Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN FASILITAS RAWAT INAP

TERHADAP LOYALITAS MELALUI KEPUASAN PASIEN


DI RUMAH SAKIT ISLAM LUMAJANG

1
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia usaha merupakan suatu hal yang bersifat dinamis.
tingkat persaingan yang semakin ketat, minat konsumen yang mudah
berubah, menuntut pelaku dunia usaha berusaha untuk berbenah diri untuk
dapat menarik minat konsumen dengan melakukan perbaikan produk berupa
barang atau jasa, juga perbaikan dalam pemasaran.
Asosiasi Pemasaran Amerika memberikan definisi formal yaitu,
“Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerukan nilai kepada pelanggan
dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya (Philip Kotler, 2000: 8).
Ada 6 tujuan pemasaran, yaitu: menciptakan permintaan atau demand,
mendapatkan kepuasan pelanggan, mendapatkan pangsa pasar atau market
share, meningkatkan keuntungan, mengahasilkan citra produk yang baik di
mata publik, menciptakan pelanggan baru, dan memuaskan pelanggan.
Menurut Blattebert dan Deighton dalam Sulistiyo (2015), adalah lebih mudah
untuk mendapatkan current customer daripada untuk mendapatkan seorang
customer baru.
Menurut teori customer behaviour, kepuasan didefinisikan sebagai
perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggunakan
suatu produk atau jasa. Dari definisi ini, terlihat bahwa pengaruh utama dari
kepuasan adalah perspesi, bukan factual. Sehingga, bisa terjadi secara factual
suatu produk memiliki potensi memenuhi harapan pelanggan tapi ternyata
hasil dari persepsi pelanggan tidak sama dengan yang diinginkan oleh
produsen, maka kepuasan itu pun tidak terjadi. Dalam hal ini disebabkan
karena adanya gap dalam komunikasi (Handi Irawan, 2002).
Banyak studi yang menghubungkan antara kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan. Suatu kegagalan perusahaan dalam memberikan

1
pelayanan, 70% nya dikarenakan faktor human, sedangan faktor teknologi
dan sistem hanya memberikan kontribusi sekitar 30%. Oleh karena itu focus
untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah pada sikap karyawan terhadap
pelanggan.
Selain kualitas pelayanan, Fasilitas penunjang juga memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap kepuasan pelanggan. Fasilitas penunjang
merupakan perlengkapan yang memberikan kemudahan kepada para
pelanggan (konsumen) untuk melaksanakan aktivitas-aktivitasnya sehingga
kebutuhan pelanggan (konsumen) dapat terpenuhi. Lengkapnya fasilitas
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini jelas sekali bahwa
pelanggan akan menuntut kemudahan–kemudahan kepada pihak pemberi jasa
berkenaan dengan kebutuhan yang diinginkan (Soelasih, 2003). Hubungan
antara fasilitas terhadap kepuasan telah dibuktikan oleh penelitian yang
dilakukan Martianawati (2009), dimana hasil penelitian tersebut adalah
fasilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan.
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan
pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen
terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan
membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang
berulang ulang tersebut (Musanto, 2004:104). Menurut Kotler (2000:60),
dari segi biaya, mempertahankan pelanggan lebih krusial dari pada menarik
pelanggan yang baru karena untuk mengakuisisi pelanggan baru bisa lima
kali lebih besar dari biaya mempertahankan seseorang pelanggan yang sudah
ada.
Salah satu keuntungan strategi bagi perusahaan tentang pentingnya
mempertahankan loyalitas pelanggan adalah imbalan dari loyalitas yang
bersifat jangka panjang dan kumulatif. Loyalitas pelanggan merupakan
manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan pelanggan.
Rumah Sakit Islam Lumajang sebagai industri dibidang kesehatan harus
mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan meningkatkan

1
kualitas layanan serta fasilitas kesehatannya untuk meningkatkan loyalitas
melalui kepuasan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh antara Kualitas Layanan terhadap loyalitas Pasien?
b. Bagaimana Pengaruh antara Fasilitas Kesehatan terhadap Loyalitas
Pasien?
c. Bagaimana Pengaruh antara Kualitas Layanan terhadap Kepauasan
Pasien?
d. Bagaimana Pengaruh antara Fasilitas Kesehatan terhadap Kepuasan
Pasien?
e. Bagaimana pengaruh antara Kepuasan terhadap Loyalitas Pasien?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh antara kualitas Layanan Terhadap Loyalitas
Pasien
b. Untuk mengetahui Pengaruh antara Fasilitas Kesehatan terhadap Loyalitas
Pasien?
c. Untuk mengetahui Pengaruh antara Kualitas Layanan terhadap Kepauasan
Pasien?
d. Untuk mengetahui Pengaruh antara Fasilitas Kesehatan terhadap Kepuasan
Pasien?
e. Untuk mengetahui pengaruh antara Kepuasan terhadap Loyalitas Pasien?

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian adalah untuk menambah wawasan tentang
pengaruh antara faktor kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan terhadap
loyalitas melalui Kepuasan Pasien Rawat Inap di RS Islam Lumajang.

1
BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok
yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dan untuk
mengembangkan perusahaan serta untuk mendapatkan keuntungan atau
laba yang sebesar-besarnya. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian
tujuan bisnis tergantung pada keahlian para pengusaha tersebut
dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. (Saida
Z:2020)
Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan
sedemikian rupa agar produk yang dijual akan cocok sesuai dengan
keinginan pelanggan, akibatnya produk tersebut dapat terjual dengan
sendirinya. Beberapa tujuan utama dari manajemen pemasaran, sebagai
berikut:
a. Jangka pendek
adalah untung secepat mungkin. Artinya dapat menutup semua
biaya-biaya produksi yang digunakan dan jika ada kelebihan maka
dikatakan laba.
b. Jangka menengah
adalah mengusahakan mencapai titik impas antara total biaya
produksi dan total volume penjualan, memperluas cakupan
promosi, dan berusaha lebih memperbesar cakupan volume
penjualan.
c. Jangka panjang
yaitu perusahaan mempertahankan para pelanggan setia agar tetap
loyal dengan produknya, antara lain dengan produk inovatif, kreatif

1
dan berdaya guna lebih serta memberikan potongan harga khusus
bagi pelanggan.
Untuk mencapai strategi pemasaran yang efektif, maka dilakukan
strategi bauran pemasaran, yaitu:
a. Strategi produk
Strategi produk menggambarkan tindakan yang digunakan oleh
komponen produk dan bauran pemasaran untuk mencapai
tujuan sebuah lembaga atau badan usaha.
b. Strategi harga
Menentukan harga menjadi elemen sangat dalam mengatur
strategi bisnis. Dan penentuan strategi harga mnjadi catatan
khusus mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku
tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam
menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang
ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di
pasar.
c. Strategi tempat dan distribusi.
Strategi bauran yang biasa dilakukan adalah pada tahap
sampainya suatu barang kepada pembeli yang biasa dikenal
dengan proses penyaluran. strategi pemasaran harus dapat
memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang
dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan
atau panduan pada beberapa sasaran pasar.

2.1.2 Kualitas Layanan


Kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan
prosedur yang berlaku untuk keselamatan dan kepuasan pasien.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu
pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dirasakan. Pasuraman

1
dkk (dalam Tjiptono, 2000: 126) merangkum 5 masalah kualitas
pelayanan, yaitu:
a. Keandalan (reliability), adalah kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera.
b. Daya tanggap (responsiveness) adalah keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan memberikan pelayanan dengan tanggap.
c. Jaminan (assurance) adalah pengetahuan dan kesopansantunan para
staf perusahaan serta kemampuan untuk menumbuhkan rasa percaya
para pelanggan kepada perusahaan.
d. Perhatian (attention) adalah kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan
para pelanggan.
e. Bukti langsung (tangible) adalah suatu bentuk pelayanan yang dapat
dilihat secara langsung meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
konsumen dan sarana komunikasi.

Menurut Utama (2005: 5) indikator pelayanan kesehatan yang dapat


menjadi prioritas menentukan kepuasan pasien adalah: kinerja tenaga
dokter, kinerja tenaga perawat, kondisi fisik rumah sakit, makanan dan
menu pasien, sistem administrasi pelayanan, pembiayaan, dan rekam
medis. Pada penelitian ini variabel kualitas pelayanan yang akan diteliti
adalah: pelayanan dokter (medis), pelayanan perawat (paramedis),
pelayanan sarana penunjang rumah sakit, dan pelayanan administrasi
rumah sakit.
Karakteristik pasien (responden) seperti: umur, jenis kelamin, lama
perawatan, sumber biaya, diagnosa penyakit, pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, suku bangsa, tempat tinggal, kelas perawatan, status
perkawinan, agama, dan preferensi (Utama, 2005: 5), yang diduga menjadi
indikator kualitas pelayanan kesehatan dan mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien namun tidak menyeluruh dibahas dalam penelitian ini.

1
2.1.3 Fasilitas
adalah segala suatu yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh
untuk mendukung pelayanan kepada pelanggan.
Menurut Tjiptono (2004:112), ada beberapa unsur-unsur yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas, yaitu :
1. Pertimbangan atau perencanaan parsial
Aspek-aspek seperti proposi, tekstur, warna, dan lain–lain perlu
dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk
memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau
orang yang melihatnya.
2. Perancang ruang
Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur seperti
penempatan perabotan dan perlengkapan dalam ruangan, desain
aliran sirkulasi dan lain- lain.seperti penempatan ruang pertemuan
perlu diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan
penempatan perabotan atau perlengkapan.
3. Perlengkapan atau perabotan
Perlengkapan berfungsi sebagai sarana pelindung barang-barang
berharga, sebagai tanda penyambutan bagi para konsumen.
4. Tata cahaya
Yang perlu diperhatikan dalam tata cahaya adalah warna jenis dan
sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang
diinginkan.
5. Warna
Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi,
menimbulkan kesan rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan.
Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa diperlu
dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih.
6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Aspek penting yang terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual,
penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan

1
dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang
dipergunakan untuk maksud tertentu.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa faktor yang menentukan


fasilitas pada layanan kesehatan adalah kelengkapan peralatan medis yang
dibutuhkan untuk pasien rawat inap, termasuk memiliki validitas dan
kualitas yang bagus.

2.1.4 Loyalitas
Adalah dorongan perilaku pasien yang mempercayakan pemeriksaan
kesehatan dirinya secara berulang-ulang kepada
Menurut Griffin (2005:22) terdapat empat jenis loyalitas konsumen
yaitu:
a. Tanpa Loyalitas
Pada dasarnya, suatu usaha harus menghindari kelompok no loyality
ini untuk dijadikan target pasar, karena mereka tidak akan menjadi
konsumen yang setia.
b. Loyalitas yang lemah (Inertia Loyality)
Pembeli dengan loyalitas yang lemah rentan beralih ke produk
pesaing yang dapat menunjukkan manfaat yang jelas. pelanggan
dengan loyalitas lemah ini bisa ditingkatkan menjadi loyalitas yang
lebih tinggi melalui peningkatan keramahan dalam pelayanan dan
fasilitas yang diberikan kepada konsumen.
c. Loyalitas Tersembunyi (Laten Loyality)
Jenis loyalitas tersembunyi merupakan sebuah kesetiaan atau
keterikatan yang relatif tinggi yang disertai dengan tingkat
pembelian ulang yang rendah.
d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty)
Loyalitas ini merupakan yang terjadi apabila suatu tingkat
keterikatan tinggi yang berjalan selaras dengan aktivitas pembelian
kembali.

1
2.1.5 Kepuasan
Adalah suatu keadaan yang oleh pelanggan yang telah memenuhi
berbagai harapannya. Kotler (2007:67) mengidentifikasikan 4 metode
untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu sebagai berikut :
a. Sistem keluhan dan saran
Yaitu perusahaan memberi kesempatan kepada konsumen untuk
mengutamakan saran maupun keluhan yang dirasakan. Misalnya
dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, dan lain-lain.
b. Ghost Shopping
Yaitu mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai
pembeli. Pada perusahaan pesaing, guna mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari perusahaan pesaing tersebut.
c. Lost Customer Analysis
Yaitu dengan cara menghubungi pengguna jasa-pengguna jasa
yang telah berhenti membeli untuk mengetahui mengapa hal itu bisa
terjadi.
d. Survey Kepuasan Konsumen
Pada dasarnya kepuasan konsumen dapat tercapai apabila kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen terpenuhi. Dengan mengetahui apa
yang diinginkan oleh konsumen, akan memudahkan perusahaan dalam
mengkonsumsikan produknya kepada target konsumennya.

2.1.6 Hubungan antara variabel bebas dan terikat


a. Kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nining Hariyati: 2014,
didapatkan pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSUD SYekh Yusuf Gowa.
b. Fasilitas rawat inap terhadap kepuasan pasien
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Nanda Alamsyah
Ridho Ramadhan: 2018 didapatkan ada pengaruh yang signifikan
antara fasilitas rawat inap terhadap kepuasan pasien di RS Paru
Jember.

1
c. Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pasien
Didapatkan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas pasien berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ketut Gunawan:2001 di RSU Swasta di Singaraja
Bali.
d. Fasilitas rawat inap dengan loyalitas pasien
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lyrissa Gisella dan
Suyono Budi Santoso, 2017, terdapat pengaruh yang signifikan
antara fasilitas rawat inap dengan loyalitas pasien di RSUD Tugu
Semarang.
e. Loyalitas dan kepuasan pasien rawat inap
Ada hubungan yang erat antara kepuasan pasien dengan
loyalitas pasien. Hal ini dibuktikan oleh peneliti sebelumnya,
Khoiroh Ummah:2014 yaitu ada pengaruh yang signifikan antara
kepuasan pasien terhadap loyalitas pasien di rs petrokimia gresik.

2.3 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah bahwa kualitas
pelayanan dan fasilitas rawat inap akan berdampak pada kepuasan pasien
yang akan menimbulkan loyalitas pasien. jika kualitas layanan dan fasilitas
rawat inap baik dan memenuhi apa yang diinginkan oleh pasien, maka
pasien akan merasa puas. loyalitas merupakan manifestasi dari kepuasan
pelanggan terhadap suatu produk atau lebih alternatif produk.

Mengacu pada teori yang ada dan penelitian sebelumnya, maka kami
membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

kualitas
pelayann
kepuasan loyalitas pasien
pasien

fasilitas rawat
inap

1
Gambar 1: Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
maka kami Menyusun hipotesis sebagai berikut:

H1 = Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien di


RS Islam Lumajang
H2 = Fasilitas rawat inap berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien di
RS Islam Lumajang
H3 = Kualitas Layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien di
RS Islam Lumajang
H4 = Fasilitas rawat inap berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien
di RS Islam Lumajang
H5 = Kepuasan Pasien berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien di
RS Islam Lumajang.

1
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode atau teknik analisis data yang dipakai untuk interpretasi dan
menganalisis data yang sesuai dengan model yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah SEM (Structrural Equation Modelling) dan dioperasikan
dengan program Amos versi 3.0 (Analysis of Moment Structures). Alasan
penulis menggunakan metode analisis SEM ialah karena analisis multivariate
ini mampu menganalisis hubungan variabel dengan kompleks. Teknik analisis
ini merupakan sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan untuk
mengukur rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan.
Permodelan penelitian dengan SEM dapat menjawab pertanyaan penelitian
yang bersifat regresi maupun dimensional (mengukur dimensi dari sebuah
konsep). (Ferdinand, 2006)

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di RS
Islam Lumajang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang
sedang dirawat di kelas III, II, I dan VIP lebih dari 3 hari pada periode waktu
1 mei 2022-1 juni 2022. Tersebar pasien anak-anak (0-17 tahun) dan dewasa
(18 tahun ke atas). Pasien BPJS maupun pasien Umum dan rawat inap.

3.3 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel


a. Identifikasi Variabel
Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel bebas atau independent variabel yang disimbolkan
dengan X, yang terdiri atas: kualitas layanan (X1), fasilitas
rawat inap (X2)
2. Variabel terikat atau dependent variabel yang disimbolkan

1
dengan Y, yaitu Loyalitas (Y).
3. Variabel Intervening yang disimbolkan dengan Z, yaitu kepuasan (Z).
b. Definisi Operasional Variabel
Agar dapat memberikan kejelasan dan batasan terhadap konsep
dalam mempersiapkan dan menyusun kuisioner penelitian, perlu
dikemukakan definisi operasional terhadap konsep-konsep yang terkait.
Berdasarkan identifikasi variabel di atas, maka berikut ini akan dijelaskan
definisi operasional masing- masing variabel yang diteliti, yaitu :
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2008) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen. Pada penelitian ini variabel bebas
yang digunakan adalah kualitas pelayanan (X1), dan fasilitas rawat
inap (X2)
a) Kualitas pelayanan (X1)
Kualitas pelayanan adalah tingkatan baik buruknya
pelayanan yang diberikan oleh petugas (dokter, perawat dan
petugas pendaftaran) kepada pasien yang dirawat di RS Islam
Lumajang.
1) Keandalan (X.1.1)
Petugas (dokter, perawat, petugas pendaftaran) melayani
dengan tepat waktu pada pasien rawat inap di RSI
Lumajang.9
2) Jaminan (X.1.2)
Kemampuan dokter dan perawat dalam melakukan
pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3) Daya Tanggap (X1.3)
adalah kecepatan respon oleh petugas (dokter, perawat, dan
pendafataran) terhadap keluhan yang disampaikan oleh
pasien.
4) Empati (X.1.4)

1
petugas (dokter, perawat, dan petugas pendaftaran)
membantu menyelesaikan keluhan oleh pasien.
b) Fasilitas (X2)
Fasilitas merupakan merupakan salah satu dukungan alat
medis yang digunakan untuk membantu dalam perawatan medis
pasien serta peralatan non medis yang disediakan untuk
kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Islam Lumajang. Indikator dari fasilitas RS Islam Lumajang
adalah sebagai berikut:
1) Peralatan medis (X.2.1)
adalah peralatan medis yang digunakan untuk melakukan
perawatan medis kepada pasien.
2) Peralatan Non Medis yang ada di dalam ruang rawat inap
(X.2.2)
adalah peralatan mebelair yang digunakan di dalam ruang
rawat inap RS Islam Lumajang.
2. Variabel Intervening Kepuasan (Z)
Kepuasan pasien merupakan keadaan yang dirasakan pasien
setelah rawat inap di RS Islam Lumajang. Indikator yang digunakan
adalah sebagai berikut.
a) Kesesuaian harapan (Z.1)
Kesesuaian antara harapan Pasien terhadap kualitas
pelayanan maupun fasilitas rawat inap dengan kenyataan yang
diterima.
b) Perasaan setelah rawat inap (Z.2)
Perasaan puas atau tidak pasien setelah melakukan
menjalani rawat inap di RS Islam Lumajang
3. Variabel Terikat Terikat (Y) Loyalitas
Loyalitas adalah gambaran respon pasien yang menjalani rawat
inap di RS Islam Lumajang Indikator kepuasan sebagai berikut:
1) Menjalani rawat inap/rawat jalan lebih dari 1 (satu) kali di RS

1
Islam Lumajang (Y1)
2) Keluarga pernah menjalani rawat inap lebih dari 1 (satu) kali di
RS Islam Lumajang (Y2)
3) Mereferensikan RS Islam Lumajang kepada orang lain (Y3)
4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing (Y4)
Pasien hanya menjalani rawat inap di RS Islam Lumajang.

3.5 Skala Pengukuran Variabel


skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert. yaitu digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008: 93).
pada skala likert, variabel yang akan diukur menggunakan indikator variabel.
kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai dasar untuk Menyusun kuesioner.
jawaban setiap item menggunakan skla likert yang memiliki garadasi sangat
positif sampai sangat negatif. adapaun skala tersebut sebagai berikut:
1. Jawaban sangat setuju diberi skor 5
2. Jawaban setuju diberi skor 4
3. Jawaban biasa diberi skor 3
4. Jawaban tidak setuju diberi skor 2
5. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
kemudian, skor ditransformasikan ke dalam skala interval, cara yang dapat
dilakukan adalah dengan menggunakan MSI )Mehode of Successive Interval yaitu
melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval. jawaban responden
yang menggunakan skala likert diadakan scoring yakni pemberian numerical
1,2,3,4, dan 5. setiap skor yang diperoleh akan mempunyai tingkat pengukuran
ordinal. nilai numerical tersebut kemudian dianggap objek yang selanjutnya
melalui proses transformasi ditempatkan kedalam interval.
kuncoro dan Ridwan (2007:30) menjelaskan langkah-langkah MSI sebagai
berikut:
1. menentukan frekuensi setiap responden (skala pilihan jawaban)

1
2. menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlag
responden
3. menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap responden sehingga
diperoleh proporsi kumulatif.
4. menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi.
5. Hitung Scala Value (Interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan
berikut :
kepadatan batas bawah-kepadatan batas atas
scala =
daerah dibawah batas atas-daerah di bawah batas bawah

f. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

score = scala value + scala value +1

1
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 6

Anda mungkin juga menyukai