(Customer Satisfaction)
MAKALAH
Disusun Oleh
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era tekanan kompetitif matang dan intensif. banyak perusahaan
yang memfokuskan usaha mereka untuk mempertahankan basis pelanggan
setia. hal ini terutama berlaku di sektor jasa keuangan di mana deregulasi telah
menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan di pilih konsumen yang
cukup besar dalam memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Sebagai
tanggapan, bank ritel banyak mengarahkan strategi mereka terhadap
peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan melalui kualitas layanan yang
lebih baik. Bank ritel mengejar strategi ini, sebagian, karena kesulitan dalam
membedakan berdasarkan penawaran layanan. Biasanya pelanggan merasakan
perbedaan yang sangat sedikit dalam layanan ditawarkan oleh bank-bank ritel
dan menawarkan apapun dengan cepat diimbangi dengan pesaing. Konsumen
pada umumnya berupa barang dan jasa yang dia konsumsi dapat diterima dan
dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan (Assauri, 2003).
Kepuasan konsumen merupakan inti dari pemasaran, dan pemasaran adalah
ujung tombak dari segala usaha bisnis. Pengelola bisnis perlu mengubah pola
pikir dari orientasi produksi ke orientasi pemasaran dengan penekanan utama
pada kepuasan konsumen. Menurut Irawan, et al.,(1996), Memberikan
kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan utama dari setiap jenis usaha.
Sekalipun demikian, masih banyak orang yang sengaja atau tidak sengaja
melupakan hal ini Banyak kegagalan bisnis yang terjadi karena konsumen
dikecewakan sehingga konsumen beralih ke produk sejenis lain. Pendekatan
berdasarkan kepentingan konsumen (customer oriented) sebaiknya dilakukan
secara lebih sistematis dan efektif. Kualitas pelayanan merupakan suatu
bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang
diterima(received service) dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected
service). Agar dapat bersaing dan berkembang maka perusahaan perbankan
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengukuran Kepuasan Pelanggan tersebut?
2. Apa saja Dimensi yang ada pada Kepuasan Pelanggan?
3. Apa saja Strategi yang digunakan untuk menunjang Kepuasan
Pelanggan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengurukuran dari Kepuasan Pelanggan
2. Untuk MEngetahui Dimensi Kepuasan Pelanggan
3. Untuk mengetahui Strategi Kepuasan Pelanggan
1
Andiranto Widjaja, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah
pada PT Bank Mandiri Tbk.,diakses pada http://www.labora.ac.id/sjurnal/D-JURNAL-6-MKT-
AW.PDF
BAB II
PEMBAHASAN
2
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar- Dasar Pemasaran Bank Syariah. (Bandung:
Alfabeta.2010), hal 189
3
Bill Stinnet. Think Like Your Customer. (Jakarta: Alex Media Komputindo),hal 3
produk atau jasa. Kemudian karapan tersebut4. Philip Kotler mengatakan
bahwa5 Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang mengatakan
hasil perbandingan antara hasil kerja atau produk atau jasa yang diterima
dengan apa yang diharapkan.
H. Studi kasus (Customer satisfaction pada nasabah Bank Syariah Mandiri
Cabang Palembang)
Tingkat kepuasan nasabah pada Bank Syariah Mandiri cabang Palembang
sudah menempati posisi puas walaupun ada beberapa dimensi kualitas
pelayanan yang menyatakan tidak puas tetapi secara keseluriha tertutup oleh
nilai puas yang dominan. Awal mula kepuasan nasabah berasal dari Customer
Service, Security dan bagian frontliner lainnya. Fasilitas fisik dan teknologi
yang dimiliki Bank Syariah Mandiri cabang Palembang sudah sesuai standar
fasilitas dan kelayakan perusahaan. Begitu juga kecakapan sumber daya insani
yang dimilki menciptakan kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan
kegiatan transaksi selama berada dalam lingkup bank. Karyawan Bank
Syariah Mandiri cabang Palembang menyatakan bahwa preferensi kepuasan
nasabah adalah pelayanan yang baik (excellent service/ good service)
pelayanan yang baik tercipta dari kinerja dan kualitas sumber daya insani yang
kompeten. Rasa puas bagi nasabah tercipta dari pelayanan yang baik yang
menciptakan kenyamanan bagi nasabah terhadap fasilitas yang tersedia dari
bank. Jika nasabah meraa nyaman maka factor lainpun akan dirasa baik oleh
nasabah6.
Persepsi kepuasan nasabah meliputi 5 dimensi kualitas pelayanan antara
lain:Dimensi bukti langsung (tangible), dimensi kehandalan (reliability),
dimensi daya tanggap (responsiveness), dimensi jaminan (assurance), dan
dimensi empati (empathy). Berdasarkan hasil analisis dimensi jaminan
(assurance) dan dimensi empati (empathy) mempunyai nilai yang lebih
dominan kepada nasabah dengan tingkat kepuasan nasabah lebih tinggi jika
4
M. Nur Rianto Al Arif. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. (Bandung: Alfabeta.2010),
hal 192
5
Philip Kotler. Marketing Manajemen.( New Jersey:Prentice Hall.2000), hal 36
6
Melis, Tingkat Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Palembang, Islamic
Banking No.2 Volume 1 Edisi Februari 2016
dibandingkan dengan tiga dimensi lainnya yaitu dimensi fisik (tangible),
dimensi kehandalan (reliability), dimensi daya tanggap (responsiveness).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Service quality sangat tergantung dari tiga hal yaitu sistem, teknologi dan
manusia. Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru
karena pembentukan attitude dan behaviour yang seiring dengan keinginan
perusahaan bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari
proses rekruitmen, training dan budaya kerja.
Emotional Factor ditunjukkan oleh konsumen atas kepuasan yang
diperoleh mereka dalam menggunakan suatu produk/jasa yang menimbulkan rasa
bangga dan rasa percaya diri.
(Efficiency) Kemudahan dalam memeroleh produk atau jasa tersebut dan
kemudahan dalam pembayaran dapat membuat pelanggan akan semakin puas bila
relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan suatu produk atau
pelayanan.
3 dimensi di atas yang paling berpengaruh dalam kepuasan terhadap nasabah
perbankan di Indonesia.