Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INVESTASI DAN MANAJEMEN

“PENGUJIAN EFISIENSI PASAR”


Dosen Pengampu :

Dr.Enni Safitri, MM, Ak, AC

Kelompok :

Arief Riva’i Marwan 2002112854


Bunga Mulia 2002126427
Gresiana Suyati Gurning 2002126712
Salsabil Cecarani 2002126383
Theresia Octavia Sinaga 2002126714

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Universitas Riau

2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena atas berkat dan
ridho-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah dengan judul
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR ini disusun untuk memenuhi tugas Investasi dan Manajemen.

Penyusun juga menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada kedua orangtua dan dosen Pengampu.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat ini dan atau di kemudian hari.
Penyusun menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, mudah-mudahan
dengan adanya kekurangan tersebut penulis maupun pembaca dapat memperbaikinya dengan
memberikan kritik dan saran sehingga akan ada kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.

Pekanbaru, 15 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
2. 1 PENGUJIAN-PENGUJIAN PENDUGAAN RETURN................................................................6
2. 2 PENGUJIAN STATISIK................................................................................................................6
Pengujian Menggunakan Korelasi Dan Regresi Linier......................................................................7
Pengujian Run....................................................................................................................................7
Pengujian cyclical..............................................................................................................................8
2. 3 PENGUJIAN SECARA ATURAN PERDAGANGAN TEKNIS.................................................8
2. 4 STUDY PERISTIWA.....................................................................................................................9
Hasil Empiris Studi Peristiwa..........................................................................................................10
Pemecahan Saham (Stok split).........................................................................................................10
Penawaran Perdana..........................................................................................................................10
Pengumuman Deviden.....................................................................................................................11
Informasi Akuntansi.........................................................................................................................11
2. 5 PENGUJIAN INFORMASI PRIVAT..........................................................................................14
Insider Trading.................................................................................................................................14
Return dari Reksa Dana...................................................................................................................14
2. 6 ANOMALI PASAR......................................................................................................................15
BAB III...................................................................................................................................................16
KESIMPULAN......................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut
dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau efficient market hypotesis (EMH). Untuk mengetahui
kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakukan pengujian secara empiris untuk masing-
masing bentuk efisiensi pasar.
Fama (1970) Pengujian efisiensi pasar merupakan ide dari pengujian yang efisien
dituangkan dalam suatu hipotesis. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis maka perlu
dilakukan pengujian secara empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasarnya sebagai
berikut :
1. Pengujian-pengujian bentuk lemah ( Weak-form tests )
Yaitu seberapa kuatinformasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.

2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat ( semi-strong-from test).


Yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan.

3. Pengujian-pengujian bentuk kuat ( Strong-from test).


Untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di
harga sekuritas.
Di artikel selanjutnya, Fama (1991) mengusulkan untuk mengubah nama ketiga macam
kategori pengujian bentuk efisiensi pasar tersebut, yaitu :
1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujian – pengujian
terhadap pendugaan retutrn (tests for return predictability).
2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat diubah menjadi studi – studi
peristiwa (Event studies).
3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujian – pengujian
terhadap informsi privat (tests for private information).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk membatasi topik pembahasan, maka penulis menetapkan beberapa rumusan masalah,
yakni sebagai berikut:
1. bagaimana menjelaskan bentuk bentuk efisiensi pasar?
2. Apa saja bentuk pengujian - pengujian efisiensi pasar?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan bentuk bentuk efisiensi pasar
2. Untuk mengetahui apa saja bentuk pengujian pengujian efisiensi pasar
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 PENGUJIAN-PENGUJIAN PENDUGAAN RETURN

Sebelum tahun 1970, pengujian efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada harga masa
lalu. Jika HPE (Hipotesis Pasar Efisien) benar maka perubahan harga masa lalu tidak
berhubungan dengan harga sekuritas sekarang, sehingga tidak dapat memprediksikan harga atau
return dari sekuritas. Hipotesis untuk menguji bentuk lemah ini berhubungan dengan hipotesis
langkah acak (random walk hypotesis). Jika harga mengikuti pola langkah acak maka perubahan
harga dari waktu ke waktu sehingga perubahan harga hari ini tidak ada hubunganya dengan
perubahan harga kemarin atau hari-hari sebelumnya.
Setelah tahun 1970, pengujian efisiensi pasar bentuk lemah tidak hanya difokuskan pada
harga masa lalu untuk memprediksi harga sekarang atau masa depan, tetapi juga melibatkan
variabel-variabel lainnya, variabel yang digunakan diantaranya adlah divident yield, rasio P/E,
suku bunga, dsb.
Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik
atau dengan cara pengujian menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis (technical
tradingrules)

2. 2 PENGUJIAN STATISIK

Pengujian statistik dapat dilakukan dengan menguji independen dari perubahan-


perubahan harga sekuritas. Jika hasil pengujian menunjukan harga maka implikasinya adalah
investor tidak dapat menggunakan nilai masa lalu dari variabel penduga (harga, return, dividen
yield, rasio P/E atau suku bunga) untuk memprediksi harga atau return sekarang. Untuk pasar
yang efisien secara bentuk lemah perubahan harga sekuritasnya adalah independen dari harga
masa lalu variabel-variabel penduga.
Pengujian statistik yang banyak dilakukan untuk pengujian independen adalah pengujian
variabel dengan menggunakan korelasi sireal atau regresi linier dan pengujiann run (run test).
Pengujian Menggunakan Korelasi Dan Regresi Linier

Pengujian pasar efisiensi bentuk lemah ini dilakukan ntuk menguji tidak adanya hubungan
dengan harga atau return sekuritas masa lalu dengan harga atau return sekarang atau mendatang.
Pengujian ini sulit alasanya adalah harga atau return skuritas masa lalu yang mana akan
digunakan untuk memprediksi harga atau return sekuritas yang akan datang. Harga atau return
tahun kemarin, dua tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu atau harga atau return minggu kemarin,
dua hari yang lalu dan setrusnya. Misalnya suatu studi menggunakan data harga tahun kemarin
untuk memprediksi harga tahun sekarang dan menemukan bukti tidak ada hubungan secara
statistik. Pernyataan apakah hasil ini dapat digunakan pasar sudah efisien secara lemah, padahal
kemungkinan lain misalnya jika harga dua tahun kemarin digunakan mungkin akan didapatkan
hubungan dengan sekuritas tahun ini.

∆Pt = β0 + β1 • Pt-1-T+et
Notasi:

∆Pt = Pt – Pt-1

∆Pt-1 = Pt-1-T – Pt-2-T

Pengujian Run

Run atau runtun adalah urutan tanda yang sama dari perubahan-perubahan nilai. Misalnya
harga perubahan sekuritas yang meningkat diberi tanda positif (+), perubahan yang turun diberi
tanda negatif (-), dan harga sekuritas yang tidak berubah diberi tanda nol (0). Perubahan-
perubahan harga sekuritas sebagai berikut: +++00+----- terdiri dari 4 runtun, yaitu runtun
pertama berupa tiga perubahan dengan positif yang sama (+++), runtun kedua dengan perubahan
bentuk nol yang sama (00), runtun ketiga berupa satu perubahan bentuk positif yang sama (+)
dan runtun keempat berupa lima perubahan bentuk negatif yang sama ( ).
Jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara positif dari waktu ke waktu, maka
diharapkan akan terjadi sedikit perubahan tanda atau akan terjadi runtun yang sedikit. Sebaliknya
jika perubahan harga sekuritas berkorelasi secara negatif dari waktu ke waktu, maka akan
banyak terjadi perubahan tanda dari negatif ke positif, atau dari positif ke negatif, atau akan
terjadi banyak runtun.
Pengujian runtun telah dilakukan oleh fama(1965) dan juga Ball dan Watts(1972), Fama
menguji runtun perubahan harga saham, sedangkan Ball dan Watts menguji runtun perubahan
akuntansi. Ball dan Watts hanya melihat runtun perubahan akuntansi “+” dan “-.” Jika perubahan
runtun sifatnya adalah acak, maka jumlah runtun yang diharapkan adalah sebesar :

Notasi:

E (NR) = Jumlah runtun ekspektasian

N1 = Jumlah perubahan “+”.

N2 = Jumlah perubahan “-” .

N = Jumlah dari perubahan atau sebesar N1+N2

Pengujian cyclical

Adalah pola lain yang terjadi ketika pasar tidak efisien atau bentu lemah. Misalnya :

a. French (1980)
Return hari senin lebih rendah dengan hari-hari lainya dalam satu minggu, ini berarti return
sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah dihari senin.
b. Gibbons dan Hens (1981)
Menemukan hal yang sama ditemukan oleh french, return yang digunakan adalah raw return.
Gibbon dan hess menggunakan abnormal retun yang digihtung menggunakan risk-
adjustedreturn (lihat bab 1.3.1)
c. Rozeff dan kinney (1976)
Return pada bulan januari lebih besar dari pada return-return pada bulan lainya. Return yang
digunakan raw return. Ketika menggunakan model abnormal return efek januari menjadi hilang.

2. 3 PENGUJIAN SECARA ATURAN PERDAGANGAN TEKNIS

Untuk pasar yang tidak efisien bentuk lemah, pergerakan return atau harga sekuritas dari
waktu ke waktu dapat mempunyai pola yang tertentu. Jika memang pola yang seperti ini terjadi
maka investor dapat menggunakan sebagai strategi perdagangan untuk mendapatkan keuntungan
berlebihan. Salah satu strategi memanfaatkan pola perubahan harga sekuritas ini adalah strategi
aturan saringan (filter rule)
Strategi saringan ini merupakan strategi waktu yaitu strategi tentang kapan investor harus
membeli atau menjual suatu sekuritas. Dengan strategi ini investor akan membeli sekuritas jika
harga dari sekuritas meningkat melebihi batas atas yang sudah ditentukan dan menjual jika harga
turun lebih rendah dari batas bawah yang sudah ditentukan.
Sekuritas untuk harga atas dan harga bawah harus ditentukan sebesar nilai absolut atau
nilai relatif terhadap harga sebelumnya. Misalnya :
Harga sekuritas masih dalam keadaan wajar jika harga berada diantara Rp. 10.000,- sampai Rp.
18.000,-. Harga Rp. 10.000,- dan harga Rp. 18.000 merupakan nilai absolut bahwa harga dan
batas atas harga yang ditentukan. Misalnya ditentukan presentase untuk beli 25% dan untuk jual
40%. Jika harga sekuritas terendah sebelumnya adalah sebesar Rp. 8.000,-, maka order untuk
membeli sekuritas ini dilakukan jika harga sekuritas sudah menjadi sebesar Rp. 10.000,-, yaitu
sebesar Rp. 8.000,- + 25% x Rp. 8.000,-, sebaliknya jika harga sekuritas tertinggi yang pernah
terjadi dalah suatu bperiode adalah sebesar Rp. 12.000,- maka order akan menjual sekuritas akan
dilakukan jika harga sekuritas menembus harga Rp. 7.500,-, yaitu sebesar Rp12.000,- -40% x
Rp.12.000,-

2. 4 STUDY PERISTIWA
Study peristiwa merupakan Study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Studi peristiwa ini digunakan
untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk
menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar untuk setengah kuat
merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujin kandungan informasi dimaksutkan untuk
melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi
pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat di
ukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu
pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada
pasar begitupun sebaliknya.
Gambar 16.2. kandungan informasi suatu pengumuman

Hasil Empiris Studi Peristiwa

Beberapa hasil empiris dari studi peristiwa yang dilakukan diantaranya adalah studi
tentang pemecahan saham (Stock spilit), penawaran perdana (initial publik offering),
pengumuman deviden (dividend announcemen) dan tentang informasi akuntansi (accounting
information).

Pemecahan Saham (Stok split)

Stock Split adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil.
Dengan demikian jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat proporsional dengan
penurunan nilai nominal saham. Dengan adanya pemecahan saham maka nilai pari atau nilai
yang ditetapkan menjadi berubah tetap dilain pihak jumlah lebar saham yang beredar akan
bertambah. Oleh karena itu jumlah nilai pari atau nilai yang ditetapkan secara keseluruhan tidak
mengalami perubahan.

Penawaran Perdana

Perusahaan yang pertama kali melemparkan sahamnya ke pasar saham disebut melakukan
penawaran perdana. Karena belum pernah tercatat dibursa saham, maka harga sekuritasnya
belum diketahui writer yang menjamin pelemparan perdana akan menanggung resiko untuk
menjualkan saham ini disebabkan nilai sebenarnya dari sekuritas belum diketahui. Oleh karena
itu underwriter cenderun untuk menjualkanya dengan harga yang murah untuk mengurangi risiko
tidak laku dijual. Investor yang dapat kesempatan untguk membeli sekuritas yang undervalued
ini akan dapat menikmati abnormal return. Akan tetapi jika pasar sifatnya adalah efisien,
abnormal return yang ada hanya terjadi dengan waktu yang cepat dan tidak berkepanjangan. Ini
berarti bahwa investor yang membeli beberapa saat setelah pengumuman IPO sudah tidak akan
memperoleh abnormal return lagi, karena harga sekuritas sudah mencapai keseimbangan yang
baru.

Pengumuman Deviden
Miller dan Modigliani (1961) menunjukan bahwa deviden sifatnya adalah tidak relevan
didalam menentukan nilai dalam perusahaan. Watts (1973, 1976), Ang (1975), dan Gonedes
(1978) tidak menemukan bukti bahwa dividen mengandung informasi. Akan tetapi hasil studi
yang baru lebih mendukung bahwa dividen mengandung informasi. Beberapa pendekatan telah
digunakan untuk menguji informasi dari deviden. Pendekatan yang pertama adalah memasukan
variabel deviden ke model laba untuk memprediksi laba masa depan (misalnya adalah Laub,
1976). Deviden mempunyai informasi jika kekuatan prediksi model laba menjadi meningkat.
Pendekatan yang kedua adalah menguji hubungan antara variabel deviden dan variabel laba,
apakah deviden menyebabkan laba atau laba menyebabkan deviden (misalnya adalah Ang, 1975;
Olson dan McCann, 1994). Deviden dianggap membawa informasi jika deviden menyebabkan
laba. Pendekatan yang ketiga dilakukan dengan mengamati pergerakan harga sekuritas sekitar
pengumuman dari perubahan deviden yang tidak diekspektasi (unexspected devidend changes).
Pendekatan ketiga ini dilakukan dengan melakukan studi peristiwa (event study).
Aharony dan Swary (1980) menggunakan model ekspektasi deviden sederhana (neive
model) dan model ekspektasi Lintner yang dikembangkan. Karena banyak pengumuman laba
yang dekat dengan pengumuman deviden, maka supaya efrk dari pengumuman deviden
merupakan efek yang murni tidak tercampur oleh efek pengumuman laba, maka sampel yang
mengadung pengumuman laba sekitar 10 hari pengumuman deviden tidak digunakan dalam
studi. Sampel mereka adalah deviden kuartalan yang meliputi 149 perusahaan industri yang
tercatat di NYSE pada periode 1963-1976. Dengan menggunakan indeks pasar S&P, mereka
menghitung abnormal return selama 10 hari di sekitar tanggal pengumuman deviden. Mereka
menemukan bahwa pasar bereaksi dalam interval waktu 2 hari saja, yaitu sehari sebelum
pengumuman dan sehari pada waktu pengumuman deviden. Hasil, ini menunjukan bahwa
deviden mengandung informasi dan pasar cukup efisien dalam bentuk setengah kuat terhadap
informasi deviden ini terlihat bahwa pasar menyerap informasi tersebut dengan cepat.

Informasi Akuntansi

Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai sekarang dari aliran-aliran kas masa atang.
Jika ini benar maka investor seharusnya menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga
dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Selain arus kas informasi akuntansi yang lain juga
digunakan oleh pasar. Misalnya Hudges (1986) menunjukan bahwa nilai dilaporan keuangan
seperti laba bersih perusahaan diangggap sebagai sinyal yang menunjukan nilai dari perusahaan .
kadang kala aliran kas dan laba memberikan informasi yang bertentangan yaitu kenaikan laba
dapat diikuti oleh penurunan aliran kas dan sebaliknya. Jika ini terjadi informasi aliran kas lebih
diyakini mewakili nilai dari perusahaan dibandingkan dengan informasi laba, maka seharusnya
investor yang canggih menggunakan informasi aliran kas ini.

Metode akuntansi persediaan merupakan ilustrasi yang baik untuk menggambarkan


dampak perbedaan terhadap informasi arus kas dan informasi laba. Berikut ini merupakan contoh
data persediaan suatu barang.
Tanggal Dibeli Harga Pokok
6/5/97 Rp 100,-

17/11/97 Rp 120,-
13/12/97 Rp 150,-
18/12/97 Rp 200,-

Harga pokok diatas menunjukan harga pada kondisi ekonomi inflasi, yaitu harga yang
selalu meningkat dari waktu ke waktu mulai dari barang masuk awal sebesar Rp 100,- sampai
dengan barang yang masuk terakhir sebesar Rp 200,-.
Pada tanggal 20/2/98, sebuah barang ini dijual dengan harga jual sebesar Rp 250,-. Jika
perusahaan menggunakan metode akuntansi persediaan FIFO (First In First Out) , maka
asumsinya adalah barang yang dijualadalah barang yang masuk pertama kalinya, yaitu barang
yang dibeli pada tanggal 6/5/97 dengan harga pokoknya sebesar Rp 100,-. Sebaliknya jika
pwerusahaan menggunakan metode akuntansi persediaan LIFO (Last In First Out, maka
asumsinya adalah barang yang dijual adalah barang yang masuk terakhir kalinya, yaitu barang
yang dibei pada tanggal 18/12/97 dengan harga pokoknya sebesar Rp 200,- Dengan demikian,
untuk metode akuntansi yang berbeda, kemungkinan nilai harga pokok yang berbeda laba dan
arus kas yang terjadi sebagai berikut ini.

Metode FIFO Metode LIFO


Pendapatan Rp 250,- Rp 250,-
Harga Pokok Penjualan 100,- 200,-
- -
Laba Kotor Operasi Rp 150,- Rp 50,-
Pajak (30%) 45,- 15,-
----------- - ----------- -
Laba Bersih Rp 105,- Rp 35,-

Arus Kas Rp 105,- + Rp 100,- Rp 35,- + Rp 200,-


= Rp 205,- = Rp 235,-

Untuk metode FIFO, laba bersih perusahaan (Rp 105,-) lebih besar dibandingkan dengan
laba yang menggunakan metode LIFO (Rp 35,-). Hal yang sebaliknya terjadi, yaitu untuk
metode FIFO, arus kas perusahaan (Rp 205,-) lebih kecil dibandingkan dengan arus kas yang
menggunakan metode LIFO (Rp 235,-). Arus kas dihitung sebesar laba bersih ditambah dengan
harga pokok. Nilai harga pokok ditambahkan karena harga pokok ini merupakan aliran kas
keluar periode yang lalu, bukan aliran kas keluar periode ini.
Untuk kondisi ekonomi inflasi, metode FIFO menghasilkan laba bersih lebih besar
dibandingkan dengan metode LIFO dan arus kas lebih kecil dibandingkan metode LIFO. Untuk
kondisi ekonomi desflasi, hal sebaliknya yang akan terjadi. Ringkasan dari hasil ini tampak
sebagai berikut.
Tabel : Perbandingan Laba Bersih Dan Arus Kas Untuk Metode Persediaan FIFO dan LIFO.

Ekonomi Inflasi Ekonomi Desflasi


FIFO LIFO FIFO LIFO
Laba Bersih Lebih Besar Lebih Kecil Lebih Kecil Lebih Besar

Arus Kas Lebih Kecil Lebih Besar Lebih Besar Lebih Kecil

Hasil ilustrasi ini menunjukan bahwa karena adanya penggunaan metode akuntansi yang
berbeda untuk kondisi ekonomi yang berbeda, dapat menyebabkan perbedaan nilai arus kas dan
laba yang berbeda dan bertentangan. Hasil ilustrasi yang menunjukan dampak berbeda dari
metode akuntansi terhadap laba dan arus kas yang juga seharusnya mempunyai dampak yang
berbeda terhadap harga sekuritas jika diyakini laba atau arus kas menentukan harga dari
sekuritas. Ada dua hipotesis yang berhubungan dengan dampak perubahan metode akuntansi
yang digunakan. Hipotesis yang pertama disebut dengan “No-effect Hypothesis”. Hipotesis ini
menyatakan bahwa tidak ada perubahan harga disebabkan oleh perubahan dari metode atau
prosedur akuntansi. Hipotesis yang kedua yang merupakan lawan dari hipotesis pertama dikenal
dengan nama “mechanistic hypotesis” atau “monopolistic hypothesis” atau “functional
hypohtesis” (lihat lebih lanjut di Watts dan Zimmerman, 1986). Hipotesis ini menyatakan bahwa
ada perubahan harga sekuritas karena pasar secara sistematis dikelabui oleh prosedur akuntansi.

2. 5 PENGUJIAN INFORMASI PRIVAT


Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisiensi bentuk kuat, permasalahan
dalam pengujian efisiensi bentuk kuat adalah informasi privat yang akan diuji merupakan
informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Pengujian ini secara tidak langsung
menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh oleh corporate
insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksadana. Alasanya corporate insider dan
reksadana dianggap mempunyai informasi privat di dalam perdagangan sekuritas

Insider Trading

Merupakan perdagangan sekuritas yang dilakukan oleh corporate insider. corporate


insider adalah pejabat perusahaan, manajemenya atau pemegang saham mayoritas yang
mempunyai informasi privat. Security Exchange Commision (SEC) mengharuskan insider
mempunyai kepemilikan 10% dari saham perusahaan harus melaporkan kegiatan transaksi
sekuritasnya ke SED secara bulanan. Informasi ini dipublikasikan secara bulanan oleh SEC
dalam publikasi “ Official Summary of Security Transaction and Holdings”. Official summary
ini telah banyak digunakan sebagai basis apakah insider dapat memperoleh abnormal return.

Return dari Reksa Dana

Reksa dana merupakan portofolio yang dibentuk oleh perusahaan reksadana dan dijual
kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit penyertaan. Salah satu tujuan dari reksadana
adalah untuk meminimumkan resiko tidak sistematik (dengan membentuk portofolio) dan untuk
menghasilkan return yang tinggi. Jika reksa dana dapat menghasilkan return yang tinggi yang
tidak normal hal ini bertentangan tentang hipotesis pasar efisien, jika ini memang terjadi reksa
dana dapat memperoleh abnormal return yang berlebihan. Kemungkinan manajer reksa dana
dapat informasi privat yang tidak di publikasikan.
2. 6 ANOMALI PASAR

Anomalisasi pasar adalah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar
efisien. Beberapa anomali yang dapat mendapat banyak perhatian adalah anomali karena strategi
PER (price Earning Ratios) rendah dan anomali efek ukur perusahaan.
Basu (1977) melakukan penelitian dengan merangking PER tinggi ke PER yang rendah
selama 12 bulan setelah terjadi pembelian sekuritas. Hasil yang diperoleh bahwa sekuritas
sekuritas dengan PER rendah mengalahkan sekuritas dengan PER yang tinggi. Hal ini dikatakan
anomali karena informasi PER merupakan informasi yang tersedia luas dan sudah banyak
digunakan oleh pasar dalam menilai suatu sekuritas. Jika investor sudah banyak menggunakan
strategi ini tidak akan menghasilkan abnormal return, akan tetapi kenyataan strategi ini dapat
menghasilkan abnormal return, sehingga dianggap sebagai suatu anomali. Anomali pasar terjadi
pada peusahaan yang kecil karena perusahaan-perusahaan yang berukuran kecil memerikan
return yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan
besar.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan apakah pasar benar-benar telah efisien. Jawaban atas
pertanyaan tersebut bisa bermacam-macam dan mungkin belum ada yang pasti. Sejauh ini
keberadaan pasar efisien di pasar modal masih menjadi perdebatan. Beberapa pendapat yang
dapat diperhatikan adalah:

1. Secara umum bukti empiris yang memberikan dukungan terhadap hipotesis pasar efisien
cukup kuat.
2. Studi peristiwa (event studies) adalah bukti yang paling baik yang dimiliki dalam hal efisiensi,
dengan beberapa pengecualian, bukti yang ada cukup mendukung.
3. Pasar efisien memang ada, karena para praktisi tidak memperhitungan alasan alasan mendasar
sebagai patokan untuk mengambil keputusan beli-jual sekuritas.

Kedua, adanya anomali di pasar yang dalam banyak hal membuktikan penentangan atas hipotesis
pasar efisiensi kemungkinan merupakan bukti dan sekaligus tantangan bahwa hipotesis pasar
efisien harus terus diuji. Ditemukannya anomali di pasar tidak serta merta menggugurkan
hipotesis pasar efisien, karena anomali yang ada sepertinya hanya terkait dengan bentuk pasar
efisien semi kuat. Artinya, suatu informasi yang baru masuk ke pasar (menjadi publik) dapat
mempengaruhi harga sekuritas.

Anda mungkin juga menyukai