PENDAHULUAN
D. Kerangka Pemikiran
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual
di bidang teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam
suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi,
yang dapat berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan
pengembangan produk dan proses. Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam Paten antara lain:
1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
2. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi
dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
Lingkup Paten
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian
deskriptif dengan cara menginventarisasi ketentuan atau peraturan
hukum yang berkaitan dengan hak paten. Selain itu dilakukan juga
studi pustaka untuk mencari berbagai informasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan hak paten.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab terakhir, maka dalam hal ini penulis akan
mencoba memberikan kesimpulan terhadap uraian-uraian yang telah
dikemukakan serta saran yang diharapkan dapat membantu di
kemudian.
PEMBAHASAN
Lisensi Paten
b. Lisensi Wajib
BABV
Bagian Pertama
Pengalihan
Pasal 66
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
(4) Pengalihan Paten yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal ini
tidak sah dan batal demi hukum.
(5) Syarat dan tata cara pencatatan pengalihan Paten diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Presiden.
(2) Pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dicatat
dan diumumkan dengan dikenai biaya.
Pasal 68
Bagian Kedua
Lisensi
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 72
Pasal 73
Bagian Ketiga
Lisensi-wajib
Pasal 74
Pasal 75
Tugas Hukum Hak Milik Intelektual 18
(1) Setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi-wajib kepada
Direktorat Jenderal untuk melaksanakan Paten yang bersangkutan
setelah lewat jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak
tanggal pemberian Paten dengan membayar biaya.
Pasal 76
(3) Lisensi-wajib diberikan untuk jangka waktu yang tidak lebih lama
daripada jangka waktu perlindungan Paten.
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 82
Pasal 83
Pasal 84
Pasal 85
Pasal 86
Pasal 87
Selain itu, dalam hal lisensi wajib pemegang paten tidak setuju
terhadap besarnya imbalan yang ditetapkan oleh Pemerintah, maka
sesuai ketentuan Pasal 102 pemegang paten dapat mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Niaga. Dalam rangka melindungi
pemegang paten, maka tindakan tegas dari pemerintah dalam
mencegah terjadinya pelanggaran hak paten itu berupa ganti
kerugian bagi pemegang paten yang telah digunakan oleh pihak lain
tanpa seizin pemegang paten, dan memerintahkan si pelanggar
menghentikan kegiatannya memproduksi barang yang telah
dipatenkan, dan juga pemerintah segera menerbitkan Peraturan
Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan lisensi paten. Kemudian,
kepada para pihak yang melakukan pengalihan atas paten, walaupun
dalam Pasal 66 UU Paten tidak secara tegas ditentukan perjanjian
pengalihan paten harus dituangkan dalam akta notaris, maka demi
kesempurnaan dari perjanjian itu sebaiknya dilakukan di hadapan
notaris sebagai pejabat umum pembuat akta otentik.
- Penetapan Sementara.
- Ganti Rugi.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran