Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada awal abad 21, sudah banyak para ilmuwan, sastrawan
dan pekerja seni lainnya yang menemukan atau menciptakan suatu
inovasi dalam bidang teknologi maupun bidang disiplin ilmu lainnya. Saat
ini, teknologi mempunyai peran yang sangat signifikan dalam kehidupan
sehari-hari. Negara yang menguasai dunia adalah negara yang menguasai
teknologi. Amerika serikat, Jerman, Perancis, Rusia dan Jepang
merupakan contoh negara yang sangat maju dalam bidang teknologi
sehingga mereka mampu memberi pengaruh bagi negara lain. Karena itu,
Indonesia juga perlu merangsang warga negaranya untuk mengembangkan
teknologi dengan mengembangkan sistem perlindungan terhadap karya
intelektual di bidang teknologi yang berupa pemberian hak paten.
Pengetahuan mengenai hak paten ini sangat penting untuk
melindungi dan menjaga hasil karya mereka yang memiliki inovasi.
Menyadari pentingnya pengetahuan hak paten ini, maka disusunlah
makalah mengenai hak paten agar mampu memberikan penjelasan dan
menambah wawasan kita semua. Agar kita dapat belajar mengetahui
 betapa pentingnya hak paten seseorang.

B.   Rumusan Masalah
1.   Bagaimana Sejarah munculnya paten?
2.  Apa pengertian hak paten?
3.  Bagaimana hukum yang mengatur hak paten?
4.  Apa saja istilah-istilah dalam paten?
5.  Apa saja jenis-jenis paten?

C.   Tujuan
1.   Untuk mengetahui Sejarah munculnya paten
2.  Unuk mengetahui pengetian paten
1
3.  Untuk mengetahui hukum yang mengatur hak paten
4.  Untuk mengetahui istilah-istilah dalam paten
5.  Untuk mengetahui jenis-jenis paten
BAB II

PATEN

A.   Sejarah Paten
Hak paten atau hak oktroi telah diadakan sejak abad ke 14 dan 15,
misalnya di Italia dan inggris. Akan tetapi, sifat pemberian hak tersebut pada
waktu itu bukan ditujukan atas suatu pendapatan, namun lebih diutamakan
untuk menarik para ahli dari liar negeri. Maksudnya, agar oara ahli itu
menetap dinegara negara yang mengundangnya untuk mengembangkan
keahliannya masing-masing dinegara pengundang dan bertujuan untuk
kemajuan warga atau penduduk dari negara yang bersangkutan.
Baru abad ke 16 diadakan peraturan pemberian hak paten atau oktroi bagi
hasil-hasil pendapatan, yaitu negara-negara venesia, inggris, belanda, jerman,
Australia, dan lain lain. Hak paten atau hak oktroi itu bersifat sebagai
semacam “izin menetap”, jadi ber  beda dengan pemakaian pengertianm
materil itu pada dewa saini.
Kemudian melalui perkembangan waktu dan kemajuan dibidang
teknologi, lebih-lebih pada abad ke 20, sifat pemberian paten atau oktroi
 bukan lagi sebagai hadiah melainkan pemberian ha katas suatu pendapatan
yang diperolehnya. Perkembangan itu terjadi dinegara Amerika Utara dan
amerika selatan kemudian dinegara amerika serikat terbentuk undang-undang
 paten yang tegas mengubah sifat pemberian hak paten atau oktroi itu. Lalu
diikuti oleh negara negara seperti inggris, prancis, belanda dan rusia. Kini
dalam abad ke 20, peraturan perundangan lembaga paten atau oktroi hamper
meliputi semua negara termasuk kawasan asia, sidah banyak pula negara yang
memberlakukan undang-undang paten atau oktroi itu.1 
Hak pemegang paten menurut undang-undang paten meliputi:
1.   Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten
yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya:

1
 Adsrian sutadi, 2013, hak kekayaan intelektual , Jakarta, sinar grafika hlm : 63-64 
a.  Paten penduduk : membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk dijual atau
disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten.
 b.  Paten proses : menggunakan proses produksi yang diberi paten
untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana dalam
 paten produk.
2.   Melarang terhadap pihak lain yang tanpa persetujuan pemegang hak
 paten melakukan impor paten produk.

Hak eksklusif menurut undang-undang adalah hak yang diberikan kepada


 pemegang paten untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan sendiri
secara comersial atau memberikan hak lebih lanjut kepada orang lain. Dengan
demikian orang lain dilarang melaksanakan paten tersebut tanpa persetujuan
 pemegang paten. Paten produk yag dimaksud dalam undang-undang adalah

mencakup alat, mesin, komposisi, formula, system dan lain lain.

Hak eksklusif tidak termasuk apabila pemakaian paten digunakan untuk


kepentingan pendidikan penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang paten. Pada penjelasan
undang-undang yang dimaksud untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
 percobaan, atau analisis, mencakup juga kegiatan untuk keperluan uji
biokivalensi atau bentuk pengujian lainnya. Dalam hal demikian pelaksanaan
atau penggunaan invensi tersebut tidak boleh digunakan untuk kepentingan
yang mengarah kepada eksploitasi untuk kepentingan komersial sehingga
dapat merugikan bahkan dapat menjadi competitor bagi pemegang paten
(penjelasan pasal 5-6).2 

B.   Pengertian Hak Paten


Kata paten, berasal dari bahasa Inggris  patent,  yang awalnya berasal dari
kata  patere  yang berarti membuka diri, dan juga berasal dari istilah latters
 patent,  yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan

2
 

Khaiul hidayah,2013,hukum HKI (Hak Kekayaan Intelektual) di Indonesia,malang,UIN-


Maliki pes.100
hak ekslusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata
 paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka
 pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor
mendapat hak eksklusif selama periode tertentu.
Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas
hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Menurut UU Hak Paten No. 14
tahun 2001, hak paten diberikan untuk invensi yang memenuhi syarat
kebaruan, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industry
selama 20 tahun.3 

C.   Hukum yang Mengatur Hak Paten


Saat ini terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang
hukum paten. Antara lain WTO, Perjanjian TRIP’syang diikuti hampir semua
 Negara.
Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu mengikat hanya dalam lokasi
tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di
 beberapa Negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di
masinng-masing Negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa,
seseorang dapat mengajukan satu aplikasi paten ke kantor paten Eropa, yang
 jika sukses sang pengaju aplikasi akan mendapat multiple paten.4 
Sedangkan di Indonesia, hukum yang mengatur mengenai hak paten
tercantum dalam Undang-Undang Paten sebagai berikut. 
1.   Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP)
2.   Undang-undang No.7 Tahun 1994 tentang  Agreement Establishing the
Word Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia).
3.   Keputusan persiden No. 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan  Pari
Convention for the protection of Industrial Property. 

3
Diakses di www.pengantarhukum.com/2014/06/pengertian-hak-paten-di-indonesia-.html  
Pada tanggal 08-12-2017

4
Diakses di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Paten pada tanggal 08-12-2017
4.   Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1991 tentang Tata Cara Pemerintah
Paten.
5.   Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1991 tentang Bentuk dan Isi Surat
Paten.
6.   Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Paten
Sederhana.
7.   Keputusan Menkeh No. M.02-HC.01.10 Tahun 1991 tentang
Penyelenggaraan Pengumuman Paten.
8.   Keputusan Menkeh No. N.04-HC.02.10 Tahun 1991 tentang
Persyaratan, Jangka Waktu, dan Tata Cara Pembayaran Biaya Paten.
9.   Keputusan Menkeh No. M.06.-HC.02.10 Tahun 1991 tentang
Pelaksanaan Pengajuan Permintaan Paten.
10.   Keputusan Menkeh No. M.07-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Bentuk
dan Syarat-syarat Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten.
11.   Keputusan Menkeh No.M.08-HC.02.10 Tahun 1991 tentang
Pencatatan dan Permintaan Salinan Dokumen Paten.
12.   Keputusan Menkeh No.M.04-PR.07.10 Tahun 1996 tentang Sekretariat
Komisi Banding Paten.
13.   Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Tata Cara
Pengajuan Permintaan Banding Paten.5 

D.   Istilah –  istilah dalam Paten


Didalam Hak Paten memiliki istilah-istilah yang sering digunakan dalam
sistem hak paten dalam menjalankan suatu hak paten. Istilah-istilah tersebut
adalah sebagai berikut: 

1.   Invensi

Invesnsi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan


 pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa
 produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk
atau proses.

5
Diakses di https ://www.bnn.go.id/portal/uploads/perundangan/2006/08/25/paten-ok-PDF pada
tanggal 08-12-2021
2.   Inventor atau Pemegang Paten
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang
secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam
kegiatan yang menghasilkan invensi. Pemegang paten adalah inventor
sebagai pemilik paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari
 pemilik paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut,
yang terdaftar dalam daftar umum paten.
3.   Hak Yang Dimiliki Oleh Pemegang Paten

a.   Pemegang hak paten memiliki hak eklusif untuk melaksanakan


Paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa
 persetujuannya :

a)   Dalam hal Paten Produk : membuat, menjual, mengimpor,


menyewa, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk di jual
atau disewakan atau diserahkan produk yang di beri paten.

 b) Dalam hal Paten Proses : Menggunakan proses produksi yang


diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya
sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.

 b.  Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain


 berdasarkan surat perjanjian lisensi.

c.  Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan

negeri setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tanpa


hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di
atas.

d.  Pemegang Paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan
tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah
satu tindakan sebagaimana yang dimaksud dalam butir 1 di atas.
4.   Pengajuan Permohonan Paten

Paten diberikan atas dasar permohonan dan memenuhi persyaratan


administratif dan subtantif sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Paten.

5.   Sistem First to File


Sistem First to File adalah suatu sistem pemberian Paten yang
menganut mekanisme bahwa seseorang yang pertamakali mengajukan
 permohonan dianggap sebagai pemegang Paten, bila semua
 persyaratannya dipenuhi.

6.   Kapan Sebaiknya Permohonan Paten Diajukan

Suatu permohonan Paten sebaiknya diajukan secepat mungkin,


mengingat sistem Paten Indonesia menganut sistem First to File. Akan
tetapi pada saat pengajuan, uraian lengkap penemuan harus secara
lengkap menguraikan atau mengungkapkan penemuan tersebut.

7.   Hal-hal Yang Sebaiknya Dilakukan Oleh Seorang Inventor Sebelum


Mengajukan Permohonan Paten ?

a.   Melakukan penelusuran. Tahapan ini dimaksudkan untuk


mendapatkan informasi tentang teknologi terdahulu dalam bidang
invensi yang sama (state of the art) yang memungkinkan adanya
kaitannya dengan invensi yang akan diajukan. Melalui informasi
teknologi terdahulu tersebut maka inventor dapat melihat
 perbedaan antara invensi yang akan diajukan permohonan Patennya
dengan teknologi terdahulu.

 b.  Melakukan Analisis. tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis


apakah ada ciri khusus dari invensi yang akan diajukan
 permohonan Patennya dibandingkan dengan Invensi terdahulu.

c.  Mengambil Keputusan. Jika invensi yang dihasilkan tersebut


mempunyai ciri teknis dibandingkan dengan teknologi terdahulu,
maka invensi tersebut sebaiknya diajukkan permohonan
Patennya.Sebaliknya jika tidak ditemukan ciri khusus, maka
invensi tersebut sebaiknya tidak perlu diajukan untuk menghindari
kerugian dari biaya pengajuan permohonan Paten. 6 

E.   Jenis –  Jenis Paten
Dalam system hukum paten di Indonesia, Undang-Undang Paten (UUP)
mengintrodusir adanya dua macam jenis paten, yakni paten biasa dan paten
sederhana. Yang dimaksud dengan : 
1.    paten biasa adalah paten yang melalui penelitian atau pengembangan
yang mendalam dengan lebih dari satu klaim.
2.    paten sederhana adalah paten yang tidak membutuhkan penelitian atau
 pengembangan yang mendalam dan hanya memuat satu kalim.

Menurut pasal 6 UUP, setiap penemuan berupa produk atau proses yang
 baru dan memiliki kualitas penemuan yang sederhana tetapi mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten
sederhana.

Perbedaan utama antara paten dan paten sederhana terletak pada sifat
teknologi yang dihaslikan. Pada paten, teknologi yang dihasilkan bersifat
canggih. Sedangkan pada paten sederhana, sifat paten teknologi yang
dihasilkan sangat rendah dan sederhana. Oleh karena itu, dalam UUP terdapat

 perbedaan perlindungan hukum yakni paten diberikan masa perlilndungan


selama 20 tahun, dan sesuai dengan namanya maka proses pemberiannya juga
lebih sederhana dibandingkan dengan penemuan teknologi yang biasa.7 

6
 Diakses di http://patentmerk.com/article/58497/paten.html. pada tanggal 08-12-2021
7
 Bambang Kesowo, Pengantar Umum Mengenai HAKI di Indonesia, (1983),Hlm. 80
F.   Subyek Yang Dipatenkan
Subyek yang dapat dipatenkan bila dipandang dalam segi umum dibagi
menjadi 3 kategori yaitu proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan
digunakan. Proses mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar
 perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya.
Mesin mencakup alat dan aparatus. Barang yang diproduksi mencakup
 perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia,
obat-obatan, DNA, RNA, dan sebagainya. Khusus sel puncak embrionik
manusia (human embryonic system atau HES) tidak bisa dipatenkan di Uni
Eropa.
Kebenaran matematika, termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software
yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat
aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek teknikalnya (di Eropa).Saat ini,
masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih merupakan
subjek yang sangat kontroversial. Amerika Serikat dalam beberapa kasus
hukum di sana, mengijinkan paten untuk software dan metode bisnis,
sementara di Eropa, software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski beberapa
invensi yang menggunakan software masih tetap dapat dipatenkan.Paten
dapat berhubungan dengan zat alamiah (misalnya zat yang ditemukan di
hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga
sekuens genetik, termasuk juga subjek yang kontroversial. Di berbagai
negara, terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan
hal ini. Misalnya, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan, namun
hak paten ini mendapat pertentangan dalam prakteknya. Mengingat sesuai
 prinsip sumpah Hipokrates (Hippocratic Oath), dokter wajib membagi
 pengalaman dan keahliannya secara bebas kepada koleganya. Sehingga pada
tahun 1994, The American Medical Association (AMA) House of Delegates
mengajukan nota keberatan terhadap aplikasi paten ini.
Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru
(belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif
(tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka
waktu perlindungan untuk paten ‘biasa’ adalah 20 tahun, sementara paten
sederhana adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk
memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan
layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa
kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan
 paten, yaitu proses / produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan
undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; metode
 pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan
terhadap manusia dan/atau hewan; serta teori dan metode di bidang
matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad
renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan,
kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis.8 

G.   Contoh Paten
Contoh kebudayaan yang telah dipatenkan: 
1.  Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar
Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada)
alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah
salendro dan pelog.
a.  Asal-usul Angklung
Dalam rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu
dikenal jenis kesenian yang disebut angklung. Adapun jenis bambu
yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung
(bambu berwarna hitam) dan awi temen (bambu berwarna putih).
Purwa rupa alat musik angklung; tiap nada (laras) dihasilkan dari
 bunyi tabung bambunya yang berbentuk wilahan (batangan) setiap
ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

8
 Muhamad Djumhana dan R.Djubaedillah,  Hak Milik Intelektual : Sejarah, Teori dan
 Prakteknya di Indonesi), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2003) ,hlm 116.
Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat.
Angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih
hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari
ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi
Sri turun ke Bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.
Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di
antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi
angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa
sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia
Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung,
 pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan
hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
 b.  Tanggal Dipatenkannya Alat Kesenian Angkulng
Proposal pendaftaran angklung sebagai nominasi warisan budaya
tak benda (intangible heritage) asli Indonesia, diajukan ke UNESCO
 bulan Agustus 2009, oleh belasan komunitas angklung yang tersebar
mulai dari Bandung, Cirebon, Bali, hingga luar Jawa. Kantor
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian
Pendidikan, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ikut
memfasilitasi penyusunan proposal itu.
Pengakuan UNESCO terhadap angklung tersebut memperjelas
kehadiran angklung Indonesia di mata dunia. Di samping itu, kini
 bertambah satu lagi sumbangan kekayaan Indonesia pada kebudayaan
dunia setelah wayang, keris, dan batik mendapat pengakuan yang
sama dari lembaga yang sama pula. Kabarnya, kini tari Saman sedang
antre untuk mendapatkan pengakuan yang sama tahun 2011.

2.   Batik
Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis yang unik
dan nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keunikan yang
indah itu merupakan salah satu pembentuk karakter bangsa Indonesia yang
membedakan kita dengan bangsa lain sehingga dapat menjadi identitas dan
 jati diri bangsa.
a.   Asal Usul Batik
Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan
“titik”. kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan
oleh bahan “malam” yang diaplikasikan ke atas kain untuk menahan
masuknya bahan pewarna. Dari zaman kerajaan Mataram Hindu
sampai masuknya agama demi agama ke Pulau Jawa, sejak datangnya
 para pedagang India, Cina, Arab, yang kemudian disusul oleh para
 pedagang dari Eropa, sejak berdirinya kerajaan Mataram Islam yang
dalam perjalanananannya memunculkan Keraton Yogyakarta dan
Surakarta, batik telah hadir dengan corak dan warna yang dapat
menggambarkan zaman dan lingkungan yang melahirkan.
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang
dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar.
Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk
 binatang dan tanaman. Dalam sejarah perkembangannya batik
mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang
dan tanaman lambat laun beralih pada motik abstrak yang menyerupai
awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Bahan kain putih
yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-
tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari pohon
mengkudu, tinggi, soga, nila dan bahan sodanya dibuat dari soda abu,
serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Kerajinan Batik ini, di
Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus
 berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya
kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku
Jawa ialah setelah akhir abad ke XVIII atau awal abad ke XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
ke XX. Dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu
atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik merupakan kesenian gambar
di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan
keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak pengikut raja
yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.
 b.  Tanggal Dipatenkannya Batik
Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas
 batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United
 Nation Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya
warisan dunia asal indonesia pada 2 Oktober 2009 di Perancis.
Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang
sama dari UNESCO beberapa waktu lalu.

3.   Wayang Kulit
Wayang Kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama
 berkembang di Jawa, Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang
 juga menjadi narator dialog tokok-tokoh wayang, dengan diiringi oleh
musik gamelan yang di mainkan sekelompok nayaga dan tembang yang
dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat
dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau
lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain
dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat
memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan
akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
a.   Asal Usul Wayang Kulit
Wayang kulit adalah salah satu seni tradisional Indonesia yang
terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang
artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh
seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh - tokoh
wayang, dengan diiringin oleh musik gamelan yang dimainkan
sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para
 pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar
yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan
lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton
yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang
yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon),
 penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang
 bayangannya tampil di layar.
Pada dasarnya wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata
dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya denganpakem (standard)
tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan).
Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.
 b.  Tanggal Dipatenkannya Kebudayaan Wayang Kulit
Wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7
 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan
dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan
 berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan
timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
a.  Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu
atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan
 persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. 
 b.  terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang
hukum paten. Antara lain WTO, Perjanjian TRIP’syang diikuti hampir
semua Negara. 
c.  Subyek yang dapat dipatenkan bila dipandang dalam segi umum dibagi
menjadi 3 kategori yaitu proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan
digunakan. 

B.   Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, apabila ada kesalahan penulis
mohon maaf. Kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk pembangun
 penulis menjadikan lebih baik. Sifat sempurna hanyalah milik Allah. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. 
DAFTAR PUSTAKA

A.   Buku

Djumhana, Muhamad dan R.Djubaedillah,  Hak Milik Intelektual : Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesi), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2003)

Hidayah, Khairul, Hukum HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Di Indonesia, (Malang


: UIN-maliki pers, 2013)

Kesowo, Bambang, Pengantar Umum Mengenai HAKI di Indonesia, (1983) Sutadi,

Adsrian, Hak Kekayaan Intelektual,  (Jakarta : Sinar Grafika, 2013)

B.   Website

www.pengantarhukum.com/2014/06/pengertian-hak-paten-di-indonesia-.html  

Anda mungkin juga menyukai