Kepada Yth:
Ketua Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang
Cq. Majelis Hakim yang Memeriksa Perkara
4 /Pdt.G/2021/PN.Sdr
di,-
Pangkajene
Hj. Male binti H. Tappu, NIK. 7314034107770148, Tempat Tanggal Lahir, Sidrap,
10 Oktober 1965, (usia ± 56 tahun), Agama Islam, Pekerjaan Mengurus rumah
tangga, Pendidikan terakhir SD, bertempat tinggal kediaman di Dusun III
Kandiawang, Desa Ajubissue, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng
Rappang, Selanjutnya disebut PEMBERI KUASA.---------------------------------------------
BRIJAYA, S.H.--------------------------------------------------------------------------------------------
ANDI TUNGKE, S.H.------------------------------------------------------------------------------------
1
Melawan
1. Massettuang bin H. Tappu, Tempat/tgl lahir, Sidrap, 31 Desember 1951, jenis
kelamin Lali-laki, agama Islam, Pekerjaan Petani, bertempat tinggal di UPT I
Betao, Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidenreng Rappang,
selanjutnya disebut Penggugat.--------------------------------------------------------------
MENGENAI :
Adapun Jawaban yang disertai dengan Eksepsi adalah terurai sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
2
(1) Para Pihak wajib menghadiri secara langsung pertemuan Mediasi dengan
atau tanpa didampingi oleh kuasa hukum.
(2) dst.
(3) Ketidak hadiran Para Pihak secara langsung dalam proses Mediasi hanya
dapat dilakukan berdasarkan alasan sah.
(4) Alasan sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi antara lain:
a. Kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan hadir dalam pertemuan
Mediasi berdasarkan surat keterangan dokter; b. dst.
----------Bahwa Penggugat hanya diwakili oleh kuasanya dengan alasan sakit dan
memperlihatkan Surat Rujukan dari Puskesmas dengan alasan sudah sore sehingga
tidak Penggugat tidak memperoleh Surat Keterangan sakit dan berjanji dihadapan
Hakim Mediator akan menyerahkan Surat Keterangan Sakit pada hari selasa tanggal
23 Pebruari 2021, namun pada saat agenda sidang Pembacaan Gugatan,
Penggugat tidak dapat memperlihatkan Surat Keterangan Sakit oleh Dokter
sehingga berdasarkan Perma No. 1 Tahun 2016 Tentang Mediasi, Pasal 7
(1) Para Pihak dan/atau kuasa hukumnya wajib menempuh Mediasi dengan
iktikad baik.
(2) Salah satu pihak atau Para Pihak dan/atau kuasa hukumnya dapat
dinyatakan tidak beriktikad baik oleh Mediator dalam hal yang
bersangkutan:
a. tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut
dalam pertemuan Mediasi tanpa alasan sah;
b. menghadiri pertemuan Mediasi pertama, tetapi tidak pernah hadir pada
pertemuan berikutnya meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua)
kali berturutturut tanpa alasan sah;
c. ketidakhadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan
Mediasi tanpa alasan sah; d. Dst...
(1) Apabila penggugat dinyatakan tidak beriktikad baik dalam proses Mediasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), gugatan dinyatakan tidak
dapat diterima oleh Hakim Pemeriksa Perkara.
(2) Penggugat yang dinyatakan tidak beriktikad baik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai pula kewajiban pembayaran Biaya Mediasi.
3
► Exceptio Litis Pendentis
4
- Bahwa pada sidang sebelumnya Penggugat menyerahkan perbaikan gugatan
tertanggal 02 Maret 2021, yang telah merugikan kepentingan Tergugat
diantaranya :
5
- Putusan MA-RI No. 334.K/Sip/1972, tanggal 11 Maret 1972, tanggal 4
Oktober 1972 : Judex-facti tidak boleh merubah dalil gugatan (Posita) dari
Penggugat (Pasal 189 ayat (3) Rbg / Pasal 178 ayat (3) HIR.-----------------------
- Putusan MA-RI No. 843.K/Sip/1984, tanggal 19 September 1985 :
Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan Hukum Acara sebab Pihak
Tergugat asal tidak ternyata didengar dan menyetujui akan usul perubahan
gugatan yang diajukan oleh Penggugat/Penggugat asal dalam
persidangapada tanggal 20 April 1981, Maka usul perubahan tersebut harus
dianggap tidak pernah ada. Jumlah piutang yang daat dikabulkan hanya apa
yang disebut dalam surat Gugat Penggugat asal yakni sebesar Rp.
32.346.555.---------------------------------------------------------------------------------------
-
- Putusan MA-RI No. 943.K/Pdt/1981, tanggal 19 September 1985 :
Perubahan Gugatan selama Persidangan :
6
----------Bahwa gugatan Para Penggugat begitu rancu karena permasalahan antara
posita dan petitum tidak rinci dijabarkan dan permasalahannya antara Postita
wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Gugatan Penggugat tidak terang atau
isinya tidak jelas, contohnya tidak jelas dasar hukumnya, tidak jelas objek
sengketanya, karena Penggugat menguasai objek yang digugat. maka patut secara
hukum gugatan Penggugat memenuhi unsur gugatan obscuur Libel dan harus
dinyatakan gugatan tidak dapat diterima atau Niet Ontvankelijke Verklaad (NO).---
Bahwa Obyek sengketa a quo berupa sebidang tanah perumahan milik orang tua
penggugat yang dibagi ke 2 (dua) orang anaknya Massettuang (penggugat) seluas
6 x 35 meter, dan Hj. Male (tergugat) juga mendapatkan bagian seluas 6 x 35 meter,
Penggugat bahkan telah menguasai sebagian tanah milik Tergugat dan kini
mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang untuk
menguasai bagian Tergugat yang masih tersisa, Seharusnya bangunan rumah milik
Penggugat memanjang dari arah Selatan ke Utara, akan tetapi oleh Penggugat
mendirikan rumah memanjang dari arah Timur ke Barat, sehingga bagian rumah
bagian Barat milik Penggugat, mengambil sebagian tanah milik Tergugat sehingga
Tergugat tidak lagi memiliki akses menuju tanah perumahan miliknya. maka patut
secara hukum gugatan Penggugat mengandung unsur error in objecto dan harus
dinyatakan gugatan tidak dapat diterima atau Niet Ontvankelijke Verklaad (NO).---
Bahwa berdasarkan uraian dalil eksepsi Tergugat tersebut diatas, wajar dan patut/
cukup beralasan hukum bilamana Tergugat Mohon kepada Ketua/Cq. Majelis hakim
Perkara No.: 4/P.dt.G/2021/PN.SIDRAP yang memeriksa dan mengadili perkara ini ,
kiranya berkenan mempertimbangkan dan memutuskan eksepsi dari Tergugat
sebelum memeriksa pokok perkara ini dengan menyatakan sebagai berikut : ---------
7
3. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya perkara yang timbul
dalam perkara
ini.--------------------------------------------------------------------------------
8
-----Bahwa H. Tappu telah menyerahkan tanah perumahan miliknya kepada
Massettuang (penggugat) seluas ± 210 are atau 6 M X 35 M, sementara Hj.
Male (tergugat) mendapatkan bagian yang sama seluas ± 210 are atau 6 M X
35 M.--------------------------------------------------------------------------------------------------
-----Bahwa jika Penggugat mendalilkan jika tanah perumahan tersebut dikuasai
sejak tahun 1981, berarti status kepemilikan adalah masih milik orang tua
Penggugat dan Tergugat dan ditempati Penggugat tanpa hak karena H. Tappu
menyerahkan kepemilikan kepada ke 2 (dua) anaknya pda tahun 2004.-----------
4. Bahwa terhadap gugatan Penggugat pada poin 2 (dua) adalah dalih dan dalil
yang tidak benar, seharusnya Penggugat menjelaskan lebih rinci tentang tanah
yang ditempati selama ± 40 tahun perolehannya seperti apa.-------------------------
5. Bahwa terhadap gugatan Penggugat pada poin 3 (tiga) dan 4 (empat) adalah
dalih dan dalil yang tidak benar pula adanya, yang benar adalah orang tua
Penggugat dan Tergugat membagikan objek sengketa a quo, seharusnya
memanjang dari sisi selatan ke utara atau menghadap kejalan poros dongi,
akan tetapi Penggugat melakukan hal yang merugikan Tergugat dengan
mengambil dan menguasai tanah objek sengketa a quo memanjang dari arah
timur ke barat sehingga mengambil sebagian tanah milik Tergugat, selain
itupula kini Tergugat tidak mempunyai akses jalan masuk ke tanah milik
Tergugat, karena tidak ada akses menuju kerumahnya sehingga Tergugat
menjual rumah miliknya.-------------------------------------------------------------------------
6. Bahwa terhadap gugatan Penggugat pada poin 5 (lima) adalah dalih dan dalil
yang tidak benar, yang benar adalah justru Penggugat mendirikan rumah yang
terlalu memanjang sehingga yang mengambil tanah milik Tergugat.----------------
7. Bahwa terhadap gugatan Penggugat pada poin 6 (enam) adalah dalih dan dalil
yang tidak benar, yang benar adalah peralihan atas obyek hanya dapat terjadi
sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Pokok-pokok Agraria pasal 26 UUPA yang menetapkan penguasaan
tanah dengan alas hak milik dapat terjadi dengan cara 1. Jual beli, 2.
Penukaran Penghibahan, 3. Pemberian dengan wasiat pemberian menurut
adat dan perbuatan lain. Sedangkan hak milik dapat hapus karena
penghapusan hak, penyerahan sukarela, penelantaran pengasingan tanah
(lihat pasal 21 (B) dan pasal 26 (2) berdasarkan hal-hal tersebut diatas sebab
9
kepemilikan karena kadaluwarsa tidak termasuk cara penguasaan hak milik
tanah menurut hukum Nasional Indonesia.
10
Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana yang termuat tersebut di atas,
Tergugat memohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Sidenreng
Rappang Cq. Majelis hakim yang memeriksa perkara ini agar menjatuhkan putusan
sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Dan atau apabila Ketua Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang Cq.Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berpendapat lain maka
mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Auquo Et Bono) dan menurut Peradilan
yang baik.
Demikian Jawaban gugatan yang disertai dengan Eksepsi ini kami ajukan, atas
Perhatian dan Penerimaan serta Putusannya yang adil menurut Hukum, kami
haturkan banyak terima kasih.
Hormat Kami
Kuasa Hukum Tergugat
11
BRIJAYA, S.H. ANDI TUNGKE, S.H.
12