KELOMPOK 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmat-Nya dan meluangkan waktu kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan
dan mengkaji materi mengenai Ekonomi Manajerial yakni mengenai Analisis Estimasi Permintaan.
Kami gunakan metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat memberikan
informasi yang akurat dan bisa dibuktikan, serta dapat memberikan pemahaman terhadap pembaca
dengan materi yang dipandang melalui berbagai subjek. Penyampaian perbandingan materi dari
referensi yang satu dengan yang lainnya akan menyatu dalam satu makalah kami. Sehingga tidak
ada perombakan total dari sumbernya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh Analisis Estimasi
Permintaan. Sehingga nantinya pembaca dapat pandangan baru mengenai manajemen manajerial.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II ...................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen ................................... 2
2.2 Elastisitas Permintaan dan Faktor yang Mempengaruhi Konsumen ............... 4
2.3 Aplikasi Elastisitas dalam Pengambilan Keputusan ManajerialError! Bookmark not
defined.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan utama dari konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang dijual di pasar
adalah untuk memaksimumkan kepuasan total (total satisfication). Para ahli ekonomi menyebut
kepuasan total ini sebagai utilitas total ( total utility) dari konsumen yang diperoleh ketika
mengkonsumsi suatu produk. Jadi utilitas total yang dikonsumsi oleh konsumen sebagai kepuasan
total yang diterima konsumen per periode waktu. Sehingga Fungsi Utilitas Total ( total utility
function ) menunjukan hubungan kepuasan total yang diterima melalui konsumsi produk dan
tingkat konsumsi dari konsumen itu.
Pada dasarnya konsep utilitas dalam ekonomi manajerial mengacu pada kepuasan
konsumen yang berkaitan dengan pemilikan,penggunaan,konsumsi, atau manfaat dari suatu
produk. Utilitas melekat dalam produk itu yang mencerminkan kemampuan kualitas untuk
memberikan kepuasan total kepada konsumen yang mengkosumsi produk itu, sehingga sumber
dan penyebab dari utilitas adalah kualitas dalam arti luas yang dapat bersifat objektif dan
subyektif.
Karena kualitas berfokus kepada kepuasan konsumen, perlu dipahami bahwa pada
dasarnya kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi dalam satu produk yang di konsumsi. Faktor
faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspetasi konsumen adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan: yang berkaitan dengan hal - hal yang dirasakan konsumen
ketika ia sedang mencoba transaksi dengan produsen/pemasok produk (perusahaan).
2. Pengalaman masa lalu: ketika mengonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing –
pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman: dimana mereka akan mendeskripsikan mengenai produk
yang mereka beli, dimana ini tentu saja dapat mempengaruhi persepsi dan ekspetasi suatu
konsumen.
4. Komunikasi melalui iklan atau pemasaran: hal ini juga dapat mempengaruhi persepsi dan
ekspetasi konsumen, para pemasar seyogyanya tidak melakukan kampanye yang berlebihan dan
melampaui ekspetasi konsumen, karena kampanye yang berlebihan dan aktual tidak dapat
memenuhi keinginan konsumen maka akan mempengaruhi ekspetasi konsumen.
2
Takeuci dan Quelech (1983) mendeskripsikan faktor – faktor yang mempengaruhi
persepsi konsumen.
perusahaan penggunaan
pengalaman sebelumnya komentar dari penjual penanganan,perbaikan,pengaduan
produk
Opini dan teman kondisi atau persyaratan
kesetrdiaan suku cadang
jaminan
reputasi ruko/tempat kebijaksanaan perbaikan dan
efektivitas pelayanan purna jual
penjualan pelayanan
publikasi hasil hasil
pengujian program program keandalan produk
pendukung
prduk
harga yang ditetapkan perfomansi komperatif
harga yang diklankan
3
a) Karakteristrik lebih murah (cheaper) berkaitan dengan dimensi biaya
yang dimana menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang
harus dibiayai oleh konsumen.
b) Karakteristik lebih baik (better) berkaitan dengan dimensi kualitas
produk yang dalam hal ini paling sulit untuk digambatkan secara tepat.
Untuk elastisitas permintaan, Q adalah jumlah barang yang diminta, X adalah variabel
dalam fungsi permintaan, dan delta menunjukkan jumlah perubahaan variabel. Oleh karena itu,
setiap variabel independen dalam fungsi permintaan memiliki satu elastisitas.Elastisitas
permintaan terjadi ketika harga suatu barang atau jasa berpengaruh besar terhadap permintaan
konsumen. Jika harga turun sedikit, konsumen akan membeli lebih banyak. Jika harga naik sedikit,
mereka akan berhenti membeli sebanyak mungkin dan menunggu harga kembali normal.
Ada beberapa barang yang sangat tidak elastis, artinya, perubahan harga tidak
memengaruhi perubahan penawaran atau permintaan. Seperti orang perlu membeli bensin untuk
pergi bekerja atau bepergian ke seluruh dunia, dan jika harga minyak naik, orang kemungkinan
besar masih akan membeli bensin dalam jumlah yang sama. Jika kuantitas yang diminta suatu
produk menunjukkan perubahan besar sebagai respons terhadap perubahan harganya, hal itu
disebut elastis. Jika kuantitas yang dibeli mengalami sedikit perubahan sebagai respons terhadap
harganya, hal itu berarti tidak elastis.
4
Dengan kata lain, di dunia di mana orang-orang sama-sama menyukai kopi dan teh, jika harga kopi
naik, orang tidak akan kesulitan beralih ke teh, sehingga permintaan kopi akan turun. Ini karena kopi dan
teh dianggap sebagai pengganti yang baik satu sama lain. Elastisitas permintaan juga dapat digunakan untuk
memprediksi efek atau beban yang ditimbulkan oleh pajak terhadap barang tersebut.
Berikut link youtube mengenai materi elastisitas permintaan: https://youtu.be/ahH_hqw9FoE
a. Sifat komoditas
Komoditas yang memiliki barang substitusi tersedia di pasar dengan harga yang
wajar memiliki permintaan yang elastis. Barang pengganti mengacu pada barang-barang
yang dapat digunakan di tempat lain seperti teh dan kopi, biskuit Oreo dan Biskuat, dll.
Sedikit turunnya harga satu barang pengganti menyebabkan lebih banyak permintaan
untuk barang tersebut. Akibatnya, permintaan barang substitusi menjadi elastis.
Misalnya, jika harga teh turun, orang akan mulai membel lebih banyak sedangkan kopi
lebih sedikit. Di sisi lain, barang tanpa substitusi memiliki permintaan yang tidak elastis.
5
c. Barang dengan penggunaan berbeda
d. Pendapatan konsumen
e. Kebiasaan konsumen
f. Tingkat harga
Komoditas yang memiliki harga tinggi seperti perhiasan, AC, emas dan harga
murah seperti koran memiliki permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga komoditas
tersebut menyebabkan sedikit perubahan permintaan. Di sisi lain, barang dengan harga
sedang seperti pakaian, televisi, dll memiliki permintaan yang elastis. Sedikit perubahan
pada harga barang-barang ini berdampak besar pada permintaan mereka.
6
g. Jangka waktu
Permintaan untuk komoditas apa pun tidak elastis untuk jangka waktu yang lebih
pendek sedangkan elastis untuk jangka waktu yang lebih lama. Ini karena selera,
preferensi, dan kebiasaan konsumen berubah dalam jangka panjang. Dengan kata lain,
kenaikan harga suatu komoditas akan menyebabkan kontraksi permintaan dan Jatuhnya
harga mengarah pada perpanjangan permintaan dalam jangka panjang.
h. Permintaan bersama
Barang-barang pelengkap seperti mobil dan bensin, tinta dan pulpen, kamera dan
film dll memiliki permintaan yang tidak elastis. Kenaikan harga bensin mungkin tidak
menyusut jika tidak ada penurunan permintaan mobil.
Komoditas seperti pasta gigi, semir sepatu, dll. Yang menghabiskan sebagian kecil
pendapatannya memiliki permintaan yang tidak elastis. Setiap perubahan harga barang-
barang ini tidak mempengaruhi permintaan mereka sedangkan untuk barang-barang
yang menghabiskan sebagian besar pendapatan, memiliki permintaan elastis seperti
pakaian, makanan, dll. Perubahan harga barang-barang ini berdampak besar pada
permintaannya.
k. Penundaan penggunaan
7
komoditas yang permintaannya tidak bisa ditunda seperti makanan saat lapar atau
minum saat haus, memiliki permintaan yang tidak elastis.
a. Aplikasi Kasus 3-5 (Elastisistas Permintaan Silang terhadap Harga di dunia nyata)
Baris pertama dari tabel dibawah menunjukkan bahwa elastisitas permintaan silang
untuk margarin terhadap harga mentega adalah 1,53 persen. Ini berarti bahwa setiap
kenaikan harga mentega sebesar 1 persen akan mengakibatkan permintaan meningkat
sebesar 1,53 persen. Sehingga, margarin dan mentega merupakan komoditas substitusi di
Amerika Serikat. Pada sisi lainnya, di baris terakhir dari tabel dibawah terlihat bahwa
elastisitas permintaan silang dari sereal terhadap harga ikan segar adalah -0,87 persen. Ini
berarti bahwa 1 persen peningkatan harga sereal akan mengakibatkan penurunan
permintaan ikan segar sebanyak 0,87 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara
sereal (sebagai contoh, roti) dan ikan segar merupakan barang komplementer.
8
Berikut ini tabel Elastisitas Permintaan Silang beberapa jenis komoditas di Amerika Serikat:
9
a) Aplikasi Kasus 3-6 (Substitusi antara Barang Domestik dan Luar Negeri)
10
b) Aplikasi Kasus 3-7 (Elastisitas Permintaan untuk Minuman Beralkohol di AS)
Jadi, perusahaan harus, pertama, mengidentifikasi semua variabel penting yang memengaruhi
permintaan produk yang dijual. Lalu perusahaan harus mendapatkan estimasi efek marginal dari
perubahan semua variabel tersebut terhadap permintaan. Perusahaan tersebut akan menggunakan
informasi ini untuk mengestimasi elastisitas permintaan dari produk yang ia jual terhadap semua
variabel fungsi permintaan. Hal ini sangat penting untuk keputusan marginal yang optimal pada
jangka pendek dan dalam perencanaan untuk pertumbuhan pada jangka Panjang.
11
Sebagai contoh, misalkan perusahaan Bernama Tasty Company memasarkan kopi merek X dan
mengestimasi regresi dari permintaan akan kopinya, sebagai berikut :
𝑄𝑥 = 1,5 – 3,0𝑃𝑥 + 0,8I + 2,0𝑃𝑌 − 0,6𝑃𝑆 + 1,2𝐴
Di mana:
𝑄𝑥 = Penjualan kopi merek X di Amerika Serikat, jutaan pon per tahun
𝑃𝑥 = Harga kopi merek X, dolar per pon
I = Pendapatan personal disposable, triliun dolar per tahun
𝑃𝑌 = Harga kopi pesaing, dolar per pon
𝑃𝑆 = Harga gula, dolar per pon
𝐴 = Pengeluaran iklan untuk kopi merek X, ratusan ribu dolar per tahun
Tasty Company dapat juga menggunakan informasi ini untuk menentukan bahwa ia bisa
menjual kopinya tahun depan (dengan jumlah yang sama pada tahun ini).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besarnya respon kuantitas yang diminta menunjuk pada seberapa besar kuantitas
akan berubah sebagai akibat adanya perubahan harga. Besarnya respon ini mencerminkan
derajat kepekaan kuantitas yang diminta. Demikian pula apabila terjadi perubahan atas
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kuantitas yang diminta, maka seberapa besar derajat
kepekaan kuantitas yang diminta juga tidak dapat diketahui dengan pasti. Ukuran untuk
mengukur derajat kepekaan atau responsivitas kuantitas yang diminta pada saat terjadi
perubahan atas harga ataupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kuantitas yang
diminta disebut elastisitas permintaan. Namun demikian yang perlu dicatat adalah bahwa
elastisitas menunjukkan perubahan kuantitas yang diminta atas suatu komoditi.
Hasil penelitian empiris terhadap berbagai jenis barang memperlihatkan bahwa
elastisitas sangat bervariasi di antara berbagai jenis komoditi. Pengetahuan mengenai
besarnya elastisitas suatu komoditi penting untuk meramalkan aktivitas ekonomi.
Perkiraan perubahan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income) akan
mempunyai pengaruh yang berarti pada kinerja (performance) perusahaan yang beroperasi
pada industri tersebut. Perubahan pendapatan yang dapat dibelanjakan akan berdampak
pada menurunnya aktivitas ekonomi pada industri yang memproduksi komoditi dengan
elastisitas harga permintaan yang tinggi karena kenaikan pendapatan yang dapat
dibelanjakan sedikit saja akan mendorong penurunan permintaan atas komoditi yang
bersangkutan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14