mana telah diambil
oleh Judex Factie sebagaimana dalam Putusan Halaman 8 Alinea 4, namun Judex Factie
Tingkat Banding Telah Salah Dalam Menerapkan Hukum Acara Perdata sebagaimana dalam
Bukunya Yahya Harahap pada Halaman 444, dalam Hukum Acara Perdata, Atas
Yurisprudensi tersebut, seharusnya Judex Factie Mempertimbangkan dan Memberikan
Putusan Negatif, dengan Menyatakan Gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi/
Terbanding/Termohon Kasasi tidak dapat diterima, oleh karena itu Judex Yuris Tingkat
Mahkamah Agung RI Haruslah Mengabulkan Kasasi Pemohon Kasasi/Pembanding/Tergugat
Konvensi/Penggugat Rekonvensi dengan menyatakan bahwa gugatan Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding/Termohon Kasasi tidak dapat diterima;
3). Bahwa Pertimbangan Judex Factie Tingkat Banding telah keliru dalam Menerapkan
Hukum Acara Perdata, dimana dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 2205
K/Pdt/1981, dikatakan : "Tidak benar menggabungkan gugatan perceraian dengan
pembagian harta bersama, menurut putusan ini, hukum acara tidak membolehkan
penggabungan antara gugatan perceraian dengan pembagian harta bersama, alasan yang
diajukan, antara kedua gugatan masing-masing berdiri sendiri. Gugatan Perceraian berada
di depan dan pembagian harta berada dibelakang. Gugatan harta bersama berdasarkan
hukum Acara Perdata
baru muncul, setelah dapat gugatan Perceraian memperoleh putusan yang berkekuatan
hukum tetap, dengan demikian gugatan cerai ibu yang melahirkan gugatan pembagian
harta, oleh karena itu tidak boleh digabungkan. Apabila gugatan tersebut digabungkan,
maka Hakim harus menjatuhkan Putusan Negatif, yaitu gugatan tidak dapat diterima (Vide
memori Banding Pembanding/Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pemohon Kasasi
Halaman 4 Alinea Ke 3, oleh karena itu berdasarkan uraian dalam Point 3 diatas, maka
Judex Yuris pada Tingkat Mahkamah Agung haruslah Menjatuhkan Putusan Negatif dalam
perkara ini, yaitu dengan menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi/Terbanding/Termohon Kasasi tidak dapat terima;
4. Bahwa Pertimbangan Judex Factie Tingkat Banding telah memberikan Pertimbangan
yang Kontradiktif, di satu sisi tidak sependapat sebagaimana dalam putusan Halaman 7
Alinea 2, bahwa Pengadilan Negeri telah keliru mempertimbangkan dalam Eksepsi bahwa :
"Gugatan sepanjang mengenai pembagian harta dinyatakan tidak dapat diterima", dalam
hal ini Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan pertimbangan tersebut karena Eksepsi
tersebut, bukan menyangkut masalah Kompetensi, berdasarkan Pasal 136 HIR Eksepsi
tersebut harus dipertimbangkan bersama dengan pokok perkara, dan selain hal tersebut,
Pengadilan Negeri telah mengabulkan Gugatan Rekonvensi, dimana gugatan Rekovensi
tersebut berhubungan dengan pokok perkara, sehingga Pengadilan Tinggi menilai Putusan
Pengadilan Negeri tersebut, secara formal tidak sesuai dengan ketentuan hukum acara,
oleh sebab itu putusan tersebut, harus dibatalkan dan Pengadilan Tinggi, akan
memutuskan sendiri dengan pertimbangan sebagai berikut, namun disisi lain pada
Halaman 9 Alinea 2, Judex Factie Menyetujui Pertimbangan Pengadilan Negeri tersebut,
dan diambil alih oleh Pengadilan Tinggi, maka pertimbangan Judex Factie pada kedua
tingkatan tersebut sama kelirunya, oleh karena itu Judex Yuris Tingkat Mahkamah Agung
haruslah mengesampingkan pertimbangan pada kedua tingkatan Judex Factie tersebut,
dan haruslah memutuskan sendiri dengan Putusan Negatif, sesuai dengan Ketentuan
dalam Hukum Acara sebagaimana yang ditulis oleh Yahya Harahap pada Halaman 444,
gugatan yang diajukan Prematuur dan menggabungkan dua gugatan, yang seharusnya
salah satunya memiliki kekuatan hukum tetap, maka gugatan tersebut haruslah dinyatakan
tidak dapat diterima, oleh karena itu, maka Judex Yuris Tingkat Mahkamah Agung RI
haruslah menyatakan Gugatan Penggugat tidak diterima.
DALAM REKOVENSI
1) bahwa Dalil dari Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat Rekonvensi/ Tergugat
Konvensi disertai dengan Bukti dan Alasan yang benar berdasarkan ketentuan Undang -
undang, dan sebaliknya Termohon Kasasi/Terbanding/Penggugat Konvensi/Tergugat
Rekonvensi tidak dapat membuktikan dalil gugatannya, maka Gugatan Rekonvensi dari
Pemohon Kasasi, haruslah dikabulkan seluruhnya; 2. Bahwa dalil gugatan Termohon
Kasasi/Terbanding/Penggugat Konvensi Saling Bertentangan dengan Gugatan Pemohon
Kasasi/Pembanding/ Penggugat Rekonvensi, maka Keberatan dari Termohon Kasasi
haruslah ditolak seluruhnya, atau setidak - tidaknya tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung
berpendapat: Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan Judex Facti tidak salah dalam
menerapkan hukum, lagi pula alasan-alasan tersebut pada hakikatnya mengenai penilaian
hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak
dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam
tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan hukum adanya
pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan
batalnya putusan yang bersangkutan, atau bila Pengadilan tidak berwenang atau
melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-
Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 tentang
Mahkamah Agung; Menimbang, bahwa terlepas dari pertimbangan tersebut di atas
menurut pendapat Mahkamah Agung amar putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan
putusan Pengadilan Negeri harus diperbaiki sepanjang mengenai gugatan harta bersama
(gono-gini). Bahwa sesuai dengan Hukum Acara Perdata tidak dibenarkan untuk
menggabungkan gugatan perceraian dengan pembagian harta bersama (gono-gini), oleh
karena itu harta bersama harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa
berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Soemadiyono tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar putusan
Pengadilan Tinggi Yogyakarta No. 05/ PDT/2011/PT.Y. tanggal 19 April 2011 yang
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bantul No. 24/Pdt.G/2010/PN. Btl. tanggal 20
Oktober 2010 sehingga amarnya seperti yang akan disebutkan di bawah ini: Menimbang,
bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak, meskipun dengan
perbaikan amar putusan, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun
2009, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-
Undang No 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan UndangUndang No. 3 Tahun 2009
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: SOEMADIYONO tersebut;
Memperbaiki amar putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta No. 05/ PDT/2011/PT.Y. tanggal
19 April 2011 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bantul No.
24/Pdt.G/2010/PN.Btl. tanggal 20 Oktober 2010 sehingga amar selengkapnya sebagai
berikut:
DALAM KONVENSI:
DALAM EKSEPSI :
• Menerima eksepsi Tergugat untuk sebagian;
• Menyatakan gugatan Penggugat sepanjang mengenai pembagian harta bersama tidak
dapat di terima

DALAM POKOK PERKARA :


• Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
• Menyatakan bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang dilaksanakan
pada tanggal 22 Februari 1998 di Kantor Catatan Sipil Kotamadya Dati II Semarang putus
karena perceraian;
• Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bantul untuk mengirimkan
turunan/salinan putusan perceraian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul dan Kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang agar mencatat perceraian
tersebut dengan catatan yang disediakan untuk menerbitkan Akta Perceraian antara
Penggugat dan Tergugat;
• Menyatakan secara hukum bahwa biaya pendidikan dan kebutuhan hidup anak kandung
Penggugat dan Tergugat nama: JEFFERSON AURELIO FERDINAND adalah tanggung jawab
Penggugat dan Tergugat secara bersama-sama;
• Menyatakan secara hukum JEFFERSON AURELIO FERDINAND yang lahir di Sleman pada
tanggal 13 Mei 2002 berada dalam asuhan Penggugat;
• Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; DALAM REKONVENSI :

• Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi tidak dapat diterima; DALAM KONVENSI


DAN REKONVENSI: Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini sebesar 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); Demikianlah diputuskan
dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 24 Oktober 2012
oleh H. SUWARDI, SH.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. TAKDIR RAHMADI, SH.,LL.M., dan Prof. Dr. VALERINE JL.
KRIEKHOFF, SH.,MA., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota
tersebut dan dibantu oleh:
NINIL EVA YUSTINA, SH.,MHum., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;
Hakim-Hakim Anggota:
Ttd/ KETUA
Prof.Dr.TAKDIR RAHMADI,DH.,LL.M., Ttd/
Ttd/ H.suwardi,SH.,MH,
Prof.DrVALERINE JL KRIEKHOFF,SH.,MA.,

Panitera pengganti
Ttd/
NINIL EVA YUSTINA,SH.,MHUM.,

BIAYA- BIAYA
1)MATERAI.................................................. RP 6.000.00,-
2)Redaksi.....................................................RP5.000.00,-
3)Administrasi kasasi..................................RP 489.000.00,-
Jumlah.....................................................RP 500.000.00,-

Anda mungkin juga menyukai