Anda di halaman 1dari 53

PATEN

Overview
 What is a Patent?
 Why Patent?
 How to Obtain a Patent?
 When to Patent?
Check this pic !
Perkembangan
Teknologi Komunikasi
SUKSES DENGAN PATEN

BOEING
Pendapatan US$ 64.306 miliar (th 2010)
Produk: Pesawat penumpang komersial,
Pesawat militer, Persenjataan, Sistem luar
angkasa, Jasa komputer
Jumlah Paten di AS (USPTO)=3583 paten
8
SUKSES DENGAN PATEN
SONY
¥7.214 triliun / $88.205 miliar (Th 2010)
Jumlah karyawan 167.900 orang (Maret
2010)

Produk:
Elektronik konsumen & peralatan elektronik
profesional
Peralatan komunikasi dan informasi
Semikonduktor Jumlah Hak Paten:
Komponen elektronik 38.586 paten di JPO
Baterai 11.744 paten di USPTO
Kimia 3.031 paten di EPO
PlayStation
Blu-ray
9
@…
Landasan pembenaran pemberian
paten :
 Incentive to create invention;
 Rewarding;
 Patent as the source of information (with
disclosure clause so that ... Improvement
on the improvement)
Menurut Patrick A. Smith,
justification of the patent system :
 Advance a countries technological & economic
development;
 Stimulation of indiginous industrialization;
 Contribute to technological & economic through
licencing in other countries;
 Help in dissemination of technological
information;
 Availability of patent protection provides an in
flow of technology from other countries &
incentive for investment.
Maksud pemberian paten :
 Invensi dibuka untuk kepentingan umum;
 Kemanfaatan masyarakat;
 Perkembangan teknologi.
Fungsi utama paten :
 Melindungi penemuan;
 Mendorong inovasi;
 Mendorong kegiatan R & D;
 pertumbuhan
Istilah
 Octrooi (Bld);
 Oktroi (Ltn), dari kata auctor/auctorizare
artinya : dibuka.
 Patent (Eng);
 Paten (Ind).
Pengertian Paten (1)
 Istilah “Patent” berasal dari bahasa Inggris yang
diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Paten”
yang berarti “open” atau terbuka. (Patricia Loughland..
hal. 93)
 Dalam bahasa latin ada kata “Latent” yang artinya
terselubung, dan sebagai lawannya adalah “Patent”
yang artinya terbuka. Pengertian terbuka adalah bahwa
segala sesuatu tentang penemuan yang dimintakan
paten dan semua rahasia penemuan harus diuraikan
dalam sebuah dokumen yang disebut spesifikasi yang
harus membarengi semua permintaan paten. Dengan
demikian inventor harus menjelaskan invensinya
secara lengkap dalam bentuk dokumen tertulis yang
dipublikasikan sehingga pihak lain dapat membaca
serta mengetahui teknologi apa yang ditemukan oleh
inventor.
Pengertian Paten (2)
 Pemerintah memberi hak bagi inventor , dimana hak monopoli tersebut
disebut sebagai paten yaitu hak eksklusif yang diberikan negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu
tertentu melaksanakan atau mengeksploitasi secara komersial invensi
tersebut selama periode tertentu atau memberikan izin kepada orang lain
untuk melaksanakan invensi tersebut. Hak yang diperoleh lewat paten
tersebut adalah hak untuk mencegah orang lain menggunakan atau
menjalankan tanpa izin dari inventornya, dan untuk tujuan ini maka
inventor tersebut harus mengawasi agar haknya tidak dilanggar. (Patricia
Loughland, Hal. 93)
 Adapun pengertian eksploitasi adalah secara garis besar membuat,
menyewakan, menjual, menggunakan atau mengekspor invensi tersebut.
Dengan demikian ketika seseorang memperoleh paten atas suatu invensi
, tidak ada orang lain kecuali inventor untuk selama jangka waktu tertentu
dapat membuat atau menjual atau menyewakan atau mengekspor atau
menggunakan invensi tersebut .
 Dengan pemberian paten tersebut, maka inventor mempunyai
kesempatan untuk membuat secara legal dan mendapat perlindungan
hukum untuk menguasai struktur pasar dengan mengijinkan inventor
untuk menetapkan harga produk yang diberi paten sehingga produk
tersebut dapat bersainag di pasaran.
Dasar hukum
 Octrooiwet 1910;berlaku 1 juli 1912;
 UU 6/1989;berlaku efektif 1991;
 UU 13/1997.
 UU 14/2001.
Konvensi internasional
 Konvensi Paris 1883;
 Konvensi Stockholm 1967;
 Konvensi Strasbourg 1971;
 PCT;
 Patent Law Treaty;
Pengertian
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh Negara kepada Inventor atas hasil
Invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak
lain untuk melaksanakannya.
Pengertian

Invensi adalah ide Inventor yang


dituangkan ke dalam suatu kegiatan
masalah yang spesifik di bidang
teknologi, dapat berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.
OBYEK PATEN
INVENSI = PEMECAHAN MASALAH MELALUI TEKNOLOGI BERUPA PRODUK
DAN/ATAU PROSES

Di Amerika Serikat-Paten ini sudah


diajukan Juli 2011 lalu dan diberi nama
MagSafe. Dengan menggunakan magnet,
Apple bisa membuat cukup satu port saja
untuk bisa saling menghubungkan ke
perangkat Apple lainnya. Selain itu,
dengan penggunaan magnet ini, bisa
digunakan untuk sistem charging secara
wireless menggunakan magnet sebagai
sarananya.

22
Contoh Invensi

Payung yang telah


Payung yang
dikembangkan
sudah ada

Ffoto-foto dari Ir.Arif Syamsudin, SH, Msi,


Presentasi Paten, Malang, 2005)

Agung Damarsasongko-File
3 Bentuk paten :
 Penemuan sebuah produk;
(produksi, penggunaan, pengalihan, penyewaan
& importasi).
 Penemuan sebuah proses;
(penggunaan proses).
 Penemuan sebuah proses untuk menghasilkan
sesuatu produk.
(penggunaan proses, penyewaan & importasi
dari produk yg dihasilkannya)
Jenis Paten
 Paten (invention)
 Paten Sederhana (simple patent, utility models,
innovation patent, petty patent)
“setiap invensi berupa produk atau alat yang
baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi,
konstruksi atau komponennya dapat
memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk
paten sederhana “
 Produk: mencakup alat, mesin,
komposisi, formula, product by
process, sistem dll. Contoh: alat tulis,
penghapus, komposisi obat, dan tinta.
 Proses: mencakup proses
(pembuatan suatu produk), metode
atau penggunaan. Contoh: proses
membuat tinta, proses membuat
kertas tisu.
Syarat pemberian Paten :
Invensi yang dapat diberi Paten adalah:2
 Invensi yang Baru (Novel), 2,2
 Mengandung Langkah Inventif (Inventive
Step), serta 3
 Dapat Diterapkan dalam Industri
(Industrially applicable).5
Syarat pemberian paten
 Suatu Invensi dianggap baru jika pada Tanggal
Penerimaan (Permohonan Paten), Invensi
tersebut tidak sama dengan teknologi yang telah
diungkapkan sebelumnya (Prior Art).
 Pengungkapan sebelumnya adalah teknologi
yang telah diumumkan di Indonesia atau di luar
Indonesia (Universal Novelty) dalam suatu
tulisan, uraian lisan atau melalui peragaan, atau
dengan cara lain yang memungkinkan seorang
ahli untuk melaksanakan Invensi tersebut.(3
ayat 2)
Sambungan ....
 Suatu Invensi mengandung langkah
inventif jika Invensi tersebut bagi
seseorang yang mempunyai keahlian
tertentu di bidang teknik merupakan hal
yang tidak dapat diduga sebelumnya (non
obviousness)/ada kemajuan dari the state
of the art.
Sambungan ....
 Suatu Invensi dapat diterapkan dalam
industri jika Invensi tersebut dapat
dilaksanakan dalam industri sebagaimana
yang diuraikan dalam Permohonan
(Pendaftaran Paten).
Paten sederhana
 Setiap Invensi berupa produk atau alat
yang baru dan mempunyai nilai kegunaan
praktis disebabkan oleh bentuk,
konfigurasi, konstruksi, atau komponennya
Invensi yang tidak diberi paten
 Penemuan ttg proses/produk yg pengumumannya
bertentangan dgn UU, moral, agama, ketertiban
umum/kesusilaan;
 Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan
&/pembedahan thdp manusia/hewan;
 Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan
matematika;
 Semua mahluk hidup, kecuali jasad renik;
 Proses biologis yang esensial untuk memproduksi
tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau
proses mikrobiologi
What about KLONING ???
Jangka waktu paten
 Masa berlaku perlindungan
Paten : 20 (dua puluh) tahun;
Paten Sederhana : 10 (sepuluh) tahun.
Prosedur Permohonan (1)
 Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi
formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa
Indonesia dan diketik rangkap 4 (empat). Pemohon wajib
melampirkan:
 a. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan
melalui konsultan paten terdaftar selaku kuasa;
 b. surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan
oleh pihak lain yang bukan penemu;
 c. deskripsi, klaim, abstrak: masing-masing rangkap 3
(tiga)

Agung Damarsasongko-File
Prosedur permohonan (2)
 Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk
satu invensi atau beberapa Invensi yang
merupakan satu kesatuan Invensi.
 Permohonan diajukan secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia.
 Permohonan yang diajukan oleh Inventor atau
Pemohon yang tidak bertempat tinggal atau
berkedudukan tetap di Indonesia harus diajukan
melalui Kuasanya di Indonesia.
 Deskripsi adalah uraian lengkap tentang invensi yang dimintakan paten. Penulisan deskripsi atau
uraian invensi tersebut harus secara lengkap dan jelas mengungkapkan suatu invensi sehingga
dapat dimengerti oleh seorang yang ahli di bidangnya. Uraian invensi harus dapat ditulis dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus
menggunakan bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi. Uraian tersebut
mencakup:
 1. Judul invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi topik invensi. Judul tersebut
harus dapat menjiwai inti invensi. Dalam menentukan judul harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
 a. Kata-kata atau singkatan yang tidak dapat dipahami maksudnya sebaiknya dihindari;
 b. Tidak boleh menggunakan istilah merek perdagangan atau perniagaan.
 2. Bidang teknik invensi, yaitu menyatakan tentang bidang teknik yang berkaitan dengan invensi;
 3. Latar belakang invensi yang mengungkapkan tentang invensi terdahulu beserta kelemahannya
dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang merupakan tujuan dari invensi;
 4. Uraian singkat invensi yang menguraikan secara ringkas tentang fitur-fitur dari klaim mandiri;
 5. Uraian singkat gambar (bila ada) yang menjelaskan secara ringkas keadaan seluruh gambar
yang disertakan;
 6. Uraian lengkap invensi yang mengungkapkan isi invensi sejelas-jelasnya terutama fitur yang
terdapat pada invensi tersebut dan gambar yang disertakan digunakan untuk membantu
memperjelas invensi.

Agung Damarsasongko-File
 Klaim adalah bagian dari permohonan yang menggambarkan inti invensi yang dimintakan
perlindungan hukum, yang harus diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Klaim
tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaaan teknik yang terdapat dalam invensi.
 Penulisan klaim harus menggunakan kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang
baik dan benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan klaim adalah:
 Klaim tidak boleh berisi gambar atau grafik tetapi boleh berisi tabel, rumus matematika ataupun
rumus kimia;
 Klaim tidak boleh berisi kata-kata yang sifatnya meragukan;
 Dalam penulisannya, klaim dapat ditulis dalam dua cara:
 a. Klaim mandiri (independent claim) dapat ditulis dalam dua bagian. Bagian pertama,
mengungkapkan tentang fitur invensi terdahulu dan bagian kedua mengungkapkan tentang fitur
invensi merupakan ciri invensi yang diajukan. Dalam penulisannya, dimulai dari keistimewaan
yang paling luas (broadest) lalu diikuti dengan keistimewaan yang lebih spesifik (narrower). Klaim
turunan (dependent claim) mengungkapkan fitur yang lebih spesifik dari pada keistimewaan pada
klaim mandiri dan ditulis secara terpisah dari klaim mandirinya;
 b. Klaim mandiri dapat ditulis dalam satu bagian dan mengungkapkan
secara langsung keistimewa invensi tanpa menyebutkan keistimewaan dari invensi terdahulu.
Cara penulisannya biasanya juga dimulai dari keistimewaan yang paling luas lalu diikuti dengan
keistimewaan yang lebih spesifik. Penulisan klaim turunannya, sama dengan penulisan pada cara
1 tersebut diatas.

Agung Damarsasongko-File
 Abstrak adalah bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan dalam lembaran pengumuman yang
merupakan ringkasan uraian lengkap penemuan, yang ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak tersebut
ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada
deskripsi invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan klaim-klaim invensi, paling tidak sama
dengan klaim mandirinya. Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat dimasukan ke dalam
abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh ada kata-kata di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame
atau bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten. Jika dalam abstrak menunjuk beberapa
keterangan bagian-bagian dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari bagian gambar yang
ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung. Di samping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan dalam
abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan nomor gambarnya.
 a. gambar, apabila ada: rangkap 3 (tiga);
 b. bukti pembayaran biaya permohonan
 c. bukti prioritas asli dan terjemahan halaman depan dalam bahasa Indonesia rangkap 4 (empat) apabila
diajukan dengan hak prioritas
 Di samping persyaratan administratif, dokumen permohonan paten juga harus memenuhi persyaratan fisik
mengenai penulisan deskripsi, klaim dan abstrak serta pembuatan gambar ditetapkan sebagai berikut:
 1) Dari setiap lembar kertas, hanya salah satu mukanya saja yang boleh dipergunakan untuk penulisan
deskripsi, klaim dan abstrak serta pembuatan gambar;
 2) Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam lembaran kertas HVS yang terpisah dengan ukuran kertas A-4
(29,7 cm x 21 cm) yang berat minimumnya 80 gram dan dengan jarak sebagai berikut:
 Dari pinggir atas 2 cm (maksimal 4 cm);
 Dari pinggir bawah 2 cm (maksimal 3 cm)
 Dari pinggir kiri 2,5 cm (maksimal 4 cm)
 Dari pinggir kanan 2 cm (maksimal 3 cm)

Agung Damarsasongko-File
Essensi perlindungan paten :
 Klaim dengan deskripsi;
 Drawing sebagai alat bantu menafsirkan
klaim.
Spesifikasi permohonan paten :
2 (dua) Prinsip :
Aspek perlindungan & aspek informasi :
menjelaskan dlm btk kata2 mengenai
batasan perlindungan yang didefinisikan
dlm klaim invensi & penjelasannya scr
lengkap mengenai invensi tersebut.
PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
 Permohonan pemeriksaan substantif diajukan
secara tertulis kepada Kantor Paten dengan
dikenai biaya.
 Permohonan pemeriksaan substantif diajukan
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung
sejak Tanggal Penerimaan.
 Apabila permohonan pemeriksaan substantif
tidak diajukan dalam batas waktu yang
ditentukan atau biaya untuk itu tidak dibayarkan,
maka Permohonan dianggap ditarik kembali.
PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
 Apabila permohonan pemeriksaan substantif
diajukan sebelum berakhirnya jangka waktu
pengumuman, pemeriksaan dilakukan setelah
berakhirnya jangka waktu pengumuman;
 Apabila permohonan pemeriksaan substantif
diajukan setelah berakhirnya jangka waktu
pengumuman, pemeriksaan dilakukan setelah
tanggal diterimanya permohona pemeriksaan
substantif tersebut
Sertifikat Paten
 Sertifikat paten merupakan bukti hak atas
Paten.
 Paten mulai berlaku pada tanggal
diberikan Sertifikat Paten dan berlaku
surut sejak Tanggal Penerimaan.
PROSES UNTUK MENDAPATKAN PATEN

LOKET PEMERIKSAAN
PEMOHON APLIKASI PENERIMAAN FORMAL
DIREKTORAT PATEN

DITOLAK PUBLIKASI A
KOMISI
DITOLAK
BANDING

DIBERI
PEMERIKSAAN
KEPUTUSAN SUBSTANTIF

PUBLIKASI B DIBERI
AgungJump
Damarsasongko-File
to first page
Tenggang
Waktu Publikasi atas
paten yang telah
di beri

Publikasi
Filling Date permohonan Keputusan
paten

Masa Tunggu
Masa Publikasi
Masa Pemeriksaan Substantif
Maks. 18 bulan 6 bulan Maks. 36 bulan

total prosedur + 60 bulan


PEMBAYARAN BIAYA TAHUNAN
 Pembayaran biaya tahunan untuk pertama
kali harus dilakukan paling lambat setahun
sejak tanggal pemberian Paten.
 Untuk pembayaran tahun-tahun berikutnya
selama Paten itu berlaku, harus dilakukan
paling lambat pada tanggal yang sama
dengan tanggal pemberian Paten atau
pencatatan Lisensi yang bersangkutan.
PEMBAYARAN BIAYA TAHUNAN

 Pembayaran biaya tahunan dihitung sejak tahun


pertama Permohonan.
 Apabila selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
Pemegang Paten tidak membayar biaya
tahunan sebagaimana ditentukan, Paten
dinyatakan batal demi hukum terhitung sejak
tanggal akhir batas waktu kewajiban
pembayaran untuk tahun ketiga tersebut.
PEMBATALAN PATEN
 Batal demi hukum:
- Paten dinyatakan batal demi hukum
apabila Pemegang Paten tidak memenuhi
kewajiban membayar biaya tahunan.
 Batal atas permohonan pemegang Paten
(voluntary revocation)
 Batal berdasarkan gugatan:
- alasan substantif (pasal 2, 6, atau 7)
CONTOH PERMASALAHAN PATEN

50
KETENTUAN PIDANA
 Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak
Pemegang Paten dengan melakukan salah satu tindakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (dalam hal Paten
produk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual
atau disewakan, atau diserahkan produk yang diberi Paten;
dalam Paten proses: menggunakan proses produksi yang
diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya
seperti di atas) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).

 Melanggar hak Paten Sederhana: diancam pidana penjara 2


(dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.250.000.000,-
(Dura ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
Berakhirnya paten
 Berakhirnya jangka waktu (8);
 Penarikan oleh inventor/kuasanya thdp
invensi yg dimohonkan paten
(33,39,49(3),53);
 Pembatalan paten (88 s/d 98);
 Pelaksanaan paten oleh pemerintah
sendiri (99 s/d 103);
 Pengalihan paten (66 s/d 68);
Matur Nuwun ........

Anda mungkin juga menyukai