Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2

C. MAKSUD DAN TUJUAN.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. PENGERTIAN PATEN................................................................................................3

B. PERLINDUNGAN PATEN..........................................................................................4

C. INVENSI YANG TIDAK DAPAT DIBERI PATEN.......................................................4

D. SUBJEK PATEN.........................................................................................................4

E. KEGUNAAN PATEN...................................................................................................5

F. PROSES PENDAFTARAN PATEN............................................................................6

BAB III KESIMPULAN....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, era kehidupan manusia telah memasuki era baru yang disebut sebagai
era globalisasi. Pengertian dari globalisasi adalah suatu prosses sejarah, atau
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara didunia makin terikat satu
sama lain mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko- eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Hal
ini juga berlaku dalam sektor ekonomi, globalisasi di bidang ekonomi mendorong
investasi di bidang industri dan pemasaran produk tidak terbatas pada pasar
nasional akan tetapi lebih meluas melewati batas-batas negara.

Dengan adanya industrialisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,


menjadikan hak atas hasil karya pola fikir manusia dalam bidang penemuan menjadi
sesuatu hal yang dikhawatirkan jika tidak menghindari konflik dikemudian hari. Salah
satu yang menarik untuk kita bahas tentang hak kekayaan intelektual adalah
mengenai hak paten.

Hak paten ialah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan ada
perlindungan hukum atasnya. Maka disini, hak atas kekayaan intelektual harus
memperoleh perlindungan guna sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Hak Paten dapat dilakukan
oleh para masyarakat atau pihak-pihak yang akan mempatenkan hasil inovasinya
sebagai hak dari mereka sendiri. Pengetahuan mengenai hak paten ini sangat
penting untuk melindungi dan menjaga hasil karya mereka yang memiliki inovasi.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun yang manjadi rumusan masalah yang kemudian akan dikaji didalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan paten?

2. Apa sajakah jenis – jenis perlindungan paten?

3. Apa sajakah invensi yang tidak dapat diberi paten?

4. Apakah subjek paten?

5. Apakah macam – macam kegunaan paten?

6. Bagaimanakah proses pendaftaran paten?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah:

1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan paten;

2. Memberikan penjelasan tentang jenis – jenis perlindungan paten;

3. Memberikan penjelasan tentang Invensi yang tidak dapat diberi Paten;

4. Memberikan penjelasan tentang subjek paten;

5. Memberikan penjelasan mengenai macam – macam kegunaan paten;

6. Memeberikan penjelasan proses pendaftaran paten;

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paten

Istilah "paten" sering kita dengar banyak dipakai oleh masyarakat luas dan bahkan
tak jarang disalah-pahami sebagai padanan dari istilah "hak kekayaan intelektual" itu
sendiri. Namun sesungguhnya, paten hanyalah salah-satu dari sekian banyak bentuk
perlindungan HKI. Paten adalah perlindungan HKI bagi karya intelektual yang
bersifat teknologi, atau dikenal juga dengan istilah invensi, dan mengandung
pemecahan/solusi teknis terhadap masalah yang terdapat pada teknologi yang telah
ada sebelumnya.

Kata paten, berasal dari bahasa Inggris patent, yang awalnya berasal dari kata
patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang
memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu.

Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk
membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor
mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak
mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak
dianggap sebagai hak monopoli. Sedangkan ditinjau dari sudut pandang yuridis
berdasar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten, paten ialah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Didalam hak paten sendiri, umumnya memiliki istilah-istilah sebagai berikut:


1. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (Pasal 1
butir 2)

3
2. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
Invensi. (Pasal 1 butir 3)
3. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang menerima
hak atas Paten tersebut dari pemilik Paten, atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar dalam daftar umum Paten. (Pasal 1
butir 6)
4. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang bersifat
eksklusif maupun noneksklusif, kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian
tertulis untuk menggunakan Paten yang masih dilindungi dalam jangka waktu
dan syarat tertentu. (Pasal 1 butir 11)
5. Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk penggunaan hak atas Paten. (Pasal
1 butir 14)

B. Perlindungan Paten

Perlindungan paten terdiri dari dua, yang meliputi:

1. Paten. Paten diberikan pada hasil penemuan yang baru, yang mengandung langkah
inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
2. Paten sederhana. Paten sederhana diberikan pada setiap hasil penemuan yang
baru, yang berupa pengembangan dari produk atau yang proses yang sudah ada,
dan dapat diterapkan dalam industri.

C. Invensi yang tidak dapat diberi Paten


Tidak semua invensi dapat diberi paten, invensi yang tidak dapat diberi paten
adalah meliputi invensi tentang:
1) Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, ketertiban umum atau kesusilaan;
2) Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan;
3) Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika;

4
Makhluk hidup, kecuali jasad renik; atau Proses biologis yang esensial untuk
memproduksi tanaman atau hewan kecuali proses non biologis atau proses
mikrobiologis.
D. Subjek Paten

Mengenai subjek paten, Pasal 10 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016


menyebutkan: yang berhak memperoleh paten adalah inventor atau yang menerima
lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan. Ketentuan ini memberi penegasan bahwa
hanya penemu atau yang berhak menerima lebih lanjut hak penemu, misalnya karena
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, atau sebab-sebab lain, yang berhak memperoleh
paten atas penemuan yang bersangkutan. Yang dianggap sebagai penemu adalah
mereka yang untuk pertama kali mengajukan permintaan paten, kecuali terbukti
sebaliknya. Artinya undang-undang memakai titik tolak bahwa orang atau badan yang
pertama kali mengajukan permintaan paten dianggap sebagai penemunya. Tetapi
apabila di kemudian hari terbukti sebaliknya dengan bukti kuat dan meyakinkan, maka
status sebagai penemu dapat berubah. Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberapa
orang secara bersama-sama, hak atas invensi tersebut dimiliki secara bersama-sama
oleh inventor yang bersangkutan. Inventor berhak mendapatkan imbalan yang layak
dengan memperhatikan manfaat ekonomi yang diperoleh dari invensi. Imbalan dapat
dibayarkan: dalam jumlah tertentu dan sekaligus, persentase, gabungan jumlah tertentu
dan sekaligus dengan hadiah atau bonus, gabungan antara persentase dan hadiah
atau bonus atau bentuk lain yang disepakati para pihak yang besarnya ditetapkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan.
E. Kegunaan Paten

1. Paten merupakan pendorong bagi dilakukannya berbagai kegiatan riset dan


pengembangan secara efisien, karena dapat mendorong berbagai perusahaan
menyediakan anggaran besar untuk peneltian, riset dan pengembangan suatu
produk;
2. Paten sebagai alat kaum kapitalis yang memanfaatkan posisi dominannya, karena
mereka dapat membayar untuk memanfaakan suatu penemuan;

5
3. Paten sebagai alat penghargaan karya, jika perlindungan hukum mengenai paten
tidak diterapkan dengan baik, orang yang berbakat akan pindah ke negara lain
yang lebih menghargai karyanya;
4. Membantu menggalakkan perkembangan teknologi pada suatu negara dihargai dan
tidak dijiplak;
5. Membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuhnya industri local;
6. Membantu perkembangan teknologi dan ekonomi dengan fasilitas lisensi;

F. Proses Pendaftaran Paten

Proses pendaftaran paten ini dimulai dengan mengajukan permohonan paten. Pasal 24
Undang-Undang Paten Nomor 13 Tahun 2016 menyatakan bahwa paten diberikan atas
dasar permohonan dan Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang Paten Nomor 13 Tahun 2016
menyatakan bahwa setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu Invensi atau
beberapa Invensi yang merupakan satu kesatuan Invensi. Dari ketentuan Pasal 24
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 ini, jelas ditentukan bahwa pemberian paten
didasarkan pada permohonan yang diajukan oleh Inventor ataukuasanya. Artinya,
tanpa adanya permohonan seseorang paten tidak akan diberikan. Permohonan paten
dimaksud hanya dapat diajukan baik untuk satu Invensi atau beberapa Invensi yang
merupakan satu kesatuan dan saling berkaitan erat. Pada dasarnya, permohonan paten
harus diajukan oleh Inventor dan disertai dengan membayar biaya permohonan kepada
Direktorat Jenderal HaKI. Dalam hal permohonan tidak diajukan oleh Inventor atau
diajukan oleh pemohon yang bukan Inventor, menurut Pasal 25 Undang-Undang Paten
Nomor 13 Tahun 2016 permohonan tersebut harus disertai pernyataan yang dilengkapi
bukti yang cukup bahwa ia berhak atas Invensi yang bersangkutan dan Inventor dapat
meneliti surat permohonan dimaksud dan atas biayanya sendiri dapat meminta salinan
dokumen permohonan tersebut.

6
BAB III

KESIMPULAN

Hak paten merupakan bentuk perlindungan hak kekayaan inelektual yang sangat efektif
karena dapat mencegah pelaksanaan invensi oleh pihak lain tanpa seizin hak paten,
walaupun pihak lain memperoleh teknologinya secara mandiri (bukan meniru). Hak
paten diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2001 yang kini diubah dengan No. 13
tahun 2016, hak paten diberikan untuk invensi yang memenuhi syarat kebaruan,
mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam industri selama 20 tahun.

7
Daftar Pustaka

Roisah Kholis, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Malang, Setara Press, 2015.
M. Ahkam dan Suprapedi, Pengenalan HKI, Indonesia, PT. Macanan Jaya Cemerlang,
2008.
Adisumarto Hartono, Hak Milik Intelektual, Jakarta, Akademika Pressindo, 2020

Anda mungkin juga menyukai