Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
A. Latar Belakang
Pelanggan adalah nyawa dari setiap bisnis yang dibangun. Bisnis tidak akan
bisa tumbuh dengan besar tanpa adanya dukungan dan dorongan dari pelanggan
yang mempercayakan kebutuhan mereka kepada bisnis tersebut. Pelanggan
merupakan bagian dari siklus pemasaran. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan
oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan. Dalam era globalisasi ini,
perusahaan akan selalu menyadari akan pentingnya faktor pelanggan. Oleh karena
itu, mengukur tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu.
Setiap perusahaan industri makanan seperti restauran dalam memasarkan
produk pasti memiliki tujuan yaitu bagaimana pelanggan merasa puas atas
pelayanan yang diterima. Namun terkadang setiap pelanggan memiliki perasaan
puas yang berbeda pada setiap pelayanan yang telah diberikan oleh restauran
tersebut. Misalnya seperti pelanggan berharap bahwa pelayan akan menyajikan
makanan yang sangat lezat dengan tatanan makanan yang rapi dan bersih, namun
harapan tersebut berbanding terbalik sehingga pelanggan merasa kecewa dan
merasa tidak puas. Lupiyoadi (2013) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat
perasaan dimana seseorang yang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja
produk jasa yang diterima dengan yang diharapkan.
B. Isi
3. Pelanggan Eksternal
Setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang atau jasa)
yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis yang berperan sebagai pelanggan nyata
atau akhir.
Contoh: Orang yang membeli produk tertentu dari suatu perusahaan.
Oleh karena itu hanya dengan memahami proses dan pelanggan maka
organisasi dapat menyadari dan menghargai makna kualitas. Semua usaha
manajemen dalam TQM diarahkan pada satu tujuan utama, yaitu terciptanya
kepuasan pelanggan.
Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian penting dari fase
pengembangan konsep yang merupakan salah satu fase pada proses
pengembangan produk. Daftar kebutuhan pelanggan yang dihasilkan digunakan
untuk menuntun anggota team dalam menetapkan spesifikasi produk, membuat
konsep produk dan menseleksi konsep produk untuk pengembangan selanjutnya.
Metode identifikasi kebutuhan pelanggan harus meliputi:
a. Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan
pelanggan.
b. Mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak
terucapkan (latent needs) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit.
c. Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d. Memudahkan pembuatan arsip dari aktifitas identifikasi kebutuhan untuk
proses pengembangan produk.
e. Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan.
f. Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan
diantara anggota tim pengembangan
Proses pengumpulan data yang dipaparkan dibawah ini akan mencakup
kontak dengan pelanggan dan pengumpulan pengalaman dari lingkungan
pengguna produk.
1) Interview / Wawancara
Dengan mendiskusikan kebutuhan dengan pelanggan. Pada metode ini
pelanggan diminta untuk menyampaikan pendapatnya secara langsung dengan
menanyakan beberapa pertanyaan.
2) Focus Groups
Dilakukan dengan mendiskusikan kebutuhan dengan beberapa orang
pelanggan. Interaksi antar pelangganakan menentukan hasil pengumpulan data.
Seorang moderator diperlukan untuk memandu sesi focus group
3) Observation
Mengamati bagaimana pelanggan menggunakan sebuah produk atau
melakukan aktifitas yang akan didukung oleh produk yang sedang dikembangkan.
Satisfaction adalah kata dari bahasa Latin yang terbentuk dari kata satis yang
berarti enough atau cukup, dan facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi
produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup
memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup (Tony
Sitinjak dkk, 2004 : 6).
a. Performance
Performance adalah dimensi yang paling dasar yang berhubungan dengan
fungsi utama suatu produk. Konsumen akan sangat kecewa apabila harapan
mereka terhadap dimensi ini tidak terpenuhi. Performance pada setiap
produk berbeda-beda tergantung functional value yang dijanjikan perusahaan.
Contohnya : untuk obat adalah kemanjuran, untuk makanan adalah rasa yang
enak, untuk tape recorder adalah suara yang jernih, untuk sepeda motor
adalah akselerasi, untuk mobil sedan adalah kenyamanan, dan lain-lain.
b. Reliability
Reliability adalah dimensi kualitas produk yang kedua. Dimensi
performance dan reliability secara sepintas tampak mirip tetapi memiliki
perbedaan yang jelas. Reliability menunjukan probabilitas produk yang gagal
menjalankan fungsinya. Produk pompa air dikatakan mempunyai
performance yang baik apabila mampu bekerja sesuai dengan daya semprot
yang dijanjikan, dan dikatakan memiliki reliability yang baik apabila tidak
pernah ngadat selama digunakan.
c. Feature
Feature dapat dikatakan sebagai aspek sekunder. Untuk berbagai produk
elektronik, feature yang ditawarkan dapat dilihat pada menu yang terdapat di
remote control. Karena perkembangan feature hampir tidak terbatas jalannya
dengan perkembangan teknologi, maka feature menjadi target inovasi para
produsen untuk memuaskan pelanggan.
d. Durability
Durability atau keawetan menunjukan suatu pengukuran terhadap siklus
produk, baik secara tehnis maupun waktu. Produk dikatakan awet kalau
sudah berulang kali digunakan atau sudah lama sekali digunakan. Yang
pertama adalah awet secara tehnis, dan yang kedua adalah awet secara waktu.
Bagi konsumen awet secara waktu lebih mudah di mengerti karena sebagian
besar produk yang menjanjikan keawetan dalam hal waktu. Tingkat
kepentingan dimensi ini berbeda untuk target pasar yang berbeda dan sangat
mungkin terjadi pergeseran dari waktu ke waktu karena perubahan pasar dan
persaingan.
e. Consistency
Consistency menunjukan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai
standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang memiliki consistency tinggi
berarti sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
f. Design
Dimensi design adalah dimensi yang unik dan banyak menawarkan aspek
emosional dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
2. Dimensi Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, harga yang murah biasanya adalah sumber
kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for money
yang tinggi. Komponen harga tidak pening bagi mereka yang tidak sensitif
terhadap harga.
Berdasarkan konsep ini, mutu atau kualitas layanan diyakini memiliki empat
dimensi, yaitu : reliability, responsiveness, assurance, emphaty.
a. Reliability
b. Responsiveness
d. Emphaty
4. Dimensi Emosional
5. Dimensi Kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila merasa mudah, nyaman, dan efesien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
– Pelanggan tidak pernah dijanjikan sesuatu yang lebih dari pada yang
dapatdiberikan.
Bentuk komunikasi yang lainnya adalah word of mouth, komunikasi dari mulut
ke mulut. Bentuk informasi ini diyakini juga sangat kuat mempengaruhi ekspektasi
pelanggan akan suatu produk barang dan jasa, dan kenyataan yang ada, sering
sekali konsumen menanyakan ke orang sekitar untuk mendapatkan informasi suatu
produk, terutama jasa yang seringkali tidak bisa dilihat secara langsung.
Informasi dari mulut ke mulut ini kadang seperti sebuah kesepakatan antara
produk dengan konsumen yang tidak tertulis, berkembang sedemikian rupa di
lingkungan konsumen.
Jika isu yang berkembang ini bersifat positif akan sangat menguntungkan
produk tersebut, tetapi jika negatif, atau klaim yang tidak mungkin bisa dipenuhi
oleh sebuah produk barang atau layanan, tentu akan merugikan perusahaan tersebut,
karena akan berpeluang menciptakan ketidakpuasan pada pelanggan.
3. Personal Needs
Faktor ketiga yang mempengaruhi harapan pelanggan adalah personal needs,
yaitu ekspektasi pelanggan yang dibentuk oleh faktor internal konsumen yang
bersangkutan. Personality setiap orang bermacam-macam, (kombinasi dari 4
personality dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda akan menghasilkan
karakter yang beraneka ragam dalam jumlah yang hampir tak terbatas). Ada
pelanggan yang sabar, ada juga pelanggan yang selalu kekurangan waktu,
sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda-beda untuk satu standar.Sifat
pribadi dari pelanggan ini menimbulkan bermacam-macam persepsi dari satu
produk standar dan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai tingkat kepuasan
pelanggan yang berbeda-beda.
Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang dirasakan
pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/
pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar,
harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
Penanganan
Pengalaman Komentar dari penjual
perbaikan, pengaduan,
sebelumnya produk
jaminan
C. Daftar Pustaka
Tjiptono fandy. Dan Diana Anastasia, 2001, Total Quality Manajement, Edisi
Revisi.
http://www.pdambandarmasih.com/forumpdam/index.php/topic,12.0.html
https://mtel.wordpress.com/2010/11/22/mekanisme-memahami-pelanggan-2/