Definisi nilai pelanggan atau customer value menurut Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller S ” is the difference between the prospective customer’s evaluation of all the
benefits and all the costs of an offering and the perceived alternatives”. Atau Selisih
antara total customer value dan total customer cost. Total customer value adalah
sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tersebut.
Total customer cost adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang
dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk
dan jasa.
Pengertian nilai pelanggan menurut Best (2008) adalah selisih antara nilai yang
diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, dengan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut.
APA ITU CUSTOMER VALUE ?
Menurut B. Fieg, yang dikutip oleh Scott Robinette dan Claire Brand (2001:27),
“Value is determined on the customer’s terms in the context of his or her unique
needs” (Setiap pelanggan memiliki terminologi tersendiri mengenai suatu nilai
tawaran, di mana nilai tersebut dapat memenuhi kebutuhan khusus dari pelanggan
tersebut).
Nilai pelanggan menurut Butz dan Goodstein adalah ikatan emosional yang terjalin
antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk atau jasa yang
dihasilkan pemasok tersebut dan mendapati bahwa produk yang bersangkutan
memberikan nilai tambah.
Cost Value, yaitu biaya yang dibayar pelanggan untuk mendapatkan produk atau
jasa. Cost Value ini meliputi:
Biaya moneter, yaitu uang yang dikeluarkan untuk melakukan pembelian
terhadap suatu produk (harga beli).
Biaya waktu, yaitu besarnya waktu yang harus dikeluarkan pelanggan untuk
memperoleh suatu produk. Misalnya waktu yang dihabiskan untuk mencapai
lokasi, kecepatan transaksi.
Biaya energi, yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk
menggunakan produk. Misalnya ongkos perawatan, konsumsi bahan bakar.
Biaya fisik, berupa rasa kesal, tidak sabar, atau senagn selama proses
memperoleh servis.
MANFAAT CUSTOMER VALUE ?
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), manfaat menciptakan nilai pelanggan diantaranya
yaitu:
• Menciptakan Kesetiaan dan Retensi Pelanggan
Manajemen hubungan pelanggan yang baik akan menciptakan kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang puas akan tetap setia dan menceritakan hal baik mengenai perusahaan dan
produknya pada orang lain.
• Menumbuhkan Pangsa Pasar
Untuk meningkatkan pangsa pelanggan, perusahaan bisa menawarkan ragam yang lebih
banyak pada pelanggan lama atau mereka bisa melatih karyawan untuk melakukan lintas
penjualan dan penjualan produk lanjutan untuk memasarkan lebih banyak produk dan jasa
pada pelanggan lama.
• Membantu Ekuitas Pelanggan
Ekuitas pelanggan dapat menjadi tolak ukur kinerja perusahaan yang lebih baik daripada
penjualan terbaru atau pangsa pasar.
• Membangun Hubungan yang Benar dengan Pelanggan yang Tepat
Perusahaan harus mampu menentukan pelanggan mana yang harus diraih dan
dipertahankan. Jenis pelanggan yang berbeda membutuhkan strategi manajemen yang
berbeda. Tujuannya untuk membangun hubungan pelanggan yang benar dengan pelanggan
yang tepat.
STRATEGI MEMBANGUN CUSTOMER VALUE
Menurut Kotler dan Keller (2009), cara membangun nilai pelanggan yaitu dengan
meningkatkan manfaat produk, pelayanan, staf dan citra yang ditawarkan serta
mengurangi satu jenis biaya atau lebih. Strategi yang biasa digunakan dalam
membangun nilai pelanggan dikenal dengan istilah generic value strategic, yaitu:
Memberi manfaat lebih dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing
(more for less).
Memberi manfaat yang lebih dengan biaya yang sama besar jika dibandingkan
pesaing (more for same).
Memberi manfaat yang sama dengan pesaing dengan biaya lebih rendah (same
for less).
Memberi manfaat yang lebih dan biaya yang lebih besar dibanding pesaing
(more for more).
.
APA ITU VALUE PROPOSITION
• Value proposition dapat menjadi inovatif dari suatu penawaran yang baru atau dapat
mengubah penawaran sudah ada dan dapat menjadi alasan untuk pelanggan beralih dari
satu perusahaan ke perusahaan lain
• Dengan adanya Value proposition diharapkan dapat meningkatkan customer value.
Dalam jurnal “Identifying competitive customer value proposition in retailing” (Timo
Rintamaki & Hannu Kuusela, 2007), dirumuskan 4 dimensi customer value propositions
utama yang dapat diciptakan oleh sebuah perusahaan kepada customer
1. Functional value : yang diutamakan adalah kinerja fungsional, utilitarian, atau fisik
(Sheth et al, 1991, hal. 160)
2. Economic value : harga terendah atau tradeoff terbaik antara kualitas dan harga (Gale,
1994; Zeithaml, 1988), Harga ekonomis adalah yang penting
3. Emotional value : utilitas yang dirasakan berasal dari kapasitas alternatif untuk
membangkitkan perasaan atau afektif (Sheth et al., 1991, hal. 161).
4. Symbolic value : makna konsumsi positif yang melekat pada diri dan/ atau
dikomunikasikan kepada orang lain
ELEMEN VALUE PROPOSITION
7. Price, bagaimana harga dapat ditentukan oleh pesaingnya dan menjadi dasar
dalam menentukan harga produk barang yang ditawarkan.
8. Cost Reduction, bagaimana sebuah nilai didapat dari biaya yang dikeluarkan
oleh pelanggan dalam membeli produk atau jasa yang dapat dikurangi.
9. Risk Reduction, resiko yang ditimbulkan oleh produk yang ditawarkan kepada
pelanggan sangat kecil. Dengan kata lain produk yang ditawarkan memiliki
garansi jika terjadi kerusakan.
10. Accessbility, produk yang ditawarkan dapat dengan mudah digunakan atau
dapat diakses semua orang.
11. Convenient/Usability, bagaimana sebuah produk dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan bagi pelanggannya dan pelanggan tersebut merasa nyaman akan
kehadiran produk tersebut.
CARA MEMBUAT VALUE PROPOSITION
• Value Proposition Canvas merupakan alat untuk membuat model bisnis yang
diformulasikan oleh Alex Osterwalder penulis buku Business Model Generation and
Value Proposition
• Melalui metode Value Proposition Canvas ini, anda bisa mengamati pelanggan secara
terstruktur untuk membuat produk maupun jasa yang memberi nilai bagi pelanggan.
• Value Proposition Design membantu mengorganisasikan informasi tentang apa yang
sesungguhnya diinginkan konsumen, serta dengan mengidentifikasi pola nilai, target
customers pains and gains dengan nilai yang riil yang akan menghilangkan pains dan
akan meng-empower gains.
IMPLEMENTASI VALUE PROPOSITION
Ada 9 blok utama dalam BMC (bisnis model canvas) yang harus diperhatikan, diantaranya
adalah;
1. Value Proposition
Memberikan informasi mengenai masalah yang akan dipecahkan dan bagaimana kamu
menawarkan solusi untuk masalah tersebut. Sajikan beberapa value yang dapat bisnis
kamu berikan untuk pelanggan.
2. Customer Segments
Memaparkan informasi terkait dengan segmen pasar mana yang akan dan mampu
dilayani oleh suatu bisnis. Segmentasi bisa dibagi dari kondisi geografi, demografi,
psikologis, dan behavioral.
3. Customer Relationships
Menyajikan gambaran mengenai bagaimana suatu bisnis menjalin hubungan dengan
pelanggan agar tetap loyal dengan bisnismu. Misalnya dengan memberikan diskon,
promo, atau giveaway.
4. Channels
Menunjukkan bagaimana dan dimana bisnis mengkomunikasikan value kepada
pelanggan. Channel yang digunakan bisa offline seperti membagun toko fisik
dan online dengan bantuan sosial media, seperti Facebook hingga Instagram.
IMPLEMENTASI VALUE PROPOSITION
5. Key Partners
Memberikan penjelasan tentang third parties atau pihak-pihak yang memiliki peran sebagai
partner untuk mewujudkan kegiatan bisnis dan menyampaikan value untuk pelanggan.
Contoh umum key partners adalah supplier.
6. Key Activities
Memaparkan mengenai apa yang dilakukan perusahaan sehari-hari untuk menjalankan
bisnis, termasuk bagaimana perusahaan memproduksi, memasarkan hingga memberikan
solusi kepada konsumen. Contohnya, key activities dari perusahaan F&B adalah menerima
dan menyajikan pesanan untuk pelanggan.
7.Key Resources
Menjelaskan mengenai sumber daya hingga pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis, seperti peralatan-peralatan untuk menunjang kegiatan bisnis.
8.Cost Structure
Memberikan informasi terkait pengeluaran yang akan muncul saat menjalankan bisnis.
Biaya bisa terbagi menjadi fixed cost seperti biaya gaji dan variable cost seperti biaya bahan
baku.
9.Revenue Streams
Menyajikan berbagai list sumber pendapatan yang akan didapatkan dari menjalankan
kegiatan bisnis.
IMPLEMENTASI PADA SOUR SALLY
Sour Sally adalah brand dari produk frozen yogurt di Indonesia yang dikelola oleh Berjaya Sally
Ceria Company. Sour Sally diperkenalkan oleh Donny Pramono, dimana ide tersebut datang dari
hobi dan observasi tentang lifestyle anak muda di Amerika Serikat (ketika dia menjadi
mahasiswa disana) yang gemar berkumpul di outlet frozen yogurt. Saat itu, frozen yogurt masih
belum ada di Indonesia, jadi Donny berpikir menjual frozen yogurt adalah ide yang bagus untuk
membuat sebuah bisnis di Indonesia, dimana rasa dari yogurt tersebut telah diadaptasi dengan
lidah orang Indonesia (rasa yang lebih manis, kurang asam dan creamy dibandingkan rasa yogurt
Amerika). Pada 15 May 2008, Donny membuka outlet Sour Sally pertamanya di Senayan City,
Jakarta. Sekarang, terdapat 36 outlet Sour Sally, dimana ada 2 outlet yang terletak di Singapura.
Dalam waktu yang singkat, Sour Sally Frozen Yogurt atau Sour Sally Fro-yo(terkenal dengan
sebutan Fro-yo) menjadi “tempat paling trendi” untuk makan, kumpul dan menikmati frozen
dessert, menggantikan toko ice cream dan memenangkan hati konsumen dari artis lokal yang
ingin refreshing dengan merasakan frozen yogurt dengan berbagai topping dan juga maskot Sally
yang telah identik dengan Sour Sally.
IMPLEMENTASI PADA SOUR SALLY
2. Value Proposition
Pada produk Sour Sally yang dapat menjadi nilai tambah dan lebih unggul dari produk
lainnya yaitu citarasa yogurt yang unik seperti black sakura dan white skim. Mereka
menyediakan ukuran yang beraneka ragam dan pengemasannya yang unik serta terdapat
beberapa paket take home yang mempermudah dalam pembelian take away. Sour Sally ini
sangat aman dan menyehatkan meskipun dikonsumsi jangka panjang karena rendah lemak
yang menjadikan alternatif orang yang tidak mengkonsumsi es krim. Varian toping yang
lengkap dan segar bisa kita temukan di Sour Sally mulai dari buah-buahan hingga saus
seperti yellow velvet sauce, frosted choco nuts, dan masih banyak lagi.
IMPLEMENTASI PADA SOUR SALLY
4. Customer Relationship
Untuk membangun hubungan dengan customer, Sour Sally menggunakan media social
seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Tiktok. Di media social mereka sering melakukan
interaksi dengan customer mereka seperti repost story, give away, dan lainlain. Selain itu
mereka juga sering mengadakan promo untuk merayakan event tertentu.
5. Revenue Streams
Penghasilan yang mereka dapatkan yaitu melalui penjualan frozen yogurt, toping, dan saus.
Mereka menyediakan paket dengan jumlah toping yang berbeda. Apabila ingin menambah
toping dan saus maka customer harus mengeluarkan biaya tambahan
IMPLEMENTASI PADA SOUR SALLY
6. Key Resources
Untuk menyampaikan value proposition, Sour Sally membutuhkan bahan baku yang sesuai
dan terbaik untuk citarasa yang khas. Selain itu mereka membutuhkan sumber daya manusia
yang mampu dan ahli dalam masing-masing bagian contohnya bagian produksi, bagian
pemasaran, bagian keuangan, dll. Resep yang digunakan harus paten tanpa mengurangi atau
melebihi sedikitpun. Lokasi yang dipilih untuk menjual Sour Sally juga harus diperhatikan
agar penjualannya semakin meningkat.
7. Key Activities
Aktivitas yang perlu dilakukan pihak Sour Sally untuk mempertahankan dan juga
menyampaikan value proposition yaitu mereka harus selalu memperbarui atau menambah
varian menu, toping, dan saus agar peminatnya semakin ramai. Mereka harus mengubah
konsep saat penjualannya menurun seperti yang mereka lakukan beberapa tahun lalu.
Sehingga dengan rebranding inilah yang membuat mereka terus bertahan. Selain itu, dalam
melakukan pelayanan kepada customer harus dengan ramah agar customer merasa nyaman
dan menyukai pelayanan yang diberikan.
IMPLEMENTASI PADA SOUR SALLY
9. Cost Structure
Dalam menjalankan bisnis ini, pihak Sour Sally harus mengeluarkan biaya yang
terbagi dari Fixed cost dan Variable cost. Fixed cost Sour Sally seperti biaya sewa
outlet, gaji karyawan tetap, biaya listrik serta air, pajak properti yang mereka
miliki. Sedangkan untuk variable cost seperti bahan baku, biaya pemasaran dan
periklanan, dan pemenuhan alat produksi.