PATEN
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Hak
Kekayaan Intelektual. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dan telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya
kepada ibu Dr. Delfiyanti, SH., MH. Selaku dosen pengampu mata kuliah Hak
Kekayaan Intelektual, program studi Ilmu Hukum Universitas Andalas.
Penulis sangat berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta dapat menambah wawasan pembaca mengenai
Hak Paten. Penulis sadar bahwa dalam penulisan, makalah ini terdapat ketidak
sempurnaan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran, masukan,
dan kritikan yang tentunya akan sangat berguna bagi penulis untuk evaluasi
kedepannya.
Semoga makalah yang penulis susun ini dapat dipahami dan bermanfaat
bagi setiap yang membacanya. Jika terdapat kesalahan penulisan kata ataupun
penempatan kata yang kurang tepat dan terdapat kata yang kurang berkenan penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
juga termasuk mengatur tentang penemuan-penemuan tertentu yang tidak dapat
diberikan paten.
1
Tim Lindsey , 2002, hak kekayaan intelektual,Jakarta: PT.ALUMNI, hal. 96
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paten
Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan berlawanan
dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa suatu penemuan
yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum. Dengan
terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa mempraktikan penemuan bisa
didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa perlindungan patennya
penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain), pada saat inilah benar-
benar terbuka.
Dengan demikian paten adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada
seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention) yang dilakukan di
bidang teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak
istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya
terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil penemuan.
Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 UU No.6 tahun 1989 tentang Paten, Paten
adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau untuk memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melakukannya. Pemegang hak paten adalah seorang inventor sebagai pemilik paten
atau pihak yang menerima hak tersebut dan terdaftarkan dalam Daftar Hak Paten.
Hak paten diatur dalam UU No.14 Tahun 2002 tentang Paten.
3
“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person
to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe
new invention; the privilege is granted by a government authorithy as a
matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils
the prescribed condition.”
Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek
perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten
seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-penemuan yang bersifat:
4
2. Langkah Inventif (inventif step)
Mengandung langkah inventif adalah jika penemuan itu bagi seorang
yang mempunyai keahlian bisa mengenai Teknik merupakan hal tidak
dapat diduga sebelumnya (Pasal 2 ayat 1 UUP).
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)
Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan dalam
bidang industri. Maksudnya penemuan tersebut dapat diproduksi atau
dapat diproduksi atau dapat digunakan untuk menghasilkan suatu
produk. Syarat ini sebenarnya juga sekaligus menunjukkan bahwa
penemuan tersebut dapat berupa produk.
a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 s/d Pasal 108 UU
Paten); dan
b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedah dibicarakan.
Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau
ditulis paten saja.
Paten seherdana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi
yang mempunyai nilai kegunaan praktis, baik dalam produk, alat penemuan
maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi produk.
5
2.4 Prinsip Dasar Paten
a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk
melaksanakan sendiri temuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya
(UU No.6/1989). Karena hak khusus ini pada awalnya paten, seperti halnya hak
cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham invidiualisme.
b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan
oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke
kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak aka nada paten. Hanya
penemu atau penerima yang menerima lebih lanjut hak penemu yang berhak
memperoleh paten.
c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk
satu penemuan tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu
paten.
d. Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.
e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan
lainnya paten juga dapat dialihkan kepada sorang atau pihak lain
f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum
g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum
h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional.
Dalam paten dilakukannya abcdefghijklmn
Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara
memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan
Intelektual yang selanjutnya disingkan dengan istilah Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI). Dalam endaftaran tersebut memiliki rposedur,
6
mulai dari tata cara permohonan dan syarat yang harus dipenuhi dalam Pendaftaran
Paten. Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada Undang-
Undang No.14 tahun 2001 tentang Paten Pasal 27, yaitu
Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela, hal ini
sebagai amanat stelsel konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya
pendaftaran, maka penemuan teknologi yang bersangkutan tidak bisa dilindungi.
Oleh karena itu, seyogyanya penemu teknologi harus mendaftarkan temuannya
pada kantor paten yang dalam hal ini adalah kantor Direktorat Paten, Direktorat
Jenderal Cipta, Paten dan merek Departemen Kehakiman di Jakarta.
7
a. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai,
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diarahkan hasil produksi
yang diberi paten; dan
b. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat
barang-barang dan tindakan lainnya (Pasal 17 UUP). Pelaksanaan harus
dilakukan di wilayah Republik Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian dari paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan
Undang-Undang Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property
Organization. Dalam hal ini dapat digaris bawahi jika paten bersifat ekslusif dan
berasal dari pemerintah. Hak Paten adalah perbuatan yang merupakan hak ekslusif
dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.
Dalam melindungi suatu objek nya paten memiliki beberapa unsur yang harus
dipenuhi sebuah objek paten yang akan diberikan hak paten itu baik berupa objek
paten sederhana maupun paten biasa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Achamad Zen Umar Purba, 2005, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, P.T
ALUMNI, Jakarta, hlm. 17
Andrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.77
10