◦ Dalam menghasilkan temuan-temuan yang baru dibidang teknologi , penemuan tersebut memerlukan pengorbanan , baik
tenaga, pikiran, waktu dan biaya dari inventornya/ penemunya, dan umumnya temuan teknologi tersebut mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Oleh karena itu , sudah sepantasnya invention tersebut diberikan perlindungan hukum yaitu berupa pemberian
hak eksklusif kepada inventor atas hasilnya di bidang teknologi.
◦ Penemuan dalam bidang teknologi adalah obek dari Paten. Dan Paten dalam kerangka hukum hak kekayaan intelektual ,
dimasukkan ke dalam kategori Hak Kekayaan Industri.
Di Indonesia pengaturan hukum tentang Paten diatur dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2016 , yang sebelumnya diatur dalam
Undang-undang No 14 Tahun 2001
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang no 13 Tahun 2016 , Paten adalah hak eksklusiif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Yang berhak memperoleh Paten adalah inventor itu sendiri, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak inventor yang
bersangkutan. Misalnya, diperoleh hak paten tersebut karena pewarisan, hibah, wasiat, atau perjanjian – perjanjian tertulis
ataupun karena melalui proses lisensi.
Subjek Paten ataun yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau yang menrima lebih lanjut hak Inventor yang
bersangkutan.
Jika suatu invensi dihasilkan oleh beberpa orang secara bersama-sama , maka hak atas invensi tersebut dimiliki secara bersama-
sama oleh Para Inventor yang bersangkutan.
Yang termasuk inventor adalah :
a) Perseorangan
b) Beberapa perseorangan secara bersama
c) Badan hukum
d) Beberapa badan hukum secara bersama
Sedangkan objek dari Paten adalah invensi yang dihasilkan oleh Inventor. N
Menurut pasal 1 ayat 2 UU NO 13 Tahun 2016 , Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu pemecahan yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk , proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
Tidak semua invensi di bidang teknologi dapat diberikan Paten. Menurut ketentuan pasal 3 ayat 1 dan 2 UU NO 13 Tahun 2016 ,
Invensi yang dapat diberikan Paten untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam
Industri, dan untuk paten sederhana diberikan untuk setipa invensi baru , pengembangan dari produk atau proses yang telah ada ,
dan dapat dapat diterapkan dalam industri.
PERLINDUNGAN PATEN
Perlindungan hukum atas Paten diperoleh melalui sistem pendaftaran., yaitu dalam hal ini dianut Sistem Konstitutif, atau juga
yang dikenal dengan sebutan first to file system.
Menurut Sistem Konstitutif , Hak atas Paten diberikan atas dasar pendaftaran yaitu proses pendaftaran dengan melalui tahapan
permohonan oleh inventor dan pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
Dalam Undang-Undang Paten yang baru, pasal 24 ayat 4 mengatur permohonan paten dapat dilakukan secara elektronik maupun
non elektronik. Dengan sistem e-filling atau elektronik ini pengajuan permohonan paten menjadi sederhana, cepat, dan biaya
yang dikeluarkan pemohon (selain biaya pendaftaran Paten ) menjadi lebih murah.
SOAL LATIHAN