Anda di halaman 1dari 21

Makalah Hukum Acara Mahkama Konstitusi

HAK PATEN
Dosen: Hisbah ,SH., MH.

Anggota Kelompok :

 Aprilia Salsabila Putri AR 2100874201091

 Lu’luul Maknun 2100874201111

 Siti Ulfa Umamah 2100874201219

 Siti Kurnia Sari 2100874201093

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BATANGHARI

TA. 2022/2023
1
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah subhanahu wata’ala, karena hanya dengan izin-

Nya lah, Kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HAK PATEN” dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa Salam dan Salawat kepada

Nabi Muhammad shallallahu ‘alihi wasallam.

Makalah ini telah Kami kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya, Kami hanya dapat berharap

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terkhusus bagi mahasiswa

hukum maupun pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan dengan makalah ini, dan

dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

Jambi , 03 Juni 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4

C. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................5

BAB II PEMABAHASAN..................................................................................4

A. PENGERTIAN PATEN..................................................................................4

B. UNSUR-UNSUR PEMBERIAN HAK PATEN.............................................6

C. JENIS-JENIS PATEN.....................................................................................8

D. PRINSIP DASAR PATEN..............................................................................9

E. PERMOHONAN PATEN................................................................................12

F. PENNDAFTARAN PATEN............................................................................13

G. NARASI KASUS TERKAIT HAK PATEN.................................................16

H. ARGUMEN .....................................................................................................18

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................17

A. KESIMPULAN...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern saat ini, pembangunan berbasis pada teknologi, sehingga

pembangunan tersebut mutlak diperlukan untuk menunjang keberhasilan

pembangunan pada sektor ekonomi.

Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap

teknologi maupun produk lainnya, maka dibuatlah sebuah peraturan perundang-

undangan dalam bentuk Undang-Undang Paten yaitu Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1989 sebagaimana diubah dan disempurnakan dengan Undang-Undang

Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten

(selanjutnya disingkat Undang-Undang Paten/UUP).

UUP memberikan perlindungan hukum terhadap penemuan dalam bidang

teknologi baik berupa proses maupun produk. Namun, UUP juga mengatur

tentangpenemuan –penemuan tertentu yang tidak dapat diberikan paten.

Namun, seiring berjalannya kasus ternyata banyak terjadi pelanggaran paten,

misalnya pada bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena banyak sekali

produk-produk yang beredar bebas dan sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga

ada upaya peniruan oleh pihak lain untuk memperoleh posisi pasar yang sama

dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh hasil penjualan yang baik atas

produknya.

4
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang kemudian akan dikaji di dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Paten?

2. Unsur-unsur apa sajakah yang harus dipenuhi agar sebuah objek dapat

diberikan hak paten?

3. Apa sajakah jenis-jenis Paten?

4. Seperti apakah prinsip dasar dari Paten?

5. Bagaimankah tata cara Permohonan dan Pendaftaran hak Paten?

6. Bagaimanakah contoh di lapangan atau kasus yangberaitan dengan hak

paten?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Pebahasan dalam makalah ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Paten;

2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-unsur yang

harus dipenuhi objek paten;

3. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis paten;

4. Memberikan penjelasan tentang prinsip dasar paten;

5. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan pendaftaran hak

paten; dan

6. Memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan hak paten.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paten

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan berlawanan

dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa suatu penemuan

yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum. Dengan

terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa mempraktikan penemuan bisa

didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa perlindungan patennya

penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain), pada saat inilah benar-

benar terbuka.

Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberi informasi yang

diperlukan bagi pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan penemuan

tersebut dan untuk memberi petunjuk kepada mereka yang berminat dalam

mengeksploitasi penemuan itu.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten adalah hak

istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu (inventor) atas hasil

penemuan (invention) yang dilakukan di bidang teknologi, baik yang berbentuk

produk atau proses saja, atas dasar hak istimewa tersebut, orang lain dilarang

untuk mendayagunakan hasil penemuannya terkecuali atas izinnya atau penemu

sendiri melaksanakan hasil penemuannya.

Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1989

tentang Paten, Paten adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan Negara
6
kepada penemu atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau untuk memberikan

persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya. Pemegang hak paten

adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak

tersebut dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-

Undang Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten).

World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi Paten

sebagai berikut.

“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person

to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe

new invention; the privilege is granted by a government authorithy as a

matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils the

prescribed condition.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat hal penting

dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan bersal dari

pemerintah, Hak paten adalah perbuatan yang merupakan hak eksklusif dari

pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan halhal lain yang

berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.

7
B. Unsur-Unsur Pemberian Hak paten

Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek

perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten

seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-penemuan yang bersifat :

1. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari

penemuan terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya

Menurut pasal 3 ayat 1 UUP suatu penemuan dianggap baru, jika pada

saat pengajuan permintaan paten, penemuan tersebut tidak semua atau tidak

merupakan bagian dari penemuan terdahulu.

Sedangkan yang dimaksud dengan penemuan terdahulu sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 tersebut adalah suatu penemuan yang ada pada

saat atau sebelum :

a. Tanggal pengajuan permintaan paten; atau

b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas apabila

permintaan paten diajukan dengan hak prioritas. Telah diumumkan di

Indonesia atau di luar indonesia dalam suatu tulisan yang memungkinkan

seorang ahli untuk melaksanakan penemuan tersebut atau telah

diumumkan di Indonesia dengan penguaraian lisan atau melalui peragaan

penggunaan nya atau dengan cara lain yng memungkinkan seorang ahli

untuk melaksana kan penemuan tersebut. (pasal 3 ayat 2 UUP).

8
Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

dalam rangka sifat kebaruan. UUP menganut sistem world wide novelty

artinya penemuan tersebut tidak hanya baru di Indonesia, tetapi juga baru di

seluruh dunia.

2. Langkah inventif (inventive step)

Mengandung langkah inventive adalah jika penemuan itu bagi seorang

yang mempunyai keahlian biasa mengenai teknik merupakan hal yang tidak

dapat diduga sebelumnya (pasal 2 ayat 1 UUP). Makalah yang tidak dapat

diduga harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat

diajukan permintaan paten atu yang telah ada pada saat diajukan permintaan

paten pertama dalam hal permintaan itu diajukan dengan hak prioritas.

Sedangkan menurut Bambang Kesowo, penilaian mengenai keahlian

mana yang harus digunakan untuk memastikan bahwa penemuan merupakan

hal yang tidak dapat digunakan untuk memastikan bahwa sesuatu penemuan

merupakan hal yang tidak dapt diduga. Dalam pasal 2 ayat (3) UUP

memberikan petunjuk bahwa keahlian tersebut yang sudah ada pada saat

diajukannya permintaan paten yang pertama. 3 Dalam peristilahan paten, saat

tanggal diajukannya permintaan paten yang pertama tersebut disebut filing

date sedangkan dalam hal permintaan paten dengan hak prioritas, maka

kehalian tersebut adalah yang ada pada saat diajukannya permintaan yang

pertama.

9
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)

Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan dalam bidang

industri. Maksudnya penemuan tersebut dapat diproduksi atau dapat

digunakan untuk menghasilkan suatu produk. syarat ini sebenarnya juga

sekaligus menunjukkan bahwa penemuan tersebut dapat berupa produk. atau

dapat pula berupa proses yang dapat dipakai untuk menghsilkan produk : oleh

karenanya, paten meliputi paten untuk produk dan paten untuk proses.

C. Jenis-Jenis Paten

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU

Paten membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten produk

dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan,

paten dapat dibagi sebagai berikut :

a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108

UU Paten; dan

b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan.

Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis

paten saja.

Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau

teknologi yang mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat

penemuan maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk.

10
Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang

teknologi, yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan

akan mendapatkan manfaat ekonomi. Inilah yang dasar bahwa paten mendapatkan

perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang diberikanpun tidak secara

otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.

D. Prinsip Dasar Paten

Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten yang dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas

hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk

melaksanakan sendiri temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya

kepada orang lain untuk melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena

hak khusus ini pula pada awalnya paten, seperti halnya hak cipta, sering

dianggap sebagai bagian dari paham individualisme.

b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan

oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke

kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak ada paten. Hanya penemu

atau yang menerima lebih lanjut hak penemu yang berhak memperoleh paten.

c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk

satu penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari

satu paten.

11
d. . Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.

Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.

e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan

lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang

menurut Pasal 66 UU Paten paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun

sebagian. Pengalihan itu misalnya karena :

1) Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk seluruhnya

harus disertai dengan dokumen paten serta hak-hak lain yang berkaitan

dengan paten itu;

2) Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris; dan

3) Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.

f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah

diberikan terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan

gugatan, baik oleh pihak-pihak tertentu lain melalui Pengadilan Niaga

maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal tertentu, seperti yang diatur

dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu paten dapat dinyatakan batal demi

hukum oleh kantor paten apabila pemegang paten tidak memenuhi

kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan dalam jayat waktu yang telah

ditentukan Pasal 88 UU Paten.

g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten menentukan

bahwa apabila :

1) Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang diberi

paten) tersebut atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36 (tiga puluh

12
enam) bulan sejak tanggal pemberian paten (jo Pasal 17 ayat (1) UU

Paten yang menentukan bahwa pemegang paten wajib membuat produk

atau menggunakan proses yang diberikan opaten di wilayah Indonesia).

2) Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh pemegang paten

atau pemegang lisensi dalam hal lisensi wajib tetapi dalam bentuk dan

dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat, maka akan

diberikan sanksi berupa pemberian lisensi wajib kepada orang/pihak lain

untuk melaksanakan paten tersebut. Hal ini berarti pemegang paten selain

mempunyai hak juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

patennya supaya produk tersebut dapat memasyarakat.

3) Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari isi Pasal

17 ayat (1) UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa pemegang paten juga

mempunyai kewajiban hukum selain tentunya hak.

h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan erat

dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam

menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu negara mempunyai

peran yang luas dan penting untuk mengatur npaten, salah satu satunya

melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17 UU Paten mengenai hak

pemegang paten untuk melaksanakan paten sesungguhnya dapat dilihat dari

dua sudut kepentingan, yaitu hak pemegang paten itu sendiri dan kepentingan

nasional atau pemerintah sebagai pembuat peraturan. Pasal 71 UU Paten

memuat ketentuan mengenai pelarangan pencantuman atau pemuatan dalam

13
suatu perjanjian paten hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional

atau membatasi kemampuan Indonesia untuk menguasai teknologi.

E. Permohonan Paten

Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara

memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan

intelektual yang selanjutnya disingkat dengan istilah Direktorat Jenderal Hak

kekayaan Intelektual (DijJend HKI). Dalam pendaftaran tersebut memiliki

prosedur, mulai dari tata cara permohonan dan syarat yang harus dipenuhi dalam

Pendaftaran Paten. Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus

pada Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten pada pasal yang ke 27,

yaitu :

1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam Paris

Convention for the Protection of Industri Property yang mengatur tentang

jangka waktu dan tata cara dalam mengajukan pendaftaran.

2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas wajib

dilengkapi dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat

berwenang.

3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak

bisa diajukan dengan menggunakan Hak prioritas.

14
F. Pendaftaran Paten

Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela ini

sebagai amanat stelsel konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya

pendaftaran. Maka penemuan teknologi yang bersangkutan tidak akan dilindungi.

Oleh karena itu seyogyanya penemu teknologi harus mendaftarkan temuannya

kepada kantor paten yang dalam hal ini adalah kantor Direktorat Paren, Direktorat

Jenderal Cipta, Paten dan merek Departemen Kehakiman di Jakarta.

Setelah prosedur pendaftaran paten dilaksanakan oleh pendaftar maka kepada

yang bersangkutan akan diberikan sertifikat paten. Tentu saja dalam hal ini kantor

paten akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan amanat yang tercantum dalam

pasal 23 sampai dengan pasal 71 UUP. segala prosedur yang berkaitan dengan

pendaftaran paten itu harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh pendaftar dan

demikian pula langkah – langkah pemeriksaan atas permintaan tersebut harus

dilaksanakan oleh kantor paten.

Setelah sertifikat paten diberikan kepada pemohon yang sekaligus berarti

merupakan surat legitimasi bagi pemiliknya atas patennya, maka kepadanya

diberikan kewajiban yaitu :

a. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan

untuk dijual atau disewakan atau diarahkan hasil produksi yang diberi

paten; dan

b. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang –

brang dan tindakan lainnya (pasal 17 UUP). Pelaksanaa harus dilakukan di

wilayah Republik Indonesia.

15
G. Narasi Kasus Terkait Hak Paten

Nokia dan Apple :

Dua vendor handset besar tengah berseteru. Nokia menuntut Apple atas

tuduhan pelanggaran hak paten. Nokia mengklaim ponsel cerdas populer besutan

Apple, iPhone, telah melanggar 10 hak paten yang membuat perangkat wireless

kompatibel dengan sejumlah standar teknis termasuk GSM.

GSM merupakan standar wireless global yang digunakan AT&T yang

menjadi operator pemegang hak eksklusif penjualan iPhone di AS dan lusinan

operator lain di seluruh dunia.Perdebatan mengenai hak paten ini meliputi

permasalahan data wireless, speed coding, keamanan dan enkripsi. Dalam gugatan

yang didaftarkan Kamis (22/10/2009) kemarin ke pengadilan Delaware, AS,Nokia

menyebutkan bahwa Apple menggunakan teknologi tersebut tanpa membayar

biaya lisensi yang sesuai. Sementara itu, lebih dari 40 vendor handset lainnya

setuju untuk membayar lisensi. "Dengan penolakan terhadap appropriate terms

dari properti intelektualNokia, Apple berupaya mendapatkan akses bebas di

belakang inovasiNokia," kata Vice President Nokia Ilkka Rahnasto seperti dikutip

dari USA Today, Jumat (23/10/2009).Dalam gugatannya, Nokia menyebutkan

pihaknya mengeluarkan lebih dari USD60 miliar untuk mengembangkan

teknologi mereka. Sementara itu, juru bicara Apple Steve Dowling menolak untuk

memberikan komentar etrkait hal ini. Pengacara hak paten Charles Hosch dari

Strasburger & Price menyebutkan kemungkinan besar gugatan yang diajukan

Nokia bukan sekedar persoalan uang. Menurutnya, dalam salah satu poin

gugatannya Nokia berupaya mencari 'timbal balik' dengan Apple.

16
Hal itu penting karena di dunia wireless perusahaan secara reguler

menggunakan hak paten dari sebuah teknologi. Nokia sebagai pelopor wireless

memiliki ratusan paten wireless patents. Sementara Apple, meski dikatakan

pemain baru dalam dunia wireless namun memiliki banyak teknologi berbayar

yang membuatnya bisa sejajar dengan pemain lama.

(rah)Source: Okezone – TechnoKomentarDari kasus ini mempermasalahkan

tentang hak paten atas produk nokia terhadap apple berupa Perdebatan mengenai

permasalahan data wireless, speed coding, keamanan dan enkrips. Hak Paten

merupakan Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil

penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan

sendiri penemuannya. Semoga dari kasus diatas kita dapat menjadikan sebuah

pelajaran bagi kita agar lebih menghargai atas hasil penemuan orang lain. Paten

hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan

(baru) di bidang teknologi. Penyempurnaan Hak Atas Kekayaan Intelektual

sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi,seni, sastra,

keterampilan Dan sebaginya. Paten diberikan dalam ruang lingkup

bidangteknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri

Secara umum, ada tiga kategori besar mengenai subjek yang dapat dipatenkan:

proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Semoga setiap hasil

penemuan karya sendiri dapat di Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

17
H. Argumen

 Karakteristik utama pada hak paten serupa dengan bentuk

kepemilikan benda pada umumnya, sehingga essensi kepemilikan

pada benda pada umumnya sama dengan essensi kepemilikan pada

hak paten.

 Essensi kepemilikan adalah hak individu untuk menikmati hak bebas

dari gangguan orang lain. sekalipun demikian kenikmatan dalam

penggunaan hak milik tidak berlaku mutlak.

 Untuk mewujudkan keadilan bagi pemegang hak paten dan

masyarakat, pemegang hak paten harus dapat menikmati hak

kepemilikan atas benda sebagai buah dari kreatifitas intelektual yang

dihasilkan.

18
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan

Undang-Undang Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property

Organization.Paten adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada

seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention) yang dilakukan di

bidang teknologi,baik yang berbentuk produk atas proses saja,atas dasar hak

istimewa tersebut,orang lain dilarang umtuk mendaya gunakan hasil penemuannya

terkucil atas izinnya atau penemuan sendiri melaksanakan hasil penemuan

penemuan terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil

penemuannya.

Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1989

tentang Paten, Paten adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan Negara

kepada penemu atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu

tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau untuk memberikan

persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya. Pemegang hak paten

adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak

tersebut dan terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-

Undang Nomor. 14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten).

19
Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten yang akan

diberikan hak paten baik itu berupa objek paten sederhana maupun paten biasa.

Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut harus dimohonkan dan

didaftaarkan terlebih dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni Ditjend HKI

sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Paten.

20
DAFTAR PUSTAKA

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN PATEN TERKAIT DENGAN

PENYEMPURNAAN INVENSI (STUDI KASUS PADA PUTUSAN MAHKAMAH

AGUNG NOMOR 802 K/PDT/SUS/2011). (Online).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39624/Chapter

%20I.pdf;jsessionid=BF50A83EDD703C9315658AF4E22CF64A?sequence=4.

Diakses Pada Hari Minggu, 05 November 2017 , Pukul 18.41 WITA.

THOMMY ARUAN. PERLINDUNGAN HUKUM PATEN. (Online).

https://www.academia.edu/30107989/MAKALAH_PATEN. Diakses Pada Hari

Senin, 06 November 2017, Pukul 19.45 WITA.

CORRY ANESTIA. LIPUTAN 6. NOKIA TUNTUT APPLE ATAS

PELANGGARAN 32 PATEN. (Online).

http://tekno.liputan6.com/read/2685302/nokia-tuntut-apple-atas-pelanggaran-32-

paten. Diakses Pada Hari Senin, 06 November 2017, Pukul 20.12 WITA.

MAHASAISWA.ME. KASUS HAK PATEN HYUNDAI DAN KIA. (Online).

https://mahasiswa.me/2017/03/30/kasus-hak-paten-hyundai-dan-kia/. Diases pada

Hari Senin, 20.06 WITA.

21

Anda mungkin juga menyukai