Anda di halaman 1dari 19

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP

PEMEGANG HAK PATEN DI BIDANG


ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI (IPTEK)

Dosen Pengampu : Anita., S.H., M.H.


DISUSUN OLEH :
Achmad Iqbal Fakhrudin 720412143
Andini Yuliati 720412144
Elza Febriani 720412160
RA. Djuhariyah 720412159
Nabila Priscillia Ars’y Nada 720412162
Sherly Widia Putri 720412164
Khofifah Al Indansyah 720412167
 
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Paten adalah bagian dari HKI yang penting untuk dipahami keberadaannya
dalam perkembangan teknologi di era globalisasi. Perlindungan hak paten
merupakan upaya memberikan motivasi kepada manusia untuk melakukan
penelitian di bidang teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Guna
melindungi hasil invensi manusia dan untuk memenuhi kebutuhan internasional
akan perlindungan paten, maka Negara Indonesia telah membuat Undang-undang
tentang hak paten yaitu, Undang-undang No. 14 Tahun 2001 dan diubah terakhir
dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2016 (Hidayah, 2017). Berdasarkan latar
belakang tersebut maka kami akan mengidentifikasi masalah tentang perlindungan
hukum terhadap pemegang hak paten di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana Dasar Hukum Hak Paten?
2. Bagaimana studi kasus Hak Paten dalam bidang teknologi?
3. Bagaimana perlindungan Hukum terhadap pemegang Hak Paten?
4. Apa penyebab terjadinya pengalihan dan penghapusan Hak Paten?
5. Bagaimana upaya penyelesaian Hukum Paten?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui dasar Hukum Hak Paten
2. Untuk mengetahui studi kasus Hak Paten dalam
bidang teknologi
3. Untuk mengetahui perlindungan Hukum terhadap
pemegang Hak Paten
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pengalihan
dan penghapusan Hak Paten
5. Untuk mengetahui upaya penyelesaian Hukum
Paten
 
METODE
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan
study pustaka dalam hal pengumpulan data sebagai
sumber utama. Metode pustaka yang penulis lakukan
adalah dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan
materi pada beberapa buku, jurnal ilmiah dan sumber
lainnya (Media Internet).
BAB 2
PEMBAHASAN
1. DASAR HUKUM HAK PATEN
A. DEFINISI PATEN
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadarminta
menyebutkan : “ kata paten berasal dari bahasa eropa (Paten atau Ocktroi) yang
mempunyai arti suatu surat perniagaan atau izin dari pemerintah yang menyatakan
bahwa orang atau perusahaan boleh membuat barang penadapatannya sendiri (orang
lain tidak boleh membuatnya).

Sementara menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2016 (UU Tentang Hak Paten)
adalah hak khusus yang di berikan negara kepada inventor (penemu) atas hasil invensi
(temuan)nya terkait bidang teknologi. Untuk selang waktu tertentu melaksanakan
sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada orang lain (pihak lain) untuk
melaksanakan invensi tersebut.
B. SUBJEK PATEN
Mengenai subjek Paten pasal 10 Undang-undang Paten No. 13 Tahun
2016 menyebutkan :
1. Pihak yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau orang yang
menerima lebih lanjut hak inventor yang bersangkutan
2. Jika invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, hak
atas invensi dimiliki secara bersama-sama oleh para inventor yang
bersangkutan

C. OBJEK PATEN
Apabila kita berbicara tentang objek sesuatu, maka itu tidak dapat
terlepas dari pembicaraan tentang benda. Paten mempunyai objek
terhadap temuan atau invensi (uitvinding) atau juga disebut dengan
invention dalam bidang tekhnologi yang secara praktis dapat di
pergunkan dalam bidang perindustrian.
2. STUDI KASUS DALAM BIDANG TEKNOLOGI
Nokia, salah satu perusahaan teknologi terbesar dari finlandia baru saja memenangkan sengketa paten
teknologi atas lenovo yang berasal dari china. Nokia menggugat lenovo pada tahun 2019 lalu di beberapa negara
berbeda diantaranya amerika serikat, brazil, india, dan jerman atas dugaan pelanggaran 20 Paten teknologi
kompresi Video. Atas gugatan tersebut, pengadilan Munich memutuskan bahwa lenovo sebagai tergugat telah
terbukti melanggar salah satu hak paten nokia. Dalam babak akhir, pertarungan hak paten nokia dengan lenovo,
nokia keluar sebagai pemenang dan lenovo mewajibkan untuk membayar sejumlah denda serta harus melakukan
pembatalan dan penarikan atas produk miliknya dari pengecer. Selain itu, nokia juga menyebutkan bahwa pihak
lenovo akan melakukan pembayaran keseimbangan bersih kepada nokia.

Paten menganut prinsip teritorial dimana paten berlaku di negara tempat paten telah diajukan
permohonannya dan diberikan hak eksklusifnya sesuai dengan hukum negara yang bersangkutan meskipun berlaku
prinsip teritorial bukan berarti paten milik seseorang dari negara lain yang belum didaftarkan dapat didaftarkan
secara sembarangan di indonesia. Hal ini karena terdapat satu hak yang disebut hak prioritas.
3. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEMEGANG HAK PATEN
Perlindungan hukum atas paten diatur secara kusus dalam pasal 107 Undang Undang Hak Cipta Kerja dan
Undang Undang No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten. Paten sendiri diartikan sebagai hak ekslusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atas hasil invensinya dibidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Sedangkan invensi
adalah ide dari inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang sepesifik di bidang
Teknologi dan bisa berupa produk atau proses yang pertama kali diciptakan (Paten) atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses yang telah ada (Paten sederhana) perlindungan atas paten berlaku selama 20
tahun dan 10 tahun untuk paten sederhana.

Adapun perlindungan hukum terhadap pemegang hak paten dengan melakukan perjanjian lisensi, Perjanjian
lisensi menurut Undang Undang Paten adalah perjanjian untuk memberikan izin kepada pihak lain untuk membuat,
menggunakan,menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakanuntuk dijual atau disewakan
atau diserahkan produk yang diberi paten selama jangka waktu tertentu dan dilakukan di wilayah negara Republik
indonesia. Perjanjian lisensi harus dicatat dan diumumkan dengan dikenai biaya.
Ada tiga macam lisensi yang sering ditemui dalam praktik,
yaitu (Lindsey, dkk. 2006 :200):

Lisensi Tunggal
Lisensi Lisensi no
Eksklusif eksklusif
4. PENYEBAB TERJADINYA PENGALIHAN DAN
PENGHAPUSAN HAK PATEN
Segala bentuk pengalihan paten wajib didaftarkan pada Dirjen HKI dan dicatat pada daftar umum
paten. Ketentuan tersebut diberlakukan karena paten merupakan hak milik yang diberikan oleh negara dan
pemakaian atau pemanfaatannya dibatasi engan kurun waktu tertentu. Apabila kewajiban tersebut dilalaikan
pengakihan paten tidak sah dan batal demi hukum. Ada dua bentyk pengalihan yaitu, :
1. Pengalihan paten melalui perjanjian;
2. Pengalihan paten melaluai lisensi wajib (Madinah, 2017).

Penghapusan paten, sebelum perbahan Undang – Undang dinamakan pembatalan paten telah diatur di dalam
Pasal 130-141 Undang – Undang paten adalah meliputi 2 cara, yaitu :

 Hapus demi hukum


Dapat dihapuskan
Paten dapat dihapuskan melalui 2 cara yaitu:
1. Dihapuskan berdasarkan atas permohonan pemegang paten
2. Penghapusan paten bisa diajukan oleh pihak ketiga melalui pengadilan niaga apabila dianggap paten tidak
memenuhi syarat paten.
5. UPAYA PENYELESAIAN HUKUM PATEN
Undang – Undang Paten memberikan pilihan penyelesaian hukum bagi inventor atau pemegang paten yang
haknya dilanggar oleh pihak lain. Berikut ini mekanisme penyelesaian bagi pemegang paten yang ingin
mempertahankan haknya:
a. Gugatan Perdata : Mekanisme ini diatur dalam Pasal 142 – 154 UU No 13 Tahun 2016 tentang Paten bahwa

pemegang berhak mengajukan gugatan ganti rugi kepada pengadilan niaga atas pelanggaran hak patennya.
b. Tuntutan Pidana : Ketentuan pidana pelanggaran paten diatur didalam pasal 161 -166 UU No 13 tentang
Paten. Pengajuan gugatan perdata tetap bisa dilakukan bersama tuntuan pidana. Proses perdata tidak
menggugurkan hak negara untuk melakukan tuntutan pidana
c. Penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa atau ADR (Alternative Dispute Resolution)
dalam bentuk negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan cara lain yang dipilih oleh para pihak sesuai dengan
Undang – Undang yang berlaku (Pasal 153-154 UU Paten). Pada UU Paten yan baru mewajibkan kepada
kedua belah pihak untuk melakukan upaya mediasi sebelum tuntutan pidana dilakukan.
Seperti halnya studi kasus yang kami bahas di atas, bahwa gugatan Nokia terhadap lenovo adalah
sebagai salah satu kasus pelanggaran paten yang dapat diselesaikan melalui upaya hukum yang sama yaitu,
para pemegang paten di Indonesia dalam mempertahankan haknya adalah dengan mengajukan gugatan.
Gugatan yang dimaksud yaitu gugatan ganti rugi yang diajukan ke Pengadilan Niaga (Pasal 143 ayat (1) UU
13 Tahun 2016 tentang Paten).
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Hak paten adalah hak khusus yang diberikan untuk menggunakan invensi yang dilindungi
dan melarang pelaksanaan invensi oleh pihak ketiga tanpa izin dari pemegang paten. Segala
macam invensi dapat dipantenkan, dengan syarat invensi tersebut berguna dan memang belum ada
dalam lapangan teknologi yang bersangkutan. Dengan demikian, pemegang paten diharuskan
melakukan pengawasan terhadap haknya agar tidak dilanggar. Sehingga, perlindungan hukum atas
hak paten di Indonesia secara khusus diatur dalam pasal 107 Undang-undang Hak Cipta Kerja dan
Undang-undang No 13 Tahun 2016 Tentang Paten.
Berdasarkan studi kasus yang kami paparkan diatas bahwagugatan Nokia terhadap lenovo
adalah sebagai salah satu kasus pelanggaran paten yang dapat diselesaikan melalui upaya hukum
yang sama yaitu, para pemegang paten di Indonesia dalam mempertahankan haknya adalah
dengan mengajukan gugatan. Gugatan yang dimaksud yaitu gugatan ganti rugi yang diajukan ke
Pengadilan Niaga (Pasal 143 ayat (1) UU 13 Tahun 2016 tentang Paten). Hal ini dapat
menunjukkan bahwa pentingnya hak paten dalam mendapatkan hak moral dan hak ekonomi
dalam suatu teknologi yang ditemukan / invensi dari suatu perusahaan.
SARAN
Dengan adanya kasus tersebut perlunya peran Pemerintah Indonesia agar
memfasilitasi para inventor untuk mendaftarkan hak patennya di Negara Indonesia
dibandingkan di negara lain. Karena tidak dapat dipungkiri, inovator di Indonesia
sangatlah banyak. Namun, mereka memilih tidak melakukan pengembangan
temuannya dalam negeri karena tidak adanya fasilitas sehingga, tidak dapat
mematenkan hasil invansi nya di dalam negeri. Maka dari itu, Perlunya peningkatan
kesadaran hukum masyarakat untuk mendaftarkan paten melalui sosialisasi tentang
pentingnya pendaftaran paten oleh individu maupun perusahaan untuk kreasi hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berpotensi mendapat
perlindungan Kekayaan Intelektual.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai