Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

PATEN

KELOMPOK 2

DIMAS TEGAR APRIYANTO (220201006)

RISMAYANA (220201014)

AIDIL ADHAR(220201023)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami dapat syarat nilai mata
kuliah metodologi studi islam.

Adapun makalah metodologi studi islam tentang ‘sejarah perkembangan studi islam’ ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak
pihak,sehingga dapat memperlancar proses pembuata makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu saya dalam proses pembuatan makalah metodologi studi islam ini.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai sejarah perkembangan studi islam. kami menyadari
bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis
yakini diluar batas kemampuan kami. Maka dari itu kami dengan senang hati menerima kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak Aamiin
Mataram, Maret 202401

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak kebendaan yaitu hak atas sesuatu benda
yang bersumber dari hasil kerja otak dan hasil kerja rasio atau hasil dari pekerjaan rasio
manusia yang menalar. Hasil kerjaannya itu berupa benda immetari; (benda yang tuidak
berwujud). Hasil kerja otak itu kemudian dirumuskan sebagai intelektualitas. HKI termasuk
dalam bidang hukum perdata yang merupakan bagian hukum yang mengatur kebendaan. Hak
kebendaan terdiri dari atas hak benda materil dan hak benda immateril. Mengenau HKI
termasuk hak benda yang tidak berwujud atau immateril, yang secara garus besar HKI dibagi
dalam dua (dua) bagian yaitu hak xipta (copyrights) dan hak kekayaan industri(industrial
property rights) yang mencakup Paten (patent), desai industri (industruak desugn), merek
(trade mark), penanggulangan oraktek persaingan curang (reopression of unfair competition),
desain tata letak sirkuit terpadu (layout desugn of integrated circuit), dan rahasia dagang
(tradesecret).1

Khususunya mengenai paten, maka suatu “paten” diberikan terhadap karya atau ide
penemuan (invensi) di bidang teknologi, yang setelah diolah dapat menghasilkan suatu
produk maupun hanya merupakan proses saja2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
A. Bagaimana sejarah pengaturan paten
B. Apa pengertian paten
C. Apa saja objek dan subjek paten
D. Apa saja ruang lingkup perlindungan Paten
E. Bagaimana sistem pendfataran Paten
F. Apa saja jenis-jenis Paten dan jangka waktunya
1
Monika Suhayati, 2014: hlm 14
2
Rachmadi Usman, 2003: h;, 207
G. Bagaimana cara pengalihan paten
H. Bagaimana cara pembatalkan paten
I. Bagaiamana prosedur menuntut dan penyelidikan pelanggaran Paten
J. Menganalisis kasus-kasus paten serta memberu solusi pemecahan masalahnya

1.3 Tujuan penulisan

Di lihat dari masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

A. Untuk mengatahui sejarah pengaturan paten


B. Untuk mengetahu pengertian paten
C. Untuk mengatahui objek dan subjek paten
D. Untuk mengatahui ruang lingkup perlindungan Paten
E. Untuk mengetahui cara pendaftaran Paten
F. Mengetahui jenis-jenis Paten dan jangka waktunya
G. Mengetahui cara pengalihan paten
H. Mengetahui cara pembatalan paten
I. Mengetahui prosedur menuntut dan penyelidikan pelanggaran Paten
J. Menganalisis kasus-kasus paten serta memberu solusi pemecahan masalahnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PATEN
Hak Paten yang menurut sejarahnya muncul di Inggris pada abad ke-16, di zaman
Ratu Elizabeth I. Dalam perjalanan menuju abad ke-21 mendatang, dari asep Hak atas
Kekayaan Intelektual (HAKI), akan memegang peranan yang sangat penting dalam
perdagangan internasional. Dalam pasar global mendatabg, yang dicirkan dengan
semakin pentingnya peranan daya saing dan keunggulan produk, temuan (invension)
menjadi asset yang sangat berharga, melebihi nilai aset-aset ekonomi yang selama ini
telah ada (SDM, SDA, modal dan physicial capital lainnya). Jadim perekonomian dunia
di milenium yang akan datang, akan lebih bergantung pada intellecktual capital, yang
mencakup pengetahuan, karya penemuan, ekspresi kreativitas, akumulasi pendidikan-
pelatihan-keterampilan yang terinternalisasikan dalam ilmu, engineering, dan lahan kerja
praktik dan profesional.3
Modal intelectual capital akan menjadi lebih penting dan strategus fungsinya bila
dibandingkan dengan physical capital, yang sebelumnya menjadi sumber utama proses
prpdil barang-barang konsumsi untuk kesejahteraan umat manusia. Paten adalah hak
khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasik penemuannya di bidang teknoli,
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya. Paren diberikan
untuk penemuan baru, yang mengandung langkah efektif dan dapat diterapkan dalam
industri. Proses pengajuan permintaan paten melibatkan pemeriksaan administrative,
yang dinilai hanyalah kelengkapan persyaratan administrasinya, sedangkan pemeriksaan
subtantif yang dinilai adalah isi dari penemuan tersebut. Jangka waktu perlindungan
paten adalah 20 (dua puluh) tahun dan selama dalam waktu tersebut pemegang paten
wajib membayar biaya tahunan pemeliharaan paten setiap tahunnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Setelah jangka waktu 20 (dua puluh) tahun berakir, paten
dengan sendirinya haous dan penemuan (merek toko buku) tersebut menjadi milik umu
(public domain), yang bebas dilaksanakan oleh siapa saja.4

3
Anis Mashurihatun, Hak Kekayaan Intelektua (HKI) Dalam Perspektif Sejarah di Indonesia, Madina
Semarang, Semarang, 2013, hlm.61
4
Ibid, hlm.62
Suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten
penemuan tersebut tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu.
Penemuan terdahula adalah penemuan yang.5
1. Pada saat tanggal pengajual permintaan paten, telah diumumkan di Indonesia
2. Pada saat sebelum tanggal penerimaan paten, telah diumumkan di Indonesia dalam
suatu tulisan yang memungkinkan seseorang ahli untuk melaksakan penemuan
tersebut, atau telah diumukan di Indonesia dengan penguraian lisan atau melalui
peragaan penggunaannya atau dengan cara lain yang memungkinkan seseorang ahli
utnuk melaksakan penemuan tersebut

Paten tidak diberikan untuk hal sebagai berikut.


1. Penemuan tentang proses atau hasil produksian pengumaman dan menggunaan atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundung-undangan yang berlaku,
ketertiban umum atau kesusilaan.
2. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan
yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjakau produk apaun
yang digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut.
3. Penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.
Pemegang paten memiliki hak khusus untuk melaksakan paten yang di milikinya,
dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya.6
1. Dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual atau disewakan, atau diserahkan
hasil produk yang diberi paten;
2. Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk
membuat barang dan tindakan lainnya.

Suatu paten dapat berakhir bila keadaan sebegai berikut.7

5
Basuki Antariksa, Landasan Filosofis dan Sejarah Perkembangan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual:
Relebasinya Bagi Kepentingan Pembangunan Di Indonesia, 2019, https://jdih.kemenparekraf.go.if/
6
Sejarah Perkembangan Kekayaa Intelektual (KI), Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementerian
Hukum dan Ham, Republik Indonesia, https://dgip.go.id/
7
Ibid,https://dgip.go.id/
1. Selama tiga tahun berturut-turut pemegang paten tidak membayar biaya tahunan maka
paten dinyatakan batal deni hukum terhitung sejak tanggl yang menjadi akhir batas
waktu kewajiban pembayaran untuk tahun yang ketiga tersebut.
2. Tidak dipenuhinya kewajiban pembayaran biaya tahunan berkaitan dengan kewajiban
pembayaran biaya tahunan untuk tahun kedelapan belas dan tahun-tahun berikutnya
maka oaten dianggap berakhir pada akhir batas waktu kewajiban pembayaran biaya
tahunan untuk tahun yang kedelapan belas tersebut.

Jika suatu paten diberikan kepada orang lain selain dari orang yang berhak atas
paten tersebut maka orang yang dapat menggugat ke pengadilan Negeri, agar paten
tersebut berikut hak-hak yag melekat pada paten tersebur diserahkan kepadanya untuk
seluruhnya atau untuk sebagaian atau untuk dimiliki bersama.

B. PENGERTIAN PATEN
Paten merupakan perlindungan hukum terhadap karya intelektual di bidang
teknologi yang telah dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik dalam bentuk proses atau produk atau penyempurna dan pengembangan atas
proses atau produk yang telah ada. Oleh kerena itu, paten harus dipahami sebagai hak
ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada investor atas hasil invesinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya pada pihak lain untuk melaksakannya. Beberapa pengerti
istilah yang terkait dengan paten adalah sebagai berikut.8
1. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan atas suatu proses atau produk dimaksud.
2. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghsilkan invensi.
3. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak
tersebur dari pemilik paten atau pihak lain yang meneruma lebih lanjut hak tersebut.
4. Paten sederhana adalan invensi yang memiliki nilai kegunaan lebih praktis daripada
invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud.

8
3 Sadino, Julia Astuti, Penerapan Hak Paten di Indonesia, Vol. III No. 2, Juli Tahun 2018, hlm.42
5. Paten biasa adalah invensi yang sifatnya kasat mata atau tidak kasat mata baik produk,
proses, atau metode, termakasuk penggunaan, komposisi dan produk yang merupakan
produk by process.

Hak yang dimiliki oleh pemegang paten adalah9


1. Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksakan paten yang dimikinya, dan
melarang orang lain yang tanpa persetujuan: (a) dalam hal paten produk: membuat,
menjual, mengimport, menyewa, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual
atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten; (b) dalam hal paten proses:
menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan Tindakan
lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
2. Pemegang paten berhak memberikan lisesnsi kepada orang lain berdasarkan surat
perjanjian lisensi;
3. Pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri setempat,
kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas;
4. Pemegang paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana
yang dimaksud dalam butir 1 di atas.

C. OBJEK DAN SUBJEK PATEN


D. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PATEN
Konvensi paten Eropa, Undang-Undang Paten Jerman, Amerika Serikat, dan
Jepang, dalam makalah “Compatative Study on the Jepanese, the United States and the
European Patent Sytems”, oleh Japan Patent Office AsiaPacif Ondustrial Property center
di Jepang belum ini (tahun 2001), bila ditelaah banyak mengungkap
persamaan/perbedaan perlindungan paten negara-negara tersebut. Beberapa pasal
konvensi dan undang-undang negara dimaksud, memperkaya isi tulisan ini. Walaupun di
antara negara-negara eropa yang menandangani Konvensi Paten Eropa dan telah
menesuaikan perundang-undangan nasionalnua, masih terdapat perbedaan penafsiran
konsep tentang lingkup perlindungan paten. Seperti ketentuan dalam pasal 69 ayat (1)
Konvensi Paten Eropa menyebutkan10
9
Ibid, hlm.43
10
Sutarman Yodo, Perlindungan Hak Paten (Studi Komparatif Lingkup
Perlindungan di Berbagai Negara), Jurnal Fiat Justisia, Vol.10, No.4, OktoberDesember, 2016, hlm.700
The extent of the protection conferred large a European or a Eirapean Paten
application shall be determined large the term of claims. Nevertheless, the
description and drawings shall be used right interpret the claims.
Bagi Belanda hal ini tertuang dalam pasa 30 ayat (2) Undang-undang belanda
1986 yang intinya menentukan bahwa yang adalah isi klaim, bukan perumusan secara
harfiah klaim yang disertakan dalam permohonan paten suatu penemuan. Pembentuk
undang-undang tidak bermaksud mengkaitkan luas perlindungan paten dengan urusan
alih teknologi. Hal ini disebebkan setting masyarakat Belanda dengan pola
perekonomian yang sudah maju dijiwai oleh semangat kapitalisme. Perlindungan yang
ditunjukan pada isi klaim memberikan perlindungan paten yang ditafsirkan terlalu luas,
karena akan menganggu persaingan Dalam praktek tampak lain sikap pengadilan
Belanda. Menurut preroen bahwa pengadilan tidak terikat pada Penjelasan Undang-
Undang. Hakim diberika kebebasan dalam menafsirkan undang-undang11
Pendirian pengadilan Belanda itu sudah sesuai dengan maksud yang dikandung
Konvensi Paten Eropa karena memberikan perlindungan yang seimbang baik terhadap
pemegang paten mmaupun kepada pihak ketiga. Protokol Kobensi Paten Eropa memang
menghendaki adanya perlindungan hukum yang seimbang antara pemegang paten dan
masyarakat. Di Jerman pada bagian Undang-Undang Paten menetapkan bahwa jika dua
orang atau lebih telah membuat penemuan secara independenden satu terhadap yang lain,
maka haknya akan menjadi milik orang yang pertama mengajukan permohonan kepada
kantor paten. Jadi mengikuti aturan first-tofile, sebagaimana isi Pasal 60 Konvens Paten
Eropa. Mengenai ketentuan Bagian 1 (1) Undang-Undang Peten Jerman, mengatur
penemuan yang bisa dipatenkan haruslah baru, melibatkan suatu langkah inventif, dan
memungkinkan untuk aplikasi industrial, juga sama dengan isi pasal 52 ayat (1)
Konvensin Paten Eropa12
Menurut bagian 3 Undang-undang Paten Jerman, suatu penemuan harus dianggap
baru jika penemun tersebut bukan merupakan bagian dari the stte of the art (sama dengan
pasal 54 ayat (1) Konvensi Paten Eropa). Dalam pasal 54 ayat (2) Konvensu Paten Eropa
menyebutkan : The state of the art harus dianggap sebagai segala sesuatu yang dibuat
tersedia untuk public melalui deskripsi tertulis atau lisan, penggunaan, atau dengan cara
lain apapun, sebelum tanggap pengajuan permohonan paten Eropa. Ketentuan dakan
Bagian 4 Undang-undang Paten Jerman yang menjelaskan langkah inventuf, dan bagian

11
Ibid, hlm.701
12
Ibid, hlm.702
5 Undang-undang Paten Jerman menjelaskan aplikasi industrial, sama dengan pasal 56
dan 57 Konvensi Paten Eropa. Pasal 56 Konvensi Paten Eropa

Anda mungkin juga menyukai