Kepada Yth,
Majelis Hakim yang Me meriksa dan Mengadili
Perkara Nomor. 295/Pdt.G/2021/PN.Dpk
Jalan Boulevard Grand Depok City No. 7, Kalimulya, Cilodong
Kota Depok, Jawa Barat 16413
Dengan hormat,
Perkenankanlah Kami Edy Winjaya, SH., Affandi Affan, SH., Advokat dan Penasehat
Hukum pada LAW OFFICE SS & PARTNERS, yang beralamat di Perumahan Permata
Puri 3 Blok C-22, Mekarsari, Cimanggis-Kota Depok, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 14 Desember 2021, dalam hal ini bertindak dan untuk atas nama :
MELAWAN
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Kami memohon agar Yang Mulia
Majelis Hakim dapat mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas sehingga keluarga
Penggugat dan Tergugat tetap menjadi satu sebagaimana kitab injil Matius 19 : 6.
DALAM EKSEPSI
Bahwa Penggugat dalam mengajukan Gugatan Cerai dan Hak Asuh Anak ke
Pengadilan Negeri Depok yang terregister dalam perkara Nomor :
295/Pdt.G/2021/PN.Dpk, tanggal 30 November 2021 sangatlah prematur, dikarenakan
Penggugat yang merupakan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dalam posita
gugatannya tidak mencantumkan adanya izin dari pimpinannya, walapun dalam
proses pembuktian Penggugat telah menyerahkan bukti surat dari atasan/pimpinan
dan memperlihatkan aslinya dimuka persidangan pada tanggal 24 Februari 2022.
Bahwa Gugatan Cerai dan Hak Asuh Anak Penggugat tanpa disertai materai Rp.
10.000,- (sepuluh ribu rupiah) merupakan Gugatan yang cacat Formil yang
mengakibatkan Gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak sah. Oleh karena itu,
sudah sepatutnya Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa, mengadili dan
memutus perkara a-quo untuk mengesampingkan seluruh dalil-dalil Gugatan yang
diajukan oleh Penggugat dalam Gugatan a-quo.
Pasal 2 angka (1) huruf "a" Undang-undangNomor: 13 Tahun 1985 Tentang Bea
Materai berbunyi sebagai berikut: "(1) Dikenakan Bea Materai atas dokumen yang
berbentuk: a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan
untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau
keadaan yang bersifat perdata..."
Pasal 3 ayat (1) huruf (a) Undang-Undang No. 10 tahun 2020 Tentang Bea Materai
berbunyi sebagai berikut;
“Dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai suatu kejadian
yang bersifat perdata”
Dengan kata lain, Surat Gugatan adalah termasuk surat lainnya sebagaimana diatur
dalam Undang-undang Nomor: 13 Tahun 1985 jo. Undang-Undang No. 10 Tahun
2020 Tentang Bea Materai yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan mengenai
perbuatan yang bersifat perdata.
Bahwa lebih lanjut, kewajiban penggunaan materai dikuatkan dengan hasil Rakernas
Mahkama Agung dengan Ketua Pengadilan Tinggi seluruh Indonesia tahun 1986 pada
butir 100, yang pada pokok nya mensyaratkan agar surat gugatan dibubuhi materai
yang cukup. Sejalan dengan hasil Rakernas Mahkamah Agung dengan Ketua
Pengadilan Tinggi seluruh Indonesia tersebut, maka sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang No.13 Tahun 1985 Jo Undang-Undang No. 10 Tahun 2020 tentang Bea
Materai.
Bahwa menurut ahli hukum Bapak DR. Lilik Mulyadi S.H., M.H. dalam bukunya
yang berjudul“Hukum Acara Perdata menurut Teori dan Praktek Peradilan
Indonesia”, penerbit Djambatan Februari 1997, halaman 46-47 yang pokoknya
menyatakan bahwa menurut praktek peradilan pada asasnya format atau syarat formal
surat gugatan lazimnya berisikan hal-hal sebagai berikut, antara lain surat gugatan
tersebut di materai.
1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi diatas merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dalam uraian pokok perkara ini ;
2. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali yang
diakui kebenarannya oleh Tergugat ;
3. Bahwa Tergugat mengakui kebenaran dalil Penggugat dalam Gugatannya pada poin
1,2 dan 3 ;
5. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada poin 4 b, karena
bagaimana pun Tergugat mengetahui bahwasannya apabila melakukan hubungan
dalam keadaan haid dapat menimbulkan penyakit sehingga apa yang menjadi dalil
Penggugat ini sangatlah mengada-ada dan jauh dari kebenarannya oleh karenanya
terhadap dalil ini patutlah untuk tidak dapat diterima ;
6. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada poin 4 c, bahwa
Tergugat dirumah bersama istri, ibu, anak dan asisten rumah tangga, sehingga tidak
ada kesempatan untuk melakukan hal-hal sebagaimana yang didalilkan Penggugat.
Bahwa perbuatan menarik tangan asisten rumah tangga ke alat kelamin Tergugat
sampai mengeluarkan cairan sperma dari kemaluan Tergugat tidak benar,karena pada
saat itu anak berada di pangkuan Tergugat sambil Tergugat menyetir mobil.
Bahwasanya Irma setelah keluar dari rumah Tergugat pun berusaha beberapa kali
minta kembali bekerja di tempat Tergugat namun Tergugat tidak mengijinkan karena
Tergugat menghargai perasaan Penggugat ;
7. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada poin 4 d, karena
bagaimanapun Tergugat merupakan orang tua yang memiliki anak sehingga
mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar untuk melakukan suatu
tindakan didepan anak, apalagi anak Penggugat dan Tergugat hanya seorang saja
sehingga Tergugat akan memberikan yang terbaik kepada anak, sehingga terhadap
dalil ini sangatlah tidak benar oleh karenanya terhadap dalil ini patutlah untuk
dikesampingkan ;
8. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat pada poin 4 e dan poin 7,
dimana Tergugat akui telah melakukan kesalahan dan kebodohan namun faktanya
adalah Kokom lah yang telah menggoda Tergugat terus menerus, dimana diawali
Kokom secara tiba-tiba berani memasuki kamar Tergugat, dan sering menggunakan
pakaian yang tidak wajar sehingga Tergugat akhirnya jatuh dalam kebodohan dan
kesalahannya sehingga tidak dapat menahan hasratnya, namun perbuatan tersebut
hanya dilakukan 3 kali saja bukan sebagaimana dalil Penggugat, dan hal tersebut
dilakukan tanpa adanya paksaan. Bahwa Tergugat tidak pernah mengancam kokom,
bahkan ketika kokom ingin pulang kampung Tergugat mempersilahkannya, namun
setelah dua pekan dikampung kokom tiba-tiba kembali mendatangi rumah Tergugat
dengan membawa keluarganya dan meminta uang sebesar 10 juta rupiah agar tidak
mempersoalkan apa yang telah terjadi, namun Tergugat hanya memiliki uang sebesar
8 juta saja dan kokom menerimanya serta berjanji tidak akan menghubungi Tergugat
lagi dan akan menjaga rahasia dan sepakat bahwa sudah selesai masalah yang ada
dihadapan keluarga kokom. Bahwa rupanya dari awal kokom memiliki rencana jahat
terhadap Tergugat dan keluarga, dimana setelah menerima uang sebesar 8 juta, kokom
kembali menghubungi Tergugat baik melalui telepone atau pun dari media sosial,
namun Tergugat mengabaikannya dan memblokir kokom, bahwa rupanya dengan
diblokirnya kokom membuat kokom semakin menjalankan rencana jahatnya dengan
menghubungi Penggugat dan berbicara yang tidak sesuai dengan faktanya. Bahwa
setelah Kokom keluar Tergugat juga memiliki assisten rumah tangga yang bernama
Vera yang bekerja dirumah Tergugat selama 15 bulan lamanya namun tidak ada
satupun kejadian sebagaimana yang didalilkan Penggugat ;
9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas poin 4 f dan g karena pada faktanya Tergugat
tidak memiliki hubungan layaknya pacar hanya sebagai teman cerita Tergugat
mengingat Tergugat satu kantor dengan Nur Halimah. Nur Halimah pun bersedia
diperiksa secara medis akan kecurigaan Penggugat, karena faktanya Tergugat tidak
pernah berhubungan intim dengan Nur Halimah ;
10. Bahwa terhadap poin 5 dan 6 Tergugat mengakui bahwasannya Penggugat merupakan
wanita yang penyabar dalam menghadapi Tergugat walaupun mungkin Penggugat
sering dikecewkan oleh Tergugat, namun Tergugat akui bahwasannya Tergugat
manusia biasa yang pernah melakukan kesalahan dan bahkan mengulangi kesalahan
tersebut, sehingga Tergugat berusaha untuk meyakinkan Penggugat dan keluarga
bahwa Tergugat telah berubah dan akan berusaha mati-matian mempertahankan
keluarga ini, oleh karena Tergugat memohon agar Majelis Hakim mempertimbangkan
semua usaha Tergugat untuk mempertahankan keluarga ;
Bukti Surat
Bahwa selama persidangan guna mendukung dalil-dalil Tergugat dalam perkara a quo
mengajukan bukti-bukti tertulis yang diserahkan dimuka persidangan pada tanggi 10
Februari 2022 yakni diantaranya :
Bahwa Penggugat pada tanggal 10 Februari 2022 telah mengajukan bukti tertulis yang telah
ditempel materai dan juga telah dilegalisir di Kantor Pos dimana Penggugat mengajukan
bukti berupa :
Bahwa pada tanggal 24 Februari 2022, Penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi yang
memberikan keterangannya dibawah sumpah yaitu :
1. Hermalina Saragih
Bahwa keterangan yang telah disampaikan oleh saksi hanya mengetahui dari anaknya
saja, dan Penggugat tidak pernah mengkonfrontirnya dengan bukti surat yang diajukan,
sehingga antara bukti surat dan keterangan saksi berdiri sendiri tidak mendukung satu
dengan yang lainnya. Bahwa keterangan saksi ini menegaskan bagaimana Tergugat
memperjuangkan keutuhan rumah tangganya, dimana Tergugat sering datang kerumah
orang tua Penggugat, menyusul Penggugat ke Palembang, merayakan natal serta
menyusul kepuncak untuk merayakan tahun baru bersama-sama dengan Penggugat, hal
tersebut merupakan upaya yang dilakukan demi terjaganya keutuhan rumah tangga
Penggugat dan Tergugat, dan Tergugat hingga saat ini tetap menafkahi istri dan anaknya.
Bahwa keterangan saksi ini patut untuk dikesampingkan karena saksi tidak pernah
mengetahui permasalah yang terjaadi dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat, saksi
hanya pernah ditanyai Tergugat, bagaimana kalau Tergugat dengan Irma (pembantu),
nammun faktanya keterangan saksi ini patutlah dipertanyakan, karena sebagaimana yang
saksi sampaikan bahwa yang tau hanya saksi saja tidak ada saksi lain atau bukti lain yang
menunjang keterangan saksi Penggugat ini, serta bukti surat yang diajukan oleh Penggugat
tidak ada satupun yang menunjang keterangan saksi, sehingga sudah sepatutnya keteranan
saksi ini ditolak.
PENUTUP
1. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat masih berkomunikasi dengan baik walaupun
lebih sering melalui whatsapp, dan bahkan pada tanggal 1 Desember 2021, secara
mengejutkan Penggugat mengucapkan selamat ulang tahun kepada Tergugat
sebagaimana bukti T-5, hal ini kembali menjadi keyakinan Tergugat bahwasannya
masih ada keajaiban dari Tuhan akan keutuhan rumah tangga ini. Tergugat juga masih
berharap bahwa Penggugat masih memiliki perhatian dan kasih sayang terhadap
Tergugat.
2. Bahwa Tergugat masih berjuang untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya,
hal ini selaras dengan bukti T-5, dan dikuatkan dengan keterangan saksi Hermalina
Saragih yang mengatakan bahwa Tergugat menyusul Penggugat ke Palembang,
merayakan Natal dan tahun bersama dengan Penggugat dan anak, serta saksi juga
sering setiap pagi melihat mobil Tergugat didepan rumah ;
3. Bahwa Tergugat hingga sampai saat ini tetap bertanggung jawab sebagai kepala
keluarga dengan tetap memberikan uang bulanan kepada Tergugat sebagaimana bukti
T-4 dan diperkuat dengan keterangan saksi Hermalina Saragi yang menyatakan bahwa
Tergugat setiap bulan masih kirim uang kepada Penggugat, sehingga sudah
sepatutnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat untuk tetap dipertahankan ;
4. Bahwa sebagaimana bukti-bukti surat yang diajukan oleh Penggugat bahwasannya
Penggugat hanya mengajukan bukti P-4 dan bukti P-14 yang dapat ditunjukan aslinya
selebihnya Penggugat tidak menunjukkan asli atas bukti-bukti tersebut, bahkan bukti
P-1, P-2, P-3 dn P-5 tidak jadi Penggugat ajukan (dipending) sampai akhir
persidangan pun tidak diajukan. Bahwa berdasarkan Pasal 1881 BW, kekuatan
pembuktian dari surat-surat yang bukan akta adalah ditangan ditangan hakim untuk
mempertimbangkan. Sedangkan, kekuatan pembuktian dari salinan suatu akta asalkan
sesuai dengan aslinya adalah mempunyai kekuatan Pembuktian seperti akta aslinya
(Pasal 1888 BW). Bahwa dalam persidangan pada tanggal 10 Februari 2022,
Majelis Hakim telah memperingatkan kepada penggugat agar dipersidangan
selanjutnya untuk dihadirkan bukti aslinya baik dari email ataupun dibawa HP
nya agar dapat dipastikan keasliannya, namun hingga sampai memasuki agenda
kesimpulan Penggugat tidak memberikan atau memperlihatkan apa yang
diminta oleh majelis hakim.
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas, maka Tergugat dengan ini memohon kepada
Yang Mulia Majelis hakim yang memeriksa dan memutus perkara A quo berkenan untuk
memutus sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et
bono)
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat
LAW OFFICE SS & PARTNERS
EDY WINJAYA, SH