Nama Kelompok
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Mutu dengan judul
“Kepuasan Pelanggan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai usaha telah, sedang dan masih akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
suatu pendidikan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.Strategi yang
dilakukan pun berjalan dengan mengikuti alur kehidupan yang semakin modern , lebih efektif
dan efesien. Usaha yang dilakukan bermaksud untuk meningkatkan kualitas berkelanjutan
dimasa mendatang yang dikenal dengan jumal keseluruhan Quality Management (TQM).
Misi utama dari sebuah institusi total quality management (TQM) adalah memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Tidak semua instansi menggunakan kata TQM
didalamnya, beberapa organisasi menggunakan nama yang telah disepakati oleh kelompok,
contohnya Total Quality Control, Total Quality Servise, Continius Improvement, Strategi
Quality Initiateves, ataupun Sistem Manajemen mutu. Dengan penamaan yang dipilih oleh
kelompok memiliki satu tujuan, yaitu berpengaruh terhadap budaya kualitas didalam
organisasi tersebut. Manajemen Mutu Terapdu sangat pouler di berbagai lingkungan
organisasi profite, khususnya pada suatu lingkungan berbagai macam badan institusi usaha
atau perusahaan dan industry, yang telah terbukti akan keberhasilannya dari masing-masing
di dalam kondisi bisnis yakometitif. Kondisi seerti ini telah mendorong berbagai pihak untuk
mempraktikannya di lingkungan organisasi nonprofit termasuk di lingkungan institusi.
Menurut Bounds, seerti yang dikutip oleh mulyadi mengatakan bahwa manajemen mutu
teradu atau dikenal dengan TQM adalah suatu sistem manajemen yang berfokus keada orang
yang bertujuan untuk meningkatkan secara terus menerus kepuasannya customere pada biaya
sesungguhnyayang pasti berkelanjutan terus menurun. Lebih lanjut, mulyadi mengemukakan
bahwa TQM atau total quality menejemen merupakan pendekatan pendekatan dengan sistem
secara menyeluruh (bukan suatu bidang atau program terpisah) dan meruakan bagian dari
teradu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja cepat dan tidak staknan secara horizontal
yang menembus fungsi dan daertemen,melibatkan semua karyawan dari atas samai bawah,
meluas dari hulu dan ke hilir, mencakup mata rantai pemasok dan customer. Sallis (2002:28)
menyatakan a customer focus is, however, not by itself a sufficient condition for ensuring
total quality. TQM organizations need fully worked out strategies for meeting their
customer’s requirements. Education faces a considerable challenge in its relationships with its
external customers. Fokus terhadap pelanggan saja bukan berarti telah memenuhi tuntutan
dan persyaratan mutu terpadu. Organisasi TQM memerlukan strategi yang berjalan untuk
memenuhi keperluan pelanggan. Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada persepsi dan
harapan konsumen itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan
konsumen ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan
keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu
barang atau jasa, pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta
pengalaman teman-teman yang telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dan periklanan.
a) Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung kepada kita, tetapi kita yang
tergantung padanya.
b) Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.
c) Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
pelanggan.
d) Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang tidak dapat
dihapuskan.
a) Kinerja yaitu tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang
diidentifikasi para pelanggan.
b) Interaksi pegawai yaitu seperti keramahan, sikap hormat, dan empati
ditunjukkan oleh masyarakat yang memberikan jasa atau barang.
c) Keandalan yaitu konsistensi kinerja barang, jasa dan toko.
d) Daya tahan yaitu rentan kehidupan produk dan kekuatan umum.
e) Ketepatan waktu dan kenyamanyaitu seberapa cepat produk diserahkan atau
diperbaiki, seberapa cepat produk infomasi atau jasa diberikan.
f) Estetika yaitu lebih pada penampilan fisik barang atau toko dan daya tarik
penyajian jasa.
g) Kesadaran akan merek yaitu dampak positif atau negatif tambahan atas
kualitas yang tampak, yang mengenal merek atau nama toko atas evaluasi
pelanggan.
Menurut Porter (1985), pada dasarnya setiap perusahaan menghadapi lima
kekuatan atau faktor persaingan seperti pada bagan berikut:
Sesuai perspektif TQM terhadap kepuasan pelanggan bahwa pelanggan
merupakan penilai terakhir dari kualitas sehingga prioritas utama dalam jaminan
kualitas adalah memiliki piranti yang handal dan sahih mengenai penilaian
konsumen terhadap perusahaan, maka dibutuhkan kerangka manajeman kualitas
yang didasarkan pada dua alasan pokok sebagai berikut:
a. Orientasi Pemasaran
Meliputi usaha perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan
persyaratan yang ditetapkan pelanggan, meningkatkan pangsa pasar,
efisiensi dan produktivitas.
b. Orientasi Internal Perusahaan
Meliputi usaha perusahaan untuk mengurangi losses (kehilangan),
spills (kejatuhan), waste (pemborosan) dan scrap (menyisakan). Serta
upaya untuk memaksimalkan usaha karyawan, penghematan eneri
sumber daya manusia, dan pengidentifikasian peluang pemecahan
masalah.
C. Bagaimana Strategi Untuk Mencapai Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan yaitu respon atau tanggapan yang diberikan para konsumen
setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah produk ataupun jasa,
sehingga para konsumen memperoleh rasa nyaman dan senang karena harapannya
telah terpenuhi.
a. Berikan produk yang berkualitas, serta bebas dari kerusakan ataupun
kecacatan saat sampai di tangan pelanggan. Sebaiknya cek terlebih
dahulu kualitas produk atau jasa yang akan diberikan kepada pelanggan.
b. Berikan kualitas pelayanan yang ramah, ketepatan waktu penyampaian,
serta menggunakan sistem yang mudah dipahami para pelanggan.
Sehingga para pelanggan tidak merasa kesulitan dengan pelayanan yang
diberikan, baik pelayanan langsung maupun pelayanan online
c. Fokus pada kepentingan atau pencapaian kepuasan pelanggan, sehingga
produk serta pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan
pelanggan
a. Kebijakan Industri
Kebijakan industri merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dan
sektor swasta yang bertujuan untuk menyediakan insentif yang dapat
mendorong bisnis untuk berperilaku yang mengarah pada peningkatan
daya saing. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam kebijakan
industri antara lain:
a) Investasi dalam penelitian dan pengembangan
b) Perluasan sektor industri
c) Pemantauan praktik-praktik pemanufakturan terbaik
d) Investasi dalam infrastruktur teknologi tinggi
e) Alih teknologi
f) Ekspor industri
g) Reformasi dan investasi pendidikan
h) Insentif pajak
b. Teknologi
Teknologi adalah perwujudan secara fisik dari ilmu
pengetahuan.Teknologi dirancang untuk memperluas kemampuan
manusia sehinggadapat meningkatkan daya saing organisasi. Contoh
teknologi yang memberikan daya saing antara lain :
a) CNC Machine
b) ToolsMaterial Handling
c) RobotsAssembly robots
c. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling
bernilai bagipeningkatan daya saing. Hal ini terlihat dari pengalaman
Jerman dan Jepang ketika bangkit dari kehancuran pasca Perang Dunia
II. Kedua negara ini tidak memiliki banyak sumber daya alam, mereka
lebih banyak memiliki penduduk sehingga mereka memutuskan untuk
mengembangkan dan mengorganisasi sumber daya manusia sebagai
upaya membangkitkan ekonomi mereka. Adapun strategi yang dapat
dipelajari dari Jepang dan Jerman dalam mengelola sumber daya
manusia sehingga dapat meningkatkan daya saing antara lain:
Budiarta, P. P. (2017, April 02). KUALITAS SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN DAYA SAING.
Retrieved Maret 01, 2020, from http://putupandibudiarta.blogspot.com/2017/04/kualitas-
sebagai-alternatif.html.
Heni Rohaeni1, N. M. (2018). Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ecodemica.
Lukitasari, K. (2015, September 05). Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing.
Retrieved Maret 01, 2020, from https://www.slideshare.net/kartikaji/bab-3-kualitas-
sebagai-alternatif-peningkatan-daya-saing.
Prase, D. (207, Mei). KUALITAS SEBAGAI ALTERNATIF. Retrieved Maret 01, 2020, from
https://dianprase.blogspot.com/2017/05/makalah-kualitas-sebagai-alternatif.html.