Anda di halaman 1dari 19

Hal: 199–217

ANALISIS PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PRAKTEK-


PRAKTEK ORGANISASIONAL TERKAIT LAYANAN DAN
KOMITMEN ORGANISASIONAL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP IKLIM LAYANAN PELANGGAN
Siti Nursyamsiah
Universitas Islam Indonesia
e-mail: S_Syamsiah@fe.uii.ac.id
Prapti Antarwiyati
Universitas Islam Indonesia
e-mail: antar@fe.uii.ac.id
Abstract
This study examines the relationships between certain organizational variables and
employees`perceptions of the customer service climate in their organization. The sample of study
is the entire administration employee of Higher Education in Yogyakarta. The research has
discovered some evidence that reward is not affecting employee`s perception toward Customer
service Climate. However, it is affecting the Organizational Commitment. If the employee`s
demand is accepted well by the management, then they will do the some thing to the customer.
Hence, it will influence the organizational commitment. Providing sufficient Work Environment
and Training able to show the institution efforts on employee`s wealth. Other evidences show that,
partially, Work Design, Work Environment and Training, mediated by Organization Commitment.
This evidence shows the good working design, adequate working environment and training to
employee will influence the increase of organizational commitment. Thus, it will influence the
employee`s perceptions towards Customer Service Climate.
Keywords: customer service climate, organizational commitment, employee perceptions
PENDAHULUAN guruan tinggi yang ingin membedakan diri
Memasuki abad 21 persaingan antar mereka dari kompetitornya.
lembaga pendidikan tinggi semakin ketat. Para pelanggan sekarang ini lebih
Apalagi pemerintah telah mengeluarkan menuntut dalam hal kualitas jasa yang
kebijakan deregulasi pendidikan yang mereka harapkan dari lembaga jasa.
mengijinkan pihak asing untuk mendirikan Penelitian yang dilakukan oleh Bennet
perguruan tinggi baru di Indonesia. Dengan (1992) menunjukkan bahwa pelanggan akan
adanya deregulasi ini, maka persaingan antar berpaling jika ada alternatif yang lebih baik
perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS yang tersedia pada lembaga jasa lain.
akan semakin meningkat. Lembaga pen- Mereka lebih suka lembaga jasa yang
didikan tinggi yang ingin berkembang harus membebankan harga yang lebih tinggi tetapi
berkompetisi dan harus mampu menyedia- menyediakan layanan yang unggul
kan jasa yang berkualitas serta memusatkan dibandingkan dengan harga yang lebih
perhatiannya pada kepuasan pelanggan, dan rendah tetapi dengan pelayanan yang lebih
ini merupakan strategi pilihan bagi per- buruk.

199
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

Tuntutan-tuntutan pelanggan yang Sebuah cara yang lebih nyata bagi mana-
semakin meningkat akan kualitas jasa jemen untuk menunjukkan dukungan
tersebut mengharuskan pihak manajemen/ mereka pada layanan pelanggan adalah
pimpinan dan karyawan (dosen & karyawan dengan mengimplementasikan program
administrasi) memiliki komitmen terhadap pemberian imbalan dan menghargai karya-
pengembangan kualitas layanan yang wan untuk keunggulan layanan yang telah
diberikan oleh organisasi mereka. mereka lakukan (David, dkk, 1996)
Selain pengembangan kualitas Manajemen juga bisa memberikan
layanan yang penting bagi karyawan, iklim dukungan dengan cara memperhatikan suara
layanan pelanggan juga vital jika organisasi karyawan tentang pekerjaan mereka. Jika
ingin tetap kompetitif. Iklim Layanan karyawan merasa bahwa suara mereka bisa
Pelanggan merupakan sejumlah karakteristik didengar dan mereka menerima sebuah
deskriptive yang berhubungan dengan pem- komitmen manajemen untuk kualitas
berian layanan dan kualitas layanan yang layanan, maka mereka bisa menjadi lebih
dapat digunakan oleh organisasi untuk sukses dalam mencapai layanan kualitas
membedakan diri dari organisasi lain dan yang tinggi (Reaves dan Hoy, 1993).
mempengaruhi perilaku individu terkait Manajemen juga dapat mendorong
dengan layanan dalam organisasi tersebut. penciptaan iklim layanan yang positif
Para peneliti telah menunjukkan dengan menyediakan sumber daya yang
bahwa persepsi karyawan tentang iklim memadai yang dibutuhkan karyawan untuk
layanan terkait erat dengan persepsi pelang- memberikan layanan yang efektif. Sumber
gan tentang layanan (Kelly, 1992, Reynerse daya tersebut meliputi perlengkapan yang
dan harker, 1992, Scheider, 1980, Jourg sesuai, informasi yang memadai, penem-
Dietz,dkk,2004). Persepsi karyawan tentang patan staf yang sesuai, penyediaan peralatan
iklim layanan dipengaruhi oleh persepsi serta lingkungan kerja yang baik (Scheider,
karyawan tentang praktek-praktek organi- dkk, 1993).
sasional yang terkait dengan layanan. Jika Adanya dukungan manajemen dan
persepsi karyawan tentang praktek-praktek tersedianya sumber daya yang memadai
organisasional adalah positif, maka hal ini terkait erat dengan respon emosional
berpengaruh terhadap sikap karyawan yang mendasar yang terkait dengan maksud
tercermin pada perilaku karyawan dan layanan dan tercermin pada perilaku layanan
ditransfer kepada pelanggan dalam bentuk pelanggan (Schit & Allscheid, 1995). Oleh
layanan yang lebih baik (Scheider dan karena itu lembaga jasa dapat mem-
Bowen, 1993). Sebaliknya jika persepsi pengaruhi karyawannya melalui praktek-
karyawan terhadap praktek-praktek organi- praktek organisasional yang tepat, sehingga
sasional yang terkait dengan layanan buruk, karyawan termotivasi untuk menyediakan
maka hal ini berakibat pada pengembangan layanan pelanggan yang lebih baik. Dengan
sikap layanan pelanggan yang buruk dan demikian bermanfaat kiranya bagi organisasi
menjalar ke pelanggan dalam bentuk kinerja untuk menemukan hal-hal yang mem-
layanan yang buruk. prediksi persepsi karyawan tentang praktek-
Kelly (1992) telah mendiskripsikan praktek organisasional terkait dengan
usaha membangun sebuah iklim organisasi- layanan dan pengaruhnya terhadap komit-
onal untuk layanan yang komponen-kompo- men karyawan serta iklim layanan
nennya meliputi: dukungan manajemen dan pelanggan.
sumberdaya yang memadai agar karyawan
mampu melakukan layanan dengan baik.

200
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

KAJIAN PUSTAKA kepemimpinan dan arah sasaran. Kedua, The


Iklim Layanan Pelanggan perceptual measurement -organizational
Iklim Layanan Pelanggan merupakan attribute approach. Pendekatan ini meman-
salah satu iklim organisasional yang mem- dang iklim sebagai sebuah atribut organi-
pengaruhi perilaku pekerja dalam suatu sasional, dimana karakteristik-karakteristik
organisasi. Secara deskriptif Iklim organi- organisasi diukur dari sisi persepsi-persepsi
sasional merepresentasikan persepsi-per- pekerja tentang dimensi-dimensi iklim. The
sepsi anggota organisasi tentang kondisi- perceptual measurement - individual attri-
kondisi, faktor-faktor dan event-event yang bute approach, dimana pendekatan ini
terjadi dalam organisasi. Iklim organisasi- memandang iklim sebagai seperangkat per-
onal juga dapat dipandang sebagai iklim sepsi- persepsi ringkasan atau global yang
yang dipresentasikan oleh persepsi-persepsi merefleksikan suatu interaksi antara even-
para pekerja tentang karakteristik-karakter- even aktual dalam organisasi dan persepsi
istik obyektif dari sebuah organisasi (Landy, pekerja tentang even-even tersebut.
1989. Angela Martin, 2008)) Beragam ukuran iklim organisasional
Menyediakan layanan yang ber- telah dikembangkan untuk mengukur iklim
kualitas kepada pelanggan harus dimulai di kebanyakan type organisasi. Kuesioner
dari puncak hirarki organisasi. Organisasi Iklim Organisasional Litwin dan Stringer
bisa menanamkan nilai-nilai organisasi yang (LSOCQ) paling sering digunakan dalam
berhubungan dengan kualitas layanan pada organisasi-organisasi. Dimensi-dimensi yang
pekerja baru selama proses sosialisai organi- digunakan untuk mengukur Iklim menurut
sasional, sehingga akan terbentuk sebuah LSOCQ adalah:
iklim organisasional untuk layanan tersebut. a. Struktur: mengindikasikan perasaan
Kelley, (1992), mendefinisikan Iklim Laya- yang dipunyai pekerja tentang kendala-
nan Pelanggan sebagai sejumlah karakter- kendala dalam kelompok, berapa
istik deskriftif yang berhubungan dengan banyak aturan aturan, prosedur-
pemberian layanan dan kualitas layanan prosedur yang ada.
yang bisa digunakan oleh sebuah organisasi b. Tanggung jawab: merupakan perasaan
untuk membedakan diri dari organisasi lain menjadi boss pada diri anda sendiri,
dan mempengaruhi perilaku individu yang tidak harus mengecek dua kali semua
terkait dengan layanan di dalam organisasi keputusan anda, tahu akan tugas yang
tersebut. menjadi pekerjaan anda.
Beberapa ahli memperdebatkan c. Reward: merupakan perasaan dihargai
apakah komponen-komponen dari iklim untuk sesuatu yang sudah dikerjakan
merupakan atribut-atribut aktual organisasi dengan baik, kebijakan yang fair
atau sekedar persepsi-persepsi para pekerja tentang imbalan dan promosi.
yang bekerja dalam organisasi tersebut. d. Risiko: adalah perasaan adanya tan-
Untuk menjawab pertanyaan ini ada 3 tangan dalam pekerjaan dan organisasi.
pendekatan yang bisa digunakan untuk e. Kehangatan; adalah perasaan per-
mengukur iklim organisasioanal. Pendekatan temanan yang baik dalam atmosfir
pertama, The Multiple measurement – kelompok kerja.
organizational approach, dimana pen- f. Dukungan: yaitu sikap suka membantu
dekatan ini mengukur iklim dengan beragam dari manajer dan para pekerja lain
metode dan atribut-atribut atau efek-efek dalam kelompok.
utamanya akan mencakup variabel-variabel g. Standar: yakni standar – standar kinerja
ukuran, struktur, kompleksitas sistem, gaya yang jelas.

201
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

h. Konflik: adalah perasaan bahwa atasan bagaimana untuk menentukan dan mengukur
dan para pekerja ingin mendengarkan customer value.
opini-opini yang berbeda. Faktor komitmen sangat penting,
i. Identitas: adalah perasaan bahwa anda karena karyawan yang memiliki komitmen
menjadi bagian dari sebuah tim kerja. terhadap organisasi akan memiliki sikap
yang profesional dan menjunjung tinggi
Komitmen Organisasional nilai-nilai yang telah disepakati dalam
Komitmen organisasional didefinisi- organisasi. Komitmen yang tinggi men-
kan sebagai sebuah kelekatan psikhologis jadikan iklim layanan yang positip dan akan
yang dirasakan oleh seseorang pada organi- mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
sasi. (David, dkk, 1996). Komitmen ter- pekerja pada organisasi mereka (Voon,
hadap organisasi bisa menguntungkan 2009).
manajemen dalam beberapa hal. Pertama, Membangun komitmen karyawan
memiliki karyawan dengan komitmen tinggi sangat terkait dengan bagaimana komitmen
akan mengurangi pergantian karyawan, yang organisasi terhadap karyawannya. Bagai-
oleh karenanya mengurangi biaya per- mana organisasi memberi layanan pada
putaran tenaga kerja. Komitmen juga ber- karyawannya sangat menentukan puas/tidak-
pengaruh terhadap kinerja (Van Maanen, nya karyawan yang bersangkutan, dan pada
1976). Lebih jauh komitmen organisaional akhirnya menumbuhkan komitmen karya-
juga mampu memprediksi loyalitas pelang- wan pada organisasi.
gan. (Ulrich, dkk, 1991). Jika karyawan
memiliki komitmen pada sebuah organisasi Hubungan Persepsi Pekerja tentang
dan pelanggan menerima komitmen ter- Praktek-Praktek Organisasional, Komit-
sebut, maka pelanggan juga cenderung men Organisasional dan Iklim Layanan
memiliki komitmen terhadap organisasi Pelanggan
tersebut. Persepsi pekerja tentang iklim
Di dalam penelitian yang dilakukan layanan terkait erat dengan persepsi pelang-
O`reilly dan Chatman (1986), komitmen gan tentang layanan (Kelley, 1992,
organisaional dibagi menjadi tiga dimensi: Schneider, 1980, Shneider & Bowen, 1985)
yakni pemenuhan (keterlibatan instrumental dan penilaian kepuasan pelanggan
untuk imbalan khusus dan intrinsik), Iden- (Reinierse & Harker, 1992, Tornow &
tifikasi (keterlibatan yang didasarkan pada Wiley, 1991). Sebagian besar penelitian ini
hasrat untuk berafiliasi) dan Internalisasi dilakukan pada industri perbankan, dimana
(keterlibatan yang didasarkan pada kese- para pelanggan dan pekerja unit layanan
suaian diantara nilai-nilai individual dan sering berinteraksi satu sama lain, dan laya-
organisasional). nan pelanggan seringkali merupakan satu-
Keterlibatan karyawan dapat diarti- satunya yang membedakan sebuah bank dari
kan suatu proses untuk mengikutsertakan kompetitornya.
para karyawan pada semua level organisasi Schneider, dkk, (1980), mewawan-
dalam pembuatan keputusan dan pemecahan carai para pekerja dan pelanggan dari 23
masalah. Tujuan pelibatan karyawan adalah cabang bank dan meminta mereka untuk
untuk meningkatkan kemampuan organisasi mendiskripsikan praktek-praktek dan
untuk memberikan customer value. Oleh prosedur-prosedur cabang mereka yang
karena itu karyawan harus memahami apa berhubungan dengan ketentuan layanan
itu customer value, komponen sistem, dan pelanggan. Didasarkan pada jawaban lebih
dari 250 pekerja dan 1600 pelanggan,

202
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

ternyata ditemukan hubungan yang positif mengembangkan praktek-praktek organi-


diantara beberapa dimensi “iklim untuk sasional terkait layanan. Sebuah cara yang
layanan” pekerja, seperti pendukung system lebih nyata bagi manajemen untuk menun-
(contoh: staf yang memadai) dan dukungan jukkan dukungan mereka pada layanan
logistik, serta beberapa dimensi “iklim untuk pelanggan adalah dengan mengimplemen-
layanan” pelanggan, seperti kesopanan, tasikan program pemberian imbalan dan
semangat pekerja dan administrasi cabang. menghargai pekerja untuk keunggulan laya-
Disamping itu ditemukan sebuah korelasi nan yang telah mereka lakukan. Sistem
yang positip antara persepsi pekerja tentang reward yang tepat memiliki suatu dampak
level kualitas layanan yang ditawarkan kuat pada sikap dan perilaku pekerja dan
dengan persepsi pelanggan tentang layanan menjadi motivasi pekerja di dalam men-
pelanggan. jalankan pekerjaannya.
Di dalam sebuah penelitian lanjutan Membuat pelanggan senang memer-
yang dilakukan Schneider & Bowen (1985), lukan penelitian yang terus menerus dan
menemukan hubungan yang positip antara umpan balik dari pelanggan tentang ke-
sikap pekerja dan sikap pelanggan tentang butuhan dan keinginan mereka. Manajemen
kualitas layanan pelanggan. Persepsi pekerja bisa menunjukkan dukungan mereka dengan
tentang praktek-praktek sumber daya manu- menyediakan layanan pelanggan yang
sia umum juga terkait dengan persepsi iklim berkualitas dengan cara mendengar suara
layanan pelanggan. Jika pekerja merasa pekerja yang memiliki hubungan langsung
bahwa organisasi mereka menyediakan dengan pelanggan. Pihak manajemen harus
supervisi yang sesuai, mempertinggi status mau mendengar suara pekerja tentang
dan peluang karir mereka, dan menyediakan pekerjaan mereka dan persepsi mereka
fasilitas untuk pekerjaan mereka, maka per- tentang pelanggan (Messmer, 1994). Hal ini
sepsi mereka tentang iklim layanan pelang- disebabkan karena para pekerja yang ber-
gan di dalam organisasi mereka akan hubungan langsung dengan pelanggan lebih
berkembang dan pelanggan merasakan tahu apakah pelanggan merasa puas atau
layanan tersebut sebagai lebih baik. tidak. Jika pekerja berfikir bahwa suara
Namun demikian bank bukan satu- mereka bisa didengar dan mereka menerima
satunya industri dimana penelitian tentang sebuah komitmen manajemen untuk kualitas
persepsi pekerja dan pelanggan tentang layanan, mereka dapat menjadi lebih sukses
layanan telah dilakukan. Tornow & Wiley dalam mencapai layanan kualitas tinggi
(1991), mengukur sikap pekerja dan level (Reeves & Hoy, 1993).
kepuasan pelanggan melalui survey pada Organisasi dapat membantu men-
sebuah divisi utama dari perusahaan dorong penciptaan iklim layanan yang
komputer multinasional. Didasarkan pada unggul dengan menyediakan pekerja dengan
jawaban responden, maka ditemukan sumber daya yang memadai yang mereka
hubungan yang positip antara persepsi butuhkan untuk memberikan layanan yang
pekerja tentang praktek-praktek organisasi- efektif (Schneider, dkk, 1993), meliputi
onal yang berhubungan dengan layanan level penempatan staf yang sesuai,
terhadap kepuasan pelanggan. perlengkapan yang sesuai, dan informasi
Hubungan yang konsisten positip yang memadai yang memungkinkan pekerja
telah ditemukan diantara persepsi pekerja melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
dan pelanggan tentang iklim layanan di Manajemen dapat membantu mem-
sejumlah lingkungan kerja yang berbeda. perendah hambatan organisasional yang bisa
Oleh karena itu, organisasi jasa harus menghambat kinerja layanan pelanggan.

203
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

Menurut Brown & Mitchell (1993), ham- kan sebuah lingkungan kerja yang kondusif
batan organisasional adalah faktor yang juga sangat penting dan bisa membantu
berada di dalam lingkungan kerja yang menyampaikan komitmen manajemen untuk
memiliki kemampuan untuk membatasi menyediakan sebuah iklim layanan pelang-
performance. Mereka mengkategorikan gan yang positif. Ketika lingkungan kerja
hambatan menjadi dua kategori, yakni ham- dipahami pekerja sebagi sebuah hambatan,
batan teknis dan hambatan sosial. Hambatan maka para pelanggan akan merasa tidak
teknis adalah hambatan yang melibatkan puas (Brown & Mitchell, 1993). Sebaliknya,
peralatan, perlengkapan, system atau aturan. jika pekerja mendeskripsikan lingkungan
Contohnya adalah pekerjaan yang didesain kerja mereka secara positif, maka penilaian
kurang bagus, informasi dan perlengkapan kepuasan pelanggan yang tinggi akan
yang kurang memadai dan lingkungan kerja dihasilkan (Wiley, 1991).
fisik yang buruk. Sedangkan hambatan Manajemen juga dapat menyediakan
sosial adalah hambatan yang melibatkan sumber daya untuk mengurangi hambatan
interaksi antar individu-individu dalam sosial, seperti penempatan staff yang sesuai
organisasi tersebut. Misalnya penempatan untuk merespon pelanggan selama periode
staff yang tidak sesuai, pelatihan yang tidak sibuk, menyediakan pekerja dengan otoritas
memadai, atau kurangnya otoritas pembuat pembuat keputusan yang sesuai dan
keputusan formal. pelatihan yang memadai untuk melakukan
Pada umumnya semakin banyak pekerjaan mereka dengan baik. Faktor-
hambatan yang diterima oleh pekerja, maka faktor tersebut akan mempengaruhi persepsi
semakin rendah level kepuasan pelanggan. pekerja tentang iklim layanan pelanggan dan
Sebaliknya, ketika pekerja percaya bahwa mengurangi hambatan untuk kinerja layanan
pekerjaan mereka didukung dengan fasilitas yang efektif.
yang memadai, para pelanggan menerima Usaha manajemen untuk mencip-
layanan yang lebih baik (Schneider & takan sebuah iklim organisasional untuk
Bowen, 1985). layanan tidak hanya mempengaruhi persepsi
Untuk mengurangi hambatan teknis, pekerja tentang iklim layanan, tetapi juga
manajemen harus menyediakan sumber daya bisa mengarah pada komitmen pekerja ter-
yang memadai bagi pekerja untuk hadap organisasi. Jika pekerja memahami
melakukan pekerjaan mereka dengan baik. bahwa manajemen memiliki komitmen ter-
Organisasi yang menekankan layanan hadap gagasan layanan berkualitas dan
pelanggan bisa melakukannya dengan memberi mereka imbalan, pelatihan,
menyediakan perlengkapan yang sesuai, penempatan staff yang sesuai, dukungan
seperti system komputer terbaru dan mudah fasilitas dan lingkungan kerja yang kondusif
digunakan, dan memastikan bahwa pekerja serta informasi yang tepat, maka komitmen
memilki informasi yang mereka perlukan pekerja terhadap organisasi semakin
untuk melakukan pekerjaan mereka secara meningkat Pekerja yang memiliki komitmen
memadai. yang tinggi terhadap organisasi cenderung
Hambatan teknis juga dapat memiliki persepsi yang baik tentang iklim
dikurangi dengan cara mendesain pekerjaan layanan pelanggan.
secara memadai untuk menangani aliran Ketika sebuah organisasi menyedia-
kerja yang normal. Melakukan training yang kan dukungan dan sumber daya yang
sesuai dengan kebutuhan pekerja juga memadai bagi pekerja, maka akan menye-
ditenggarai dapat meningkatkan kepuasan babkan pekerja mengulang-ulang level
kerja (Amanda Beatson, 2008). Menyedia- tinggi komitmen organisasional mereka.

204
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

Ada kecenderungan bahwa pekerja dengan tentang iklim layanan pelanggan. Beberapa
level komitmen yang tinggi akan melakukan penelitian juga menemukan hubungan-
lebih banyak usaha atas nama organisasi dan hubungan yang tidak langsung dimana
lebih jauh lagi akan menyediakan level komitmen organisasional ditenggarai
layanan pelanggan yang tinggi. Selanjutnya sebagai penghubung diantara kondisi
akan mengarah pada persepsi tentang iklim organisasional dengan iklim layanan, seperti
layanan yang lebih positif. yang diilustrasikan pada model penelitian
pada gambar 1.
PERUMUSAN HIPOTESIS Atas dasar pengelompokkan faktor-
Berdasarkan hasil penelitian dari faktor tersebut maka hipotesis penelitian ini
peneliti-peneliti sebelumnya diperoleh disusun sebagai berikut:
kesimpulan bahwa faktor – faktor yang H1 : Persepsi pekerja tentang komitmen
mempengaruhi persepsi pekerja terhadap manajemen terhadap layanan pelang-
iklim layanan pelanggan dapat dikategorikan gan, yang tercermin pada “imbalan
menjadi tiga kelompok: dan pengakuan pihak manajemen ter-
1. Faktor yang memberi rasa penghargaan hadap pekerja atas keunggulan laya-
terhadap pekerja, seperti pemberian nan” akan mempengaruhi persepsi
imbalan (Reward) yang layak pada pekerja yang mendukung iklim laya-
pekerja atas layanan pelanggan yang nan pelanggan
telah dilakukannya dan kemauan H2 : Persepsi pekerja tentang komitmen
manajemen untuk mendengar suara manajemen terhadap layanan pelang-
pekerja (Employee Voice) yang gan, yang tercermin “kemauan
memiliki hubungan langsung dengan manajemen untuk mendengar suara
pelanggan. pekerja yang memiliki hubungan
2. Dukungan manajemen untuk mem- langsung dengan pelanggan”, akan
perkecil hambatan teknis yang ber- mempengaruhi persepsi pekerja yang
hubungan dengan layanan pelanggan, mendukung iklim layanan pelanggan.
dengan menyediakan “peralatan H3 : Persepsi pekerja tentang komitmen
teknologi yang sesuai dan informasi manajemen yang mampu menye-
kerja yang tepat”, ”pekerjaan yang diakan sumber daya yang memadai
didesain dengan baik”, dan” penciptaan untuk memperendah hambatan teknis
lingkungan kerja yang kondusif”. dengan menyediakan “peralatan
3. Dukungan manajemen untuk mem- teknologi yang sesuai dan informasi
perkecil hambatan sosial pekerja kerja yang tepat”, maka akan ber-
ditempat kerjanya, seperti memberi pengaruh terhadap “persepsi pekerja
“pelatihan yang memadai”. tentang iklim layanan pelanggan”.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
secara langsung terhadap persepsi pekerja

205
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

Reward

Employee
Voice

Information/
Technology
Organizational Customer
Commitment Service Climate
Work
Environment

Work
Design

Training

Gambar 1: Hubungan antara Praktek-Praktek Organisasional, Komitmen organisasi dan


Persepsi Pekerja tentang Iklim Layanan Pelanggan.
H4 : Persepsi pekerja tentang komitmen pelanggan, seperti “pelatihan yang
manajemen yang mampu menye- memadai”, maka akan mempengaruhi
diakan sumber daya yang memadai “persepsi pekerja tentang iklim
untuk memperendah hambatan teknis layanan pelanggan”
dengan menyediakan ”pekerjaan yang H7 : Persepsi pekerja tentang komitmen
didesain dengan baik”, maka akan manajemen yang memberikan” im-
berpengaruh terhadap “persepsi balan”, “mendengarkan suara peker-
pekerja tentang iklim layanan ja”, ”memberi pelatihan”, “menye-
pelanggan”. diakan teknologi dan informasi”,
H5 : Persepsi pekerja tentang komitmen menyediakan “lingkungan kerja yang
manajemen yang mampu menye- memadai” dan “desain pekerjaan
diakan sumber daya yang memadai yang baik” terkait dengan layanan
untuk memperendah hambatan teknis pelanggan akan berpengaruh pada
dengan menyediakan ” penciptaan “komitmen pekerja terhadap organi-
lingkungan kerja yang kondusif”, sasi”.
maka akan berpengaruh terhadap H8 : Komitmen pekerja terhadap
“persepsi pekerja tentang iklim organisasi akan berpengaruh secara
layanan pelanggan”. positif terhadap persepsi pekerja
H6 : Persepsi pekerja tentang komitmen tentang iklim layanan pelanggan.
manajemn yang mampu menyediakan H9 : Komitmen organisasi secara parsial
sumber daya untuk memperendah menjadi mediasi yang menghubung-
hambatan sosial atas kinerja layanan kan antara komitmen manajemen ter-

206
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

kait dengan layanan pelangggan yang Teknologi (IT), Lingkungan Kerja (WE),
tercermin dari pemberian imbalan, serta Desain Kerja (WD).
mendengarkan suara pekerja, mem- Untuk menguji hipotesis riset,
beri pelatihan, menyediakan tek- masing-masing variable diukur dengan
nologi dan informasi, menyediakan menggunakan instrumen dalam bentuk
lingkungan kerja yang memadai dan kuesioner. Penciptaan skala dilakukan
desain pekerjaan yang baik dengan dengan menggunakan pendekatan statistik
persepsi pekerja tentang iklim dengan menggunakan Pearson Product
layanan pelanggan. Moment Test.
Skala suara pekerja (EV) yang berisi
METODE PENELITIAN item-item yang mengukur persepsi pekerja
Pengumpulan Data dan penentuan tentang input pekerja ke dalam pembuatan
Sampel keputusan-keputusan organisasional. Skala
Data penelitian dikumpulkan melalui Pelatihan (TR) berisi item-item yang
penyebaran kuesioner yang ditujukan pada mengukur persepsi pekerja bahwa mereka
karyawan non edukatif unit layanan pada menerima pelatihan yang memadai. Skala
Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Sampel Informasi dan Teknologi (IT) berisi item-
diambil secara acak pada karyawan tersebut. item yang mengukur persepsi pekerja
Dalam penelitian ini pengambilan bahwa mereka memiliki perlengkapan dan
sampel dilakukan dengan menentukan ting- teknologi yang diperlukan untuk melakukan
kat presisi melalui error maksimum sebesar pekerjaan mereka. Skala Lingkungan Kerja
0,25 dengan tingkat keyakinan 90%. Sampel (WE) terdiri dari item-item yang
yang diambil sebanyak 62 responden: Dari berhubungan dengan kondisi kerja fisik.
62 kuesioner yang dibagikan, hanya 60 Skala Desain Kerja (WD) mengukur
kuesioner yang dikembalikan, namun 7 di- kepuasan kerja pekerja dengan aspek-aspek
antaranya tidak memberikan data yang desain pekerjaan mereka.
lengkap sehingga tidak bisa digunakan Masing-masing item menggunakan
dalam analisis data. Sampel akhir dalam skala likert satu sampai empat, dimana
penelitian ini sebanyak 53, terdiri dari angka satu mewakili jawaban “sangat tidak
karyawan bagian akademik 15 orang, bagian setuju” dan angka empat mewakili jawaban
perpustakaan 12 orang, bagian SIM 4 orang, “sangat setuju”. Untuk variabel Lingkungan
Bagian Keuangan 5 orang, bagian Umum kerja (WE), angka satu mewakili jawaban
dan Jurnal 9 orang dan bagian rumah tangga “sangat tidak puas” dan angka empat
8 orang. mewakili jawaban “sangat puas”.
Definisi dan Pengukuran Variabel Variabel terikat
Untuk mengukur variable-variabel Variabel terikat dalam penelitian ini
dalam penelitian ini menggunakan instru- adalah iklim layanan pelanggan (CSC).
men yang dikembangkan oleh David J Lux, Skala iklim layanan pelangan berisi item-
dkk, (1996). item yang mengukur iklim yang terbentuk
pada organisasi tersebut terkait layanan
Variabel bebas pelanggan serta persepsi pekerja pada
Variabel bebas dalam penelitian ini kualitas layanan yang diberikan pada
adalah prediktor-prediktor persepsi pela- pelanggan. Masing-masing item pertanyaan
yanan, terdiri atas Imbalan (RW), Suara diukur dengan menggunakan skala likert
Pekerja (EV), Pelatihan (TR), Informasi dan satu sampai empat, dimana angka satu

207
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

mewakili jawaban “sangat tidak setuju” dan dilibatkan dalam pembuatan keputusan
angka empat mewakili jawaban “sangat organisasi.terutama pada bagian Perpus-
setuju”. takaan yang mencapai nilai (2.61).
Pelatihan /training yang memadai
Variabel intervening yang didapatkan karyawan (TR) mempunyai
Variabel Intervening merupakan nilai kurang dari 3 berarti seluruh unit kerja
variabel antara atau mediating variable yang merasa bahwa pelatihan-pelatihan yang
menghubungkan antara variabel independen diperoleh masih belum memadai dan belum
dengan variabel dependen. Variabel sesuai pengembangan kemampuan yang
Intervening dalam penelitian ini adalah dibutuhkan.
komitmen organisasi (OC). Persepsi karyawan terhadap Tek-
Skala komitmen organisasi berisi nologi Informasi yang dimiliki institusi
item-item yang mengukur persepsi pekerja untuk keperluan pekerjaan yang dilakukan
terhadap komitmennya pada organisasi (TI) rata-rata memiliki nilai lebih dari 3
Masing-masing item diukur dengan yaitu di Bagian Akademik (3,12), Bagian
menggunakan skala likert satu sampai SIM (3,39) dan di Bagian Rumah Tangga
empat, dimana angka satu mewakili jawaban (3,27). Ini berarti di ke 3 bagian tersebut
“sangat tidak setuju” dan angka empat telah memiliki cukup hardaware dan soft-
mewakili jawaban “sangat setuju”. ware yang diperlukan serta memiliki infor-
masi dan mampu memanfaatkan computer
HASIL DAN PEMBAHASAN secara efektif. Untuk bagian lain mencapai
Analisa Prediktor Iklim Layanan nilai rata-rata 2,9 yang berarti telah
Berdasarkan Unit Kerja mendekati cukup untuk menggunakan com-
Hasil jawaban responden berdasarkan puter secara efektif.
Unit kerja menunjukkan tingkat kepuasan Persepsi karyawan tentang ling-
karyawan terhadap penghargaan dari kungan kerja yang disediakan institusi
institusi (RW) paling tinggi di diakui oleh (Work Enviromental= WE) Yang mencapai
bagian akademik (3,20) sedangkan paling nilai 3 adalah bagian Keuangan dan bagian
rendah di akui di bagian SIM (2,69). Untuk Rumah Tangga. Berarti ke dua bagian ini
bagian yang lain menyatakan bahwa telah merasa puas dengan kondisi dan
imbalan yang diterima masih pada tingkat lingkungan kerja yang ada dibagiannya.
kurang memuaskan. Sedangkan dibagian lain menyatakan kurang
Peran karyawan dalam pembuatan merasa puas dengan kondisi dan lingkungan
keputusan organisasional (EV) yang kerjanya yang dinyatakan dengan nilai rata-
mencapai nilai lebih dari 3 di bagian Rumah rata 2,7.
tangga (3,15) dan Bagian Akademik (3,02) Persepsi karyawan tentang kepuasan
ini berarti bahwa bagian Rumah tangga dan aspek design (Work Design = WD) atas
bagian Akademik merasa bahwa pekerjaan pekerjaannya yang mencapai nilai kurang
yang dilakukan mempunyai peran dalam memuaskan terjadi di bagian Perpustakaan
pembuatan keputusan organisasi. Para sebesar 2,63 dan dibagian Umum & Jurnal
karyawan yang ada dibagian Rumah Tangga sebesar 2,83 sedangkan di bagian lain
dan Akademik telah dilibatkan dalam menyatakan bahwa aspek design pekerjaan
pengambilan keputusan organisasi. Sedang- telah memuaskan.
kan dibagian lain karyawan merasa kurang

208
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

Tabel 1: Jawaban Responden Berdasar Unit Kerja


Nilai Rata-rata
Unit Kerja N
RW EV TR TI WE WD CSC OC
Bagian Akademik 15 3,20 3,02 2,88 3,12 2,90 3,03 3,15 3,15
Bagian Perpustakaan 12 3,02 2,61 2,71 2,93 2,70 2,64 2,69 2,98
Bagian SIM 4 2,69 2,92 2,63 3,39 2,79 3,00 2,82 3,21
Bagian Keuangan 5 2,95 2,77 2,70 2,91 3,00 3,37 3,14 3,06
Bagian Umum & Jurnal 9 2,94 2,80 2,53 2,92 2,79 2,83 3,03 3,03
Bagian Rumah Tangga 8 2,78 3,15 2,98 3,27 3.02 3,13 3,21 3,00

Persepsi karyawan terhadap iklim berikut ini Dari tabel tersebut dapat
layanan pelanggan (Customer Service diketahui bahwa untuk tingkat kepuasan
Committee = CMC) yang mencapai nilai karyawan terhadap penghargaan dari
kurang memuaskan terjadi di bagian institusi (Reward = RW) diakui oleh
Perpustakaan sebesar 2,69 dan di bagian karyawan yang memiliki pendidikan SMP
SIM sebesar 2,82 sedangkan dibagian lain dan SMU sedangkan untuk tingkatan
mencapai nilai lebih dari 3 yang menyatakan pendidikan S1 dan D3 dirasa imbalan yang
bahwa karyawan memahami berbagai aspek diterima kurang memuaskan.
berkaitan dengan pelayanan pelanggan. Peran karyawan dalam pembuatan
Komitmen karyawan terhadap keputusan organisasional (Employment
organisasi (Organizational Comitment = Voice =EV) diakui oleh karyawan dengan
OC) seluruh unit kerja menyatakan adanya tingkat pendidikan S1 dinyatakan berperan
komitmen dengan organisasi yang walaupun pada tingkatan nilai kurang dari 3
dinyatakan dalam nilai 3 keatas hanya dan pada tingkatan D3 memberikan nilai
dibagian Perpustakaan nilai yang dicapai peran terendah.
sebesar 2,98 yang hal ini mendekati 3. Pelatihan /training yang memadai
yang didapatkan karyawan (TR) mempunyai
Analisa Prediktor Iklim Layanan nilai kurang dari 3 berarti pada semua
Berdasarkan Tingkat Pendidikan tingkat pendidikan merasa bahwa training
Hasil jawaban responden berdasarkan dan pengembangan karyawan yang diterima
Unit kerja yang ada seperti pada tabel 2. masih belum memuaskan.
Tabel 2: Jawaban responden berdasar Tingkat Pendidikan
Nilai Rata-rata
Tingkat pendidikan N
RW EV TR TI WE WD CSC OC
SMP 1 3,25 3,83 2,88 3,57 1,86 2,50 3,43 3,43
SMU 42 3,02 2,86 2,76 3.04 2.86 2,89 2,96 3.02
D3 4 2,69 2,75 2,75 3,18 2,82 3,17 3,11 3,07
S1 6 2,96 2,94 2,73 3,12 2,98 3,31 3,21 3,33

209
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

Persepsi karyawan terhadap Komitmen karyawan terhadap


Teknologi Informasi yang dimiliki institusi Organisasi (OC) dirasa memuaskan untuk
untuk keperluan pekerjaan (TI), pada semua semua tingkatan pendidikan dengan nilai
jenjang pendidikan memberikan nilai lebih lebih dari 3.
dari 3. Hal ini berarti bahwa semua jenjang
pendidikan telah merasa merasa bahwa TI Analisa Prediktor Iklim Layanan
yang disediakan oleh Fakultas benar-benar Berdasarkan Masa Kerja
sudah sesuai dengan kebutuhan pekerja- Jawaban responden terhadap
annya. variabel-variabel penelitian yang ditanyakan
Berkenaan dengan persepsi karyawan lewat kuesioner berdasarkan masa kerja
tentang lingkungan kerja yang disediakan karyawan secara lengkap tersaji pada table
institusi (WE), untuk jenjang pendidikan S1 3. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa
merasa mendekati memuaskan. Untuk untuk tingkat kepuasan karyawan terhadap
jenjang D3 dan SMU mencapai nilai kurang penghargaan dari institusi (Reward = RW)
dari 3 berarti kutang memuaskan sedangkan yang mempunyai nilai tertinggi (3,58) ada
pada karyawan yang mempunyai pendidikan pada golongan karyawan yang memiliki
SMP menyatakan bahwa lingkungan kerja masa kerja >25,5 tahun sedangkan pada
sangat tidak memuaskan. karyawan dengan masa golongan 15,5 s/d 20
Pada aspek kepuasan Design tahun memberikan nilai terendah (2,72)
pekerjaan (WD), untuk karyawan dengan yang merasa bahwa imbalan yang diterima
jenjang pendidikan S1 dan D3 memberikan belum memuaskan. Untuk golongan masa
nilai lebih dari 3 yang berarti merasa puas kerja yang lain memberikan nilai 3 keatas
atas Design Pekerjaan yang ada di yang berarti reward yang diterima telah
lingkungannya, untuk karyawan dengan memuaskan.
jenjang SMU dan SMP memberikan nilai Peran karyawan dalam pembuatan
kurang dari 3 yang berarti menyatakan keputusan organisasional (EV). Pada
ketidak puasan atas design pekerjaan yang karyawan golongan masa kerja 2,5 th s/d 5
ada dilingkungannya. th dan masa kerja 15,5 s/d 20 th yang merasa
Persepsi terhadap iklim layanan memiliki peran dalam pembuatan keputusan
pelanggan (CSC) dinyatakan memuaskan organisasi yang dinyatakan dengan nilai
untuk semua jenjang pendidikan. Hal ini lebih dari 3. Sedangkan pada golongan masa
dinyatakan dengan nilai lebih dari 3 dan kerja yang lain merasa tidak berperan, yang
hanya pada tingkat pendidikan SMU terendah menyatakan tidak berperan pada
memberikan nilai 2,96. golongan masa kerja >25,5 th dengan nilai
2,6.
Tabel 3: Jawaban Responden Berdasar Masa Kerja
Masa Kerja N Nilai Rata-rata
RW EV TR TI WE WD CSC OC
2 – 5 tahun 5 2,98 3,10 3,05 3,37 3,46 3,47 3,34 3,34
5,5 – 10 tahun 16 3,02 2,73 2,73 2,97 2,66 2,67 2,29 3,00
10,5 – 15 tahun 11 3,07 2,73 2,80 3,09 2,69 2,87 2,89 3,06
15,5 – 20 tahun 8 2,72 3,04 2,75 3,11 2,64 2,73 3,20 2,98
20,5 – 25 tahun 10 3,05 2,72 2,70 2,87 2,94 2,92 2,99 3,06
> 25 tahun 3 3,58 2,61 2,71 3,05 2,81 2,94 3,05 3,38

210
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

Training yang memadai yang telah dinyatakan oleh karyawan golongan masa
diterima dari institusi (TR) dirasakan kerja 5,5 s/d 20 tahun dengan nilai 2,29.
memuaskan hanya pada golongan masa Komitment karyawan terhadap
kerja 2,5 s/d 5 tahun. Untuk semua golongan organisasi (OC). Semua karyawan pada
masa kerja menyatakan kurang memadai semua golongan masa kerja menyatakan
atas training yang diterima, dengan nilai merasa memiliki komitmen terhadap organi-
kurang dari 3. Nilai terendah dinyatakan sasi yang dinyatakan dengan nilai lebih dari
pada karyawan dengan golongan masa kerja 3. Nilai terendah atas komitment terhadap
20,5 s/d 25 tahun dengan nilai 2,70. organisasi dinyatakan oleh karyawan dengan
Persepsi karyawan terhadap teknologi golongan masa kerja 15,5 s/d 20 tahun
informasi yang dimiliki institusional untuk dengan nilai 2,98.
pekerjaannya (TI) dirasakan oleh karyawan
telah memuaskan, terutama untuk golonagan Pengaruh Langsung Prediktor Persepsi
masakerja 2,5 s/d 5 thn dengan nilai tertinggi Layanan terhadap Iklim Layanan
3,37. Hanya golongan karyawan masa kerja Pelanggan
20,5 s/d 25 tahun yang merasa kurang puas Hasil regresi variable Imbalan (RW),
atas teknologi informasi yang dimiliki Suara Pekerja (EV), Teknologi dan Informasi
institusional dengan nilai terendah 2,87. (IT), Desain Kerja (WD), Lingkungan Kerja
Persepsi karyawan tentang ling- (WE) dan Pelatihan (TR) sebagai variable
kungan kerja yang disediakan institusi (WE) bebas terhadap Iklim Layanan Pelanggan
dinyatakan memuaskan hanya pada (CSC) menunjukkan variable Suara Pekerja
golongan masa kerja 2,5 s/d 5 tahun sedang- (EV), Teknologi dan Informasi (IT), Desain
kan golongan masa kerja lain mnyatakan Kerja (WD), Lingkungan Kerja (WE), dan
kurang puas dengan memberikan nilai Pelatihan (TR) adalah signifikan pada p
kurang dari 3. Nilai terendah untuk tingkat 0,10. Hal ini mengindikasikan variable-
kepuasan lingkungan kerja diberikan pada variabel tersebut secara parsial berpengaruh
karywan dengan golongan masa kerja 15,5 terhadap Iklim Layanan Pelanggan (CSC).
s/d 20 tahun dengan nilai 2,64. Sedangkan variable Imbalan (RW) tidak
Kepuasan karyawan terhdap aspek signifikan.pada p 0,10, yang berarti variable
design pekerjaan (WD) dinyatkan puas, oleh imbalan (RW) tidak berpengaruh terhadap
karyawan dengan golongan masa kerja 2,5 Iklim Layanan Pelanggan (CSC).
s/d 5 tahun sedangkan golongan masa kerja Dari hasil olah data juga diperoleh
lain mnyatakan kurang puas dengan mem- nilai F sebesar 31,171 dengan signifikansi
berikan nilai kurang dari 3. Nilai terendah dibawah 10%, hal ini menunjukkan variable
untuk tingkat kepuasan karyawan terhadap Imbalan (RW), Suara Pekerja (EV),
aspek design pekerjaan dinyatakan oleh Teknologi dan Informasi (IT), Desain Kerja
karyawan dengan golongan masa kerja 5,5 (WD), Lingkungan Kerja (WE) dan
s/d 10 tahun dengan nilai 2,67. Pelatihan (TR) secara simultan berpengaruh
Persepsi karyawan terhadap ling- terhadap Iklim Layanan Pelanggan (CSC).
kungan kerja (CSC) dinyatakan memuaskan Dari model persamaan regresi di-
dengan niali lebih dari 3 oleh karyawan dapatkan nilai R2 sebesar 0,803 yang berarti
dengan golongan masa kerja 2,5 s/d 5 tahun, bahwa hanya sebesar 80,3% variable
15,5 s/d 20tahun dan golongan masa kerja dependen Iklim Layanan Pelanggan dijelas-
>25,5 tahun sedangkan golongan masa kerja kan oleh variable independennya, sedangkan
lain menyatakan kurang puas dengan mem- sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh varia-
berikan nilai kurang dari 3. Nilai terendah bel lain yang tidak masuk dalam model.

211
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

Tabel 5: Hasil Regresi Prediktor Persepsi Layanan terhadap Iklim Layanan Pelanggan
Variabel Koefisien Nilai Simpangan T P
Standar
Konstanta β0 3,994 2,323 -1,719 0,092
Imbalan (RW) β1 0,109 0,122 0,900 0,373
Suara Pekerja (EV) β2 0,414 0,106 3,899 0,000
Desain Kerja (WD) β3 0,243 0,113 2,155 0,036
Lingk. Kerja (WE) β4 0,399 0,150 2,664 0,011
Tek. & Informasi (IT) β5 0,227 0,106 2,151 0,037
Pelatihan (TR) β6
0,116 0,064 -1,822 0,075
R2 = 0,803 F = 31,171 Signifikan p ≤ 0,0001
Durbin Watson test = 1,574
Hasil-hasil ini memberi dukungan terhadap berpengaruh terhadap Komitmen Organi-
hipotesis 2,3,4,5 dan 6, sedangkan hipotesis sasional (OC).
1 yang menguji pengaruh pemberian reward Dari hasil olah data juga diperoleh
terhadap Iklim Layanan Pelanggan tidak nilai F sebesar 9,674 dengan signifikansi
terbukti secara signifikan. Hasil regresi dibawah 10%, hal ini menunjukkan variable
selengkapnya terdapat pada tabel 5 di atas. Imbalan (RW), Suara Pekerja (EV),
Teknologi dan Informasi (IT), Desain Kerja
Pengaruh Langsung Prediktor Persepsi (WD), Lingkungan Kerja (WE) dan Pela-
Layanan terhadap Komitment tihan (TR) secara simultan berpengaruh ter-
Organisasional hadap Komitmen Organisasional (OC).
Hasil regresi variable Imbalan (RW), Dari model persamaan regresi di-
Suara Pekerja (EV), Teknologi dan Infor- dapatkan nilai R2 sebesar 0,558 yang berarti
masi (IT), Desain Kerja (WD), Lingkungan bahwa hanya sebesar 55,80% variable
Kerja (WE) dan Pelatihan (TR) sebagai dependen Komitmen Organisasional (OC)
variable bebas terhadap Komitmen Organi- dijelaskan oleh variable independennya,
sasional (OC) menunjukkan variable Imbalan sedangkan sisanya sebesar 44,20% dijelas-
(RW), Suara Pekerja (EV), Lingkungan kan oleh variable lain yang tidak masuk
Kerja (WE) dan Pelatihan (TR) adalah dalam model.
signifikan pada p 0,10. Hal ini meng- Hasil-hasil ini menunjukkan adanya
indikasikan variable-variabel tersebut secara dukungan terhadap hipotesis 7, meskipun
parsial berpengaruh terhadap Komitmen ada beberapa variabel bebas yang tidak
Organisasional (OC). Sedangkan variable mempengaruhi komitmen organisasi, seperti
Teknologi dan Informasi (IT) dan Desain variabel teknologi informasi dan desain
Kerja (WD) tidak signifikan.pada p 0,10, kerja. Hasil regresi selengkapnya terdapat
yang berarti variable-variabel tersebut tidak pada tabel 6.

212
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

Tabel 6 : Hasil Regresi Prediktor Persepsi Layanan terhadap Komitment Organisasional


Variabel Koefisien Nilai Simpangan T P
Standar
Konstanta β0 7,678 3,096 2,480 0,017
Imbalan (RW) β1 0,369 0,162 2,277 0,027
Suara Pekerja(EV) β2 0,730 0,142 5,152 0,000
Desain Kerja (WD) β3 0,008 0,150 -0,053 0,958
Lingk. Kerja (WE) β4 0,455 0,200 -2,280 0,027
Tek. & Informasi (IT) β5 0,028 0,141 -0,197 0,845
Pelatihan (TR) β6
0,200 0,085 2,345 0,075
R2 = 0,558 F = 9,674 Signifikan p ≤ 0,0001
Durbin Watson test = 1,531
Pengaruh Langsung Komitment Organisasional terhadap Iklim Layanan Pelanggan
Tabel 7: Hasil Regresi Komitment Organisasional terhadap Iklim Layanan Pelanggan
Variabel Koefisien Nilai Simpangan T P
Standar
Konstanta β0 11,200 3,021 3,708 0,001
Komitment Org.(OC) β1 0,479 0,142 3,372 0,001
R2 = 0,182 F = 11,369 Signifikan p ≤ 0,001
Durbin Watson test = 1,373
Hasil regresi variabel Komitmen samaan regresi harus diperkirakan dengan
Organisasional sebagai variabel bebas langkah-langkah sebagai berikut: pertama,
terhadap variabel Iklim Layanan Pelanggan mediator diregresikan pada variabel inde-
sebagai variabel terikat, menunjukkan β1 penden, kedua variabel dependen diregresi-
bernilai positif dan signifikan pada p 0,05. kan pada variabel independen dan ketiga,
Hal ini berarti bahwa Komitmen variabel dependen diregresikan secara
Organisasional (OC) terbukti berpengaruh simultan baik pada variabel independen
terhadap Iklim Layanan Pelanggan (CSC). maupun mediator. Mediasi terjadi ketika
Dari model persamaan regresi di- kondisi berikut bisa dipertahankan: variabel
dapatkan nilai R2 sebesar 0,182 yang berarti independen (RW, EV, IT, WD, WE, TR)
bahwa hanya sebesar 18,2% variabel Iklim harus terkait dengan mediator (OC) pada
Layanan Pelanggan (CSC) dijelaskan oleh persamaan pertama, variabel independen
variabel independennya, sedangkan sisanya (RW, EV, IT, WD, WE, TR) harus terkait
sebesar 81,80% dijelaskan oleh variabel lain dengan variabel dependen (CSC) pada per-
yang tidak masuk dalam model. Hasil samaan kedua; mediator (OC) harus terkait
regresi selengkapnya terdapat pada tabel 7. dengan variabel dependen (CSC) pada per-
samaan ketiga. Pengaruh variabel indepen-
Pengaruh Tidak Langsung Prediktor den pada variabel dependen (seperti ditun-
Persepsi Layanan terhadap Iklim jukkan oleh bobot beta) harus lebih rendah
Layanan Pelanggan yang di Mediasi pada persamaan ketiga dibandingkan dengan
Komitmen Organisasional. persamaan kedua.
Untuk mengukur mediasi, Baron dan Tabel 8 menunjukkan hasil analisis
Kenny (1986), menyatakan bahwa per- regresi termediasi yang melibatkan persepsi

213
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

pekerja tentang iklim layanan pelanggan di variabel Imbalan (RW), Suara Pekerja (EV),
dalam organisasi mereka. Untuk tahap 1, Pelatihan (TR), Desain Kerja (WD) dan
mediator (Komitmen Organisasional) Lingkungan Kerja (WE) adalah variabel
diregresikan secara parsial pada masing- yang memenuhi persyaratan untuk
masing dari keenam variabel independen, dimediasi, karena memiliki tingkat
yakni Imbalan (RW), Suara Pekerja (EV), signifikansi 10%, sedangkan Informasi &
Pelatihan (TR), Lingkungan Kerja (WE), Teknologi (IT) tidak berpengaruh terhadap
Desain Kerja (WD) dan Informasi & Komitmen Organisasional.
Teknologi (IT). Hasilnya menunjukkan
Tabel 8: Hasil Analisis Regresi Termediasi
Variabel Independen Iklim Layanan Komitmen Tingkat
Pelanggan (CSC) Organisasional Signifikan
Imbalan (RW)
Tahap 1 0,537 0,006*
Tahap 2 0,122 0,591
Tahap 3 -0,158 0,477
Tahap 3 (Mediator) 0,521 0,010*
Suara Karyawan (EV)
Tahap 1 0,587 0,000*
Tahap 2 0,864 0,000*
Tahap 3 0,875 0,000*
Tahap 3 (Mediator) -0,018 0,886
Pelatihan (TR)
Tahap 1 0,268 0,010*
Tahap 2 0,293 0,010*
Tahap 3 0,206 0,027*
Tahap 3 (Mediator) 0,321 0,041*
Teknologi&Informasi (IT)
Tahap 1 0,131 0,344
Tahap 2 0,711 0,000*
Tahap 30,660 0,000*
Tahap 3 (Mediator) 0,390 0,001*
Lingkungan Kerja (WE)
Tahap 1 0,227 0,107*
Tahap 2 0,914 0,000*
Tahap 3 0,847 0,000*
Tahap 3 (Mediator) 0,293 0,002*
Desain Kerja (WD)
Tahap 1 0,252 0,044*
Tahap 2 0,798 0,000*
Tahap 3 0,733 0,000*
Tahap 3 (Mediator) 0,255 0,011*
*) Signifikan p 0,10

214
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

Tahap dua, variabel dependen organisasional untuk layanan diantara


(persepsi tentang Iklim Layanan Pelanggan) pekerja dari sebuah organisasi, yang
diregresikan secara parsial terhadap keenam komponen-komponennya meliputi dukungan
variabel independen. Hasilnya menunjukkan manajemen dan sumber daya yang memadai
hanya variabel Imbalan yang tidak agar pekerja mampu melakukan pekerjaan
signifikan, sedangkan variabel lainnya mereka dengan baik. Penelitian lebih lanjut
memenuhi persyaratan kedua untuk mediasi. dilakukan oleh David J.Lux, Steve dan
Tahap ketiga, persepsi tentang iklim Curtis, (1996) yang menguji variabel
layanan pelanggan diregresikan secara komitmen organisasional sebagai variabel
simultan pada komitmen organisasional dan mediator yang menghubungkan dukungan
salah satu dari keenam variabel independen. organisasional dan imbalan dengan layanan
Proses ini diulang sebanyak enam kali, pelanggan.
sehingga pada tahap ini ada 6 persamaan Hipotesis 1 sampai 6 menguji
yang diuji. Hasilnya menunjukkan tidak variabel-variabel yang secara intuitif jelas
semua koefisien mediator signifikan penting dalam mempengaruhi persepsi
mempengaruhi Iklim Layanan Pelanggan. karyawan tentang iklim layanan pelanggan
Mediator signifikan mempengaruhi Iklim di dalam organisasi mereka. Memberi
Layanan Pelanggan jika dipadukan dengan imbalan karyawan untuk keunggulan
variabel independen Pelatihan (TR), layanan mereka, mendengarkan suara
Teknologi &Informasi (IT), Lingkungan karyawan dan menyediakan informasi dan
Kerja (WE), dan Desain Kerja (WD). teknologi yang diperlukan karyawan untuk
Berdasarkan hasil uji tahap 1 sampai 3, melakukan pekerjaan mereka dengan baik,
maka hanya variabel Pelatihan (TR), menyediakan pelatihan yang memadai dan
Lingkungan Kerja (WE), dan Desain Kerja menyediakan lingkungan kerja yang
(WD) yang memenuhi persyaratan untuk memadai akan mempengaruhi persepsi
mediasi, dimana besaran beta untuk variabel karyawan tentang iklim layanan pelanggan.
tersebut mengalami penurunan dari tahap Dalam penelitian ini ternyata variabel
sebelumnya dan tetap signifikan. Hal ini imbalan (RW) ditemukan tidak
menunjukkan bahwa variabel Komitmen mempengaruhi persepsi karyawan tentang
organisasional secara parsial menjadi iklim layanan pelanggan, tetapi berpengaruh
mediasi yang menghubungkan variabel terhadap komitmen karyawan pada
Pelatihan (TR), Lingkungan Kerja (WE), organisasi. Hasil ini berbeda dari penelitian
dan Desain Kerja (WD) dengan persepsi sebelumnya yang dilakukan David J.Lux,
karyawan tentang Iklim Layanan Pelanggan Steve dan Curtis, (1996). Bisa jadi hasil ini
(CSC). bersifat kasuistis yang memang hanya
Banyak penelitian layanan pelanggan terjadi pada institusi tertentu yang belum
yang memusatkan perhatian pada usaha mendesain variabel reward untuk
untuk menunjukkan keeratan hubungan kepentingan layanan pelanggan.
antara pekerja dengan persepsi pelanggan Hasil penelitian ini lebih
tentang layanan (Schneider, Parkington dan mempertegas pandangan bahwa jika
Buxton, 1980), tetapi banyak organisasi karyawan merasa diterima dengan baik dan
yang menggeser fokus mereka pada suara mereka didengar pihak manajemen,
variabel-variabel yang mempengaruhi mereka akan memperlakukan pelanggan
persepsi pekerja tentang layanan. Sebagai dengan cara yang sama (Schneider, 1973;
contoh, Kellley (1992) telah mendeskrip- Ulrich dkk, 1991). Dengan menyediakan
sikan usaha untuk membangun sebuah iklim lingkungan kerja yang lebih nyaman dan

215
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 3, Desember 2008 Hal: 199–217

pelatihan yang memadai, juga merupakan masalah sentral di banyak organisasi, namun
cara-cara yang bisa digunakan oleh institusi demikian bagaimana cara menyediakan
untuk menunjukkan perhatian mereka layanan tersebut belum didefinisikan dengan
terhadap kesejahteraan karyawan. baik. Banyak organisasi menggunakan
Temuan penting lainnya dalam sebuah pendekatan pintas dengan member-
penelitian ini adalah bahwa hubungan antara lakukan layanan pelanggan yang bersandar
variabel Pelatihan (TR), Lingkungan Kerja pada pekerja yang ”ramah”. Perkembangan
(WE), dan Desain Kerja (WD) dengan Iklim terakhir menunjukkan banyak organisasi
layanan Pelanggan secara parsial termediasi tertarik pada penemuan variabel organisasi-
oleh komitmen organisasional. Temuan ini onal kunci yang bisa membantu mereka
menunjukkan bahwa adanya pelatihan dan membangun sebuah kelompok kerja yang
desain kerja yang baik, serta lingkungan berorientasi pada pelanggan yang solid.
kerja yang memadai mempengaruhi Penelitian ini menyoroti beberapa variabel
peningkatan komitmen organisasional dan organisasional yang bisa membantu organi-
selanjutnya mempengaruhi persepsi mereka sasi melakukan hal tersebut.
tentang iklim layanan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP Amanda, Beatson. dkk. (2008). Service staff
Penelitian ini didesain untuk menguji attitudes, Organisational Practices
pengaruh variabel-variabel organisasional and Performance Drivers. Journal
tertentu dengan persepsi karyawan tentang of Management & Organization,
iklim layanan pelanggan di institusi mereka. vol 14, 168-179.
Persepsi karyawan tentang iklim layanan Angela, Martin. (2008). Service climate and
pelanggan tidak boleh diabaikan oleh top employee weel being in higher
manajemen. Berdasarkan penelitian- education, Journal of Management
penelitian sebelumnya persepsi ini telah & Organization, vol 14,155-167.
terbukti terkait dengan persepsi pelanggan
tentang layanan dan penilaian kepuasan Bennet, A. (1990). Many Consumers Expect
pelanggan. Sebuah implikasi dari temuan ini Better Service and Say The Willing
adalah bahwa sebagai ganti pengukuran to Pay for It. Wall Street Journal,
persepsi kepuasan pelanggan, kita bisa November, vol 12.
mengukur persepsi karyawan tentang iklim
layanan pelanggan. Jika persepsi ini bisa Bennet, R. (1992). Gaining a Competitive
dipengaruhi, karyawan bisa termotivasi Advantage Through Customer
untuk menyediakan layanan pelanggan yang Satifaction. Journal of Bank
lebih baik. Ini bisa menjadi sebuah cara Marketing, 24 (12).
yang lebih baik untuk mengembangkan Brown, K.A. and T.R Mitchell. (1993). Or-
kepuasan pelanggan dibanding hanya ganizational Obstacles: Links With
dengan melalui sarana tradisional. Financial Performance, Customer
Layanan pelanggan tentu telah men- Satisfaction and Job Satisfaction in
jadi sebuah topik yang menarik, karena satu- a Service Environment. Journal of
satunya yang bisa digunakan oleh sebuah Human Relations, vol 46 (6).
institusi untuk membedakan diri dari kom-
petitornya adalah dengan cara menyediakan De Vellis, R.F. (1992), Scale Development:
kualitas layanan yang lebih baik. Menyedia- Theory and Applications. 2nd ed
kan layanan yang berkualitas menjadi London: Sage Publications.

216
Analisis Persepsi Karyawan … (Siti Nursyamsiah dan Prapti Antarwati)

David J.Lux, Steve and Curtis. (1996). Schneider, B. B. Chung and K.P. Yusko.
Factors Influencing Employee (1993). Service Climate for Service
Perceptions of Customer service Quality. Current Direction in
Climate. Journal of Market Psychological Acience. 2 (5).
Focused Manajement, I, 65-86
Tornow, W. and J.W. Wiley. (1981). Service
Kelley, S.W. (1992). Developing Customer Quality and Management Parctices:
Orientation Among Service A Look at Employee Atitude’s,
Employees. Journal of Academy of Customer Satisfaction and Botton-
Marketing Science. Vol 20 (1). Line Consequences. Journal of
Human Resource Planning, 14 (2).
Schneider, B. (1973). The Perseptionof
Organizational Climate: The Voon, dkk. 2009). Linking Service Climate
Customer’s View. Journal of to Organizational Performance:
Applied Paychology, vol 57 (3). Evidence from Sarawak. Journal of
Business and Society, vol 10,120-
Schneider, B. (1980). The Service 135.
Organization: Climate Is Crucial.
Organizational Dynamic’s. 9 (2). Wiley J.W. (1991). Customer Satisfaction:
Schneider, B and D.E.Bown. (1985). Em- A Supportive Work Environment
ployee and Customer Perceptions and Its Financial Cost. Journal of
Human Resource Planning, Vol 14
of Service In Bank’s: Replication (2).
an Extension. Journal of Applied
Psychology, Vol 70 (3).

217

Anda mungkin juga menyukai