Anda di halaman 1dari 6

FAISOL MAHFUD, S.H., M.H.

& ASSOCIATES ADVOCATES


JL. Mastrip No. 64, Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur
Kode Pos 69416
Telp. (0331) 8274001 Fax . (0331) 422555

(EKSEPSI)
TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM
No.Reg.Perkara : PDM-12/JBR/5/2011

ATAS NAMA :

Terdakwa I :
Nama : CANDRA ARIEF
Terdakwa II :
Nama : EDO SASANGKA

Keduanya didakwa melanggar :


KESATU : Pasal 170 ayat (2) KUHP
Atau
KEDUA : Pasal 351 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP
Atau
KETIGA : Pasal 368 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP
Disidangkan di : Pengadilan Negeri Jember

I. PENDAHULUAN
Dengan hormat,
Yang memeriksa dan mengadili perkara pidana,
Nomor: 015/Pid.B/2011/PN.Jbr
Di - Pengadilan Negeri Jember

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


FAISOL MAHFUD, S.H. dan YULIA HERLANI PUTRI, S.H., Advokat dan
Konsultan Hukum pada kantor FAISOL MAHFUD, S.H. & REKAN, beralamat di
Jalan Tidar Sakti No.10, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Jember
, untuk bertindak baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, bertindak
untuk dan atas nama Terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA
berdasarkan kekuatan hukum Surat Kuasa tertanggal 28 November 2011, dan telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jember Nomor :
015/Pid.B/2011/PN.Jbr,mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan
Majelis Hakim kepada kami untuk mengajukan keberatan/eksepsi terhadap
dakwaan saudara Jaksa  Penuntut Umum dan dibacakan pada persidangan pekara a
quo.Merupakan suatu kehormatan bagi kami yang secara bersama-sama dengan
Jaksa Penuntut Umum dalam menegakkan supremasi hukum, mendampingi
Terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA , dimana kami dan Jaksa
Penuntut Umum adalah sama-sama beranjak dari hukum yang berlaku, namun
dalam perkara ini kami berbeda pendapat dengan Jaksa Penuntut Umum yang
menyatakan Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud
di bawah ini :

KESATU : Pasal 170 ayat (2) KUHP

Atau

KEDUA : Pasal 351 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

Atau

KETIGA : Pasal 368 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

Majelis hakim yang terhormat


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Bahwa untuk menyingkat waktu, kami mohon bahwa surat dakwaan
dianggap telah dimuat secara lengkap dalam eksepsi ini. Kita semua sependapat
Sdr. Jaksa Penuntut Umum mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana
disebutkan dalam KUHAP, bahwa setiap perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh
siapapun tidak boleh dibiarkan dan haruslah dilakukan penyidikan serta
pelaksanaan hukumnya tidak boleh ditawar-tawar, dalam arti siapapun yang
bersalah harus dituntut dan dihukum setimpal dengan perbuatannya, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang menghukum orang yang bersalah merupakan
tuntutan dari hukum, keadilan dan kebenaran itu sendiri. Sebab jika tidak
dilakukan akan timbul reaksi yang dapat mengoyahkan sendi-sendi dalam
penegakan supremasi hukum. Tetapi disamping itu, tidak seorangpun boleh
memperkosa kaedah-kaedah hukum, keadilan dan kebenaran untuk maksud-
maksud tertentu dan dengan tujuan tertentu. Begitu pula dalam perkara ini, kita
semua sepakat untuk menegakkan sendzi-sendi hukum dalam upaya kita
mengokohkan supremasi hukum yang telah diatur dalam kaedah-kaedah hukum di
dalam KUHAP.
Kegagalan dalam penegakan keadilan (miscarriage of Justice) adalam
merupakan persoalan universal dan actual yang dihadapi oleh hampir semua
bangsa dalam menegakkan system peradilan pidananya (Criminal Justice System).
Seorang pejabat yang mempunyai kuasa dan wewenang yang ada padanya untuk
memberikan keadilan, ternyata mengunakan kuasa dan wewenangnya yang ada
padanya justru untuk memberi ketidak adilan. Demikian parahnya ketidakadilan
tersebut, sehingga situasi hukum di Indonesia digambarkan dalam kondisi
DISPERATE, berada pada titik paling rendah (titik nadir).
Persoalan ini juga merupakan issue penting ditengah upaya memajukan dan
menegakkan hak-hak asasi manusia dan demokrasi yang merupakan pilar penting
dari penegakan pemerintahan yang baik (good governance). Kegagalan dalam
penegakkan keadilan dalam sistem peradilan pidana diulas oleh Clive Walker ;
dijelaskan suatu penghukuman yang lahir dari ketidak jujuran atau penipuan atau
tidak berdasarkan hukum dan keadilan bersifat korosif atau klaim legitimasi
Negara yang berbasis nilai-nilai sistem peradilan pidana yang menghormati hak-
hak individu. Dalam konteks ini kegagalan penegakan keadilan akan menimbulkan
bahaya bagi integritas moral proses hukum pidana. Lebih jauh lagi hal ini dapat
merusak keyakinan masyarakat akan penegakan hukum;
Bahwa dihadapan majelis Hakim yaitu sebagai “Dominus Litis” yang tidak
berpihak, saat ini ada dua pihak yang berperkara yaitu : Jaksa Penuntut Umum
sebagai penuntut dan Terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA yang
didampingi oleh Penasehat Hukumnya yang melihat hukum tersebut dari fungsinya
yang berbeda, dan selanjutnya Majelis Hakim memandang kedua belah pihak
sama tinggi dan sama rendah, Majelis hakim memeriksa dan mengadili perkara ini
tanpa mempunyai kepentingan pribadi di dalamnya ;
Dengan demikian, majelis hakim akan dapat menempatkan dirinya pada
posisi yang netral dan tetap eksis sebagai pengayom keadilan dan kebenaran dalam
usaha terwujudnya kepastian hukum (reachable to legal certainity) seperti yang
didambakan oleh masyarakat secara luas pada waktu ini;
Mengacu kepada maksud yang terkandung dalam Pasal 156 (1) KUHAP, atas
nama Terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA , maka kami sampaikan
EKSEPSI/Keberatan atas surat dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dengan
alasan-alasan yuridis sebagai berikut :
1. Surat Dakwaan Obscuurliber
Majelis Hakim yang terhormat,
Saudara Jaksa penuntut Umum yang terhormat,

Dalam surat dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum mendakwa,


bahwa terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA melanggar
Kesatu : Pasal 170 ayat (2) KUHP Atau Kedua : Pasal 351 (2) KUHP jo Pasal
55 ayat (1) ke 1 KUHP Atau Ketiga : Pasal 368 ayat (1) KUHP jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.

Berarti Saudara Jaksa Penuntut Umum dalam merumuskan


dakwaannya menggunakan sistem dakwaan alternatif, dan kalau kita
perhatikan dan pelajari apa yang diuraikan dalam dakwaan tersebut, maka
nyatalah bahwa saudara Jaksa Penuntut Umum telah :
a. Ragu-ragu terhadap tindak pidana apa yang dilakukan oleh terdakwa, serta
tidak yakin tentang ketentuan pidana mana yang dikenakan terhadap
terdakwa;
b. Tidak menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan maupun tempat pidana yang dilakukan oleh
terdakwa.

Bahwa hal mana ternyata dalam dakwaan tersebut saudara Jaksa Penuntut
Umum menguraikan antara lain sebagai berikut :

“……Pada hari Minggu tanggal 18 September 2011, sekira jam 06.30 Wib
atau setidak-tidaknya dalam waktu lain dalam tahun 2017 bertempat di
Kompleks Parkiran Matahari Plaza Jalan Gajah Mada No. 21 Jember atau
setidak- tidaknya di tempat yang masih dalam wilayah hukum Pengadilan
Negeri Jember, ………------------------------------------------------------------”

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum
tersebut tidak jelas/tidak terang (obscuur libel). Saudara Jaksa Penuntut Umum
tidak dapat menunjukkan secara pasti kapan dan dimana Tindak Pidana itu
dilakukan oleh Terdakwa. Ketidakcermatan tersebut kemudian kembali
diulangi oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Kalimat “atau setidak-tidaknya”
merupakan cerminan dari keragu-raguan Sdr. Jaksa Penuntut Umum  dalam
merumuskan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa. Padahal, sikap ragu-
ragu, sebagaimana  kita ketahui bersama, akan bermuara pada ketidakjelasan.
Dan dalam perkara ini, ketidakjelasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah
tentu akan sangat merugikan Terdakwa, padahal kejelasan dan kepastian
mengenai waktu dan tempat terjadinya tindak pidana merupakan faktor yang
menentukan untuk pembelaan Terdakwa dan ataupun hakim dalam menyusun
putusannya.

2. Pemeriksaan Terdakwa Dilakukan Secara Melawan Hukum


Bahwa terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO SASANGKA telah
diperiksa oleh penyidik tanpa didampingi oleh Penasehat Hukum, sedangkan
tindak pidana yang didakwakan melebihi 5 tahun seharusnya didampingi oleh
Penasehat Hukum demi kepentingan pembelaan Terdakwa sebagaimana yang
telah diatur dalam Pasal 54 KUHAP.

II. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

Majelis Hakim yang kami muliakan;


Saudara Jaksa Penuntut Umum;
Dan Hadirin yang kami hormari;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka Penasehat Hukum Terdakwa
berkesimpulan sebagai berikut:
1. Uraian yang pertama menyatakan bahwa surat dakwaan saudara Jaksa Penuntut
Umum tidak jelas(obscuur libel) sehingga tidak memenuhi pasal 143 ayat (2)
KUHAP. Oleh karena itu, mohon dengan hormat agar majelis hakim
menyatakan bahwa surat dakwaan saudara Jaksa Penuntut Umum batal demi
hukum.
2. Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwasanya pemeriksaan di tingkat
penyidik yang dilakukan terhadap terdakwa CANDRA ARIEF dan EDO
SASANGKA telah melawan hukum karena tidak didampingi oleh Penasehat
Hukum sebagaimana yang diatur dalam pasal 54 KUHAP. Dan oleh karena itu
pula, mohon dengan hormat agar majelis hakim menyatakan bahwa surat
dakwaan tidak dapat diterima

Majelis Hakim yang terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Demikian keberatan/eksepsi ini kami sampaikan dengan harapan bahwa Majelis
Hakim yang terhormat dapat memahami dan menerimanya.

Akhirnya atas segala perhatian terhadap keberatan/eksepsi ini, kami ucapkan


terimakasih.

Jember, 16 November 2011

Hormat kami,
Penasihat Hukum Terdakwa

FAISOL MAHFUD, S.H.,M.H..


NIA. A.13.00111

YULIA HERLANI PUTRI, S.H.,M.H.


NIA. A.15.00111

Anda mungkin juga menyukai