Disusun Oleh:
Kelompok 11
Aulia Chairunnisa Rizki 2102136246
Hervivi Anggrey 2102113117
Natasya Fahira Gustiani 2102110627
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Efisiensi Pasar dan Pengujian Efisiensi Pasar” untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Investasi dan Manajemen Portofolio.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Julita, S.E., M.Si., Ak., CA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Investasi dan Manajemen Portofolio. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan
tersebut. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran untuk pengembangan hasil
tulisan penulis kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
3
4
Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar
berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu,
informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat.
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Efisiensi pasar bentuk lemah adalah pasar yang harga-harga dari sekuritas
nya secara penuh mencerminkan (fully reflect) informasi masa lalu.
Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk
efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak
(random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak
berhubungan dengan nilai sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang
efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa
lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat adalah pasar yang harga-harga dari
sekuritasnya secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi
yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa
sebagai berikut ini.
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga
sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut.
Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di
perusahaan emiten (corporate event). Contohnya adalah pengumuman
laba, pengumuman pembagian dividen, pengumuman pengembangan
produk baru, pengumuman merjer dan akuisisi, pengumuman
perubahan metode akuntansi, pengumuman pergantian pemimpin
perusahaan dan lain sebagainya.
b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga
sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat
berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya
berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang
terkena regulasi tersebut. Contoh, regulasi untuk meningkatkan
5
Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya.
Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu
bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk
kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk
6
lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah
tidak harus berarti pasar efisien bentuk setengah kuat.
Untuk nformasi yang masih perlu diolah lebih lanjut, ketersediaan informasi
saja tidak menjamin pasar akan efisien. Misalnya adalah informasi tentang
pengumuman merjer oleh suatu perusahaan emiten. Pada waktu informasi ini
diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, belum
tentu harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan akan mencerminkan informasi
tersebut dengan penuh. Alasannya adalah pelaku pasar harus menginterpretasikan
dan menganalisis informasi merjer tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk.
Tidak selamanya suatu pengumuman merjer merupakan kabar baik atau kabar
buruk. Lain halnya dengan pengumuman laba perusahaan yang dapat dengan
mudah diinterpretasikan sebagai kabar baik atau kabar buruk. Jika laba meningkat
dari laba periode sebelumnya, maka dapat diartikan sebagai kabar baik, dan
sebaliknya jika laba menurun dapat diartikan sebagai kabar buruk. Dengan
demikian pembagian efisiensi pasar berdasarkan ketersediaan informasi saja
tidaklah cukup. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku
pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan.
Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk
setengah kuat menurut versi Fama yang didasarkan pada informasi yang
didistribusikan. Perbedaannya adalah, jika efisiensi pasar secara informasi
(informationally efficient market) hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja,
yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan (decisionally
efficient market) mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan
informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Karena melibatkan lebih banyak faktor
dalam menentukan pasar yang efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan
merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan
efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi.
7
Pasar yang efisien secara informasi merupakan pasar yang adil. Dikatakan
pasar yang adil, karena diharapkan semua pelaku pasar mendapatkan informasi
yang sama kualitas dan jumlahnya dan yang diterima pada saat yang sama,
sehingga tidak ada investor yang dapat menikmati keuntungan tidak normal di
atas kerugian investor yang lainnya. Oleh karena itu, regulator pasar modal
(seperti Bapepam di Indonesia), berusaha untuk membuat informasi yang
diperlukan menjadi tersedia di pasar secara luas, misalnya dengan mengharuskan
pengungkapan informasi yang penting oleh perusahaan emiten. Informasi yang
tersedia saja tidak dapat menjadikan pasar efisien secara keputusan. Untuk
mengarah ke pasar yang efisien secara keputusan, maka pendidikan merupakan
hal yang mutlak untuk membuat pelaku pasar menjadi canggih (sophisticated).
pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas (Fama, 1970), (3) definisi
efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasinya (Beaver, 1989) dan (4)
definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1995).
Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut ini. Suatu
pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas "mencerminkan secara
penuh" informasi yang tersedia (a security market is efficient if security prices
"fully reflect" the information available). Pasar dikatakan efisien menurut versi
Fama jika dengan menggunakan informasi yang tersedia (information available),
investor-investor secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas
bersangkutan.
Definisi efisiensi pasar ini menimbulkan banyak perdebatan. Beaver (1989)
menyatakan bahwa definisi ini tidak jelas, tidak operasional dan sirkular.
Dikatakan sirkular, yaitu tentu saja perubahan harga tersebut terjadi karena
informasi yang tersedia. Akan tetapi dapatkah keadaan seperti ini dikatakan pasar
sudah efisien. Definisi ini tidak menunjukkan seberapa cepat dan seberapa tepat
9
perubahan harga tersebut diakibatkan oleh informasi yang tersedia. Definisi oleh
Fama (1970) hanya menunjukkan bahwa perubahan dari harga saja sudah cukup
untuk mengatakan pasar sudah efisien.
Permasalahan lain dari definisi efisiensi pasar ini adalah menyangkut
akurasi ekspektasi dari investor-investor terhadap harga sekuritas. Permasalahan
yang timbul adalah tentang ekspektasi siapa yang akan dipakai, apakah ekspektasi
investor tertentu atau semua investor. Kalau digunakan ekspektasi semua investor,
apakah setiap investor mempunyai ekspektasi yang sama?
Fama sendiri menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan secara empiris,
karena dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspektasi
harga semua investor. Fama mengusulkan dibutuhkannya suatu model ekuilibrium
untuk menentukan fungsi harga-harga dimasa datang akibat informasi sekarang.
Dengan demikian hasil uji empiris ini menjadi uji gabungan (joint test) antara
model ekuilibrium yang digunakan (misalnya CAPM) dengan efisiensi pasar.
Tanpa adanya model ekuilibrium ini, maka hipotesa pasar efisien (efficient market
hypothesis) tidak dapat diuji.
Sesuatu yang menarik dari definisi ini adalah bahwa jika semua orang sudah
mendapatkan set informasi yang sama, maka secara definisi dikatakan bahwa
pasar adalah efisien. Akan tetapi, Beaver berargumentasi lagi bahwa walaupun
informasi secara publik tersedia, tetapi terdapat biaya untuk memperoleh
informasi tersebut. Oleh karena itu, informasi yang disebarkan mungkin hanya
diterima oleh sebagian dari investor saja dan pasar yang tidak efisien menurut
definisi Beaver dapat saja terjadi.
suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak inestor
yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika
pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejulah besar institusi-institusi dan
indiividul-individual rasional yang mampu mengartikan dan
menginterprestasikan informasi dengan baik untuk digunakan menganalisis,
menilai dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas
bersangkutan.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasaar saat yang
bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio, koran atau media
masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yng
bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari informasi tersebut juga
relatif sangat murah untuk diperoleh publik. Umumnya pelaku pasar dapat
memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau majalah tersebut.
Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh pelaku
pasar dengan mendengarkan lewat radio atau menjadi pemirsa televisi.
3. Informasi diihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman
informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan
secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi
kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.
4. Investor beraksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,
sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan
informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Kondisi ini
dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih
(sophisticated) yang mampu memahami dan menginterprestasikan informasi
dengan cepat dan baik.
Sebaliknya jika kondisi-kondisi diatas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar
tidak efisien dapat terjadi. Dengan demikian, pasar dapat menjadi tidak efisien
jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi.
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari
sekuritas.
13
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam
antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi
yang sama. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi tidak merata
sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi tepat
waktunya, sebagian menerima informasi dengan terlambat dan sisanya
mungkin tidak menerima informasi saa sekali. Kemungkinan lain dari
kondisi ini adalah pemilik informasi memang tidak berniat untuk
menyebarkan informasinya untuk kepentingan mereka sendiri. Kondisi
seperti ini yaitu sebagian pelaku pasar mempunyai informasi dan sebagian
tidak mempunyainya disebut dengan informasi yang tidak simetris
(information asymeric). Mereka yang mempunyai akses privat terhadap
informasi dan menggunakannya untuk bertransaksi disebut dengan insider
trader. Perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi privat ini
disebut melanggar hukum, karena merugikan pelaku pasar lainnya yang
tidak mendapatkan informasi bersangkutan. Insider trader biasanya
merupakan orang-orang yang mempunyai aksses privat ke sistem informasi,
seperti misalnya manajer-manajer di dalam perusahaan emiten yang lebih
tau persis tentang informasi perusahaanya dibandingkan dengan orang lain
yang di luar perusahaan.
3. Informasi yang disebarkan dapat di prediksi dengan baik oleh sebagian
pelaku-pelaku pasar.
4. Investor adalah individual-individual yang lugas ( ) dan tidak
canggih (unsophisticated investors). Untuk pasar yang tiidak efisien, masih
banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas (
investors), karena mereka mempunyai kemampuan yang terbatas di dalam
mengartikan dan menginterprestasikan informasi yang diterima. Karena
mereka tidak canggih, maka seringkali mereka melakukan keputusan yang
salah yang akibatnya sekuritas bersangkutan dinilai secara tidak cepat.
Seringkali untuk informasi-informasi yang harus di interprestasikan
(misalnya informasi tentang perubahan prosedur akuntansi), pasar
tampaknya tersesat (fooled) oleh informasi tersebut. Briloff (1972)
14
Pengujian Run
Alternatif lain untuk menguji efisiensi pasar bentuk lemah adalah dengan
pengujian runtun (run test). Suatu runtun (run) adalah urutan tanda yang sama dari
perubahan-perubahan nilai. Misalnya perubahan-perubahan harga sekuritas yang
meningkat diberi tanda positif (+), perubahan harga yang menurun diberi tanda
negative (-) dan harga sekuritas yang tidak berubah diberi tanda nol (0).
Perubahan-perubahan harga sekuritas sebagai berikut : +++00++----- terdiri dari 4
runtun, yaitu runtun pertama berupa tiga perubahan bentuk positif yang sama
(+++), runtun ketiga berupa satu perubahan bentuk positif yang sama (+) dan
runtun keempat berupa lima perubahan bentuk negative yang sama (-----).
Jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara positif dari waktu ke
waktu (yang berarti perubahan tanda akan sama dari waktu ke waktu), maka
diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau akan terjadi runtun yang
sedikit. Sebaliknya jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara negative dari
waktu ke waktu, maka akan banyak terjadi perubahan tanda dari negative ke
positif atau dari positif ke negative atau akan terjadi banyak runtun.
Pengujian runtun telah dilakukan oleh Fama (1965) dan juga Ball dan Watts
menguji runtun perubahan harga saham, sedang Ball dan Watts menguji runtun
16
perubahan laba akuntansi. Umumnya jarang ditemui laba akuntansi yang sama
dari satu period eke periode berikutnya. Biasanya laba akuntansi mengalammi
kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu Ball dan Watts hanya melihat runtun
perubaha laba akuntansi “+” dan “_”. Jika perubahan runtun sifatnya adalah acak,
maka jumlah runtun yang diharapkan adalah sebesar;
N(NR) =
Notasi :
E (NR) = jumlah runtun ekspektasian
N1 = jumlah perubahan “+”
N2 = jumlah perubahan “-“
N = jumlah dari perubahan atau sebesar N1 =N2
Deviasi standar dari jumlah runtun adalah sebesar
ꝹR =
Z= Ꝺ
Notasi :
NR = jumlah sesungguhnya dari seluruh runtun.
Jika nilai Z-hitung ini signifikan, berarti perubahan laba tersebut adalah
acak. Sebaaliknya jika nilai Z-itung tidak signifikan, berarti perubahan laba
tersebut adalah tidak acak atau tidak mendukung hipotesis pasar efisien bentuk
lemah.
Untuk pasar yang tidak efisien bentuk lemah, pergerakan return atau harga
sekuritas dari waktu ke waktu dapat mempunyai pola yang tertentu. Pola yang
terjadi dapat berupa bentuk linier atau bentuk cyclical. Jika memang pola seperti
ini dapat terjadi, maka investor dapat menggunakannya sebagai strategi
17
tetapi selisih return yang dihasilkan tidaklah besar. Bahkan jika diperhitungkan
dengan biaya transsaksi, strategi filter rule ini nampaknya tidak cukup
menguntungkan.
Penelitian lainnya adalah yang dilakukan oleh Beaver dan Landsman
(1981). Mereka menguji strategi filter rule ini dengan menggunakan periode
saringan yang lebih lama, yaitu selama 20 bulan. Selama periode ini mereka
membagi sekuritas ke dalam dua portofolio, yaitu sebuah untuk sekuritas-
ssekuritas pemenang dan yang lainnya untuk sekuritas-sekuritas kalah. Dengan
mengganti abnormal return kedua portofolio ini untuk periode-periode
selanjutnya, mereka tidak menemukan perbedaan antara kedua portofolio tersebut.
Hasil mereka menunjukkan bahwa strrategi saringan tidak menghassilkan return
lebih baik.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak
menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan
reaksi dari pasar itu berekasi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari
pasar untuk menyerap informasi yang di umumkan, maka pengujian ini
merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient
market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan eefisien bentuk setengah kuat jika
investor bereaksi dengan cepat (quickly) untuk menyerap abnormal return untuk
menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal
return dengan lambat, maka pasardikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat
secara informasi.
Bagaimana jika pengumuman peristiwa tidak menimbulkan abnormal
return? Ada yang menyimpulkan bahwa pasarnya efisien setengah kuat bentuk
informasi. Alasannya adalah investor tidak mendapatkan keuntungan luar biasa
yang merugikan orang lain (fair game). Alasan lainnya adalah sebenarnya terjadi
abnormal return, tetapi abnormal return ini diserap dengan cepatnya.
Kesimpulan yang lain menolak pasar efisien jika tidak terjadi abnormal
return. Alasannya adalah jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi,
bagaimana jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, bagaimana
dapat disimpulkan semudah itu bahwa pasar adalah efisien setengah kuat bentuk
informasi. Tidak menimbulkan abnormal return dapat berarti investor tidak
20
bereaksi, karena reaksi investor terhadap informasi yang baru ditunjukkan oleh
abnormal return ini. Bagaimana dapat disimpulkan jika investor tidak bereaksi
dikatakan pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi? Dari diskusi ini dapat
disimpulkan bahwa untuk suatu pengumuman yang tidak menimbulkan abnormal
return, maka kesimpulan pasar efisiennya tidak jelas dan tidak terjawab.
Pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat seharusnya
dilakukan setelah pengujian kandungan informasi dan urutannya dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
cepat efisien
ada abnormal
return
lama dan
pengumuman tidak efisien
berkepanjangan
peristiwa
tidak ada tidak
abnormal return terjawab
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi
yang dipublikasikan ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi
(informationally efficient market). Pengujian untuk efisiensi pasar secara
informasi ini tidak memperhatikan kecanggihan dari pelaku pasar didalam
menginterprestasikan dan menganilisis informasi lebih lanjut. Pelaku pasar yang
canggih akan dapat membedakan antara “lemon” dan “orange”, yaitu mereka
dapat membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang tidak bernilai
ekonomis. Lebih lanjut, pelaku pasar yang canggih akan menganalisis lebih dalam
informasi yang diterima supaya mereka dapat mengambil keputusan yang tepat
sehingga tidak dibodohi oleh pasar. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan
efisiensi pasar keputusan (decisionally efficeient market) yang dapat dilihat di
gambar berikut ini.
21
Terdapat tiga hasil empiris yang dihasilkan dari studi peristiwa yaitu
pemecahan saham (stock split), penawaran perdana (initial public offering),
pengumuman dividen (dividend announcement) dan informasi akuntansi
(accounting information).
1. Pemecahan Saham
dan Roll (FFJR) mempelajari 940 stock split yang terjadi di antara Januari 1927
sampai dengan Desember 1959. FFJR menghitung cumulative abnormal return
mulai bulan -30 sampai bulan +30. FFJR menemukan adanya abnormal return 30
bulan sebelum pengumuman stock split dilakukan. Pada waktu stock split
diumumkan, abnormal return tidak terjadi pada hari pengumuman dan hari-hari
setelah hari pengumuman. Hasil ini mendukung pasar NYSE yang efisien bentuk
setengah kuat, karena tidak adanya reaksi pasar dari stock split.
Hasil dari studi FFJR yang menemukan abnormal return mulai dari bulan -
30 sulit untuk dipercaya bahwa investor sudah mengantisipasi stock split jauh 30
bulan sebelum diumumkan. Abnormal return yang positif ini kemungkinan terjadi
karena perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang
sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik.
Studi yang dilakukan FFJR merupakan studi pertama yang menguji
hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat. Studi FFJR menggunakan data
bulanan. Studi-studi selanjutnya berusaha meningkatkan kekurangan-kekurangan
dari studi FFJR. Di antaranya adalah studi yang menggunakan data harian dengan
argumentasi bahwa data harian lebih dapat melihat seberapa cepat harga sekuritas
menyerap informasi yang diumumkan.
Charest (1978) mengembangkan studi yang dilakukan oleh FFJR dengan
menggunakan data harian dan mengamati tidak hanya hari pada waktu stock split
diumumkan, tetapi juga pada hari stock split diusulkan oleh manajemen dan pada
hari waktu stock split disetujui oleh pemegang saham. Dia menemukan abnormal
return hanya terjadi pada hari setelah stock split diusulkan, tetapi secara umum
pasar tampaknya efisien terhadap stock split.
Grinblatt, Masulis dan Titman (1984) menggunakan data harian untuk
melihat pengaruh dari pengumuman stock split. Sebanyak 125 peristiwa stock
split yang bebas dari pengumuman lainnya selama tiga hari sekeliling tanggal
pengumuman dijadikan sebagai sampel data. Mereka menemukan reaksi yang
signifikan dari pengumuman stock split. Mereka menginterpretasikan bahwa
pengumuman stock split merupakan sinyal yang positif terhadap aliran kas masa
depan perusahaan.
24
2. Penawaran Perdana
menikmati abnormal return. Akan tetapi jika pasar sifatnya adalah efisien,
abnormal return yang ada hanya terjadi dengan waktu yang cepat dan tidak
berkepanjangan. Ini berarti bahwa investor yang membeli beberapa saat setelah
pengumuman IPO sudah tidak akan memperoleh abnormal return lagi, karena
harga sekuritas sudah mencapai keseimbangannya yang baru. Lebih lanjut tentang
penelitian di bidang ini dapat dilihat di Ibbotson, Sindelar dan Ritter (1988).
3. Pengumumana Dividen
informasi dan pasar sudah cukup efisien dalam bentuk setengah kuat terhadap
informasi dividen ini yang terlihat bahwa pasar menyerap informasi tersebut
dengan cepat.
Woolridge (1982) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun
1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap
perubahan positif dan negatif dari nilai dividen secara cepat dalam waktu sehari
setelah pengumuman.
Asquith dan Mullins (1983) mempelajari sampel dari perusahaan-
perusahaan yang tidak pernah membayar dividen selama paling sedikit 10 tahun.
Asquith dan Mullins berargumentasi bahwa jika perusahaan membayar dividen
pertama kalinya setelah lama tidak pernah membayar dividen, pembayaran
dividen ini akan merupakan sesuatu kejutan dan akan berakibat reaksi yang kuat
dari pasar. Sampel mereka terdiri dari 168 perusahaan dari tahun 1954 sampai
dengan 1980. Sama dengan yang dilakukan oleh Aharony dan Swary, perusahaan
yang mengumumkan laba dan dividen bersamaan dalam waktu 10 hari, tidak
digunakan sebagai sampel. Mereka menemukan bahwa pembayaran dividen
pertama kalinya tersebut meningkatkan kekayaan pemegang saham sebesar 3.7%
selama dua hari. Hasil ini menunjukkan bahwa dividen mengandung informasi.
Healy dan Palepu (1988) juga mempelajari 131 perusahaan yang membayar
dividen pertama kalinya (dividend initiation) dan 172 perusahaan yang tidak
membayar dividen yang pertama kalinya (dividend omission). Mereka
menemukan bahwa dividend initiation dan dividend omission membawa informasi
ke pasar.
4. Informasi Akuntansi
Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari
aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor
seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas
perusahaan bersangkutan. Selain arus kas, informasi akuntansi yang lain juga
digunakan oleh pasar. Misalnya, Hughes (1986) menunjukkan bahwa nilai di
28
laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap sebagai sinyal yang
menunjukkan nilai dari perusahaan. Kadangkala, aliran kas dan laba memberikan
informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan
aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi, informasi mana yang seharusnya
digunakan oleh investor. Jika informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai
dari perusahaan dibandingkan dengan informasi laba, maka seharusnya investor
yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini.
Metode akuntansi persediaan merupakan ilustrasi yang baik untuk
menggambarkan dampak perbedaan terhadap informasi arus kas dan informasi
laba. Berikut ini merupakan contoh data persediaan suatu barang.
Harga pokok di atas menunjukkan harga pada kondisi ekonomi inflasi, yaitu
harga yang selalu meningkat dari waktu ke waktu mulai dari barang masuk awal
sebesar Rp100,- sampai dengan barang yang masuk terakhir sebesar Rp 200,-.
Pada tanggal 20/2/98, sebuah barang ini dijual dengan harga jual sebesar
Rp250,-. Jika perusahaan menggunakan metode akuntansi persediaan FIFO (First
In First Out), maka asumsinya adalah barang yang dijual adalah barang yang
masuk pertama kalinya, yaitu barang yang dibeli pada tanggal 6/5/97 dengan
harga pokoknya sebesar Rp 100,-. Sebaliknya jika perusahaan menggunakan
metode akuntansi persediaan LIFO (Last In First Out), maka asumsinya adalah
barang yang dijual adalah barang yang masuk terakhir kalinya, yaitu barang yang
dibeli pada tanggal 18/12/97 dengan harga pokoknya sebesar Rp200,-. Dengan
demikian, untuk metode akuntansi yang berbeda, kemungkinan nilai harga pokok
yang berbeda dapat terjadi dan akan berakibat pada perbedaan laba dan arus kas
yang terjadi sebagai berikut ini.
29
FIFO LIFO
Pendapatan Rp 250 Rp 250
Harga pokok penjualan 100 200
……… - …….. –
Laba Kotor Operasi Rp 150 Rp 50
Pajak 30% 45 15
……… - ……… -
Laba Bersih Rp. 105 Rp. 35
Arus Kas Rp 105 + Rp 100 = Rp Rp 35+ Rp 200 = Rp 235
205
akuntansi dan menggunakan informasi arus kas untuk menilai harga sekuritas. Hal
ini konsisten dengan uraian sebelumnya bahwa untuk kondisi ekonomi inflasi,
perubahan metode FIFO ke LIFO meningkatkan arus kas dan jika investor
menggunakan informasi arus kas, maka akan didapatkan reaksi positif terhadap
harga sekuritas (hasil yang berlawanan akan didapat, yaitu penurunan harga
sekuritas jika investor menggunakan informasi laba, karena terjadi penurunan
laba). Untuk perubahan dari metode LIFO ke FIFO akan menurunkan nilai arus
kas, sehingga akan didapatkan reaksi yang negatif terhadap harga sekuritas. Hasil
dari Sunder ini juga menolak "mechanistic hypothesis", yaitu pasar tidak dapat
dikelabui oleh perubahan metode akuntansi.
1. Insider Trading
3.1 Kesimpulan
Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar
berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu,
informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat. Secara
umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989)
sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi.
Hipotesis untuk menguji bentuk lemah ini berhubungan dengan hipotesis
langkah acak (random walk hypothesis). Jika harga-harga mengikuti pola langkah
acak (random walk), maka perubahan harga dari waktu ke waktu sifatnya adalah
random atau acak yang independen.
Beberapa anomali yang banyak mendapat perhatian adalah anomali karena
strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali efek ukuran perusahaan (size
effect).
3.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA