Anda di halaman 1dari 11

LAW OFFICE

ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM


Jalan Srikuncoro I No.6 Kec. Semarang Barat Kota Semarang
HP. 081 325 601 619, Email : Vegantara.gp@gmail.com

Semarang, 28 Januari 2020

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
Perkara No. 535 / Pdt.G / 2019 / PN.smg
Pengadilan Negeri Semarang
Jl. Siliwangi No. 512
Di -
Semarang

Perihal : Replik Penggugat

Dengan Hormat,

Bersama ini Penggugat berkehendak menyampaikan repliknya adalah sebagai berikut;

DALAM EKSEPSI

A. GUGATAN KURANG PIHAK

1. Bahwa gugatan Penggugat adalah sudah benar dan tidak kurang pihak, karena Penggugat hanya
menarik Tergugat I dan Tergugat II sebagai pihak karena Tergugat I dan Tergugat II telah
menempati dan menguasai tanah dan bangunan milik Penggugat ;

2. Bahwa menanggapi mengapa Penggugat hanya menggugat Tergugat I dan Tergugat II, dan tidak
menarik isteri dan anak-anak Tergugat I, dapat dijelaskan oleh M. YAHYA HARAHAP, SH
dalam bukunya HUKUM ACARA PERDATA, Penerbit Sinar Grafika halaman 119 berpendapat,
“Dalam keadaan yang seperti itu, jika hukum memaksakan harus menarik semua ahli waris
sebagi pihak, bisa mematikan hak perdata seseorang untuk menuntut haknya dari ahli waris
pewaris, untuk menghindari terjadinya akibat buruk dimaksud, praktik peradilan melenturkan
penerapannya, dengan jalan mentolerir hanya menggugat satu atau beberapa orang ahli
waris, pelenturan yang seperti itu ditegaskan dalam putusan MA RI No. 1218 K/Pdt/1983 yang
menyatakan, “berdasarkan Yurisprudensi, tidak diharuskan semua ahli waris ditarik sebagai
tergugat, cukup satu orang saja. Penerapan yang demikian tidak berakibat gugatan
mengandung cacat plurium litis consortium” ;
3. Bahwa Penggugat berwenang untuk menentukan pihak yang akan digugatnya, dengan melihat
kaedah hukum dari yurisprudensi MA RI, yaitu :

a. Yurisprudensi MA Ri No. 2471. K/ Sip/ 1981 tanggal 18 Januari 1982 didalam kaedah
hukumnya menyatakan,“Bahwa adalah wewenang dari pihak Penggugat untuk
menentukan dari pihak pihak yang akan di gugatnya” ;

b. Yurisprudensi MA RI No. 35 K/Sip/1971 tanggal 16 Juni 1971 dalam kaedah hukumnya


menyatakan“bahwa hanya penggugat yang berwenang untuk menentukan siapa yang
akan digugatnya sebagai Tergugat di Pengadilan”;

c. Yurisprudensi MA RI No. 2009 K/Pdt/1994 tanggal 11 April 1997,dalam kaedah hukumnya


menyatakan, “bahwa adalah hak dari Penggugat untuk menentukan siapa-siapa yang
dijadikan atau ditarik menjadi pihak dalam perkara” ;

d. Yurisprudensi Putusan MA RI No. 1072 K/Sip/1982, dalam kaedah hukumnya mengatur


:”Gugatan cukup ditujukan kepada yang secara feltelijk menguasai barang-barang
sengketa” ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa dalil Penggugat yang tertuang di dalam eksepsi mutatis mutandis dianggap terbaca kembali di
dalam pokok perkara ;

2. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas dalil-dalil Tergugat I dan Tergugat II, kecuali yang telah
diakui kebenarannya ;

1. Bahwa Penggugat menolak dengan tegas dalil-dalil Tergugat I dan Tergugat II posita angka 1 sampai
dengan Posita Angka 6, sebab kronologis hak kepemilikan Penggugat atas obyek sengketa tersebut,
adalah sebagai berikut : Penggugat membeli sebidang tanah dan bangunan di atasnya yang terletak di
Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota
Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa Karangrejo, dengan
Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/- 279 m2, atas nama
ABDUL MADJID (Penggugat) (semula atas nama SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI) ;

2. Bahwa jual beli tersebut berdasarkan AKTA JUAL BELI No. 29 / 23 tanggal 9 Juli 2003, yang
dibuat dan dihadapan Notaris SUKARNO, SH selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
menindak lanjuti Kuasa Menjual yang diberikan AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang dalam
sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI kepada Penggugat;
3. Bahwa jual beli yang terjadi antara Penggugat dengan AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang
dalam sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI tersebut di atas adalah sah demi
hukum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagaimana diatur dalam Pasal
1457 KUHPerdata yang merumuskan jual beli adalah sebagai berikut;

- Suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan
suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah diperjanjikan” ;

4. Bahwa Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah di
sebutkan :

Pasal 37 ayat (1) :

“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar
menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya,
kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta
yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku” ;

5. Bahwa setelah terjadi jual beli, maka sertipikat dibalik nama menjadi atas nama Penggugat, sertipikat
hak atas tanah menjadi penting karena belum lengkap bila pemilikan atau penguasaan atas tanah
belum disertai bukti pemilikan berupa sertipikat. Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
menjamin hal tersebut karena hak dari setiap pemegang hak atas tanah untuk memperoleh sertipikat
(UUPA Pasal 14 Ayat 1) ;

6. Bahwa fungsi utama dan terutama dari sertipikat adalah pemilikan hak atas tanah adalah sebagai alat
bukti yang kuat, hal ini senada dengan Pasal 19 Ayat 2 huruf c UUPA. Karena itu, siapapun dapat
dengan mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas tanah apabila telah jelas namanya
tercantum dalam sertipikat itu, sehingga dengan adanya bukti sertipikat atas nama Tergugat I atas
obyek sengketa, merupakan bukti yang kuat dan sempurna yang menyatakan Tergugat I adalah
pemilik sah dari obyek sengketa ;

7. Bahwa sertipikat menurut Pasal 13 Ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 menyebutkan,
“Salinan buku tanah dan surat ukur setelah dijahit menjadi satu bersama-sama dengan suatu
kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria, disebut sertipikat dan diberikan
kepada yang berhak” ;

8. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pada ketentuan Pasal 32 Ayat 1
menyebutkan “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik
dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak
yang bersangkutan” ;
9. Bahwa dalam Pasal 32 Ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1997, mengatur, “Dalam hal
suatu atas bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan
hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya,
maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut
pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat itu
tidak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor
pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke pengadilan mengenai
penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat itu” ;

10. Bahwa tanah yang dimaksud sebagai obyek sengketa tersebut adalah Hak Milik Penggugat
berdasarkan alas hak yang sah dan diakui sefara yuridis dan merupakan bukti yang kuat dan
sempurna.

11. Bahwa Penggugat adalah Pembeli yang beritikad baik, karena telah memenuhi kewajibannya
dengan melakukan pembayaran secara lunas obyek jual beli, dimana menurut Prof. R. Subekti, SH.,
merumuskan itikad baik dengan pengertian sebagai berikut :

- Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti kejujuran orang yang beritikad baik
menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak
menyembunyikan sesuatu yang buruk yang dikemudian hari akan menimbulkan kesulitan-
kesulitan ;

12. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1230 K / SIP / 1980 tanggal 29 Maret
1982 juga dinyatakan pembeli yang beritikad baik harus mendapatkan perlindungan hukum dan
Yurisprudensi MA RI No. 251 K / Sip / 1958 tanggal 26 Desember 1958, dengan kaedah hukum :
“Kedudukan Pembeli rumah (orang lain) yang beritikad baik dilindungi oleh hukum” ;

13. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 7 Tahun 2012 tentang Rumusan Hukum
Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
Bagian Hasil Rapat Kamar Perdata, Sub Kamar Perdata Umum angka romawi IX secara tegas dan
jelas disebutkan :

- Perlindungan harus diberikan kepada pembeli yang itikad baik sekalipun kemudian diketahui
bahwa penjual adalah orang yang tidak berhak (obyek jual beli tanah) ;

- Pemilik asal hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada penjual yang tidak berhak ;

3. Bahwa akan tetapi Penggugat tidak dapat menikmati sebidang tanah beserta bangunan di atasnya
yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat) (semula atas nama SAARTJE alias
DJOHAR MARTUTI) ; yang telah dibelinya tersebut karena sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini
masih ditempati oleh Tergugat I dan Tergugat II ;

4. Bahwa Penggugat telah menggunakan berbagai cara agar Tergugat I dan Tergugat II untuk segera
mengosongkan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04,
RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan
Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4
– 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/- 279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat)
(semula atas nama SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI) tersebut secara baik-baik, akan tetapi
sia-sia dan tidak berhasil ;

5. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak mempunyai hak kepemilikan atas sebidang tanah beserta
bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo,
Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No.
605 Desa Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75,
Luas +/- 279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat) (semula atas nama SAARTJE
alias DJOHAR MARTUTI) tersebut, dan menempati obyek tersebut secara liar ;

14. Bahwa karena Tergugat I dan Tergugat II telah menempati sebidang tanah dan bangunan di atasnya
milik Penggugat tanpa seizin dari Penggugat, maka Tergugat I dan Tergugat II dapat dikatagorikan
telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat sebagaimana diatur dalam Pasal
1365 KUH Perdata tentang Perbuatan Melawan Hukum ;

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”
;

6. Bahwa Dr. MUNIR FUADY, SH., MH., LLM dalam bukunya PERBUATAN MELAWAN HUKUM
Pendekatan Kontemporer, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, halaman 10, mengemukakan, “sesuai
dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPerdata, maka Bahwa Penggugat membeli dari
AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang dalam sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR
MARTUTI sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT.
04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang,
berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa Karangrejo, dengan Gambar Situasi
tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/- 279 m2, atas nama ABDUL MADJID
(Penggugat) (semula atas nama SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI) ;

7. Bahwa AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang dalam sertipikat tertulis SAARTJE alias
DJOHAR MARTUTI menjual sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di
Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota
Semarang tersebut sudah atas persetujuan anak-anaknya yang bernama : AGT. WITO
WONO SANTOSO, TJIPTO WONOSANTOSO, INDRA WONOSANTOSO, ERWAN
WONOSANTOSO, ERWIN SANTOSO, RIANTO WONOSANTOSO, RYNA
WONOSANTOSO, TONNY KLONO SANTOSO dan HANNY WONOSANTOSO ;

8. Bahwa jual beli tersebut berdasarkan AKTA JUAL BELI No. 29 / 23 tanggal 9 Juli 2003,
yang dibuat dan dihadapan Notaris SUKARNO, SH selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) ;

9. Bahwa jual beli yang terjadi antara Penggugat dengan AGUSTINE DJOHAR MURTATY
yang dalam sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI tersebut di atas adalah
sah demi hukum, ssuai dengan peraturan perundang-undangan yang brlaku, sebagaimana
diatur dalam Pasal 1457 KUHPerdata yang merumuskan jual beli adalah sebagai berikut;

- Suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang
telah diperjanjikan” ;

10. Bahwa Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah di sebutkan :

Pasal 37 ayat (1) :

“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli,
tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum
pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat
didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku” ;

11. Bahwa Penggugat adalah Pembeli yang beritikad baik, karena telah memenuhi
kewajibannya dengan melakukan pembayaran secara lunas obyek jual beli, dimana
menurut Prof. R. Subekti, SH., merumuskan itikad baik dengan pengertian sebagai berikut :

- Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian berarti kejujuran orang yang
beritikad baik menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang
dianggapnya jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu yang buruk yang
dikemudian hari akan menimbulkan kesulitan-kesulitan ;

12. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1230 K / SIP / 1980 tanggal 29
Maret 1982 juga dinyatakan pembeli yang beritikad baik harus mendapatkan
perlindungan hukum dan Yurisprudensi MA RI No. 251 K / Sip / 1958 tanggal 26
Desember 1958, dengan kaedah hukum : “Kedudukan Pembeli rumah (orang lain) yang
beritikad baik dilindungi oleh hukum” ;
13. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 7 Tahun 2012 tentang
Rumusan Hukum Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung sebagai Pedoman
Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan Bagian Hasil Rapat Kamar Perdata, Sub Kamar
Perdata Umum angka romawi IX secara tegas dan jelas disebutkan :

- Perlindungan harus diberikan kepada pembeli yang itikad baik sekalipun


kemudian diketahui bahwa penjual adalah orang yang tidak berhak (obyek jual
beli tanah) ;

- Pemilik asal hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada penjual yang
tidak berhak ;

14. Bahwa bukti kepemilikan Penggugat atas sebidang tanah beserta bangunan di
atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo,
Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM)
No. 605 Desa Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992
/ 75, Luas +/- 279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat) ;

15. Bahwa sertipikat menurut Pasal 13 Ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961
menyebutkan, “Salinan buku tanah dan surat ukur setelah dijahit menjadi satu
bersama-sama dengan suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri
Agraria, disebut sertipikat dan diberikan kepada yang berhak” ;

16. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pada ketentuan Pasal 32
Ayat 1 menyebutkan “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat
di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang
ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan” ;

17. Bahwa akan tetapi Penggugat tidak dapat menikmati sebidang tanah beserta
bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan
Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, yang telah dibelinya tersebut
karena sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini sebidang tanah beserta bangunan di
atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, masih ditempati oleh Tergugat I dan Tergugat II ;

18. Bahwa Penggugat telah menggunakan berbagai cara agar Tergugat I dan Tergugat II untuk
segera mengosongkan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl.
Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota
Semarang tersebut secara baik-baik, akan tetapi sia-sia dan tidak berhasil ;

19. Bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak mempunyai hak kepemilikan atas sebidang tanah
beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan
Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang tersebut, dan menempati obyek
tersebut secara liar ;

20. Bahwa karena Tergugat I dan Tergugat II telah menempati sebidang tanah dan bangunan di
atasnya milik Penggugat tanpa seizin dari Penggugat, maka Tergugat I dan Tergugat II
dapat dikatagorikan telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat
sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata tentang Perbuatan Melawan Hukum ;

“Tiap perbuatan yang melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada


seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut” ;

21. Bahwa Dr. MUNIR FUADY, SH., MH., LLM dalam bukunya PERBUATAN MELAWAN
HUKUM Pendekatan Kontemporer, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, halaman 10,
mengemukakan, “sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPerdata, maka suatu
perbuatan melawan hukum haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

a. Adanya suatu perbuatan ;


b. Perbuatan tersebut melawan hukum ;
c. Adanya kesalahan dari si pelaku ;
d. Adanya kerugian bagi korban ;
e. Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian ;

Bahwa berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas, maka sudah seharusnya


menurut hukum, Penggugat memohon kepada majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara aquo pada Pengadilan Negeri Semarang berkenan
menjatuhkan putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

- Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum


terhadap Penggugat ;
3. Menyatakan AKTA JUAL BELI No. 29 / 23 tanggal 9 Juli 2003, yang dibuat dan
dihadapan Notaris SUKARNO, SH selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
adalah sah demi hukum ;

4. Menyatakan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl.


Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur,
Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa Karangrejo,
dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/- 279
m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat), adalah sah secara hukum milik dari
Penggugat;

5. Menyatakan akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I dan
Tergugat II terhadap Penggugat, telah menimbulkan kerugian pada diri Penggugat
dengan perincian :

Kerugian Materiil :

 Penggugat tidak dapat menempati sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang
terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat) dengan harga pembelian Rp. 140.
000.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Rupiah);

 Penggugat tidak dapat menyewakan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang
terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat), dengan harga sewa pertahun
sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Sehingga Penggugat mengalami
kerugian sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2019 (16 Tahun) yaitu sebesar 16 x
Rp. 15.000.000,- = Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah) ;

 Biaya jasa advokat sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) ;

Kerugian In Materiil

 Penggugat merasa malu, resah dan takut kehilangan penguasaan atas tanah dan rumah
di atasnya, yang telah dibelinya dari AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang dalam
sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI, sehingga menyebabkan kerugian
in materiil yang apabila dinilai dengan uang adalah senilai Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) ;

6. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar secara
tunai dan seketika kepada Penggugat kerugian yang diderita oleh Penggugat dengan
perincian :

Kerugian Materiil :

 Penggugat tidak dapat menempati sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang
terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat) dengan harga pembelian Rp. 140.
000.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Rupiah);

 Penggugat tidak dapat menyewakan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya yang
terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat), dengan harga sewa pertahun
sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah). Sehingga Penggugat mengalami
kerugian sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2019 (16 Tahun) yaitu sebesar 16 x
Rp. 15.000.000,- = Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah) ;

 Biaya jasa advokat sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) ;

Kerugian In Materiil

 Penggugat merasa malu, resah dan takut kehilangan penguasaan atas tanah dan rumah
di atasnya, yang telah dibelinya dari AGUSTINE DJOHAR MURTATY yang dalam
sertipikat tertulis SAARTJE alias DJOHAR MARTUTI, sehingga menyebabkan kerugian
in materiil yang apabila dinilai dengan uang adalah senilai Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) ;

7. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II atau siapapun yang menguasai sebidang tanah
beserta bangunan di atasnya yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan
Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik
(SHM) No. 605 Desa Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 –
1992 / 75, Luas +/- 279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat), demi hukum wajib
mengosongkan dan menyerahkan kepada Penggugat tanpa syarat dan tanpa beban
apapun juga dan apabila perlu dengan menggunakan alat Negara, dalam hal ini pihak
Kepolisian dan TNI ;
8. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk setiap hari keterlambatan apabila Tergugat
I dan Tergugat II tidak segera mengosongkan sebidang tanah beserta bangunan di atasnya
yang terletak di Jl. Karangrejo, RT. 04, RW. 02, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan
Gajahmungkur, Kota Semarang, berdasarkan Sertipikat Hak Milik (SHM) No. 605 Desa
Karangrejo, dengan Gambar Situasi tanggal 3 – 4 – 1992 No. 1779 – 1992 / 75, Luas +/-
279 m2, atas nama ABDUL MADJID (Penggugat), terhitung sejak putusan ini berkekuatan
hukum tetap (in kracht van gewijsde) ;

9. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu


meskipun ada upaya hukum banding, verzet dan Kasasi (Uitvoorbaar Bij Vooraad);

10. Memerintahkan kepada Turut Tergugat untuk patuh dan tunduk terhadap putusan
ini

11. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng untuk membayar
biaya perkara yang timbul dalam perkara ini ;

ATAU

Dalam Peradilan yang baik mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono);

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

VEGANTARA, SH., MH DEDDY SOELISTIJONO, SH

Anda mungkin juga menyukai