'
Disusun oleh:
1. Istiannah (202101030013)
2. Indi Ulya Karima (202101030014)
3. Eka Fizamawati (202101030017)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
melalui Mutu, Pelayanan, dan Nilai Pelanggan" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Lembaga
Keuangan Syariah, makalah ini bertujuan menambah wawasan untuk mengetahui bagaimana
cara membangun kepuasan pelanggan melalui mutu, pelayanan, dan nilai pelanggan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Kholidah, SE.Sy., ME. selaku Dosen
Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Lembaga Keuangan Syariah. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini Puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul "Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Mutu, Pelayanan, dan Nilai
Pelanggan " dengan tepat waktu.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
3.1. Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
lain juga dapat memainkan peran penting dalam memainkan presepsi nilai. Nilai adalah
konsep yang sentral perananya dalam pemasaran. Kita dapat memandang pemasaran
sebagai kegiatan mengidentifikasi, menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan
dan memantau nilai pelanggan. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang
kinerja produk hasil dalam kaitanya dengan ekspektasi. Pelanggan tidak puas dan kecewa
jika produk sesuai ekspektasi dan pelanggan puas jika produk melebihi ekspektasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
nilai pelanggan adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk
atau jasa tertentu dan total biaya pelanggan adalah sekumpulan biaya yang diharapkan
oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi mendapatkan, menggunakan dan
membuang produk atau jasa. Woodruff (1997) memberikan defenisi atau pengertian
customer value (nilai pelanggan) sebagai preferensi perceptual dan evaluasi pelanggan
terhadap atribut produk, kinerja atribut dan konsekuensi yang didapatkan dari pemakaian
produk yang memfasilitasi pencapaian tujuan dan sasaran dalam situasi pemakaian.
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan tidak akan pernah berhenti pada satu titik, bergerak dinamis mengikuti tingkat
kualitas produk dan layanannya dengan harapan-harapan yang berkembang di benak
konsumen. Harapan pembeli dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka
sebelumnya, nasehat teman dan kolega, serta janji dan informasi pemasar dan pesaingnya.
Crosby and Stephens (1987) mengemukakan konseptual dari kepuasan konsumen overall
terhadap jasa (service) terdiri atas tiga hal penting, termasuk kepuasan terhadap: (1)
contact person; (2) the core service, and (3) the organization.
Kotler (2000); Zeitham, Berry, dan Parasuraman (1990) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah ia membandingkan antara kinerja
yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Penelitian Parasuraman, et.al. (1993)
dan Coyne (1989) menge-mukakan ada dua level harapan konsumen terhadap kualitas
layanan: level layanan yang diinginkan (desired service) dan level layanan memadai
(adequate service). Desired service merupakan level harapan yang diharapkan konsumen
untuk diterima. Harapan yang dimaksud adalah gabungan dari apa yang diyakini
konsumen dapat (can be) dan harus (shuold be) disampaikan, sedangkan adequate service
adalah level layanan yang akan diterima oleh konsumen.
Level layanan ini merupakan layanan minimum yang dapat diberikan suatu
perusahaan dan masih diharapkan memenuhi kebutuhan dasar konsumen. Kedua level
tersebut akan menjadi batas yang disebut zone toleransi (zone of tolerance). Zone
toleransi ini dapat mengembangkan dan mengecil tergan-tung pada tinggi rendahnya level
layanan yang diinginkan (desire service) dan level layanan yang memadai (adequate
service).
Perubahan pada Zone toleransi konsumen indivudual lebih banyak dipengaruhi oleh
perusahaan pada adequate service dibandingkan dengan desire service yang bergerak
lebih bertahap. Hal ini disebabkan akumulasi dari pengalaman. Dengan adanya dua level
7
harapan terhadap layanan kemungkinan akan menyebabkan terjadinya behavioral
intentions yang berbeda jika kualitas layanan berada di atas, di bawah atau dalam zone
toleransi. Dengan demikian kualitas layanan secara positif berhubungan dengan
behavioral intentions yang favorable (menyenangkan) dan negatif terhadap kualitas yang
unfavorable (tidak menyenangkan). Hal ini tergantung dari persepsi konsumen tentang
kualitas layanan yang berbeda pada level adequate services dan desire service. Disamping
itu pengalaman memperoleh masalah dalam hal layanan akan mempengaruhi persepsi
keseluruhan konsumen terhadap kualitas layanan, yang selanjutnya akan berpengaruh
terhadap pada behavioral intentions yang ditunjukkan oleh konsumen.
8
pelayanan membagi pengukuran SERVQUAL atas apa yang diharapkan (expectation)
dan apa yang diterima pelanggan (perceived).
Kualitas pelayanan atas apa yang diharapkan (expectation) sebagai sebuah harapan
pelanggan dari sebuah jasa dalam kerangka yang normatif dan diprediksi tentang
seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan oleh perusahaan.
Berwujud, kehandalan, responsip, dan jaminan serta empati sebagai dimensi kualitas
pelayanan berpengaruh positip terhadap nilai pelanggan khususnya pada industri jasa,
maka berwujud, kehandalan, responsip, dan jaminan serta empati merupakan kunci
perusahaan untuk tetap bertahan dan berkelanjutan. Untuk memenangkan pelanggan saat
ini, perusahaan harus merengkuh apa yang menjadi kebiasaan bisnis dan berfokus pada
pembangunan dan mempertahankan berwujud, kehandalan, responsip, dan jaminan serta
empati dalam kualitas pelayanan (Malhotra et.al., 2004; Pfeifer, et.al., 2004).
Pelayanan yang handal akan dapat memuaskan pelanggan. Faktor perilaku manusia
dapat menentukan, selain bentuk isi (content) kualitas barang atau jasa yang diberikan.
Perilaku yang baik dalam memberikan pelayanan sebagaimana dikemukakan oleh Beerli
A. (2004) adalah sebagai berikut:
1) Self esteem: penghargaan terhadap diri sendiri, melalui kepintarannya untuk
menghargai dirinya sendiri. Seorang karyawan akan berpikiran dan bertindak positif
terhadap orang lain, sehingga dapat menghargai pelanggan dengan baik.
2) Exceed expectation: memberikan pelayanan melebihi harapan yang diinginkan oleh
pelanggan (mematuhi dan melebihi standar) secara konsisten.
3) Recovery: adanya keluhan pelanggan yang tidak dianggap sebagai suatu beban
masalah, akan tetapi dipandang sebagai peluang untuk memperbaiki atau meningkatkan
diri.
4) Vision: pelayanan yang prima sangat berkaitan dengan visi organisasi atau manajemen
yang terkait.
5) Care: perhatian atau perlakuan terhadap pelanggan dengan baik dan tulus.
6) Pemberdayaan: memberdayakan karyawan organisasi agar mampu bertanggung
jawab.
9
bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan
setiap saat, melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, sesuatu yang bisa
membahagiakan pelanggan.
11
Strategi yang harus ditempuh perbankan syari’ah adalah adanya komunikasi
eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip syari’ah maupun produk - produk yang
ditawarkan
Menciptakan efisiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses. Hal ini berbeda
dengan perbankan konvensional yang didukung oleh banyakinstrumen keuangan. Produk-
produk perbankan syari’ah cenderung terbatas, mengingat belum lengkapnya instrumen
keuangan syari’ah. Dengan diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syari’ah, semakin memperkuat basis perbankan syari’ah di Indonesia. Payung hukumini
juga bisa digunakan oleh perbankan syari’ah untuk mensejajarkan diri dengan perbankan
konvensional di Indonesia. Dengan demikian, produk- produk atau instrumen-instrumen
yang ditawarkan perbankan syari’ah akan lebih meyakinkan.
Mengembangkan budaya syari’ah sebagai salah satu usaha menuju good corporate
governance. Dengan demikian, diperlukan komitmen yang kuat untuk menciptakan
budaya syari’ah yang berbeda dengan budaya perbankan konvensional.
12
BAB III
PENUTUP
1.5. Kesimpulan
Ahli pemasaran Kotler (1994) memberikan definisi bahwa kepuasan pelanggan adalah
tingkatan perasaaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan
harapannya.
Kualitas pelayanan bermakna mencapai nilai yang superior bagi perusahaan. Untuk
menciptakan penghalang yang kuat dibutuhkan strategi SERVQUAL dengan kompetensi
yang memadai. Oleh karena itu penerapan kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor
kunci sukses bagi banyak perusahaan.
Tjiptono (1997), menjelaskan kualitas merupakan kesesuaian dengan persyaratan atau
tuntutan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan,
bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan
setiap saat, melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, sesuatu yang bisa
membahagiakan pelanggan.
Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan, salah
satunya adalah memastikan kualitas produk dan jasa memenuhi harapan konsumen.
Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan bagi konsumen. Konsumen yang
terpuaskan akan menjadi loyal terhadap suatu produk, sehingga mereka akan melakukan
pembelian produk/jasa kembali, konsumen akan mengatakan hal-hal yang baik tentang
perusahaan pembuat produk/jasa kepadaorang lain, konsumen akan kurang
memperhatikan merek atau pun menjalankan produk pesaing, serta konsumen akan
membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rasti, A., & Awal, N. (2022). Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Mutu,
Pelayanan, Dan Nilai.
Ramadhona, I. (2022). Membangun Kepuasan Pelanggan melalui Mutu, Pelayanan
dan Nilai.
Halim, I. (2022). Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Mutu, Pelayanan, Dan
Nilai.
14