Anda di halaman 1dari 20

Hak paten

Presented by :
Nama : Hervivi anggrey
Nim : 2102113117
Apa itu paten ?

Hak paten merupakan hak


eksklusif yang diberikan oleh
negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang
teknologi yang untuk waktu
tetentu melaksanaknnya
sendiri invensinya kepada
Pengertian hak paten.
pihak lain.
Peraturan paten pertama kali ada di venice italia pada tahun 1970 dalam bentuk
perundangundangan HKI. Caxton, galileo dan guttenberg merupakan para
inventor yang dicatat karena telah memonopoli invensinya masing-masing. Pada
tataran internasional, peraturan di bidang HKI pertama kali lahir pada tahun 1883
dengan lahirnya Paris Convention terkait paten, merek dagang, dan desain.
Perjanjian Berne Convention yang16lahir pada16tahun 1886 untuk masalah hak cipta
% antara lain
(copyright). Kedua konvensi tersebut % membahas tentang standarisasi,
pertukaran informasi, perlindungan minimum, dan prosedur mendapatkan hak
kekayaan intelektual. Adanya 16kedua konvensi
Values tersebut adalah mulai dibentuknya
biro administratif yang bernama 26
% The United International Bureau for The
Protection of Inttellectual Property yang kemudian %dikenal dengan nama World
Intellectual Property Organisation16 10 Technolo Innovatio
% % gy n
Passion Dynamis
Action m
Worldwid
e
Hak Kekayaan Intelektual  B. ERA 1900 –SEBELUM kemerdekaan Peraturan-
peraturan lainyang terkait dengan HKI di level internasional mencakup hasil
perundingan di Uruguay yang kemudian dikenal sebagai Putaran Uruguay (Uruguay
Round). Putaran Uruguay yang berlangsung pada tahun 1986–1994 membahas tentang
tarif dan perdagangan dunia atau General Agreement on Tariffs and Trade (GATT).
Hasil dari putaran ini adalah dengan membentuk organisasi perdagangan dunia atau
World Trade Organisation (WTO). Di samping pembentukan WTO, kesepakatan lain
yang dihasilkan dalam Putaran tersebut adalah persetujuan tentang aspek-aspek yang
berhubungan dengan perdagangan dan hak kekayaan intelektual atau Agreement on
Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs). Pada tahun yang sama,
yaitu tahun 1994 Indonesia telah meratifikasi persetujuan WTO tersebut melalui UU
No. 7 Tahun 1994. Di Indonesia, secara historis telah memiliki peraturan
perundangundangan di bidang HKI sejak zaman Pemerintahan Kolonial Belanda.
Pemerintah Kolonial Belanda mulai memperkenalkan undang-undang pertama
mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Mercur Venus Mars
y
Indonesia yang dikenal dengan nama Netherlands East– Indies telah menjadi anggota
Paris Convention For the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota
Madrid Convention dari tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works sejak tahun 1914. Tahun
1942, saat pendudukan Jepang, semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI
tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya, sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peralihan UUD 1945, seluruh peraturan Perundang–undangan peninggalan kolonial
Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan UUD 1945. UU Hak Cipta dan UU
Merek peninggalan Belanda tetap berlaku. Sementara itu, UU Paten tidak berlaku
oleh karena dianggap bertentangan dengan Pemerintah Indonesia. Sebagaimana
ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan 
HKUM4302/MODUL 1 1.17 paten dapat diajukan di Kantor Paten yang berada di
Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan paten tersebut
harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.
Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yaitu
Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.S. 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan
sementara permintaan paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No.
J.G. 1/2/17, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar
negeri. Kedua pengumuman tersebut merupakan perangkat peraturan nasional
pertama yang mengatur tentang paten. Undang-undang Indonesia pertama di bidang
HKI disahkan pada tanggal 11 Oktober 1961, yaitu UU No. 21 tahun 1961 tentang
Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan (UU Merek 1961) untuk mengganti UU
Merek kolonial Belanda. UU Merek 1961 yang merupakan undang–undang Indonesia
pertama di bidang HKI mulai berlaku tanggal 11 Nopember 1961. Oleh karena itu
partisipasi Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum sepenuhnya. Pemerintah
mengesahkan UU No. 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta 1982) pada
tanggal 12 April 1982 untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda.
Pengesahan UU Hak Cipta 1982 dengan tujuan untuk mendorong dan melindungi
penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni dan sastra
serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa.
PERMOHONAN HAK PATEN
Selain itu, kompetitor akan mengambil keuntungan dari invensi tersebut. Jika produk
tersebut sukses di pasaran, banyak kompetitor akan tertarik untuk membuat produk
yang sama dengan menggunakan invensi tersebut, tanpa membayar biaya apapun.
Dampaknya akan terjadi pembagian pasar, dan menurunkan hingga mematikan
penjualan. Berdasarkan pada pengertian paten dalam Pasal 1 ayat (1) UU nomor
13/2016 tentang Paten, maka subjek pelindungan paten adalah invensi di bidang
teknologi. Ruang lingkup invensi sesuai dengan pengertian invensi dalam Pasal 1 ayat
(2) UU paten adalah produk, proses, dan penyempurnaan dan pengembangan produk
atau proses tersebut. Paten memungkinkan pemegang paten untuk mengeksploitasi
invensinya tanpa persaingan dari orang lain. Mereka dapat memilih untuk
mengerjakan sendiri patennya, misalnya dengan membuat produk yang dipatenkan,
atau mereka dapat memilih untuk memberi lisensi kepada orang lain untuk
menggunakan invensinya. Jika ada yang menggunakan invensi yang dipatenkan tanpa
lisensi.
PERMOHONAN HAK PATEN
mereka dapat dituntut oleh pemiliknya. Jika pelanggar berhasil dituntut,
mereka dapat dihentikan dan diperintahkan untuk membayar ganti rugi dan
biaya. Pemegang paten dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain
untuk menggunakan invensi dengan persyaratan yang disepakati bersama.
Pemegang paten memiliki hak untuk memutuskan siapa yang boleh atau
tidak boleh menggunakan invensi yang dipatenkan selama invensi tersebut
dilindungi. Pemegang paten juga dapat menjual hak atas invensinya tersebut
kepada orang lain, yang kemudian akan menjadi pemilik baru paten tersebut.
Dengan kata lain, pelindungan paten berarti bahwa invensi tidak dapat
dibuat, digunakan, didistribusikan, diimpor, atau dijual secara komersial oleh
orang lain tanpa persetujuan pemilik paten.
SYARAT KARYA INTELEKTUAL YANG
DIPATENKAN

01 Bersifat inventif

02 Bersifat aplikatif

03 Bersifat baru

04 Bersifat time
sensitive
CARA MENDAFTAR PERMOHONAN HAK
PATEN
Siapkan data karya Datang ke
intelektual yang kantor bagian
dibutuhkan yang
berwenang
mengurus
karya
intelektual
Siapkan surat yang Ajukan
dibutuhkan untuk permohan hak
pendaftaran paten atas
karya
intelektual
HAK EKSKLUSIF PATEN
Pelindungan paten sangat penting bagi inventor dan pemegang paten
karena dapat memotivasi inventor untuk meningkatkan hasil karya,
baik secara kuantitas maupun kualitas untuk mendorong
kesejahteraan bangsa dan negara serta menciptakan iklim usaha yang
sehat. Untuk itu Pemerintah Indonesia secara hukum mengundangkan
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten yang
merupakan pengganti Undang-undang Paten sebelumnya yaitu
Undangundang nomor 14 tahun 2001. Dengan demikian pemerintah
Indonesia menyadari pentingnya pelindungan paten dalam persaingan
global saat ini.
Selanjutnya, salah satu tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)
adalah melaksanakan diseminasi, promosi serta
fasilitasi pendaftaran KI. Kegiatan tersebut
dilaksanakan agar masyarakat lebih memahami
tentang paten dan pentingnya pelindungan paten
bagi inventor. Salah satu kegiatan yang
dilaksanakan adalah membuat Modul Kekayaan
Intelektual tingkat dasar di bidang Paten. Modul
ini sebagai salah satu sarana DJKI dalam
meningkatkan pemahaman dan mendukung peran
aktif dalam pelaksanaan diseminasi, promosi dan
fasilitasi pendaftaran kekayaan intelektual, baik
untuk Kantor Wilayah (Kanwil) ataupun para
pemangku kepentingan kekayaan intelektual.
Selanjutnya, salah satu tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual (DJKI) adalah melaksanakan diseminasi, promosi serta fasilitasi
pendaftaran KI. Kegiatan tersebut dilaksanakan agar masyarakat lebih
memahami tentang paten dan pentingnya pelindungan paten bagi inventor.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat Modul Kekayaan
Intelektual tingkat dasar di bidang Paten. Modul ini sebagai salah satu sarana
DJKI dalam meningkatkan pemahaman dan mendukung peran aktif dalam
pelaksanaan diseminasi, promosi dan fasilitasi pendaftaran kekayaan
intelektual, baik untuk Kantor Wilayah (Kanwil) ataupun para pemangku
kepentingan kekayaan intelektual. Pihak lain yang ingin memanfaatkan hak
atas paten tersebut harus mendapatkan izin dari pemegang paten, yang dapat
diperoleh dengan cara lisensi, lisensi wajib atau melalui mekanisme jual beli.
Paten dapat dialihkan kepada pihak lain melalui mekanisme pengalihan
paten yang meliputi: warisan, hibah, wasiat dan wakaf.
 
Berikut merupakan undang undang yang mengatur hak paten
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
2.Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan
produk atau proses.
3.Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.
4.Permohonan adalah permohonan Paten atau Paten sederhana yang diajukan kepada Menteri.
5.Pemohon adalah pihak yang mengajukan Permohonan Paten.
6.Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten, pihak yang menerima hak atas Paten tersebut
dari pemilik Paten, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak atas Paten tersebut yang terdaftar
dalam daftar umum Paten.
7.Kuasa adalah konsultan kekayaan intelektual yang bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 8. Pemeriksa Paten yang selanjutnya disebut Pemeriksa
adalah pejabat fungsional Aparatur Sipil Negara atau ahli yang diangkat oleh Menteri dan diberi tugas
serta wewenang untuk melakukan pemeriksaan substantif terhadap Permohonan.
9.Tanggal Penerimaan adalah tanggal diterimanya Permohonan yang telah memenuhi persyaratan
minimum.
10.Hak Prioritas adalah hak Pemohon untuk mengajukan Permohonan yang berasal
dari negara yang tergabung dalam Konvensi Paris tentang Pelindungan Kekayaan
Industri (Paris Convention for the Protection of Industrial Property) atau Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World
Trade Organization) untuk memperoleh pengakuan bahwa Tanggal Penerimaan di
negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan yang juga anggota salah
satu dari kedua perjanjian itu selama pengajuan tersebut dilakukan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian internasional dimaksud.
11.Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten, baik yang bersifat
eksklusif maupun non-eksklusif, kepada penerima lisensi berdasarkan perjanjian
tertulis untuk menggunakan Paten yang masih dilindungi dalam jangka waktu dan
syarat tertentu.
12.Komisi Banding Paten adalah komisi independen yang ada di lingkungan
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.
13.Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
14.Royalti adalah imbalan yang diberikan untuk penggunaan hak
atas Paten.
15.Imbalan adalah kompensasi yang diterima oleh pihak yang
berhak memperoleh Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan,
dalam hubungan kerja atau Invensi yang dihasilkan baik oleh
karyawan maupun pekerja yang menggunakan data dan/atau
sarana yang tersedia dalam pekerjaannya sekalipun perjanjian
tersebut tidak mengharuskannya untuk menghasilkan Invensi atau
Pemegang Paten atas Invensi yang dihasilkan oleh Inventor dalam
hubungan dinas atau Pemegang Paten dari Penerima Lisensi-
wajib atau Pemegang Paten atas Paten yang dilaksanakan oleh
Pemerintah.
16.Hari adalah hari kerja.
17.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum.
JANGKA WAKTU PATEN

Jangka waktu paten


diberikan 20 tahun sejak
penerimaan, sedangkan
paten sederha memiliki
jangka waktu 10 tahun
terhitung sejak
penerimaan
Jangka waktu paten
KESIMPULAN

Paten adalah hak eksklusif dari negara yang diberikan pada


seseorang sebagai bentuk penghargaan atas karya
intelektualnya. Adapun paten ini memiliki sifat inventif, baru,
aplikatif dan time sensitive yang berarti penemuan berupa
teknologi yang bisa digunakan secara efisien dan merupakan
teknologi terbaru. Hak paten memiliki aturan perundang
undangan yang melindungi dari plagiat atau pengakuan palsu
atas karya yang telah ditemukan. Jangka waktu paten adalah 20
tahun sejak penerimaan sedangkan untuk paten sederhan
memiliki jangka waktu 10 tahun sejak penerimaan
DAFTAR PUSTAKA
https://penelitian.ugm.ac.id/paten/ jurnal .diakses pada 5 oktober 2021 pukul 9.40
 
http://repository.ut.ac.id/4087/1/HKUM4302-M1.pdf sumber:modul hukum 1 diakses
pada 5 oktober 2021 10.00
 
file:///C:/Users/user/Downloads/Modul%20Kekayaan%20Intelektual%20Tingkat%20D
asar%20Bidang%20Paten%20(Edisi%202020)%20(1).pdf
modul kemenkumham diakses pada 5 oktober 8.30

https://www.duniadosen.com/syarat-pengajuan-paten-hki-hak-kekayaan-intelektual-agar
-cepat-disetujui/
diakses pada 5 oktober 2021 pukul 10.30

https://ngada.org/uu13-2016bt.htm undang undang paten 2016 diakses pada 5 oktober


2021 3.40
Be a good self because your friends
willn’t help you when you just easy
going with your tasks

Anda mungkin juga menyukai