Anda di halaman 1dari 20

MEMORI BANDING

Atas Putusan Pengadilan Negeri Manado


Nomor: 527/Pdt.G/2020/PN Mnd

Antara:

LIESBETH MAWEIKERE, HELLY FEBRINA KOLONDAM, RILLY

JOWEL KOLONDAM

(Pembanding/dahulu Penggugat)

Lawan

LAURENS FRITS KOLONDAM


(Terbanding/dahulu Tergugat)
Manado, 22 September 2021

Kepada Yth,

Ketua Pengadilan Tinggi Manado

Di –
M a n a d o.
Melalui,

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Manado

Di –
M a n a d o.

Perihal : MEMORI BANDING

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : LIESBETH MAWEIKERE


Tempat Lahir : Tomohon
Umur/Tgl lahir : 74 Tahun / 07 Februari 1947
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Lingk.V, Kel.Kleak, Kec. Malalayang, Kota Manado
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Cerai Mati

Dan
Nama : HELLY FEBRINA KOLONDAM
Tempat Lahir : Manado
Umur/Tgl lahir : 46 Tahun / 11 Februari 1975
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Lingk.V, Kel.Kleak, Kec. Malalayang, Kota Manado
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pendidikan : S2
Status Perkawinan : Kawin

Dan

Nama : RILLY JOWEL KOLONDAM


Tempat Lahir : Tomohon
Umur/Tgl lahir : 43 Tahun / 06 April 1978
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Lingk.V, Kel.Kleak, Kec. Malalayang, Kota Manado
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Cerai Hidup

Dahulu sebagai Para Penggugat, selanjutnya disebut,…………. Para Pembanding

Dengan ini mengajukan banding atas Putusan Pengadilan Negeri Manado nomor;

527/Pdt.G/2020/PN.Mnd, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

pada hari Kamis tanggal 24 Juni 2021, yang amarnya sebagai berikut:

MENGADILI :
Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya.


2. Menetapkan sah menurut hukum semua alat bukti yang diajukan Para
Penggugat.
3. Menetapkan sah Surat Persetujuan Hasil Musyawarah tertanggal 15 Agustus
2007
4. Menetapkan bahwa Tergugat telah melakukan Wanprestasi.
5. Menghukum Tergugat untuk melaksanakan Surat Persetujuan Hasil
Musyawarah tertanggal 15 Agustus 2007, khususnya Lampiran Surat
Persetujuan Hasil Musyawarah Angka Romawi IV yang berkaitan dengan
memindahkan bangunan rumah dipinggiran saluran air, jika perlu dengan
bantuan alat Negara.
6. Menetapkan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang
diletakkan atas tanah yang terletak di Kelurahan Karombasan Utara
Lingkungan I Kecamatan Wanea Kota Manado dengan batas-batas sebagai
berikut:
Utara dengan Keluarga Asikin - Sumendap,
Timur dengan Saluran Air,
Selatan dengan Saluran Air,
Barat dengan Jalan,
dengan luas tanah kurang lebih 300 M2 (Tigaratus Meter Persegi)
Trapesium
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini.

Terhadap putusan tersebut di atas, berdasarkan Akta Pernyataan Permohonan

Banding No. 527/Pdt.G/2020/PN.Mnd tanggal 24 Juni 2021 telah Pembanding

mohonkan untuk dilakukan pemeriksaan pada tingkat Banding. Dengan demikian

permohonan banding ini diajukan dalam tenggang waktu yang diperkenankan oleh

Undang-Undang.
1. Pendahuluan

Setelah mendengar, membaca salinan putusan dalam perkara Nomor:

527/Pdt. G/2020/PN.Mnd, Pembanding menyatakan sangat keberatan karena

Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo tidak mencermati secara teliti

tentang Fakta Persidangan yang terungkap. Sehingga pertimbangan hukum

yang dibuat tidak sesuai dengan Fakta Persidangan dalam perkara a quo.

Bahwa Tanah Pekarangan dan Rumah/Bangunan Objek sengketa

merupakan Pembelian dari Penggugat terhadap Kel. Asikin-Sumendap. Bahkan

terungkap dipersidangan bahwa Tergugat tidak mau keluar/memberikan Tanah

Objek Sengketa yang sebenarnya milik dari Penggugat sesuai dengan Perkara

a quo.

Bahwa Tanah Pekarangan dan Rumah/Bangunan Objek Sengketa dalam

perkara a quo sekarang diduduki oleh Tergugat/Terbanding bersama anak-anak

karena Tergugat/Terbanding masuk untuk bercocok tanam diatas Tanah

Pekarangan dan Rumah/Bangunan Objek Sengketa atas ijin Suami Penggugat.

Bahwa Penggugat/Pembanding memiliki bukti kepemilikan Tanah berupa

kwitansi Pembayaran Garapan dari Keluarga Asikin-Sumendap yang

disaksikan langsung oleh Ibu Lurah Kelurahan Karombasan Utara beserta

seorang Pegawai Staff Kelurahan Karombasan Utara Bpk. Tommy Massie dan
Kepala Lingkungan I Bpk. Richard Mandagi dan satu orang Bapak Polisi dari

Sektor Urban Wanea.

Bahwa Tanah Pekarangan dan Rumah/Bangunan Objek Sengketa adalah

Tanah Milik Negara yang di Permasalahkan dalam Perkara a quo.

Oleh karena kekeliruan Majelis Hakim dalam perkara a quo, maka

Penggugat/Pembanding mengajukan memori banding dengan alasan-alasan

sebagai berikut:

2. Keberatan-keberatan atas Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Judex


factie pada Pengadilan Negeri Manado
A. Penggugat/ Pembanding adalah Pemilik yang sah atas Tanah a quo.
1 Bahwa dari semua keterangan saksi yang di ajukan oleh Penggugat/
Pembanding maupun Tergugat/ Terbanding, semua menyatakan bahwa
Keluarga ASIKIN-SUMENDAP sebagai Pemilik awal / Penggarap
pertama tanah objek sengketa.
2 Bahwa seharusnya dari situlah garis lurus /benang merah kepemilikan
tanah objek perkara di tentukan.
3 Bahwa tak bisa di bantah dan merupakan fakta hukum di persidangan
hanya suami Penggugat HANS KOLONDAM yang melakukan transaksi
ganti garapan dengan Keluarga ASIKIN-SUMENDAP Selaku penggarap
awal.
4 Bahwa surat tersebut bukan di buat di hadapan Lurah dan bukan atka
otentik tidaklah bisa menjadi surat yang sah dan tidak memiliki kekuatan
hukum sebagai alas hak kepemilikan, karena tanah objek sengketa
memang merupakan tanah Negara dan Terhadap tanah Negara tidak bisa
di perjual belikan, tetapi sesuai aturan No 8 Tahun 1953 terhadap tanah
Negara. Maka bisa di konversi, maka pemiliki Penggugat sudah benar
karena Penggugat melakukan ganti garapan dengan Penggarap pertama.
5 Bahwa apapun alasannya tidak bisa meniadakan hak dari penggarap
pertama dan Penggugat yang melakukan ganti garapan.
6 Bahwa saksi ALTJE ALTINJE ROLOS menerangkan bahwa mengetahui
mengenai tanah ini karena saksi dulu pernah tinggal di kost yang berada di
tanah itu namun pada bangunan rumah yang pertama dibangun oleh
Penggugat/Pembanding dan suami Penggugat/Pembanding. Bahwa saksi
tahu ada kost dirumah Penggugat/Pembanding pada tahun 1979 sampai
dengan akhir tahun 1981.
7 Bahwa suami Penggugat HANS KOLONDAM adalah Pembeli yang sah
berdasarkan bukti surat P-3 berupa fotocopy Asli Kwitansi Pembayaran
tertanggal 10 September 1975 yang menerangkan keluarga Kolondam-
Maweikere telah membeli dari Keluarga ASIKIN-SUMENDAP tanah
garapan berupa kebun kering berisi tanaman pisang, ubi, sayur, dll. Yang
luasnya 300 meter persegi dan mempunyai Keterangan Ganti Rugi
Garapan nomor : 24/71.71.07.08/XII/2015 tertanggal 8 Desember 2015
sesuai dengan Bukti Surat P-7
B. Tergugat/Terbanding bukan Pemilik Tanah a quo
1. Bahwa Tergugat bukanlah pemilik tanah objek sengketa hal tersebut
terlihat dalam jawaban Duplik kesimpulan Tergugat/Terbanding
berpegang pada ijin polisi atas nama Bapak HENGKY MANUS. Semua
keterangan tersebut adalah lisan. Bagaimana mungkin hal itu menjadi
pertimbangan majelis hakim, keterangan yang berdiri sendiri tanpa
didukung oleh saksi, semuanya adalah keterangan bohong dan tidak bisa
di sahkan.
2. Bahwa Tergugat/Terbanding adalah saudara kandung dari Suami
Penggugat/Pembanding yang tinggal di Poso Sulawesi Tengah dan
suami Penggugat pergi mengambil Tergugat/Terbanding beserta isteri
dan 3 (tiga) orang anaknya datang ke Manado untuk berobat karena
Tergugat/Terbanding sedang dalam keadaan sakit dan tinggal di rumah
Penggugat/Pembanding di Kelurahan Kleak.
3. Bahwa Suami Penggugat/Pembanding memberikan ijin kepada
Tergugat/Terbanding untuk tinggal di Tanah a quo yang telah menjadi
milik dari Suami Penggugat/Pembanding.
4. Bahwa sebelum Penggugat/Pembanding mengijinkan tanah a quo di
tinggali oleh Tergugat/Terbanding ada persyaratan yang telah di setujui
bersama antara Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding yaitu
Jika Penggugat/Pembanding I membutuhkan Kembali tanah tersebut,
maka Tergugat/Terbanding segera keluar dan menyerahkan tanah
tersebut kepada Penggugat/Pembanding I.
C. Tentang Pertimbangan Hukum Judex Factie
1. Bahwa dalam pertimbangan Hakim Gugatan dengan Nomor :
290/Pdt.G/2019/PN.Mnd adalah gugatan yang sama dengan Perkara a
quo tetapi gugatan tersebut tidak dapat diterima karena gugatan
tersebut mengandung cacat fomil sehingga dari gugatan tersebut jelas
berbeda dengan gugatan perkara a quo dimana gugatan tersebut adalah
gugatan Perbuatan Melawan Hukum sedangkan gugatan perkara a quo
adalah gugatan yang mempunyai tindakan Ingkar Janji atau
WANPRESTASI yang di lakukan oleh Tergugat/Terbanding.
2. Bahwa dalam pertimbangan hakim halaman 62 yang menyatakan bahwa
adanya kesepakatan antara Penggugat/Pembanding dan
Tergugat/Terbanding dari hasil musyawarah yang dilakukan dihadapan
kepala lingkungan I Kelurahan Karombasan Utara JANTJE SEKEON
yang adalah saksi dari Penggugat/Pembanding yang ikut
menandatangani surat musyawarah tersebut.
3. Bahwa kesepakatan yang dibuat adalah sah menurut hukum karena
antara Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding adalah orang
yang sudah dewasa yang sudah memenuhi syarat untuk melakukan
perjanjian/kesepakatan.
4. Bahwa dalam pertimbangan majelis hakim yang menerangkan bahwa
semua bukti yang telah di lampirkan secara sah dalam Perkara a quo
harus di kesampingkan. Seharusnya bukti tersebut bisa menjadi titik
terang dalam perkara a quo yang tidak mempunyai titik terang.
5. Bahwa dalam halaman 58 sampai dengan halaman 68 amar majelis
hakim, hal tersebut kami uraikan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa untuk memudahkan pemahaman akan uraian


pertimbangan berikut ini, Hakim akan mempertimbangkan menurut
petitum gugatan Para Penggugat

Menimbang bahwa dalam petitum Para Penggugat “DALAM TINDAKAN


PENDAHULUAN” oleh karena berkaitan dengan Petitum angka 6 maka
akan di pertimbangkan bersamaan petitum angka 6;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan


mengenai Petitum Gugatan Angka 1 (satu) yaitu Mengabulkan gugatan
Para Penggugat untuk seluruhnya;

Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 1 (satu) Para Penggugat ini


akan di pertimbangkan setelah mempertimbangkan petitum angka 2 (dua)
sampai dengan petitum angka 5 (lima) dari gugatan Para Penggugat;

Menimbang bahwa, untuk itu maka majelis Hakim akan


mempertimbangkan petitum angka 2 dari Penggugat yaitu Menetapkan sah
menurut hukum semua alat bukti yang diajukan Para Penggugat;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 164 HIR / Pasal 284 RBG alat-
alat bukti yang sah menurut hukum acara perdata yaitu Bukti Surat, Bukti
Saksi, Pengakuan, Sumpah, Persangkaan. Para Penggugat di dalam
persidangan telah mengajukan alat bukti yaitu berupa surat-surat maupun
saksi-saksi;

Menimbang, bahwa di dalam hukum acara perdata, Hakim hanya menilai


kebenaran surat-surat secara formil (Vide M Yahya harahap, Hukum Acara
Perdata tenteng Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2005. Hlm 498) dan Hakim
hanya akan mempertimbangkan bukti-bukti yang berkaitan dengan perkara
a quo , untuk itu majelis berpendapat petitum angka dua dari Para
Penggugat melalui Kuasa Para Penggugat ini adalah berlebihan sehingga
patut untuk di tolak;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan petitum


angka 3 (tiga) namun oleh karena ada keterkaitan antara petitum angka 3
(tiga) yaitu Menetapkan sah Surat Persetujuan Hasil Musyawarah
tertanggal 15 Agustus 2007 dan petitum angka 4 (empat) yaitu menetapkan
bahwa Tergugat telah melakukan Wanprestasi maka majelis akan
mempertimbangkan sekaligus;

Menimbang, bahwa untuk mempertimbangkan petitum angka 3 (tiga) dan 4


(empat) ini maka ada dua hal penting yang harus di lihat yaitu apakah benar
ada perjanjian di antara Para Penggugat dan apakah benar Tergugat telah
melakukan wan prestasi terhadap perjanjian tersebut.

Menimbang bahwa untuk mengetahui apakah suatu perjanjian adalah sah


atau tidak sah, maka perjanjian tersebut harus di uji dengan beberapa syarat
sebagaimana yang di atur berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata yaitu:

Adanya Kesepakatan Kehendak (Consenses, Agreement) yaitu antara kedua


belah pihak harus ada kesesuaian pendapat tentang apa yang diperjanjikan
dan tidak terjadi pemaksaan (dwang, duress), penipuan (bedrog, fraud),
kesilapan (dwaling, mistake) sebagaimana pada pasal 1321 KUHPerdata;

Adanya Kecakapan untuk mengadakan perikatan yaitu pihak yang


melakukan kontrak haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang
membuat kontrak tersebut. Sebagaimana Pasal 1330 KUHPerdata
menentukan bahwa setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan ,
kecuali undang-undang menentukan bahwa ia tidak cakap yaitu orang-
orang yang belum dewasa dan orang-orang yang dibawa pengampuan

Suatu perihal /Obyek tertentu yaitu bahwa suatu kontrak atau perjanjian
harus berkenaan dengan hal yang tertentu, jelas dan dibenarkan menurut
hukum sebagaimana Pasal 1332 dan Pasal 1333 KUHPerdata

Adanya Kausa yang diperbolehkan/halal/legal yaitu suatu kontrak atau


perjanjian haruslah di buat dengan maksud / alasan yang sesuai hukum
yang berlaku.

Menimbang, bahwa sedangkan pengertian Wan Prestasi atau breach of


contract adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana
mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu
seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan. Menurut
Wirjono Prodjodikoro, wanprestasi adalah ketiadaaan suatu prestasi di
dalam hukum perjanjian, berarti suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai
isi dari suatu perjanjian sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 1243 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata atau KUHPerdata;

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis Hakim akan mempertimbangkan


apakah benar ada perjanjian di antara Para Penggugat dan Tergugat?

Menimbang bahwa sesuai bukti P-6 yaitu Fotocopy sesuai Asli Kutipan
Akta Kematian tertanggal 6 November 2020 yang menyatakan pada tanggal
28 Oktober 2020 telah meninggal dunia di Manado HANS WILSON
KOLONDAM dan bukti P-5 yaitu Fotocopy sesuai Asli Surat Keterangan
Waris yang menjelaskan bahwa Para Penggugat merupakan Ahli waris dari
Hans Wilson Kolondam;

Menimbang bahwa berdasarkan Bukti P-1 yaitu ”Surat Persetujuan Hasil


Musyawarah” tertanggal 15 Agustus 2007 atas nama pihak pertama Hans
Wilson Kolondam dan pihak kedua Laurens Frits Kolondam menyebutkan
antara Almarhum Hans Wilson Kolondam yaitu suami Penggugat I atau
ayah dari Penggugat II dan Penggugat III telah bermusyawarah mufakat
dengan Tergugat, Laurens Frits Kolondam.

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-1 tersebut telah ternyata adanya


suatu perjanjian pengosongan sebidang tanah antara Almarhum Hans
Kolondam dan Tergugat. Selanjutnya timbul pertanyaan, apakah perjanjian
atau hasil musyawarah antara Hans Kolondam dengan Tergugat tersebut
telah memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1320
KUHPerdata tersebut?, untuk itu Majelis akan mempertimbangkan seperti
di bawah ini;

Menimbang, bahwa syarat pertama perihal ”Adanya Kesepakatan


Kehendak (Consenses, Agreement)” yaitu antara kedua belah pihak harus
ada kesesuaian pendapat tentang apa yang diperjanjikan dan tidak terjadi
pemaksaan (dwang, duress), penipuan (bedrog, fraud), kesilapan (dwaling,
mistake) sebagaimana pasal 1321 KUHPerdata;

Menimbang, bahwa dalam bukti P-1 tersebut Almarhum Hans Wilson


Kolondam memberikan kepada Tergugat sebidang tanah garapan di atas
tanah negara yang terletak di lingkungan I Kelurahan Karombasan Utara
dengan batas-batas Utara berbatasan dengan Hans Wilson Kolondam,
bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Saluran air, sedangkan bagian
Barat berbatasan dengan Jalan. Sesuai bukti P-1 tersebut dalam
lampirannya menyebutkan enam poin juga yang telah disepakati
diantaranya sebagaimana bukti P-2 yaitu Almarhum Hans Kolondam juga
telah menyerahkan sejumlah uang secara tunai sebesar yaitu Rp.
2.600.000,- kepada Tergugat agar dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
Tergugat harus segera memindahkan rumah ke lokasi dari hasil
musyawarah tersebut. Hal mana sesuai keterangan saksi JANTJE SEKEON
yang mana ikut menandatangani surat Persetujuan Hasil Musyawarah
(Bukti P-1) karena sebagai Kepala Lingkungan I Kelurahan Karombasan
Utara pada saat itu;

Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan di atas telah ternyata bahwa antara


Almarhum Hans Wilson Kolomdam dan Tergugat telah bersepakat agar
Tergugat mengosongkan tanah obyek sengketa dan Tergugat telah pula
menerima uang tunai sebesar Rp. 2.600.000,- tersebut dengan demikian
Tergugat telah terbukti adanya ”Kesepakatan” sebagaimana syarat pertama
dalam Pasal 1320 KUHPerdata;

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan syarat


kedua ”Adanya Kecakapan untuk mengadakan perikatan” yaitu pihak yang
melakukan kontrak haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang
membuat kontrak tersebut. Sebagaimana Pasal 1330 KUHPerdata
menentukan bahwa setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan ,
kecuali undang-undang menentukan bahwa ia tidak cakap yaitu orang-
orang yang belum dewasa dan orang-orang yang dibawa pengampuan;

Menimbang, bahwa sebagaimana bukti P-1 tersebut Hans Wilson


Kolondam saat perjanjian tersebut di buat telah berusia 60 tahun sedang
Tergugat berusia 52 tahun dimana telah berusia dewasa dan tidak ada bukti
sedang dalam Pengampuan sehingga itu syarat adanya kecakapan tersebut
telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa selanjutnya majelis Hakim akan mempertimbangkan


syarat ke tiga ”Suatu perihal /Obyek tertentu” yaitu bahwa suatu kontrak
atau perjanjian harus berkenaan dengan hal yang tertentu, jelas dan
dibenarkan menurut hukum sebagaimana Pasal 1332 dan Pasal 1333
KUHPerdata yakni menyatakan suatu perjanjian harus mempunyai pokok
suatu benda (zaak) yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya;

Menimbang, bahwa dalam perjanjian sesuai bukti P-1 tersebut yang


menjadi Obyek dalam musyawarah tersebut adalah sebuah rumah dan
sebidang tanah garapan di atas tanah negara yang terletak di Lingkungan I
Kelurahan Karombasan Utara. Selanjutnya timbul pertanyaan apakah
sebidang tanah tersebut memang merupakan hak milik dari Almarhum
Hans Wilson Kolondam atau Para Penggugat sebagai ahli warisnya dan
apakah dapat di alihkan?

Menimbang, bahwa sesuai bukti P-3 berupa Fotocopy sesuai Asli Kwitansi
Pembayaran tertanggal 10 September 1975, Keluarga Kolondam-
Maweikere telah membeli dari A. ASIKIN tanah Garapan berupa kebun
kering berisi tanaman pisang, ubi, sayur, dll yang luasnya 300 meter persegi
yang terletak di Kelurahan Karombasan Utara dimana sesuai dengan
keterangan Saksi Lientje Maria Sumendap yang adalah isteri dari A Asikin.
Serta bukti P-4 yaitu Surat Pernyataan tertanggal 10 November 2020 atas
nama LIENTJE SUMENDAP dan bukti P-7 yaitu Fotocopy sesuai Asli
Surat Keterangan Ganti Rugi Garapan nomor 24/71.71.07.08/XII/2015
tertanggal 8 Desember 2015. Demikian pula sesuai keterangan Saksi Altje
Altinje Rolos yaitu bahwa sekitar tahun 1979 sampai dengan tahun 1981
Saksi Altje Altinje Rolos pernah kos di rumah yang menjadi obyek
sengketa tersebut namun rumah tersebut masih berupa bangunan lama
sebagaimana bukti P-8 dan P-9 dan pemilik kos waktu itu adalah Keluarga
Kolondam Maweikere dan yang menjadi Ibu kos adalah Ibu Liesbeth
Maweikere (Penggugat I); Menurut saksi Saksi Lientje Maria Sumendap,
bangunan lama tersebut telah di bongkar dan pada tahun 2020 telah di
bangun bangunan rumah tembok, sebagaimana sesuai dengan hasil
Pemeriksaan setempat yaitu bangunan rumah sudah merupakan bangunan
rumah tembok permanen yang di bangun dan tempati oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa dari beberapa surat bukti dan keterangan Saksi-saksi


tersebut diatas dengan jelas menyebutkan pokok atau benda yang di
perjanjikan adalah berupa bangunan dan tanah yang menjadi obyek
sengketa yang mana tanah tersebut merupakan tanah Garapan di atas tanah
negara;

Menimbang, bahwa dalam konsep Hak atas Tanah dalam hubungan antara
Subyek hak dan tanah sebagai obyek hak dikenal pengertian tanah negara
dan tanah hak. Tanah negara adalah tanah yang tidak di lekati dengan suatu
hak atas tanah. Tanah negara adalah tanah yang tidak dipunyai oleh
perseorangan atau badan hukum dengan sesuatu hak atas tanah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (vide Ali Achmad Chomzah, Hukum
Pertanahan Seri Hukum Pertanahan III-Penyelesaian Sengketa Hak Atas
Tanah dan Seri Hukum Pertanahan IV-Pengadaan Tanah Instansi
Pemerintah, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2003, hal 1) sebagaimana yang di
tegaskan di dalam Pasal 1 angka 3 PP No. 24 tahu 1997 tentang
Pendaftaran Tanah. Pengertian tanah Negara menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 8 tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah negara pada Pasal 1
huruf a adalah tanah yang dikuasai penuh oleh negara;

Menimbang bahwa definisi Tanah Garapan dalam Keputusan Kepala Badan


Pertanahan Nasional (BPN) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Norma dan
Standar Mekanisme Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota adalah
sebidang tanah yang sudah atau belum dilekati dengan sesuatu hak yang
dikerjakan dan dimanfaatkan oleh pihak lain baik dengan persetujuan atau
tanpa persetujuan yang berhak dengan atau tanpa jangka waktu tertentu.

Menimbang, bahwa pengalihan tanah Garapan sebagaimana Putusan


Mahkamah Agung Nomnor 122pk/Pdt/2019 adalah tidak dapat di lakukan
melalui proses jual beli sebagaimana bukti P.4 yang merupakan surat
pernyataan serta keterangan Saksi Lientje Sumendap bahwa telah di jual
oleh keluarga A Asikin-Sumendap kepada keluarga Hans Kolondam –
Maweikere. Keluarga A Asikin yang mana menyatakan dirinya sebagai
pemilik yang dalam bukti P-3 dimana telah menerima uang sebesar
Rp.30.000,- (Tiga puluh ribu rupiah). Demikian juga sesuai Putusan Nomor
378 K/Pdt/2012, peralihan tanah Garapan tidak dapat dilakukan dengan
proses jual beli melainkan memohon Kembali kepada pihak yang
berwenang. Bukti penguasaan tanah Garapan harus di terbitkan oleh Lurah
atau Kepala Desa yang di sahkan oleh Kecamatan setempat berdasarkan
Pasal 7 ayat (2) dan pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang pendaftaran tanah maka surat Garapan yang telah di sahkan tersebut
dapat di gunakan sebagai alas hak Penggarap. Tanah garapan dapat
dialihkan/dioper hak atas garapan yang melekat padanya kepada pihak lain
sepanjang sepengetahuan kepada desa atau Lurah dan Kecamatan setempat;
Serta berpindahnya tanah garap adalah bukan berdasarkan kewarisan secara
turun temurun artinya perolehan hak garap tidak secara mutatis mutandis
sebagaimana hak milik atas tanah. Dalam Pasal 13 ayat (3) Kepmen Ag No.
21/1994 ditentukan bahwa Tanah Negara yang dipakai oleh pihak ketiga
pada dasarnya dapat diperoleh untuk disertifikasi menjadi hak-hak atas
tanah yang baru;

Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan di atas maka telah jelas bahwa


peralihan tanah dari A Asikin kepada Hans Wilson Kolondam adalah cacat
demi hukum, maka dengan sendirinya surat musyawarah penyerahan tanah
yang Hans Wilson Kolondam serahkan kepada Tergugat juga cacat demi
hukum, serta para Penggugat adalah bukan sebagai pemilik tanah obyek
sengketa tersebut. Dengan demikian syarat adanya perjanjian Suatu
perihal /Obyek tertentu” yang dibenarkan menurut hukum tidak terpenuhi
dalam perjanjian musyawarah antara Almarhum Hans Kolondam dan
Tergugat;

Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan tersebut di atas maka Petitum


angka 3 (tiga) dan 4 (empat) patutlah untuk di tolak;

Menimbang, bahwa oleh karena Petitum angka 4 di tolak maka petitum


angka 5 yaitu Menghukum Tergugat untuk melaksanakan Surat Persetujuan
Hasil Musyawarah tertanggal 15 Agustus 2007, khususnya Lampiran Surat
Persetujuan Hasil Musyawarah Angka Romawi IV yang berkaitan dengan
memindahkan bangunan rumah dipinggiran saluran air, jika perlu dengan
bantuan alat Negara, patut untuk di tolak juga;
Menimbang, bahwa selanjutnya majelis akan mempertimbangkan Petitum
Para Penggugat angka 6 yang berkaitan dengan Permohonan Penggugat
tentang Tindakan Pendahuluan yaitu Menetapkan sah dan berharga Sita
Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas tanah yang terletak di
Kelurahan Karombasan Utara Lingkungan Kecamatan Wanea Kota
Manado dengan batas-batas yaitu Utara dengan Keluarga Asikin -
Sumendap, Timur dengan Saluran Air, Selatan dengan Saluran Air, Barat
dengan Jalan. Oleh karena terhadap Obyek tersebut tidak dilakukan sita
jaminan maka petitum Para Penggugat tentang “Tindakan Pendahuluan_
dan Petitum angka 6 (enam) patutlah untuk di tolak;

Menimbang, bahwa dengan di tolaknya Petitum Para Penggugat dari angka


2 (dua) sampai dengan angka 6 (enam) maka dengan sendirinya Petitum
angka 1 (satu) juga di tolak;

DALAM REKONPENSI

Menimbang bahwa Tergugat/Penggugat Rekonpensi dalam permohonannya


telah mengajukan dalil-dalil sebagaimana yang telah di sebutkan dalam
jawaban di atas;

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan gugatan


rekonpensi sesuai petitum Tergugat/Penggugat Rekonpensi;

Menimbang, bahwa terhadap petitum angka 1 (satu) Penggugat


Rekonpensi/Tergugat Konpensi ini akan di pertimbangkan setelah
mempertimbangkan petitum angka 2 (dua) sampai dengan angka 9
(Sembilan);

Menimbang bahwa terhadap petitum angka 2 (dua) dari Gugatan


rekonpensi yaitu “Menyatakan bahwa tanah yang dikuasai oleh Negara
yang di garap oleh Suami Tergugat Rekonpensi I yang juga ayah dari
Tergugat Rekonpensi II dan Tergugat Rekonpensi III telah di alihkan
kepada Penggugat Rekonpensi sesuai dengan Surat Ganti Rugi Garapan
Nomor: K.10.2/KEL-KU/29/2020 Tertanggal 11 September 2020, oleh
karena berkaitan dengan Petitum angka 3(Tiga) yaitu Menyatakan bahwa
Penggugat Rekonpensi adalah Penggarap atas tanah garapan dengan Surat
Keterangan Ukur/Surat Ukur Nomor: k.10.2/folio-01/reg-01/IX/2020
Tertanggal 11 September 2020 dari Pemerintah Kota Manado, Kecamatan
Wanea, Kelurahan Karombasan Utara, demikian pula berkaitan dengan
petitum angka 4 (empat) gugatan rekonpensi yaitu “Menyatakan Penggugat
Rekonpensi telah memenuhi syarat untuk mendapatkan hak atas tanah aquo
sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku, maka akan di
pertimbangkan sekaligus seperti di bawah ini;

Menimbang, bahwa sesuai bukti surat T-18 yaitu Surat keterangan Ukur
dan bukti surat T-17 yaitu yang menerangkan perihal Surat Keterangan
Ganti Rugi Garapan yang dikeluarkan oleh Lurah Karombasan Utara
Kecamatan Wanea Pemerintah Kota Manado menerangkan Sejak Tahun
1975 sampai dengan tahun 1980 tanah yang menjadi obyek sengketa dalam
perkara a quo yang merupakan tanah yang di kuasai oleh negara yang di
garap oleh Hans Wilson Kolondam di alihkan ke Laurens Frits Kolondam
berdasarkan Putusan Perkara Perdata 290/Pdt.G/2019/PN.Mnd.

6. Bahwa bukti yang diajukan pada Halaman 58 pada Paragraf ke I tersebut


telah bermaterai cukup dan setelah dicocokan ternyata sesuai dengan
aslinya, oleh karenanya secara formil alat bukti tersebut dapat diterima.
7. Bahwa dalam halaman 59 paragraf ke IV sesuai ketentuan pasal 164 HIR
dan pasal 284 RBG serta alat-alat bukti yang sah menurut hukum acara
perdata yaitu Bukti Surat, Bukti Saksi, Pengakuan, Sumpah,
Persangkaan. Para Penggugat di dalam persidangan telah mengajukan
alat bukti yaitu berupa surat-surat maupun saksi-saksi.
8. Bahwa alasan sah bukti Penggugat/Pembanding telah diuraikan dalam
pertimbangan hakim pada halaman 59 sampai halaman 65 paragraf ke II.
9. Bahwa dalam pertimbangan gugatan rekonvensi halaman 67 sampai
halaman 69 majelis hakim masih mempertimbangkan hak penggugat
yakni surat keterangan ganti garapan Tergugat yang dibuat oleh Lurah
menyatakan dengan jelas bahwa tanah itu di garap oleh Suami
Penggugat/Pembanding I dengan demikian maka jelas
Penggugat/Pembanding adalah yang benar.
10.Bahwa dalam pertimbangan majelis hakim pada halaman 51 sampai
halaman 69 pertimbangan majelis hakim tersebut tidak seirama, hanya
terdapat pada halaman 65 sampai halaman 66.
11.Bahwa dalam pertimbangan majelis hakim yang berpendapat tanah
Negara tidak bisa dijual belikan sesuai dengan putusan nomor :
378K/Pdt/2012 Peralihan tanah tidak dapat dilakukan dengan proses jual
beli melainkan memohon kembali kepada pihak yang berwenang.
12.Bahwa sesuai dengan Peraturan Badan Pertanahan negera pengalihan
harta tidak bergerak harus akta otentik.
13.Bahwa tanah tersebut tidak dijual belikan karena antara
Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding tidak menandatangani
akta jual beli dihadapan pejabat PPAT.
14.Bahwa yang dilakukan oleh Suami Penggugat/Pembanding I dan
Keluarga ASIKIN-SUMENDAP adalah ganti garapan dan hal tersebut
sudah sesuai dengan pasal 7 ayat 2 dan pasal 39 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, maka surat garapan
yang telah disahkan tersebut dapat di gunakan sebagai alas hak
penggarap, juga dikuatkan dengan surat garapan Nomor :
24/71.71.07.08/XII/2015 tertanggal 08 Desember 2015 yang diktahui
oleh Lurah, yang artinya Penggugat/Pembanding memiliki tanah tersebut
dengan alas hak yang sah.
15.Bahwa surat ganti garapan juga dikuatkan oleh surat musyawarah yang
artinya suami Penggugat/Pembanding I sudah berupaya mengeluarkan
Tergugat sejak suami Penggugat/Pembanding I masih hidup.
16.Bahwa terhadap perpindahan tanah garapan tersebut tidak di wariskan.
17.Bahwa yang menduduki tanah tersebut sejak awal adalah HANS
KOLONDAM yang adalah Suami Penggugat/Pembanding I.
18.Bahwa gugatan perkara a quo adalah gugatan ke-II yang diajukan
Penggugat/Pembanding.
3. Penutup

Berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas, Pembanding memohon kepada

Ketua Pengadilan Tinggi Manado, cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan

mengadili perkara ini agar dapat memutus dengan amar sebagai berikut:

PRIMAIR

- Menerima dan mengabulkan memori banding PEMBANDING untuk

seluruhnya;

- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Manado tanggal 24 Juni 2021


nomor: 527/Pdt.G/2020/PN Mnd;
- Menghukum TERBANDING untuk membayar biaya perkara ini;

Apabila Majelis Hakim Banding yang memeriksa dan memutus perkara ini
berpendapat lain, maka :

SUBSIDAIR

- Dalam Peradilan yang baik, mohon keadilan yang Seadil-adilnya (ex


aequo et bono)
Hormat kami,
Pembanding

LIESBETH MAWEIKERE

HELLY FEBRINA KOLONDAM

RILLY JOWEL KOLONDAM

Anda mungkin juga menyukai