Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

“PATEN”

DISUSUN OLEH:

Sulis Sekarwati

D10120092

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

SULAWASI TENGAH 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Kekayaan Intelektual dengan topik pembahasan yaitu
tentang “ Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)“. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Hukum HaKI dan sebagai penambah pengetahuan bagi kita semua.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dengan adanya dukungan dan bimbingan dari Do sen Pengajar
mata kuliah Hukum HaKI,yaitu kepada Bapak Adiguna Kharismawan.SH.,MH. Makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Dalam penulisan makalah ini pasti banyak kesalahan atau kekurangan
baik secara tidak sengaja ataupun ketidaktahuan, Saya mohon maaf atas ketidak nyamanan dalam
membaca makalah ini

Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan banyak
manfaat bagi kita semua.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................................3

C. MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................................................................4

BAB II PEMABAHASAN (ISI)..............................................................................................................................5

A. PENGERTIAN PATEN....................................................................................................................................5

B. UNSUR-UNSUR PEMBERIAN HAK PATEN.....................................................................................................6

C. JENIS-JENIS PATEN.......................................................................................................................................7

D. PRINSIP DASAR PATEN.................................................................................................................................7

E. PERMOHONAN PATEN.................................................................................................................................9

F. PENNDAFTARAN PATEN...............................................................................................................................9

G. CONTOH KASUS TERKAIT HAK PATEN.......................................................................................................10

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................................................12

A. KESIMPULAN.............................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era modern saat ini, pembangunan berbasis pada teknologi, sehingga pembangunan
tersebut mutlak diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada sektor ekonomi.

Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap teknologi maupun produk
lainnya, maka dibuatlah sebuah peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-Undang
Paten yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 sebagaimana diubah dan disempurnakan
dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001
tentang Paten (selanjutnya disingkat Undang-Undang Paten/UUP).

UUP memberikan perlindungan hukum terhadap penemuan dalam bidangteknologi baik berupa
proses maupun produk. Namun, UUP juga mengatur tentangpenemuan –penemuan tertentu yang
tidak dapat diberikan paten.

Dari data yang ada. Jumlah permintaan pendaftaran paten dan paten sederhanayang diterima
kantor Paten, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri sejakdiberlakukannya UUP yaitu
periode 1 Agustus 1991 sampai dengan 31 Desember 1995.

sebanyak 12. 936 buah yang dapat diperinci menjadi 12 536 buah permintaan patendan 373 buah
permintaan paten sederhana.

Namun, seiring berjalannya kasus ternyata banyak terjadi pelanggaran paten, misalnya pada
bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena banyak sekali produk-produk yang beredar bebas
dan sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain untuk
memperoleh posisi pasar yang sama dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh hasil
penjualan yang baik atas produknya.

Oleh karena itu, penulis kemudian tertarik mengkaji membuat sebuah makalah yang secara
umum membahas tentang Paten beserta contoh kasus terhadap masalah paten tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang kemudian akan dikaji di dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:

3
1. Apakah yang dimaksud dengan Paten?

2. Unsur-unsur apa sajakah yang harus dipenuhi agar sebuah objek dapat diberikan hak
paten?

3. Apa sajakah jenis-jenis Paten?

4. Seperti apakah prinsip dasar dari Paten?

5. Bagaimankah tata cara Permohonan dan Pendaftaran hak Paten?

6. Bagaimanakah contoh di lapangan atau kasus yangberaitan dengan hak paten?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Pebahasan dalam makalah ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Paten;

2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-unsur yang harus dipenuhi
objek paten;

3. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis paten;

4. Memberikan penjelasan tentang prinsip dasar paten;

5. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan pendaftaran hak paten; dan

6. Memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan hak paten.

4
BAB II

PEMBAHASAN (ISI)
A. Pengertian Paten

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka dan berlawanan dengan Latent yang
berarti terselubung, oleh karenanya bahwa suatu penemuan yang mendapatkan paten menjadi
terbuka untuk diketahui oleh umum. Dengan terbuka tersebut tidak berarti setiap orang bisa
mempraktikan penemuan bisa didayagunakan oleh orang lain. Baru setelah habis masa
perlindungan patennya penemuan tersebut menjadi milik umum (public domain), pada saat inilah
benar-benar terbuka.

Dengan terbukanya suatu penemuan yang baru, memberi informasi yang diperlukan bagi
pengembangan teknologi selanjutnya berdasarkan penemuan tersebut dan untuk memberi
petunjuk kepada mereka yang berminat dalam mengeksploitasi penemuan itu.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dengan demikian paten adalah hak istimewa
(eksklusif) yang diberikan kepada seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention)
yang dilakukan di bidang teknologi, baik yang berbentuk produk atau proses saja, atas dasar hak
istimewa tersebut, orang lain dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya terkecuali atas
izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil penemuannya.

Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1989 tentang Paten, Paten
adalah hak khusus atau eksekutif yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil temuannya di
bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau
untuk memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melakukannya. Pemegang hak paten
adalah seorang inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dan
terdaftar dalam Daftar Hak Paten. Hak paten diatur dalam Undang-Undang Nomor. 14 Tahun
2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten).

World Intellectual Property Organization memberi defenisi defenisi Paten sebagai berikut.

“A Patent is a legally enforceable right granted by virtue of law to a person to exclude, for a
limited time, other from certain acts in relation to describe new invention; the privilege is
granted by a government authorithy as a matter of right to the person who is entitled to apply for
it and who fulfils the prescribed condition.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat diperhatikan bahwa terdapat hal penting dari pengertian
paten yaitu bahwa paten adalah bersifat eksklusif dan bersal dari pemerintah, Hak paten adalah
perbuatan yang merupakan hak eksklusif dari pemegang paten, yaitu mengenai penjualan,
penggunaan dan halhal lain yang berkaitan dengan objek yang telah dipatenkan.

5
B. Unsur-Unsur Pemberian Hak paten

Untuk penemuan yang diatur atau dilindungi paten atau tepatnya objek perlindungan dari paten/
berbeda dengan objek hak cipta, maka objek dari paten seperti telah dijelaskan di atas, adalah
penemuan-penemuan yang bersifat :

1. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan merupakan bagian dari penemuan
terdahulu atau penemuan yang telah ada sebelumnya

Menurut pasal 3 ayat 1 UUP suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan
permintaan paten, penemuan tersebut tidak semua atau tidak merupakan bagian dari penemuan
terdahulu.

Sedangkan yang dimaksud dengan penemuan terdahulu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
ayat 1 tersebut adalah suatu penemuan yang ada pada saat atau sebelum :

a. Tanggal pengajuan permintaan paten; atau

b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas apabila permintaan paten
diajukan dengan hak prioritas. Telah diumumkan di Indonesia atau di luar indonesia
dalam suatu tulisan yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan penemuan
tersebut atau telah diumumkan di Indonesia dengan penguaraian lisan atau melalui
peragaan penggunaan nya atau dengan cara lain yng memungkinkan seorang ahli untuk
melaksana kan penemuan tersebut. (pasal 3 ayat 2 UUP).

Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam rangka sifat
kebaruan. UUP menganut sistem world wide novelty artinya penemuan tersebut tidak hanya baru
di Indonesia, tetapi juga baru di seluruh dunia.

2. Langkah inventif (inventive step)

Mengandung langkah inventive adalah jika penemuan itu bagi seorang yang mempunyai keahlian
biasa mengenai teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya (pasal 2 ayat 1 UUP).
Makalah yang tidak dapat diduga harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada
pada saat diajukan permintaan paten atu yang telah ada pada saat diajukan permintaan paten
pertama dalam hal permintaan itu diajukan dengan hak prioritas.

Sedangkan menurut Bambang Kesowo, penilaian mengenai keahlian mana yang harus digunakan
untuk memastikan bahwa penemuan merupakan hal yang tidak dapat digunakan untuk
memastikan bahwa sesuatu penemuan merupakan hal yang tidak dapt diduga. Dalam pasal 2 ayat
(3) UUP memberikan petunjuk bahwa keahlian tersebut yang sudah ada pada saat diajukannya
permintaan paten yang pertama. 3 Dalam peristilahan paten, saat tanggal diajukannya permintaan
paten yang pertama tersebut disebut filing date sedangkan dalam hal permintaan paten dengan

6
hak prioritas, maka kehalian tersebut adalah yang ada pada saat diajukannya permintaan yang
pertama.

3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial applicability)

Mengenai syarat bahwa penemuan harus dapat diterapkan dalam bidang industri. Maksudnya
penemuan tersebut dapat diproduksi atau dapat digunakan untuk menghasilkan suatu produk.
syarat ini sebenarnya juga sekaligus menunjukkan bahwa penemuan tersebut dapat berupa
produk. atau dapat pula berupa proses yang dapat dipakai untuk menghsilkan produk : oleh
karenanya, paten meliputi paten untuk produk dan paten untuk proses.

C. Jenis-Jenis Paten

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU Paten membagi paten
ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten produk dalam hal pelaksanaan paten. Tetapi
dari bentuk penemuan yang dipatenkan, paten dapat dibagi sebagai berikut :

a. Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan Pasal 108 UU Paten; dan

b. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang dibicarakan. Maka sesuai
kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau ditulis paten saja.

Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi yang
mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat penemuan maupun dalam hal
pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk.

Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang teknologi, yang berupa
produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan mendapatkan manfaat ekonomi.
Inilah yang dasar bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum yang
diberikanpun tidak secara otomatis, harus ada permohonan sebelumnya.

D. Prinsip Dasar Paten

Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan sendiri
temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada awalnya
paten, seperti halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham
individualisme.

7
b. Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan oleh penemu
atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke kantor paten. Bila tidak
ada permintaan maka tidak ada paten. Hanya penemu atau yang menerima lebih lanjut
hak penemu yang berhak memperoleh paten.

c. Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk satu
penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu paten.

d. . Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Penemuan
tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.

e. Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan lainnya paten
juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang menurut Pasal 66 UU Paten
paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun sebagian. Pengalihan itu misalnya karena :

1) Pewarisan, hibah, wasiat; pengalihan yang berlangsung untuk seluruhnya harus disertai
dengan dokumen paten serta hak-hak lain yang berkaitan dengan paten itu;

2) Perjanjian; harus dibuat dalam bentuk akta notaris; dan

3) Karena sebab-sebab lain yang ditentukan oleh undang-undang.

f. Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah diberikan terhadap
suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan gugatan, baik oleh pihak-pihak
tertentu lain melalui Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-hal
tertentu, seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain itu paten dapat dinyatakan
batal demi hukum oleh kantor paten apabila pemegang paten tidak memenuhi
kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan dalam jayat waktu yang telah ditentukan
Pasal 88 UU Paten.

g. Paten berkaitan dengan kepentingan umum; Pasal 75 UU Paten menentukan bahwa


apabila :

1) Pemegang paten tidak melaksanakan paten (baca penemuan yang diberi paten) tersebut
atau tidak dalam hal sewajarnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal
pemberian paten (jo Pasal 17 ayat (1) UU Paten yang menentukan bahwa pemegang
paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberikan opaten di
wilayah Indonesia).

2) Juga apabila paten telah dilaksanakan di Indonesia oleh pemegang paten atau pemegang
lisensi dalam hal lisensi wajib tetapi dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan
kepentingan masyarakat, maka akan diberikan sanksi berupa pemberian lisensi wajib
kepada orang/pihak lain untuk melaksanakan paten tersebut. Hal ini berarti pemegang

8
paten selain mempunyai hak juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan patennya
supaya produk tersebut dapat memasyarakat.

3) Paten mensyaratkan kewajiban umum bagi pemegang paten; Dari isi Pasal 17 ayat (1)
UU Paten di atas, terlihat jelas bahwa pemegang paten juga mempunyai kewajiban
hukum selain tentunya hak.

h. Paten berkaitan dengan kepentingan nasional; Paten sangat berkaitan erat dengan bidang
teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan masa depan bangsa
dan negara. Untuk itu negara mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur
npaten, salah satu satunya melalui peraturan perundang-undangan. Pasal 17 UU Paten
mengenai hak pemegang paten untuk melaksanakan paten sesungguhnya dapat dilihat
dari dua sudut kepentingan, yaitu hak pemegang paten itu sendiri dan kepentingan
nasional atau pemerintah sebagai pembuat peraturan. Pasal 71 UU Paten memuat
ketentuan mengenai pelarangan pencantuman atau pemuatan dalam suatu perjanjian
paten hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional atau membatasi kemampuan
Indonesia untuk menguasai teknologi.

E. Permohonan Paten

Paten hanya dapat diperoleh dengan cara Permohonan, yaitu dengan cara memohonkan invensi
yang ingin diperoleh Patennya ke Ditjend Hak Kekayaan intelektual yang selanjutnya disingkat
dengan istilah Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual (DijJend HKI). Dalam pendaftaran
tersebut memiliki prosedur, mulai dari tata cara permohonan dan syarat yang harus dipenuhi
dalam Pendaftaran Paten. Dalam pendaftaran dengan Hak Prioritas diatur secara khusus pada
Undang-Undang No 14 Tahun 2001 tentang Paten pada pasal yang ke 27, yaitu :

1. Pendaftaran Menggunakan Hak prioritas sebagaimana diatur dalam Paris Convention for
the Protection of Industri Property yang mengatur tentang jangka waktu dan tata cara
dalam mengajukan pendaftaran.

2. Pendaftaran yang mengunakan permohonan dengan hak prioritas wajib dilengkapi


dengan dokumen prioritas, yang disahkan oleh pejabat berwenang.

3. Apabila point pertama dan kedua tidak dipenuhi maka permohonan tidak bisa diajukan
dengan menggunakan Hak prioritas.

F. Pendaftaran Paten

Pendaftaran paten disini sifatnya wajib dan bukan bersifat sukarela ini sebagai amanat stelsel
konstitutif yang dianut oleh UUP. Tanpa adanya pendaftaran. Maka penemuan teknologi yang
9
bersangkutan tidak akan dilindungi. Oleh karena itu seyogyanya penemu teknologi harus
mendaftarkan temuannya kepada kantor paten yang dalam hal ini adalah kantor Direktorat Paren,
Direktorat Jenderal Cipta, Paten dan merek Departemen Kehakiman di Jakarta.

Setelah prosedur pendaftaran paten dilaksanakan oleh pendaftar maka kepada yang bersangkutan
akan diberikan sertifikat paten. Tentu saja dalam hal ini kantor paten akan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan amanat yang tercantum dalam pasal 23 sampai dengan pasal 71 UUP.
segala prosedur yang berkaitan dengan pendaftaran paten itu harus dipenuhi dan dilaksanakan
oleh pendaftar dan demikian pula langkah – langkah pemeriksaan atas permintaan tersebut harus
dilaksanakan oleh kantor paten.

Setelah sertifikat paten diberikan kepada pemohon yang sekaligus berarti merupakan surat
legitimasi bagi pemiliknya atas patennya, maka kepadanya diberikan kewajiban yaitu :

a. Membuat, menjual, menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijual


atau disewakan atau diarahkan hasil produksi yang diberi paten; dan

b. Menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang – brang dan
tindakan lainnya (pasal 17 UUP). Pelaksanaa harus dilakukan di wilayah Republik
Indonesia.

G. Contoh Kasus Terkait Hak Paten

1) Kasus Hak Paten Hyundai dan KIA :

Perusahaan raksasa yang memproduksi mobil asal Korea Selatan yang memproduksi mobil
Hyundai Sonata serta KIA Optima, dituduh telah melakukan aksi plagiasi dnegan menggunakan
teknologi hibrida, dan karena kasus tersebut perusahaan raksasa asal Korea Selatan tersebut
digugat dan gugatan tersebut telah diajukan pada tanggal 16 Februari 2012 di pengadilan Federal
Baltimore oleh Paice.

Paice telah melakukan usaha agar perusahaan raksasa asal Korea Selatan tersebut agar tidak
memproduksi lagi mobil Hyundai dan KIA dengan hibrida, dan aksi penjegalan tersebut akan dia
hentikan jika pihak dari perusahaan asal Korea Selatan mau membayar lisensi tersebut. Menurut
Piece, pihaknya sudah menawarkan kepada pihak Hyundai untuk menawarkan teknologi
hybridnya.

Namun tidak ada kelanjutan kerjasama dari pihak Hyundai, namun tidak selang lama
teknologinya ada di salah satu produk milik Hyundai. Dan karena hal tersebut, Paice langsung
menggugat pihak Hyundai di pengadilan, karena menurutnya pengadilan adalah solusi yang
tepat.

10
2) Nokia dan Apple :

Nokia mengajukan tuntutan kepada Apple terkait masalah paten teknologi yang digunakan Apple
di banyak produknya. Produk Apple dinilai telah melanggar beberapa paten milik Nokia. Nokia
mengajukan tuntutan pelanggaran 32 paten teknologi terhadap Apple di Munchen, Jerman dan
Texas, AS. Tuntutan paten ini antara lain paten teknologi display, user interface, software,
antena, cipset, dan video coding.

Menariknya, Apple dan Nokia pernah menandatangani perjanjian penggunaan paten pada 2011
silam. Lebih lanjut, Head of Patent Business Nokia Ilkka Rahnasto mengatakan, pihak Nokia
akhirnya mengambil tindakan untuk membawa hal ini ke ranah hukum.

Nokia telah menghabiskan investasi sebesar 115 miliar euro untuk mengembangkan teknologi
selama 20 tahun terakhir. Paten yang dimilikinya telah banyak digunakan untuk
teknologi smartphone, tablet, PC, dan perangkat sejenis lainnya.

11
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan Undang-Undang Paten
maupun berdasarkan World Intellectual Property Organization.

Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten yang akan diberikan hak paten
baik itu berupa objek paten sederhana maupun paten biasa.

Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut harus dimohonkan dan didaftaarkan terlebih
dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni Ditjend HKI sebagaimana yang telah diatur dalam
Undang-Undang Paten.

12
DAFTAR PUSTAKA

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN PATEN TERKAIT DENGAN PENYEMPURNAAN INVENSI


(STUDI KASUS PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 802 K/PDT/SUS/2011).
(Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39624/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=BF50A83EDD703C9315658AF4E22CF64A?sequence=4. Diakses Pada
Hari Minggu, 05 November 2017 , Pukul 18.41 WITA.

THOMMY ARUAN. PERLINDUNGAN HUKUM PATEN. (Online).


https://www.academia.edu/30107989/MAKALAH_PATEN. Diakses Pada Hari Senin, 06
November 2017, Pukul 19.45 WITA.

CORRY ANESTIA. LIPUTAN 6. NOKIA TUNTUT APPLE ATAS PELANGGARAN 32 PATEN.


(Online). http://tekno.liputan6.com/read/2685302/nokia-tuntut-apple-atas-pelanggaran-32-paten.
Diakses Pada Hari Senin, 06 November 2017, Pukul 20.12 WITA.

MAHASAISWA.ME. KASUS HAK PATEN HYUNDAI DAN KIA. (Online).


https://mahasiswa.me/2017/03/30/kasus-hak-paten-hyundai-dan-kia/. Diases pada Hari Senin,
20.06 WITA.

13

Anda mungkin juga menyukai