Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL 2.1

PATEN

Dosen Pengampu:

Dr. Delfiyanti, S.H., M.H.

Disusun Oleh:

Anreza Fadli (2110112059)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Hak
Kekayaan Intelektual. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dan telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, khususnya
kepada ibu Dr. Delfiyanti, SH., MH. Selaku dosen pengampu mata kuliah Hak
Kekayaan Intelektual, program studi Ilmu Hukum Universitas Andalas.

Penulis sangat berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca serta dapat menambah wawasan pembaca mengenai
Hak Paten. Penulis sadar bahwa dalam penulisan, makalah ini terdapat ketidak
sempurnaan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran, masukan,
dan kritikan yang tentunya akan sangat berguna bagi penulis untuk evaluasi
kedepannya.

Semoga makalah yang penulis susun ini dapat dipahami dan bermanfaat
bagi setiap yang membacanya. Jika terdapat kesalahan penulisan kata ataupun
penempatan kata yang kurang tepat dan terdapat kata yang kurang berkenan penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Padang, 26 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah ..............................................................................................2
BAB II ................................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
2.1 Pengertian Paten ..............................................................................................3
2.2 Unsur-Unsur Pemberian Paten ......................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Paten ..............................................................................................5
2.4 Prinsip Dasar Paten .........................................................................................6
2.5 Permohonan Paten ..........................................................................................6
2.6 Pendaftaran Paten ...........................................................................................7
BAB III ..............................................................................................................................9
PENUTUP .........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang semakin banyaknya teknologi-teknologi terbarukan
yang semakin membuat kehidupan kita menjadi praktis, mulai dari hal-hal kecil
untuk keperluan rumah tangga hingga pembangunan berbasis pada teknologi. Hal-
hal ini tentunya sebagai tolak ukur apakah masyarakat dama suatu negara bisa
mengelola atau mengoperasikan teknologi yang semakin berkembang atau tidak.
Dengan berkembangnya teknologi di suatu negara juga dapat untuk menunjang
keberhasilan pembangunan pada sektor industri.

Peranan pemerintah di era pesatnya teknologi tentunya sangat diperlukan


dalam mengimplementasikan undang-undang hak cipta, merek, paten, desain
industri terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia agar setiap karya
yang dibuat tidak dapat di klaim oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Adapun pengertian HKI (Hak Kekayaan Intelektual) adalah hak ekslusif


yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya. Secara sederhana HKI mengcakup Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merek.
Namun jika dilihat lebih rinci HKI merupakan bagian dari dua benday aitu benda
tidak berwujud (imateriil).

Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap


teknologi maupun produk lainnya diperlukannya sebuah peraturan perundang-
undangan dalam bentuk Undang-Undang Paten yaitu Undang-Undang Nomor 6
tahun 1989 sebagaimana diubah dan disempurnakan dengan Undang-Undang
Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Paten
yang biasa disingkat dengan UUP/ Undang-Undang Paten.

Undang-Undang Paten memberikan perlindungan hukum terhadap


penemuan dalam bidang teknologi baik berupa proses maupun produk. Tetapi, UUP

1
juga termasuk mengatur tentang penemuan-penemuan tertentu yang tidak dapat
diberikan paten.

Terdapat empat alasan mengapa sistem paten diciptakan, pertama untuk


mengadakan penciptaan itu sendiri. Kedua untuk menyebarluaskan penemuan yang
sudah diperoleh. Ketiga untuk menginvestasikan sumber daya yang diperlukan
guna melakukan eksperimen, produksi, dan pemasaran atas penemuan yang ada.
Keempat untuk mengembangkan dan menyempurnakan penemuan-penemuan
terdahulu.1

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok pembahasan
penulis untuk dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Paten?
2. Unsur-unsur apa sajakah yang harus dipenuhi agar sebuah objek
dapat diberikan hak paten?
3. Apa sajakah jenis-jenis paten?
4. Seperti apakah prinsip dasar dari paten?
5. Bagaimana tata cara permohonan dan pendaftaran hak paten?
6. Bagaimanakah contoh di lapangan atau kasus yang berkaitan dengan
hak paten?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun beberapa tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu:
1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Paten;
2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-unsur
yang harus dipenuhi objek paten;
3. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis paten;
4. Memberikan penjelasan tentang prinsip dasar paten;
5. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan
pendaftaran hak paten; dan

1
Tim Lindsey , 2002, hak kekayaan intelektual,Jakarta: PT.ALUMNI, hal. 96

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paten

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan berlawanan
dengan Latent yang berarti terselubung, oleh karenanya bahwa suatu penemuan
yang mendapatkan paten menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum. Dengan
terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa mempraktikan penemuan bisa
didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa perlindungan patennya
penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain), pada saat inilah benar-
benar terbuka.

Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberikan informasi yang


diperlukan bagi pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan penemuan
tersebut dan untuk memberi petunjuk kepada mereka yang berminat dalam
mengeksploitasi penemuan itu.

Dengan demikian paten adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada
seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention) yang dilakukan di
bidang teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak
istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya
terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil penemuan.

Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 UU No.6 tahun 1989 tentang Paten, Paten
adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau untuk memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melakukannya. Pemegang hak paten adalah seorang inventor sebagai pemilik paten
atau pihak yang menerima hak tersebut dan terdaftarkan dalam Daftar Hak Paten.
Hak paten diatur dalam UU No.14 Tahun 2002 tentang Paten.

World Intellectual Property Organization memberikan defisini Paten sebagai


berikut.

3
“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person
to exclude, for a limited time, other from certain acts in relation to describe
new invention; the privilege is granted by a government authorithy as a
matter of right to the person who is entitled to apply for it and who fulfils
the prescribed condition.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat hal penting


dari pengertian paten yaitu bahwa paten adalah bersifat ekslusif dan berasal dari
pemerintah. Hak Paten adalah perbuatan yang merupakan hak ekslusif dari
pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.

2.2 Unsur-Unsur Pemberian Paten

Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek
perlindungan dari paten/ berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten
seperti telah dijelaskan di atas, adalah penemuan-penemuan yang bersifat:

1. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari


penemuan terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya.
Menurut Pasal 3 ayat 1 UUP suatu penemuan dianggap baru, jika
pada saat pengajuan permintaan paten, penemuan tersebut tidak semua
atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu.
Sedangkan yang dimaksud dengan penemuan terdahulu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 tersebut adalah suatu
penemuan yang pada saat atau sebelum:
a. Tanggal pengajuan permintaan paten; atau
b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas
apabila permintaan paten diajukan dengan hak prioritas.
Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa dalam rangka sifat kebaruan. UUP menganut sistem world wide
novelty artinya penemuan tersebut tidak hanya baru di Indonesia, tetapi
juga baru di seluruh dunia.

4
2. Langkah Inventif (inventif step)
Mengandung langkah inventif adalah jika penemuan itu bagi seorang
yang mempunyai keahlian bisa mengenai Teknik merupakan hal tidak
dapat diduga sebelumnya (Pasal 2 ayat 1 UUP).
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)
Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan dalam
bidang industri. Maksudnya penemuan tersebut dapat diproduksi atau
dapat diproduksi atau dapat digunakan untuk menghasilkan suatu
produk. Syarat ini sebenarnya juga sekaligus menunjukkan bahwa
penemuan tersebut dapat berupa produk.

2.3 Jenis-Jenis Paten

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU Paten


membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten memproduk
dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan, paten
dapat dibagi sebagai berikut:

a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 s/d Pasal 108 UU
Paten); dan
b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedah dibicarakan.
Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau
ditulis paten saja.
Paten seherdana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi
yang mempunyai nilai kegunaan praktis, baik dalam produk, alat penemuan
maupun dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi produk.

Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (innovation) dibidang


teknologi yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan
mendapatkan manfaat perlindungan hukum. Perlindungan huku yang diberikanpun
tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.

5
2.4 Prinsip Dasar Paten

Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten yang dapat dijelaskan


sebagai berikut:

a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk
melaksanakan sendiri temuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya
(UU No.6/1989). Karena hak khusus ini pada awalnya paten, seperti halnya hak
cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham invidiualisme.
b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan
oleh penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke
kantor paten. Bila tidak ada permintaan maka tidak aka nada paten. Hanya
penemu atau penerima yang menerima lebih lanjut hak penemu yang berhak
memperoleh paten.
c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk
satu penemuan tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu
paten.
d. Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.
e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan
lainnya paten juga dapat dialihkan kepada sorang atau pihak lain
f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum
g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum
h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional.
Dalam paten dilakukannya abcdefghijklmn

2.5 Permohonan Paten

Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara
memohonkan invensi yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan
Intelektual yang selanjutnya disingkan dengan istilah Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI). Dalam endaftaran tersebut memiliki rposedur,

6
mulai dari tata cara permohonan dan syarat yang harus dipenuhi dalam Pendaftaran
Paten. Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada Undang-
Undang No.14 tahun 2001 tentang Paten Pasal 27, yaitu

1. Pendaftaran menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam


Paris Convention for the Protection of Industry Property yang mengatur
tentang jangka waktu dan tata cara dalam mengajukan pendaftaran.
2. Pendaftaran yang menggunakan permohonan dengan hak proritas wajib
dilengkapi dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat
berwenang.
3. Apabila poin pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak
bisa diajukan dengan Hak prioritas.

2.6 Pendaftaran Paten

Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela, hal ini
sebagai amanat stelsel konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya
pendaftaran, maka penemuan teknologi yang bersangkutan tidak bisa dilindungi.
Oleh karena itu, seyogyanya penemu teknologi harus mendaftarkan temuannya
pada kantor paten yang dalam hal ini adalah kantor Direktorat Paten, Direktorat
Jenderal Cipta, Paten dan merek Departemen Kehakiman di Jakarta.

Setelah prosedur pendaftaran paten dilaksanakan oleh pendaftaran, maka


kepada yang bersangkutan akan diberikan sertifikat paten. Dalam hal ini kantor
paten akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan amanat yang tercantum dalam
Pasal 23 sampai Pasal 27 UUP. Segala prosedur yang berkaitan dengan pendaftaran
paten itu harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh pendaftar dan demikian pula
langkah-langkah pemeriksaan atas permintaan tersebut harus dilaksanakan oleh
kantor paten.

Setelah sertifikat paten diberikan kepada pemohon yang sekaligus berarti


merupakan surat legitimasi bagi pemiliknya atas hak patennya, maka kepadanya
diberikan kewajiban, yaitu:

7
a. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai,
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diarahkan hasil produksi
yang diberi paten; dan
b. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat
barang-barang dan tindakan lainnya (Pasal 17 UUP). Pelaksanaan harus
dilakukan di wilayah Republik Indonesia.

8
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengertian dari paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan
Undang-Undang Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property
Organization. Dalam hal ini dapat digaris bawahi jika paten bersifat ekslusif dan
berasal dari pemerintah. Hak Paten adalah perbuatan yang merupakan hak ekslusif
dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan, penggunaan dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.

Dalam melindungi suatu objek nya paten memiliki beberapa unsur yang harus
dipenuhi sebuah objek paten yang akan diberikan hak paten itu baik berupa objek
paten sederhana maupun paten biasa.

Untuk memperoleh sebuah paten, tentunya objek tersebut harus dimohonkan


dan didaftarkan terlebih dahulu kepada pajabat yang berwenang, yakni Ditjen HKI
sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Paten.

9
DAFTAR PUSTAKA

Thommy Aruan. “Perlindungan Hukum Paten”.

Analisis Yuridis Penolakan Paten Terkait Dengan Penyempurnaan Invensi (Studi


Kasus Pada Putusan Mahkamah Agung No. 802/K/PDT/SUS/2011).

Tim Lindsey , 2002, hak kekayaan intelektual,Jakarta: PT.ALUMNI, hal. 96

Triyana Yohanes, 2015, Hukum Ekonomi Internasional, Cahaya Atma Pustaka,


Yogyakarta, hlm.70.

Achamad Zen Umar Purba, 2005, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, P.T
ALUMNI, Jakarta, hlm. 17

Andrian Sutedi, 2009, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.77

Syafian, “Pelaksanaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) di Bidang Hak


Cipta di Indonesia Menuju Era Globalisasi”, Masalah-masalah Huku,
no.2 April-Juni 2002.

10

Anda mungkin juga menyukai