Disusun Oleh:
1. Marsetyo Adi Nugroho (202101061020)
2. Tommy Diego Saputra (202101061021)
3. Julis Santosa (202101061022)
Syukur Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan topik Penanganan aduan dan pemulihan jasa terkait “Pengguna Menurun, Netflix
kembali PHK Ratusan Karyawan”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa dalam makalah ini kami berusaha mengupas
penjelasan tentang Studi Kasus Netflix.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menerima hasil
yang diharapkan.
Penulis
BAB1
PENDAHULUAN
Pelayanan pelanggan superior diwujudkan dengan cara menawarkan layanan yang lebih baik
dibandingkan para pesaing.
6. Strategi Pemasukan atau Infusi Teknologi
Teknologi bisa dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan dan memuaskan pengalaman
layanan kepuasan pelanggan.
7. Sistem Penanganan Komplain secara Efektif
Di dalam industri yang sama - sama bergerak dibidang jasa, wajib untuk menanggapi komplain
dari para pelanggannya, agar dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya ada
dua tujuan utama pelanggan menyampaikan komplain. Pertama, untuk menutupi kerugian
ekonomis, dan kedua adalah untuk memperbaiki citra diri (self-image).
8. Strategi Pemulihan Layanan
Dalam perusahaan jasa, seberapa kerasnya usaha penyedia jasa, tetap saja kekecewaan atau tidak
kepuasan pelanggan tidak terhindarkan. Maka dari itu, taktik - taktik pemulihan layanan sangat
dibutuhkan guna memberikan dampak yang positif terhadap nilai kepuasan pelanggan, minat
pembelian ulang, loyalitas dan komitmen pelanggan, juga persepsi pelanggan terhadap keadilan
pelayanan jasa.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Profil NetFlix
Netflix didirikan pada tanggal 29 Agustus 1997, di Scotts Valley, California, oleh Marc Randolph
dan Reed Hastings. Randolph bekerja sebagai direktur pemasaran untuk perusahaan milik
Hastings bernama Pure Atria. Randolph juga adalah salah satu pendiri MicroWarehouse, sebuah
perusahaan jasa email komputer, dan kemudian dipekerjakan oleh Borland International sebagai
wakil presiden pemasaran. Hastings adalah seorang ilmuwan komputer dan ahli matematika, ia
menjual Pure Atria ke Rational Software Corporation pada tahun 1997 dengan harga $700 juta.
Penjualan itu kemudian menjadi akuisisi terbesar dalam sejarah Silicon Valley. Ide mendirikan
Netflix muncul saat mereka bepergian dari rumah mereka di Santa Cruz ke markas Pure Atria di
Sunnyvale sambil menunggu regulator pemerintah menyetujui merger. Meskipun begitu, Hastings
sendiri memberikan beberapa penjelasan berbeda tentang bagaimana ide itu muncul.
Layanan Netflix di Indonesia hadir pada Januari 2016, pengguna dapat menggunakan layanan
Netflix dengan cara membuat akun dan berlangganan. Telkom Group memutuskan untuk
memblokir Netflix per 27 Januari 2016 pada pukul 00.00 WIB. Dengan demikian, pengguna
Indihome, WiFi.id, dan Telkomsel secara otomatis tidak bisa mengakses layanan Netflix. Hal
tersebut dilakukan karena saat itu Netflix belum memiliki izin dan isi konten Netflix belum sesuai
dengan undang-undang yang ditetapkan di Indonesia.
Setelah 4 tahun berlalu, pada 7 Juli 2020, pihak Telkom membuka kembali layanan Netflix di
Indonesia dengan aturan yang ditetapkan antara lain, sepakat untuk tidak menayangkan konten-
konten terlarang yang mengandung pornografi anak, terorisme, dan melanggar Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI), serta konten yang mendiskreditkan kelompok masyarakat tertentu dan patuh
terhadap Self Regulatory Code for Subscription Video on Demand Industry in ASEAN.
Secara konsep memang Hasting berinovasi untuk menggabungkan 2 teknologi yang saat itu masih
baru yakni DVD dan juga pemesanan DVD.
Namun dengan sejalannya waktu, maka semakin banyaknya persaingan di dunia bisnisn
terutama pada jenis usaha yang sama seperti netflix. Banyak beberapa jenis usaha yang sama
yang menawarkan harga yang jauh lebih kompetitif alias murah, selain itu berkaitan dengan
service customer, banyak pengguna lebih merasakan perusahaan pesaing jauh lebih mudah untuk
berkomunikasi. Dan bagi customer, pelayanan service merupakan hal yang utama dalam
mengambil keputusan untuk memilih produk jasa seperti yang ditawarkan netflix.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisa yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam persaingan bisnis, menjaga kualitas layanan terhadap customer merupakan factor
yang utama agar bisnis tetap berjalan. Persaingan harga yang ditawarkan serta peningkatan
kualitas layanan dan produk, merupakan hal utama yang perlu diperhatikan.
2. Faktor – factor tersebut, perlu dilakukan maintenance berkala oleh setiap perusahaan,
dikarenakan apabila factor-faktor tersbeut tidak diperhatikan, maka akan berakibat pada
performance perusahaan.
3. Perihal yang terjadi pada perusahaan Netflix menunjukan seberapa besar dampak yang
diperoleh oleh perusahaan terutama berdampak pada karyawan secara tidak langsung
apabila perusahaan tidak mempertimbangkan kualitas pelayanan dengan produk yang
ditawarkan.
Bitner, M. J. dan Zeithaml, V. A., 2003, Service Marketing (3rd ed.), Tata McGraw. Hill, New Delhi.
Chang, H.H. dan Wang, H. (2010)
Hanan, Mack and Peter Karp, 1991, Customer Satisfaction: How to Maximaze, Measure and Market your company’s
Ultimate Product. New York:American Management Association.
Kotler, Philip, and Gary Armstrong, 2002, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,. Edisi Kedelapan, Erlangga,
Jakarta.
https://www.marketeers.com/pengguna-menurun-netflix-kembali-phk-ratusan-karyawan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Netflix