Anda di halaman 1dari 3

BENDA ASING DI KORNEA

BATASAN
Adanya benda asing (gram/ serbuk besi, kaca, serangga kecil, dll) di kornea akibat
trauma okuli.

PATOFISIOLOGI
Benda asing (gram/ serbuk besi, kaca, serangga kecil, dll) secara cepat dan mendadak
masuk ke dalam mata tertanam dan melukai kornea.

ANAMNESIS DAN GEJALA KLINIS


Subyektif:
Penderita mengeluh adanya benda asing yang masuk kemata, terasa nyeri, mata berair dan
silau.
Obyektif:
 Visus menurun atau normal
 Pelebaran pembuluh darah perikornea
 Adanya benda asing di kornea mata
 Tes fluoresin (+)

DIAGNOSIS/ CARA PEMERIKSAAN


 Anastesi lokal mengurangi blefarospasme dan rasa nyeri
 Pemeriksaan benda asing dilakukan dengan:
 Lampu senter dan loupe
 Slit lamp biomikroskop, tentukan kedalaman masuk/ tertanamnya benda asing di kornea

DIAGNOSIS BANDING
Benda asing di konjungtiva palpebra superior.

PENYULIT
 Lingkaran karat atau rust
 Reaksi toksik di stroma kornea
 Iritis
PENATALAKSANAAN
Benda asing kaca/ gelas, semua fragmen kaca yang muncul di permukaan kornea harus
diambil, frgmen kaca yang masuk lebih dalam (stroma kornea) tidak perlu diambil karena
kaca merupakan bahan inert.
 Berikan anestesi lokal/ topikal tetes mata
 Kelopak mata dibuka dengan speculum
 Pengeluaran benda asing dengan:
 memakai slit lamp biomikroskop/ loupe,
 ujung jarum suntik steril (disposable hypodermic needle) no. 25 gauge atau foreign
body spud,
 Sikloplegik tetes mata (short acting) untuk mencegah spasme iris, iridosiklitis, traumatik
iritis
 Salep mata antibiotik diberikan 3 kali sehari
 Bebat mata selama 2 hari
 Evaluasi ulang/ kontrol 2 hari setelah pengambilan benda asing
 Hindari pemberian anastesi lokal tetes mata berlebihan dan berulang pada trauma/ defek
kornea, karena dapat memperlambat penyembuhan, merangsang kerusakan kornea serta
menimbulkan jaringan parut (sikatrik).

DAFTAR PUSTAKA
1. Danny M, (ed), 2001-2002, Basic and Clinical Sciences Course, external Disease and
Cornea, sect 7, American Academy of Ophthalmology, p. 369-371
2. Paton & Goldberg, 1985, Management of ocular injuries, 2nd ed., WB Saunders Co. USA,
p. 61-65, 127-133
3. Roper Hall MJ., 1987, Eye Emergencies, Churchill Livingstone New York, p. 74
4. Rhee, JD, Pyfer MF (ed), 1999, Office and Emergency Room, Diagnosis and Treatment of
Eye Disease, The Wills Eye Manual, 3th ed., Lippincott Williams & Wilkins, p. 24-26
5. Vughan D, General Ophthalology, 1999, 15th ed., Lange Medical Publication, Maruzen
Asia, p. 348-349

Anda mungkin juga menyukai