NO BP : 1810003530150
KELAS : 4M3
Soal 1
Jawab:
1. William J. Stanton
Pengertian manajemen pemasaran menurut William J. Stanton adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk
mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju, dengan maksud untuk mencapai suatu
tujuan organisasi.
Soal 2
Menurut Scott Robinette dan Claire Brand (2001), faktor penentu nilai pelanggan atau
customer value diantaranya yaitu:
Rational Value
Rational value didasarkan pada kualitas produk dengan harga yang sesuai. Rational value
dapat dilihat melalui elemen-elemen, seperti:
Emotional Value
Perusahaan harus memberikan nilai emosional untuk mengubah perilaku konsumen. Hal
ini bisa dilakukan dengan memberikan kepercayaan, kenyamanan juga pengalaman berharga
yang mengesankan pada pelanggan. Nilai emosional menjadi ciri khas bagi suatu perusahaan
yang sulit ditiru perusahaan lain. Nilai emosional bisa dijelaskan melalui elemen-elemen
seperti
Equity/Trust,
Yaitu segala sesuatu yang diterima oleh pelanggan atas dasar kepercayaan dari
perusahaan, di mana perusahaan dapat memenuhi janjinya atas brand promises yang
dibuatnya, sehingga konsumen merasa enfapatkan keberuntungan dan keadilan dari
perusahaan.
Yaitu sekumpulan hasil interaksi antara lembaga dan konsumen pada saat sebelum,
sedang, maupun setelah transaksi yang dapat memberikan pengalaman bagi konsumen atas
dasar kegiatan servis yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dapat menciptakan
pengalaman pelanggan dengan menambahkan hiburan pada penawaran pelayanan atau
perusahaan bisa melakukannya dengan mengubah pengalaman pelayanan menjadi
pengalaman tidak terlupakan dengan menciptakan pengalaman pelayanan yang
menyenangkan dan memberikan pelayanan istimewa yang tidak dilupakan pelanggan.
Energy (Convenience)
Ini berhubungan dengan pengorbanan konsumen sehubungan dengan daya dan tenaga
yang dihabiskan dalam ukuran waktu untuk mendapatkan jasa. Ukuran waktu bisa
menyangkut waktu dalam perjalanan, waktu tunggu dan waktu menikmati servis. Perusahaan
provider harus mempertimbangkan segi energi dan waktu dalam pelayanan servisnya agar
bisa memberikan kenyamanan bagi pelanggan dalam menggunakan produk dan jasa dari
perusahaan.
Sedangkan menu
Product Value
Yaitu evaluasi pelanggan mengenai seberapa besar keuntungan yang dapat dinikmati
oleh pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Perusahaan dapat
memberikan keuntungan bagi pelanggan melalui fitur, performasi, konformasi, durabilitas
atau masa pakai, tingkat keandalan, kemudahan dalam perbaikan, model, dan desain.
Service Value
Yaitu penilaian atau value yang membedakan suatu produk dengan produk pesaingnya
yang dirasakan pembeli dalam pelayanan yang menyertai pembelian suatu produk atau jasa.
Service value bisa dilihat dalam bentuk proses pelayanan yang diterima pelanggan, apakah
cepat, tepat, memuaskan.
Personnel Value
Image Value
Cost Value
Yaitu biaya yang dibayar pelanggan untuk mendapatkan produk atau jasa.
Biaya moneter, yaitu uang yang dikeluarkan untuk melakukan pembelian terhadap
suatu produk (harga beli).
Biaya waktu, yaitu besarnya waktu yang harus dikeluarkan pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Misalnya waktu yang dihabiskan untuk mencapai lokasi,
kecepatan transaksi.
Biaya energi, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk menggunakan
produk. Misalnya ongkos perawatan, konsumsi bahan bakar.
Biaya fisik, berupa rasa kesal, tidak sabar, atau senagn selama proses memperoleh
servis.
Soal 3
Jawab:
Analisis lingkungan pemasaran sangatlah penting sekali untuk meraih segala peluang-
peluang pada perubahan-perubahan yang terjadi.
Kisi-kisi produk atau pasar harus dapat diperkirakan dari masing-masing kelompok
pasar sasaran. Selain itu perusahaan harus dapat mengembangkan strategi penempatan
(positioning strategis) pada pasar sasarannya.
Soal 4
Cari 1 buah brand ternama dari perusahaan lokal Indonesia. Analisalah brand tersebut dan
beri pejelasan atua gambaran mengapa brand tersebut masih bertahan sampai hari ini
ditengah persaingan industry yang begitu kompetitif!
Jawab:
STARBUCKS
Strategi Pemasaran: Cara Starbucks Menjual Kopi dengan Harga Mahal Tapi Laku di
Pasaran
Di Indonesia, harga sebuah kopi Starbucks bertaksir antara 30-60 ribu rupiah. Untuk
ukuran sebuah kopi, harga itu memang terbilang sangat mahal. Namun siapa sangka jika
Starbucks tetap mampu bertahan di tanah air. Bahkan hingga saat ini ratusan cabang juga
sudah ada saat ini, jumlah itu mungkin bisa bertambah. Lantas, bagaimana strategi pemasaran
Starbucks yang bisa membuat mereka bertahan hingga saat ini? Notesmatic menjabarkan jika
toko kopi asal Amerika Serikat tersebut mengutamakan dua hal, yakni kualitas pelayanan
serta strategi pemasaran. Apa saja itu?
Kualitas dari produk selalu menjadi pilar utama dari kekuatan Starbucks. Dengan
kualitas tersebut, mereka bisa ‘menyiarkan’ kepada semua orang jika kopi buatan dari
Starbucks diracik sendiri dengan proses yang panjang sehingga menghasilkan sebuah cita
rasa yang khas nan unik.
Kualitas Produk
Starbucks selalu menempatkan posisi mereka sebagai sebuah brand premium yang
mengandalkan kualitas dari cita rasa kopi yang unik. Akan tetapi, mereka tidak hanya
menawarkan produk dalam bentuk kopi saja namun juga fasilitas tempat yang nyaman.
Tanpa sadar, Starbucks ternyata sangat peduli dengan kenyamanan pelanggan mereka.
Untuk itu, mereka membuat sebuah toko kopi secara mewah dengan standar kualitas tertentu.
Target dari Starbucks adalah mereka yang berada di level kelas menengah ke atas
dimana meminum kopi bukan lagi hanya menjadi ajang untuk memenuhi kebutuhan saja,
melainkan juga ajang ngobrol dengan teman ataupun pacar. Itulah kenapa mereka membuat
tempat yang sangat nyaman.
Apa yang membuat Starbucks spesial dibandingkan dengan jenis toko kopi lainnya?
Jawabannya adalah cara mereka memperlakukan pelanggan. Starbucks sangat sadar
jika customer retention merupakan salah satu cara yang membuat mereka bisa bertahan di
bisnis yang semakin sengit
“Customer retention adalah metrik yang dilakukan oleh sebuah perusahaan agar dapat
membuat pelanggan mereka kembali lagi dalam membeli produk mereka”
Bagaimana cara Starbucks mendapatkan pelanggan yang loyal? Caranya adalah dengan
membuat promo tertentu. Jika kamu familiar, Starbucks pernah membuat promo potongan
harga untuk pelanggan yang memiliki gelar mereka. Itu adalah dari sekian banyak contoh
yang pernah mereka lakukan.
Pada awalnya, Starbucks tidak pernah melakukan strategi pemasaran yang konvensional,
seperti melakukan pemasangan billboard, pembuatan flyer hingga membuat iklan di tv.
Semuanya mulai berubah ketika Starbucks go internasional, tepatnya pada pada tahun 2007.
Jumlah tersebut terus bertambah seiring semakin banyaknya cabang mereka di seluruh
dunia. Pada tahun 2018 lalu, mereka mengeluarkan uang mencapai 260 juta dollar untuk
melakukan pemasaran di seluruh dunia. Hasilnya, Starbucks semakin terkenal dan cabang
mereka terus bertambah, termasuk di Indonesia.
Lebih lanjut, mereka tidak hanya membuat iklan secara konvensional melainkan juga
merambah ke dunia digital. Di Instagram, mereka mempunyai pengikut kurang lebih 18 juta
dengan beragam konten yang menarik. Mereka menggunakan beberapa jenis konten, mulai
dari produk branding, testimonial hingga kampanye tertentu.
Starbucks merupakan pionir dari penggunaan nama di dalam setiap gelas kopi. Itu
merupakan salah satu cara agar mereka ‘dekat’ dengan para pelanggan mereka. Namun di
beberapa kesempatan, para pegawai Starbucks kerap kali kecolongan karena penulisan nama
yang salah.
Ada sebuah teori yang menyatakan jika Starbuck ‘sengaja’ salah menuliskan nama dari
para pelanggannya untuk mendapatkan iklan gratis. Teori tersebut dikemukakan melalui
sebuah video dari Youtube di Channel Super Deluxe.
Beberapa waktu lalu, Starbucks untung besar dari penayangan Game of Thrones. Serial
tv dari HBO tersebut secara spontan menayangkan sebuah scene yang memperlihatkan gelas
dengan lambang berwarna hijau. Fans yang peka melihatnya sebagai sebuah bercandaan di
media sosial.
Bercandaan itu tampaknya menguntungkan bagi Starbucks. Menurut Stacy Jones, CEO
Sebuah Perusahaan Marketing di Hollywood, Starbucks beruntung sebab mereka
mendapatkan iklan gratis yang estimasi nilainya mencapai 2,3 miliar dollar.
Kesimpulannya, Starbucks melakukan berbagai hal agar mereka bisa menjadi salah satu
raksasa bisnis hingga saat ini. Kepopuleran mereka mungkin sedikit tersaingi oleh fenomena
kedai kopi yang semakin banyak di Indonesia.