Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“HAK KEKAYAAN ATAS INTELEKTUAL PATEN ”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Hukum Hak
Atas Kekayaan Intelektual
Dosen : Fenny Fatriany, S.H., M.Hum
Disusun oleh :

Rizha Noerhasni NIM : 1153050104


Rizky Apriyanda.R. NIM: 1153050106
Rusi Ridwan Pirdaus NIM: 1153050111
Siti Iradati Suryawan NIM: 1153050115
Taupiq Nugraha NIM: 1153050117
Tita Rosita Mulyani NIM: 1153050106
Yova Oktaviari .A. NIM: 1153050125

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat dan hidayah yang telah Allah
berikan kepada Saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi
tentang “HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PATEN”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat membantu. mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu keritik dan saran dari saudara atau saudari sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan makalah pada kemudian hari.

Bandung, Maret 2018

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... I


DAFTAR ISI .......................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penulisan .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengaturan Paten di Indonesia ........................................ 3
B. Perbedaan Paten dengan Paten Sederhana ....................... 6
C. Prosedur Pendaftaran Paten di Indonesia ........................ 7
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan...................................................................... 11
B. Saran ................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 13

Tahun 2016, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada

inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu

melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada

pihak lain untuk melaksanakannya.1

Invensi sendiri menurut Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2016

adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan

masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau

penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.2Segala macam

invensi dapat dipatenkan, dengan syarat invensi tersebut berguna dan

memang belum ada yang menciptakan dalam lingkup teknologi. 3

Sebagai hasil intelektualitas manusia , tentu paten bukanlah

merupakan hasil pemikiran yang sempurna , paten mempunyai keuntungan

dan kerugian , keuntungan paten antara lain :

1. Menggalakan perkembangan teknologi dan ekonomi suatu

negara .

2. Menciptakan suasana kondusif bagi tumbuhnya industri –

industri lokal.

1
Pasal 1 Angka 1 UU No.13 Tahun 2016
2
Pasal 1 Angka 2 UU No.13 Tahun 2016
3
Tim Lindsey dkk, HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Suatu Pengantar, Bandung: Alumni, 2013
Hal. 183.

1
3. Membantu perkembangan teknologi dan ekonomi negara lain

dengan fasilitas lisensi.

4. Alih teknologi dari negara maju kepada negara berkembang.

Lalu , yang menjadi kerugian dari paten adalah biaya paten yang relatif

mahal , dan jangka waktu perlindungan yang relatif singkat, serta tidak semua

invensi dapat dipatenkan menurut undang – undang.4

Sekarang , bagaimana paten itu dilaksanakan di Indonesia ?, kami

akan coba bahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaturan paten di Indonesia ?

2. Apa perbedaan paten dengan paten sederhana ?

3. Bagaimana prosedur pendaftaran paten di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaturan paten di Indonesia

2. Untuk mengetahui perbedaan paten dengan paten sederhana

3. Untuk mengetahui prosedur pendaftaran paten di Indonesia

4
Ibid, hal.184-185

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaturan Paten di Indonesia

a. Pengertian dan tujuan paten

Sebagaimana diungkapkan dalam latar belakang, Menurut ketentuan

Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2016, paten adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya

di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri

invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk

melaksanakannya. Tujuan pemberian paten oleh Negara/Penguasa kepada

inventor adalah untuk memberikan insentif bagi penemu, dengan tujuan

agar pemberian perangsang tersebut dapat merangsang untuk dilakukannya

penemuan-penemuan baru yang lain atau pengembangan dari penemuan

penemuan yang terdahulu dari orang yang sama maupun dari orang lain.

Penemuan-penemuan baru yang kemudian dilaksanakan pasti akan

membawa kemajuan-kemajuan bagi masyarakat dalam bentuk kemajuan di

bidang ilmu dan teknologi, yang pada gilirannnya ilmu dan teknologi akan

memberikan berkah kemajuan di bidang perdagangan, dan industri, yang

pada akhirnya akan membuat masyarakat semakin sejahtera. Kedua

bertujuan agar masyarakat umum pada suatu saat, dapat mengambil manfaat

dari hasil penemuan itu dengan cara melaksanakan sendiri penemuan dari si

3
pemegang paten tanpa harus memperoleh ijin atau memberikan kontra

prestasi kepada si pemegang paten.5

b. Syarat – syarat paten

1. Invensi bersifat baru

Invensi yang bersifat baru ini menurut undang – undang adalah invensi

yang tidak sama dengan invensi yang telah ada sebelumnya.6

2. Langkah inventif

Penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga sebelumnya

(non obvious).7

3. Dapat diterapkan dalam industri

Invensi berupa produk yang dapat diterapkan dalam industri harus

mampu dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan kualitas

yang sama, sedangkan jika Invensi berupa proses maka proses tersebut

harus mampu dijalankan atau digunakan dalam praktek.8

c. Hal – hal yang tidak dapat diberikan paten

Paten tidak diberikan untuk :9

1. Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang

pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum atau

kesusilaan.

5
Retna Gumanti, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PATEN DI INDONESIA ,
Gorontalo: Jurnal Al-Mizan Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0985 E ISSN 2442-8256,
hlm. 198
6
Pasal 5 UU No.13 Tahun 2016
7
Pasal 7 UU No.13 Tahun 2016
8
Pasal 8 UU No.13 Tahun 2016
9
Pasal 9 UU No.13 Tahun 2016

4
2. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan,

pengobatan dan pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan

hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun yang digunakan atau

berkaitan dengan metode tersebut.

3. Penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu

pengetahuan dan matematika.

d. Hak khusus pemegang paten

Pemegang paten memiliki hak khusus untuk melaksanakan paten yang

dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya :

1dalam hal paten produk : membuat, menjual, mengimpor,

menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual

atau disewakan atau diserahkan hasil produksi yang diberi paten;

2. dalam hal paten proses : menggunakan proses produksi yang

diberi paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya.10

e. Jangka waktu paten

Paten diberikan untuk jangka waktu selama dua puluh tahun

terhitung sejak tanggal penerimaan permintaan paten. Tanggal mulai

dan berakhirnya jangka waktu paten dicatat dalam Daftar Umum

Paten dan diumumkan dalam Berita Resmi Paten.11

f. Berakhirnya paten

Suatu paten dapat berakhir bila :12

10
Tim Lindsey dkk, Op.cit.,Hal. 183.

11
Pasal 22 UU No.13 Tahun 2016.
12
Pasal 130 UU No.13 Tahun 2016

5
1. Selama tiga tahun berturut-turut pemegang paten

tidak membayar biaya tahunan, maka paten dinyatakan batal demi

hukum terhitung sejak tanggal yang menjadi akhir batas waktu

kewajiban pembayaran untuk tahun yang ketiga tersebut.

2. Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya

tahunan berkaitan dengan kewajiban pembayaran biaya tahunan

untuk tahun kedelapan belas dan tahun-tahun berikutnya, maka

paten dianggap berakhir pada akhir batas waktu kewajiban

pembayaran biaya tahunan untuk tahun yang kedelapan belas

tersebut.

B. Perbedaan Paten dengan Paten Sederhana

Menurut UU No. 13 Tahun 2016 , lingkup perlindungan paten meliputi paten dan

paten sederhana. 13
berikut hal – hal yang membedakan paten dengan paten

sederhana

a. Masa perlindungan

Paten memiliki masa perlindungan 20 tahun sejak masa penerimaan permohonan

paten , sedangkan paten sederhana memiliki masa perlindungan 10 tahun sejak

masa penerimaan .

b. Syarat Paten

apabila di dalam paten syarat – syarat nya adalah invensi yang bersifat baru ,

mengandung langkah inventif , serta dapat diterapkan dalam industri , sedangkan

paten sederhana tidak memiliki langkah inventif untuk menjadi syarat paten. 14

13
Pasal 2 UU No.13 Tahun 2016
14
Pasal 3 UU No.13 Tahun 2016

6
c. Jumlah klaim

paten dapat memiliki jumlah klaim terhadap 1 invensi atau beberapa invensi yang

merupakan satu kesatuan , sedangkan paten sederhana hanya memiliki jumlah

klaim terhadap satu invensi saja.15

C. Prosedur Pendaftaran Paten di Indonesia

Mari kita lihat skema berikut ini 16

a. pendahuluan

Setelah dilakukan penelusuran dan dapat diyakini bahwa invensi yang akan

dipatenkan masih mengandung kebaruan, langkah selanjutnya adalah membuat

spesifikasi paten, yang terdiri sekurang-kurangnya atas:17

1. Judul Invensi;

15
Pasal 122 UU No.13 Tahun 2016
16
https://www.ipindo.com/prosedur-pendaftaran-paten < diakses tanggal 17 maret 2017 >
17
Pasal 25 UU No.13 Tahun 2016

7
2. Latar Belakang Invensi, yang menerangkan teknologi yang ada sebelumnya

serta masalah yang terdapat pada teknologi tersebut, yang coba

ditanggulangi oleh invensi;

3. Uraian Singkat Invensi, yang menerangkan secara ringkas mengenai fitur-

fitur yang terkandung dalam, dan menyusun, invensi;

4. Uraian Lengkap Invensi, yang menerangkan mengenai bagaimana cara

melaksanakan invensi;

5. Gambar Teknik, jika diperlukan untuk menerangkan invensi secara lebih

jelas;

6. Uraian Singkat Gambar, untuk menerangkan mengenai Gambar Teknik

yang disertakan;

7. Abstrak, ringkasan mengenai invensi dalam satu atau dua paragraf;

8. Klaim, yang memberi batasan mengenai fitur-fitur apa saja yang dinyatakan

sebagai baru dan inventif oleh sang inventor, sehingga layak mendapatkan

hak paten.

Penyusunan spesifikasi paten membutuhkan keahlian dan pengalaman

tersendiri, karena perlu memadukan antara bahasa teknik dan bahasa hukum di

dalamnya. Banyak Konsultan HKI Terdaftar yang memiliki kualifikasi keahlian

dan pengalaman tersebut, serta akan dapat membantu Anda dalam menyusun

Spesifikasi Invensi.

b. Spesifikasi paten

Spesifikasi paten adalah salah-satu dari persyaratan minimum yang harus

disertakan dalam mengajukan permohonan paten untuk bisa mendapat Tanggal

Penerimaan, di samping Formulir Permohonan yang diisi lengkap dan dibuat

8
rangkap empat, dan membayar biaya Permohonan Paten sebesar Rp. 750.000,00.

Apabila ketiga persyaratan minimum ini dipenuhi, maka permohonan akan

mendapat Tanggal Penerimaan (Filing Date).

Persyaratan lain berupa persyaratan formalitas dapat dilengkapi selama tiga

bulan sejak Tanggal Penerimaan, dan dapat dua kali diperpanjang, masing-masing

untuk dua dan satu bulan. Persyaratan formalitas tersebut adalah:

1. Surat Pernyataan Hak, yang merupakan pernyataan Pemohon Paten bahwa

ia memang memiliki hak untuk mengajukan permohonan paten tersebut;

2. Surat Pengalihan Hak, yang merupakan bukti pengalihan hak dari Inventor

kepada Pemohon Paten, jika Inventor dan Pemohon bukan orang yang sama;

3. Surat Kuasa, jika permohonan diajukan melalui Kuasa;

4. Fotokopi KTP/Identitas Pemohon, jika Pemohon perorangan;

5. Fotokopi Akta Pendirian Badan Hukum yang telah dilegalisir, jika Pemohon

adalah Badan Hukum;

6. Fotokopi NPWP Badan Hukum, jika Pemohon adalah Badan Hukum; dan

7. Fotokopi KTP/Identitas orang yang bertindak atas nama Pemohon Badan

Hukum untuk menandatangani Surat Pernyataan dan Surat Kuasa.

c. Pengumuman

Setelah masa pemeriksaan dilalui dan seluruh persyaratan formalitas

dinyatakan lengkap, maka tahap berikutnya adalah Pengumuman. Masa

pengumuman akan dimulai segera setelah 18 (delapanbelas) bulan berlalu dari sejak

Tanggal Penerimaan, dan akan berlangsung selama 6 (enam) bulan. Memasuki

masa pengumuman ini permohonan paten akan dimuat dalam Berita Resmi Paten

9
dan media resmi pengumuman paten lainnya. Tujuannya adalah membuka

kesempatan kepada masyarakat untuk mengetahui mengenai invensi yang

dimohonkan paten, di mana masyarakat bisa mengajukan keberatan secara tertulis

kepada DJHKI jika masyarakat mengetahui bahwa invensi tersebut tidak memenuhi

syarat untuk dipatenkan.

d. Pemerikasaan Substantif

Segera setelah masa pengumuman berakhir, atau selambat-lambatnya 36

(tigapuluhenam) bulan dari Tanggal Penerimaan, pemohon dapat mengajukan

Permohonan Pemeriksaan Substantif dengan menyerahkan Formulir yang telah

dilengkapi dan membayar biaya ke DJHKI. Jika pemohon tidak mengajukan

Permohonan Pemeriksaan Substantif dalam batas waktu 36 bulan dari Tanggal

Penerimaan tersebut, maka permohonannya akan dianggap ditarik kembali dan

dengan demikian invensinya menjadi public domain.

Dalam Tahap Pemeriksaan Substantif inilah DJHKI melalui Pemeriksa Paten akan

menentukan apakah invensi yang dimohonkan paten tersebut memenuhi syarat

substantif sehingga layak diberi paten, berdasarkan dokumen-dokumen

pembanding baik dokumen paten maupun non-paten yang relevan. Dalam waktu

paling lambat 36 bulan sejak Permohonan Pemeriksaan Substantif diajukan,

Pemeriksa Paten sudah harus memutuskan apakah akan menolak ataupun memberi

paten.

e. Upaya hukum

Pemohon yang permohonan patennya ditolak dapat mengajukan banding ke Komisi

Banding Paten, yang dapat berlanjut ke Pengadilan Niaga hingga akhirnya kasasi

ke Mahkamah Agung. Jika pemohon menerima penolakan, ataupun upaya hukum

10
yang diajukannya tetap berujung pada penolakan, maka invensi tersebut menjadi

public domain.

Terhadap Invensi yang diberi paten, DJHKI akan segera mengeluarkan Sertifikat

Hak Paten.

Pengajuan Permohonan Paten bagi sebagian orang mungkin memang melibatkan

proses yang sangat panjang dan tidak dapat dikatakan sederhana. Terlebih

diperlukan kemampuan khusus untuk dapat menyusun dokumen Spesifikasi Paten

yang baik. Untuk itu sangat disarankan bagi para calon pemohon paten - terutama

bagi yang belum berpengalaman - untuk memperoleh bantuan profesional dari

Konsultan HKI Terdaftar.

11
BAB III

KESIMPULAN

a. Kesimpulan

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor

dengan syarat adanya invensi yang bersifat baru dan mengandung langkah inventif,

dengan batasan hal – hal apa saja yang tidak bisa dipatenkan sudah diatur oleh

undang – undang , paten mempunyai jangka waktu 20 tahun dan dapat berakhir

apabila inventor tidak membayar biaya tahunan sesuai dengan ketentuan undang-

undang.

Perbedaan paten dengan paten sederhana terletak pada waktu perlindungan

paten , dimana paten sederhana memiliki waktu yang lebih singkat yaitu 10 tahun ,

serta paten sederhana tidak harus memenuhi syarat langkah inventif, dan paten

sederhana hanya untuk 1 invensi saja.

Sebelum mengajukan permohonan paten terlebih dahulu harus dipersiapkan

spesifikasi paten menurut ketentuan undang-undang , setelah lengkap spesifikasi

tersebut dilanjutkan pemeriksaan administrasi , setelah itu dilakukan pengumuman

lalu dilakukan pemeriksaan substantif untuk keluarnya sertifikat paten, apabila

pemeriksaan substantif ditolak dapat mengajukan upaya hukum.

b. Saran

pemerintah dalam hal ini , perlu mengeluarkan regulasi yang mempermudah

prosedur pendaftaran paten , karena tujuan dari paten sendiri selain untuk

merangsang penemuan – penemuan baru juga untuk memajukan masyarakat .

12
DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

Tim Lindsey dkk, HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Suatu Pengantar, Bandung:

Alumni, 2013.

b. Jurnal

Retna Gumanti, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PATEN DI

INDONESIA , Gorontalo: Jurnal Al-Mizan Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN

1907-0985 E ISSN 2442-8256.

c. Internet

https://www.ipindo.com/prosedur-pendaftaran-paten < diakses tanggal 17 maret

2017 Pukul 23:00 >.

d. Undang- Undang

Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten.

Anda mungkin juga menyukai