Anda di halaman 1dari 3

Cara Jadi Pengacara Hebat Dan Sukses

Cara Jadi Advokat/Pengacara Hebat Dan Sukses ~ Tingginya minat


para sarjana hukum (SH) untuk jadi Advokat (Pengacara) dan juga menjadi
Konsultan Hukum, mengakibatkan usaha untuk menjadi seorang praktisi
hukum yang tangguh, hebat, sukses, jawara, top, tersohor, kondang, terkaya,
terpopuler, ternama atau sebutan lainnya adalah skala prioritas yang
mewarnai kriprah di dunia layanan jasa pemberian bantuan hukum ini. Pada
prinsipnya, profesi Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum adalah
merupakan salah satu unsur dalam strata kehidupan masyarakat modern,
tidak beda dengan profesi di bidang layanan jasa lainnya, misalnya guru,
dokter, atau pebisnis. Tapi sebenarnya, kehebatan profesi Advokat
(Pengacara) atau Konsultan Hukum hanya dimiliki oleh kalangan (kantor
hukum/law firm) tertentu saja, yang kalau dikira-kira kisarannya tidak
melebih dari 8% dari jumlah Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum
yang ada di Indonesia, sisanya 75% adalah Advokat (Pengacara) atau
Konsultan Hukum yang memiliki karir biasa-biasa saja, dan sisanya adalah
dikategorikan sebagai Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum di bawah
rata-rata. Miris memang, tapi itulah fakta yang harus diterima, karena
semerbaknya tidak seharum penampilannya yang selalu rapi, berjas dan
mengenakan dasi dileher.

Fakta yang bisa dijadikan untuk memperkuat analisis diatas, adalah ketika
terjadi padapenyelesaian sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi baru-baru
ini, yang mana sebagai “Raja Perkara atau Raja Kasus” adalah dari kantor
hukum (law firm) yang itu-itu saja dari tahun ke tahun, dan bahkan ada satu
law firm yang kebanjiran kasus lebih dari 10 perkara/sengketa yang
ditanganinya, coba bayangkan berapa honor advokat atau pengacara yang
diterimanya. Tak perlu kita iri, karena untuk mencapai dan masuk dalam
jajaran 8% itu membutuhkan banyak faktor, salah satunya adalah
pengalaman dalam menangani berbagai kasus.

Bahwa Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum dari daerah dan suku
manapun itu, maka tidak terlepas dari faktor tiga strata sebagaimana yang
kami kemukakan diatas. Misalnya, kami ambil contoh Advokat (Pengacara)
atau Konsultan Hukum dari suku saya sendiri (Batak), tidak semua Advokat
(Pengacara) atau Konsultan Hukum Batak yang menjadi sukses dan berkibar-
kibar namanya, atau kaya, dan memiliki penampilan super mewah
(berbintang lima), serta glamour seperti yang sering kita lihat di media cetak
maupun media elektronik (televisi). Faktanya, seperti di Medan (Provinsi
Sumatera Utara) banyak para rekan Advokat (Pengacara) atau Konsultan
Hukum yang kesulitan mendapat klien atau kasus/perkara, yang
mengakibatkan arus kas pemasukan menjadi macet. Kondisi seperti ini, tentu
saja berdampak negatif, yang mana terkadang harus serabutan (kerja
sambilan) mengerjakan proyek-proyek yang jauh dari profesi bidang hukum.
Yang terpenting targetnya adalah bisa bertahan saja sudah syukur.

Secara umum, kesuksesan menjadi seorang Advokat (Pengacara) atau


Konsultan Hukum sangat ditentukan oleh faktor:
 Kesuksesan di bidang keuangan (finansial) sebagai hasil kerja dari
kehebatan profesionalisme yang dilakukan dalam beracara dan atau
memecahkan, sekaligus menyelesaikan banyak perkara pada level menang.
Tentu saja, perkara yang ditangani dikategorikan sebagai perkara kelas
kakap, sehingga akan memperoleh standard fee yang besar dari proses
beperkara dimaksud. Tidak hanya itu saja, sudah bisa dipastikan akan
mengantongi success fee besar sebagai tambahan karena telah
memenangkan kasus tersebut di pengadilan;
 Sukses moral, yang merupakan hasil dari kepatuhan pada nilai-nilai
etika, khususnya ketaatan pada Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI),
sehingga jauh dari praktik-praktik mafia peradilan;
Ada beberapa cara atau tips untuk bisa menjadi seorang Advokat (Pengacara)
atau Konsultan Hukum yang hebat, tangguh dan bermental jawara, yakni:
 Serius dalam menekuni profesi Advokat (Pengacara) atau Konsultan
Hukum, misalnya melindungi hak hukum seseorang dan menjaga kepentingan
hukum masyarakat;
 Belajar dan terus belajar, seorang Advokat (Pengacara) atau Konsultan
Hukumyang baik dan berkualitas adalah wajib memahami dan memiliki ilmu
hukum yang tinggi dan berwawasan luas.
 Kuasai peraturan-peraturan hukum, baik yang lama maupun yang
terbaru dibarengi dengan banyak membaca buku-buku hukum dan
juga yurisprudensi;
 Membangun dan menjaga kredibilitas dengan jalan memperkuat nilai
kompetensi hukum;
 Menjaga dan menjunjung integritas tinggi ikatan moral antara
seorangAdvokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum dengan klien;
 Kuasai materi perkara;
 Kuasai panggung dunia pengadilan;
 Rendah hati;
 Percaya diri;
 Tegas dalam bersikap dan mantap saat berbicara;
Itulah beberapa hal yang bisa kita pedomani untuk bisa menjadi
seorang Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum yang sukses dan
terhormat. Sekian dan terima kasih.

Hormat kami,
N. HASUDUNGAN SILAEN, SH
Advokat (Pengacara) atau Konsultan Hukum NIA. 98.10796

Anda mungkin juga menyukai