PENDAHULUAN
baru. Di Indonesia sendiri, sistem yang diterapkan adalah first to file dalam
pendaftaran paten, di mana hak dan kewajiban inventor lahir ketika invensi
direalisasikan. Pada sisi lain terdapat struktur hukum, dalam hal ini penegak
dalam pengembangan teknologi dan budaya hukum yaitu sikap dan prilaku
1
Astri Safitri Nurdin, Rohaini dan Diane Eka Rusmawati, Pelaksanaan Pendaftaran Paten
dengan Cara Daring (Online), Pactum Law Journal Vol 2 No 02 Januari – Maret 2019.
1
2
dengan tertib dan teratur sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku
mengenai makna dan ruang lingkup pembatasan oleh Kantor Paten sebagai
adalah tunduk pada pasal 1338 KUHPerdata dan pasal 1320 KUHPerdata
yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Tinjauan Yuridis New Novelty
permohonan paten?
2. Apa akibat hukum bagi pemohon paten yang tidak menggunakan prinsip
new novelty?
permohonan paten.
1. Manfaat Teoritis
hak paten.
2. Manfaat Praktis
menjadi satu bagian dari benda tidak berwujud. Hak paten adalah suatu
hak kebendanaan yang bersifat khusus, memiliki sifat dan karakter yang
atas suatu paten tetap berada di tangan inventor atau pemegang hak
seluruh hak ekslusif dari investor atau pemegang hak paten tersebut
kepada penerima pengalihan hak paten. Hak kebendaan pada hak paten
5
pewarisan, hibah, wakaf, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab lain yang
1. Invensi
tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih
adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada seorang investor
2
Aili Papang Hartono, Pemberian Kredit dengan Jaminan Fidusia Hak Paten, (Bandung:
PT Alumni, 2020), hal 67.
6
menjadi dua jenis. Pertama, paten secara khusus yaitu merujuk pada
dalam industri.4
3
Girinda M Paksi, Asfi Manzilati dan Marlina Ekawaty, Wakaf Bergerak: Teori dan
Praktik di Asia, (Malang: Penerbit Peneleh, 2020), hal 142.
4
Ibid.
7
adanya insetif yang adil dan wajar untuk kegiatan penelitian dan
paten yang dimiliki dan untuk melarang pihak lain yang tanpa
proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang atau tindakan
5
Soesi Idayanti, “Hukum Bisnis, Teori dan Implementasi”, (Surabaya: Cipta Media
Nusantara, 2022), hal 100.
6
Abdul Atsar, Mengenal Lebih Dekat Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Sleman:
Deepublish, 2018), hal 48.
8
penemu atau yang menerima lebih lanjut hak penemu tersebut. Hal
7
Ibid, hal 49
8
Soesi Idayanti, hal 101.
9
melalui kuasa
paten
6. Judul invensi
memperjelas invensi
9
Sadino dan Julia Astuti, Penerapan Hak Paten di Indonesia, Jurnal Universitas Al Azhar
Indonesia Vol III No 2 Juli Taun 2018.
10
Pada sisi lain, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
lain:10
1. Melakukan penelusuran
2. Melakukan analisis
3. Mengambil keputusan
10
Ibid.
11
permohonan paten.
elektronik.11
adalah seorang atau beberapa orang yang untuk pertama kali dinyatakan
paten atas invensi yang dihasilkan oleh inventor dalam hubungan kerja
lain. Pemegang paten atas invensi yang dihasilkan oleh inventor dalam
11
Abdul Atsar, Op. Cit. hal 49.
12
Pengadilan Niaga jika suatu paten diberikan kepada pihak lain selain
gugatan ganti rugi kepada Pengadilan Niaga terhadap setiap orang yang
diberi paten dan menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk
membuat barang atau tindakan lain. Gugatan ganti rugi yang diajukan
peraturan perundang-undangan.12
Pasal 161
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
12
Abdul Atsar, Op. Cit. hal 53.
13
pidana penjara paling lama empat tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00
Pasal 162
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau denda
Pasal 163
banyak Rp 2.000.000.000,00
Pasal 164
dalam pasal 45 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun.
14
Pasal 165
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161, Pasal 162, dan
Pasal 166
sebuah invensi harus memiliki prinsip new atau baru untuk memperoleh
dengan kata lain harus memiliki kebaruan atau novelty. Kebaruan yang
dimaksud yaitu pada saat desain atau produk didaftarkan, belum ada
13
Ni Kadek Wedayanti Ari Suputri, “Prinsip New and Novelty dalam Perlindungan Paten
di Indonesia”, Jurnal Kertha Semaya Vol 8 No 8 Tahun 2020, hal 1246.
15
demikian, new and novelty adalah syarat mutlak yang menjadi syarat
14
Adi Kurniawan, “Konstruksi Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Prinsip Kebaruan
(Novelty) pada Penyelesaian Sengketa Desain Industri”, Jurnal Legislasi Indonesia Vol 19 No 1
Maret 2022, hal 124.
15
Jonaedi Efendi dan Johny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris,
(Depok: Prenada Media Group, 2018), hal 3.
16
utamanya adalah bahan hukum bukan data atau fakta sosial karena
dalam penelitian hukum normatif yang dikaji adalah bahan hukum yang
hukum tersebut terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum
menggunakan statistik.16
16
Ateng Karsoma, “Perlindungan Hukum: Hak Paten Alpahankam”, (Bandung: Alumni,
2020), hal 39.
17
Paten
17
Djulaeka dan Devi Rahayu, Buku Ajar Metode Penelitian Hukum, (Surabaya: Scopindo,
2019), hal 104.
18
peneliti.
18
Bachtiar, “Mendesain Penelitian Hukum”, (Sleman; Deepublish, 2021), hal 101.
19
sumber
19
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2016), hal 169.
20
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan
minimal dua bulan dan maksimal adalah enam bulan, di mana penulisan
dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari beberapa sub bab.
dalam empat sub bab pembahasan, sub bab pertama adalah latar
penelitian yang diambil penulis, sub bab kedua adalah rumusan masalah
yang berisi tentang perumusan masalah dari uraian latar belakang, sub
bab ketiga adalah tujuan penelitian yang berisi tujuan dari penelitian,
sub bab keempat adalah manfaat penelitian, sub bab kelima adalah
kajian pustaka dan sub bab keenam adalah metode penelitian, yang
21
paten yang tidak menggunakan prinsip new novelty. Sub bab pertama
membahas tentang kedudukan hukum bagi pemilik hak paten. Sub bab
kedua mebahas tentang akibat hukum bagi pemohon paten yang tidak
11 Pengumpulan
Laporan
Proposal
12 Pendaftaran
Skipsi
13 Pengumpulan
data lanjutan
14 Penelitian Bab
II, Bab III, dan
Bab IV
15 Pengelolaan
Data dan
Analisis Skripsi
16 Bimbingan
Skripsi
17 Ujian Lesan
18 Pengumpulan
Skripsi
23
berikut :