“KEPUASAN PELANGGAN”
Oleh :
Kelompok 5
1. Ni Komang Pusmarlina (1902612010734/02)
2. I Dewa Ayu Mega Kartika Yasa Putri (1902612010739/07)
3. Putu Linda Setia Dewi (1902612010741/09)
4. Kadek Wiwin Pramandari (1902612010750/18)
5. Ni Ketut Ayu Muliartini (1902612010759/27)
6. Ni Made Devita Bintang Maharani (1902612010764/32)
MANAJEMEN MALAM L
Nilai pelanggan merupakan penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan
persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan. Nilai pelanggan adalah tradeoff antara
persepsi pelanggan dengan terhadap kualitas atau manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan lewat
harga yang dibayarkan.
Nilai pelanggan juga didefinisikan sebagai total nilai yang ditawarkan kepada pelanggan dikurangi total
biaya yang telah dikeluarkan pelanggan. Nilai total pelanggan meliputi nilai fungsional dari produk,
pelayanan, emosional, sosial, dan nilai kondisional. Sedangkan biaya total meliputi harga moneter, waktu,
upaya belanja, energi dan psikologi.
Nilai total pelanggan (Total Customer Value) merupakan total dari semua nilai produk, jasa,
personil, dan citra yang diterima nasabah dari tawaran yang diberikan oleh Bank. Jumlah nilai
bagi nasabah ini dapat berupa nilai produk, nilai pelayanan, nilai karyawan, dan nilai citra.
Pengertian dari kepuasan pelanggan adalah level kepuasan konsumen setelah membandingkan jasa
atau produk yang diterima sesuai dengan apa yang diharapkan. Menilai kepuasan konsumen dan
meningkatkan ekspektasi konsumen, sehingga dapat menjadi pelanggan tetap yang setia.
Survei pelanggan juga dapat memberikan banyak peningkatan bagi kualitas jasa atau produk
perusahaan, baik itu mantan pelanggan maupun pelanggan tetap.
Pemilik usaha tidak hanya sekedar membuat bisnis atau badan usaha, namun juga harus dapat
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan ke konsumen
agar konsumen menjadi pelanggan tetap.
Kualitas pelayanan kebutuhan konsumen juga menjadi nilai ukur kepuasan konsumen.
Konsumen akan senang apabila mendapatkan kualitas pelayanan yang responsif akan kebutuhan
konsumen dan ramah.
3. Harga
Harga produk atau jasa yang diberikan sesuai dengan nilai produk atau jasa yang ditawarkan.
Konsumen juga senang dengan harga barang atau jasa yang relatif murah. Apalagi jika
perusahaan menerapkan strategi promosi yang menarik perhatian konsumen untuk membeli
produk atau jasa milik perusahaan.
Konsumen mudah mendapatkan jasa atau produk tanpa biaya tambahan dan usaha tambahan.
Sehingga praktis dan mudah didapatkan. Dengan begitu, bisa meningkatkan derajat ‘kebutuhan’
karena memang mudah didapatkan tanpa harus bersusah payah.
Fungsional: kepuasan yang diperoleh pelanggan dari fungsi pemakaian produk. Sebagai
contoh: minum karena haus.
Psikologikal: kepuasan pelanggan yang diperoleh tidak berwujud/ tidak memiliki fisik.
Sebagai contoh: perasaan bahagia karena mendapatkan console permainan mahal yang
tidak banyak orang miliki.
1. Ofensif
Strategi ofensif akan menarik perhatian pelanggan dengan cepat. Menjerat pelanggan dengan
tawaran dan promo yang menarik dan menguntungkan. Selain itu perusahaan juga dapat
menerangkan fasilitas atau pelayanan yang lebih baru dibandingkan sebelumnya untuk
mendorong konsumen untuk mencoba.
Strategi ofensif yang disebut juga dengan strategi menyerang biasanya fokus dengan
menggunakan biaya perusahaan untuk mendorong promosi, advertisement, iklan, leaflet, maupun
billboard di lokasi yang strategis dan sering dilihat banyak orang.
2. Defensif
Strategi defensif atau bertahan sering dipakai pengusaha untuk mempertahankan pelanggan yang
ada. Hal itu dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan dan fasilitas untuk kebutuhan
pelanggan. Strategi defensif dapat dilakukan dengan cara berikut:
Pengusaha dapat membina relasi dengan pelanggan yang sudah lama menggunakan produk atau
jasa dengan diskon agar pelanggan terdorong untuk menggunakan jasa atau produk yang dimiliki
produk tersebut.
Selain itu pemilik usaha atau staf yang bersangkutan dapat menjalin hubungan personal dengan
para konsumennya agar dapat mengantisipasi perubahan harapan atau kebutuhan mayoritas
pelanggan.
Apabila konsumen mendapatkan kepuasan dari produk/ jasa yang anda pasarkan maka
kemungkinan besar konsumen akan terus datang terus dari masa ke masa, sebaliknya jika
konsumen tidak merasa puas dengan produk/jasa yang kita pasarkan maka niat konsumen untuk
kembali memakai produk kita menjadi tidak jadi ataupun kapok dan tidak ingin kembali
ketempat anda dan malah pergi ke tempat orang lain.
Hal yang sering dilakukan oleh orang hanyalah tentang penawaran yang diberikan bagaimana
penawaran itu dapat menarik para pelanggan, namun tidak memerhatikan kebutuhan pelanggan
hal apa saja yang diinginkan pelanggan. Berikan perhatian khusus terhadap konsumen contohnya
tanyakan bagaimana keadaan pelanggan ataupun memberikan perhatian khusus sebelum dan
sesudah melakukan transaksi.
Anda sebaiknya sebagai produsen tidak hanya mementingan keuntungan anda sendiri karena
pelanggan sekarang sudah semakin cerdas dalam memilih produk yang akan mereka beli. Ada
baiknya anda menjalin hubungan dengan baik dengan pelanggan anda dengan memberikan
keuntungan satu sama lain.
Cacat kembali siapa saja konsumen yang datang ketempat anda dan follow up konsumen
tersebut. bukan hanya saja mencari pelanggan yang baru.
Seperti pusat perbelanjaan lainnya yang menawarkan program menarik seperti kartu keanggotaan
ataupun lainnya. Anda juga bisa menawarkan program kartu keanggotan(member) kepada
pelanggan anda. Berikan penawaran seperti diskon dan bonus tertentu jika konsumen memiliki
kartu keanggotaan(member) tersebut.
Bukan hanya melakukan penawaran saja, adakalanya anda melakukan program lainnya yang
dapat menguntungkan pelanggan anda maupun anda sendiri. Contohnya membuka peluang
reseller terhadap pelanggan setia anda. Dengan cara tersebut pelanggan anda mendapatkan
keuntungan dan anda juga dapat mendapat pelanggan baru dari bisnis reseller tersebut.
Pengertian Manajemen Mutu Terpadu-MMT (Total
Quality Management-TQM)
Karena itu, pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi komperhensip dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan produk yang dihasilkan. Masalah kualitass
juga tidak lagi dimaknai dan dipandang sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada
terwujudnya kepuasan konsumen atau pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor
non fisik, semisal budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan factor-
faktor ini akan mengakibatkan kualitass pelayanan menjadi lebiih meningkat dan bermakna.
REPORT THIS AD
MMT juga diasumsikan sebagai suatu filosofi manajemen yang melembagakan sumber daya
yang ada, terencana, berkesinambungan dan mengasumsikan peningkatan kualitas dari hasil
semua aktivitas yang terjadi dalam organisasi: bahwa semua fungsi manajemen yang ada dan
semua tenaga untuk berpartisipasi dalam proses perbaikan.
Dengan peningkatan sistem kualitas dan budaya kualitas, proses MMT bermula dari pelanggan
dan berakhir pada pelanggan pula. Proses MMT memiliki input yang spesifik (keinginan,
kebutuhan dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk
memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan
(output).
Manajemen Mutu Terpadu merupakan upaya untuk mengoptimalkan organisai dalam rangka
kepuasan pelanggan. Dengan demikian Manajemen Mutu Terpadu berkaitan dengan:
Konsep MMT pada dasarnya adalah menekankan pada kepuasan pelanggan dan pelayanan yang
bermutu. Dalam dunia pendidikan, manfaat penerapan MMT adalah perbaikan, pelayanan,
penguragan biaya, dan kepuasan pelanggan.