Dosen Pengampu:Dr.Musnaini,S.E.,M.M
Contents
MAKALAH HUBUNGAN PELANGGAN.....................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1.Latar belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Nilai Pelanggan..........................................................................................................5
2.2 Manfaat Nilai Pelanggan..............................................................................................................6
2.3 Dimensi Nilai Pelanggan...............................................................................................................7
2.4 Strategi Membangun Nilai Pelanggan..........................................................................................8
2.5 Studi Kasus...................................................................................................................................9
2.5.1 Metode mengukur kepuasan pelanggan Bukalapak...........................................................10
2.5.2. Indikator Kepuasan Pelanggan Bukalapak..........................................................................11
2.5.3.Studi Kasus Bukalapak memiliki pengunjung web perbulan kedua terbanyak dibandingkan
.....................................................................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2. Saran.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Perusahaan-perusahaan masa kini sedang menghadapi persaingan berat.
Perusahaan harus tahu bagaimana caranya menarik pelanggan dan mengungguli
pesaing mereka. Akan tetapi pada kenyataannya pemasaran hanyalah salah satu
faktor untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.Dewasa ini, berbagai
kemajuan dalam bidang industri membuat masyarakat perusahaan untuk
berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut agar strategi dalam suatu
organisasi dan pemasaran suatu produk. Para pemimpin organisasi bisnis
memerlukan strategi dan konsep yang lebih berpengalaman untuk
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatuorganisasi, untuk
mencapai tujuan. Perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangkauan
masa depan yang akan datang dan ditetapkansebagai keputusan pimpinan
tertinggi dalam usaha menghasilkan sesuatuyang berkualitas, dengan diarahkan
pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
Oleh karena itu dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan adanyasebuah
strategi, diantaranya strategi pemasaran. Manajemen strategi merupakan proses
atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakanya,yang dibuat oleh
pimpinan. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasilmendapatkan,
mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Pelangganmerupakan satu-
satunya alasan perusahaan membangun pabrik,mempekerjakan karyawan,
menjadwalkan rapat, membuat jalur serat optik,atau melibatkan diri dalam
aktivitas bisnis apapun. Tanpa pelanggan,masyarakat tidak akan mempunyai
bisnis.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud penciptaan nilai untuk pelanggan?
2. Bagaimana cara mengembangkan hubungan dengan pelanggan?
3. Bagaimana cara mengukur kepuasan pelanggan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penciptaan nilai untuk pelanggan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan hubungan
pelanggan.
3. Untuk mengetahui cara mengukur kepuasan pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan (customer value) adalah ikatan emosional yang muncul
antara pelanggan dengan produsen berupa manfaat ekonomi, fungsional dan
psikologis dari konsekuensi pelanggan menggunakan produk dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan tertentu. Nilai pelanggan ditentukan oleh dua hal yaitu
biaya (cost) dan manfaat (benefit). Biaya mencakup biaya uang, waktu, energi
dan psikologi. Manfaat mencakup produk, jasa, pribadi dan image.
Nilai pelanggan merupakan penilaian keseluruhan konsumen terhadap
utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan
apa yang diberikan. Nilai pelanggan adalah tradeoff antara persepsi pelanggan
dengan terhadap kualitas atau manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan
lewat harga yang dibayarkan.
Nilai pelanggan juga didefinisikan sebagai total nilai yang ditawarkan
kepada pelanggan dikurangi total biaya yang telah dikeluarkan pelanggan. Nilai
total pelanggan meliputi nilai fungsional dari produk, pelayanan, emosional,
sosial, dan nilai kondisional. Sedangkan biaya total meliputi harga moneter,
waktu, upaya belanja, energi dan psikologi
Berikut definisi dan pengertian nilai pelanggan dari beberapa sumber
buku:
Menurut Butz dan Goodstein (1996), nilai pelanggan adalah ikatan
emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan
menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan pemasok tersebut dan
mendapati bahwa produk yang bersangkutan memberikan nilai tambah.
Menurut Woodruff (1997), nilai pelanggan adalah pilihan yang dirasakan
pelanggan dan evaluasi terhadap atribut produk dan jasa, kinerja atribut
dan konsekuensi yang timbul dari penggunaan produk untuk mencapai
tujuan dan maksud konsumen ketika menggunakan produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009), nilai pelanggan adalah selisih antara
penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu
penawaran terhadap alternatifnya. Nilai total pelanggan (total customer
value) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan
psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang
disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat.
Menurut Setijono dan Dahlgaard (2007), nilai pelanggan adalah
penjumlahan dari manfaat dikurangi pengorbanan yang hasil sebagai
konsekuensi dari pelanggan menggunakan produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan tertentu.
Menurut Best (2008) nilai pelanggan merupakan selisih antara nilai yang
diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk,
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut
2.2 Manfaat Nilai Pelanggan
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), terdapat empat manfaat yang
diperoleh dalam menciptakan nilai pelanggan, yaitu:
a. Menciptakan kesetiaan dan retensi pelanggan
Manajemen hubungan pelanggan yang baik menciptakan kepuasan
pelanggan. Hasilnya, pelanggan yang puas tetap setia dan menceritakan hal-hal
yang baik tentang perusahaan dan produknya kepada orang lain. Maka tujuan
manajemen hubungan pelanggan adalah tidak hanya menciptakan kepuasan
pelanggan, tetapi kepuasan penuh pelanggan untuk mendapatkan nilai seumur
hidup pelanggan.
b. Menumbuhkan pangsa pasar
Selain mempertahankan pelanggan, manajemen hubungan pelanggan
yang bagus dapat membantu pemasar pangsa pelanggan (share of customer).
Untuk meningkatkan pangsa pelanggan, perusahaan dapat menawarkan ragam
yang lebih banyak pada pelanggan lama. Atau mereka dapat melatih karyawan
untuk melakukan lintas penjualan dan penjualan produk lanjutan untuk
memasarkan lebih banyak produk dan jasa kepada pelanggan lama.
c. Membantu ekuitas pelanggan
Tujuan akhir manajemen hubungan pelanggan adalah menghasilkan
ekuitas pelanggan yang tinggi. Ekuitas pelanggan (customer equity) adalah
gabungan nilai seumur hidup pelanggan dari semua pelanggan perusahaan.
Ekuitas pelanggan bisa menjadi ukuran kinerja perusahaan yang lebih baik
daripada penjualan terbaru atau pangsa pasar.
d. Membangun hubungan yang benar dengan pelanggan yang tepat
Perusahaan harus menata ekuitas pelanggan cermat dengan cermat.
Perusahaan harus mampu menentukan pelanggan mana yang harus diraih dan
dipertahankan oleh perusahaan. Perusahaan dapat mengelompokkan pelanggan
menurut profitabilitas potensial mereka dan menata hubungan dengan
pelanggan berdasarkan kelompoknya. Jenis pelanggan yang berbeda
memerlukan strategi manajemen yang berbeda. Tujuannya adalah membangun
hubungan pelanggan yang benar dengan pelanggan yang tepat.
2.3 Dimensi Nilai Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2009), nilai pelanggan diperoleh dari selisih
antara apa yang didapatkan pelanggan dan apa yang ia berikan untuk
kemungkinan pilihan yang berbeda. Terdapat beberapa dimensi nilai pelanggan,
yaitu sebagai berikut:
1. Nilai Produk. Nilai produk atau product value adalah evaluasi mengenai
seberapa besar keuntungan yang dapat dinikmati oleh pelanggan terhadap
produk yang ditawarkan oleh produsen. Perusahaan dapat memberikan
keuntungan pada pelanggan melalui fitur, tingkat keandalan, ketahanan,
model, dan desain produk.
2. Nilai Pelayanan. Nilai pelayanan atau service value adalah nilai yang
membedakan suatu produk dengan produk pesaingnya. Nilai pelayanan
dapat dilihat dari bentuk atau proses pelayanan yang diterima oleh
pelanggan, apakah pelayanannya cepat dan tepat.
3. Nilai Personil. Nilai personil atau personal value adalah ukuran
kemampuan dan keahlian karyawan. Nilai personil dapat dilihat dari
kemampuan berkomunikasi, kecepatan dan ketelitian, serta kesopanan
dan keramahan karyawan terhadap pelanggan.
4. Nilai Citra. Nilai citra atau image value adalah nilai yang didapatkan dari
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan komponen yang menghasilkan
reputasi perusahaan. Nilai citra dapat dilihat melalui produk, merek,
lokasi, dan lain sebagainya.
5. Harga Moneter. Harga moneter adalah uang yang dikeluarkan oleh
pelanggan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk.
6. Biaya Waktu. Biaya waktu adalah besarnya waktu yang dihabiskan oleh
pelanggan ketika berbelanja suatu produk. Biaya waktu dapat dilihat dari
kecepatan transaksi.
7. Biaya Fisik. Biaya fisik adalah besarnya tenaga yang dihabiskan oleh
pelanggan ketika berbelanja suatu produk.
8. Biaya Psikis. Biaya psikis adalah biaya berupa rasa kesal atau senang
selama proses memperoleh pelayanan atau mengkonsumsi produk.
2.4 Strategi Membangun Nilai Pelanggan
Tahap awal yang dapat dilakukan dalam membangun nilai pelanggan
adalah dengan memahami kebutuhan pelanggan dengan cara promosi dan
kegiatan komunikasi pemasaran dan melakukan perancangan dan pengendalian
kualitas yang efektif dengan cara mengurangi biaya. Setelah memahami
kebutuhan pelanggan dan melakukan perancangan serta pengendalian kualitas
yang efektif baru kemudian membuat kualitas yang super bagi pelanggan. Pada
saat kualitas produk tersebut diterima oleh pasar, maka akan terbentuk nilai
pelanggan, nilai pelanggan yang tinggi akan menghasilkan keuntungan,
pertumbuhan, nilai saham yang tinggi pula.
Menurut Kotler dan Keller (2009), cara membangun nilai pelanggan adalah
dengan meningkatkan manfaat produk, pelayanan, staf dan citra yang
ditawarkan serta mengurangi satu jenis biaya atau lebih. Strategi yang biasa
digunakan dalam membangun nilai pelanggan dikenal dengan istilah generic
value strategic, yaitu sebagai berikut:
Dosen Pengampu:
Dr. Musnaini, S.E,.M.M
Disusun Oleh:
1. Deni Indah Purnama Zebua C1B021027
2. Fristka Sri H.Turnip C1B021288
3. Mega Isabella Sitinjak C1B021217
4. Az’zahra Machzunnah C1B021231
5. Anggun Syamsasni C1B021262
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1Latar Belakang 4
2.1Rumusan Masalah 5
3.1Tujuan 5
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN 5
1.1Kerangka Konseptual 5
2.1Konsepsi Strategi Hubungan Pelanggan (Fase 1) 5
3.1Reorganisasi Berorientasi Pelanggan (Fase 2.) 6
4.1Perubahan Sikap dan Perilaku Pelanggan (Fase 3) 6
5.1Keberhasilan Ekonomi (Fase 4) 6
6.1Studi Kasus 7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................................9
1.1KESIMPULAN 9
BAB IV...............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Costumer Relations adalah Hubungan baik dengan public internal maupun eksternal akan
membentuk iklim positif suatu perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
produktivitas. Hubungan baik yang ditujukan kepada public eksternal perusahaan akan
menimbulkan jalinan. ikatan yang erat antara perusahaan dengan public eksternalnya.
Hubungan baik ini dapat berupa kesetian para klien terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Customer Relations merupakan kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara
memuaskan.Pelayanan yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang
dihadapi. Customer Relations merupakan kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia. Customer relationship marketing sebagai strategi untuk
membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dalam jangka panjang dengan
mengkombinasikan kemampuan untuk merespon secara langsung dan untuk melayani
pelanggan dengan interaksi yang tinggi. Untuk mendukung penerapan strategi customer
relationship marketing, diperlukan suatu perangkat berupa pendekatan manajemen, yaitu
customer relationship management (CRM).
2.1Rumusan Masalah
3.1Tujuan
PEMBAHASAN
1.1Kerangka Konseptual
Jika antarmuka ke pelanggan dan proses bisnis terkait secara konsisten diarahkan pada
kebutuhan pelanggan, perubahan positif dalam sikap dan perilaku pelanggan dapat dicapai
dalam fase ini dengan memenuhi atau memenuhi persyaratan pelanggan secara berlebihan.
Visualisasi ketergantungan dan hubungan dalam rantai efek berfungsi sebagai dasar
analisis dan derivasi langkah-langkah untuk meningkatkan keberhasilan ekonomi (misalnya
alasan pembelian berulang). Hubungan pelanggan harus melalui berbagai fase sebelum
loyalitas pelanggan yang diinginkan dan kesuksesan ekonomi terkait dapat dicapai. Di balik
fase-fase yang ditunjukkan terdapat rantai efek klasik dari loyalitas pelanggan, yang juga
dipengaruhi secara positif atau negatif oleh faktor eksternal dan internal dan dimulai dengan
kontak pertama. Ini menggambarkan interaksi pertama pelanggan dengan penjual produk atau
layanan. Kemudian pelanggan membentuk peringkat kepuasan pribadinya. Jika kebutuhan
pelanggan terpenuhi atau bahkan terlampaui pada fase ini, maka dapat mengakibatkan
loyalitas pelanggan. Ini dipahami berarti hubungan dasar kepercayaan berdasarkan
penerimaan penyedia oleh pelanggan mengenai kinerjanya. Besar kemungkinan pelanggan
akan membeli lagi pada pembelian berikutnya.
loyalitas pelanggan, yang juga dipengaruhi secara positif atau negatif oleh faktor
eksternal dan internal dan dimulai dengan kontak pertama. Ini menggambarkan interaksi
pertama pelanggan dengan penjual produk atau layanan. Kemudian pelanggan membentuk
peringkat kepuasan pribadinya. Jika kebutuhan pelanggan terpenuhi atau bahkan terlampaui
pada fase ini, maka dapat mengakibatkan loyalitas pelanggan. Ini dipahami berarti hubungan
dasar kepercayaan berdasarkan penerimaan penyedia oleh pelanggan mengenai kinerjanya.
Besar kemungkinan pelanggan akan membeli lagi pada pembelian berikutnya situasi karena
kepercayaan yang telah dibangun dan keinginan mereka untuk beralih juga akan rendah. Fase
berikutnya dari loyalitas pelanggan terjadi ketika pembelian kembali nyata terjadi. Keyakinan
pelanggan juga tercermin dalam aktivitas cross-buying dan rekomendasi kepada calon
pelanggan baru. Jika fase yang dijelaskan dilalui secara positif dan sukses sepenuhnya, rantai
efek retensi klien, dan umumnya CRM, berakhir dengan peningkatan kesuksesan ekonomi.
Interaksi yang diduga antara protes klien, penanganan keluhan oleh korporasi, dan retensi
berkelanjutan klien yang memprotes ke perusahaan juga telah lama dipertimbangkan.
Keuntungan komersial dianggap terjadi untuk perusahaan yang menjalankan sistem
penanganan klaim (misalnya sistem CRM) yang mengurangi frustrasi klien dan
melanggengkan retensi (atau benar-benar memperluas kepuasan dan kemungkinan retensi
klien) antara klien yang tidak puas karena hubungan yang disebutkan sebelumnya
6.1Studi Kasus
CRM di PTSI ini mulai dikembangkan sejak tahun 2003, artinya penerapan CRM ini
sudah bisa dievaluasi untuk keperluan pengembangan sistem CRM yang lebih baik lagi. PTSI
adalah sebuah perusahaan BUMN, yang selama ini lebih banyak menerima order dari
pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hubungan baik dengan pelanggan sering dianggap
tidak perlu oleh perusahaan pemerintah, karena target sasaran yang jelas dan ada di depan
mata. Tetapi, sebagai sebuah perusahaan pemerintah, ternyata PT. SI sudah mulai
mengembangkan dan menerapkan CRM di dalam mengelola hubungan dengan para
pelanggannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kelemahan pada penerapan CRM
tersebut, antara lain masih kurang tersedianya informasi yang ditampilkan pada perangkat IT
yang dimiliki oleh PTSI itu sendiri. Disamping itu website corporate dianggap sebagai
pelengkap saja bukan di jadikan suatu tools yang mendukung penerapan CRM. Selain itu
komitmen dari manajemen yang dianggap masih setengah hati dalam implementasi CRM
sehingga mengesankan BUMN ini masih mengejar captive market atau bantuan dari
pemerintah.
Hasil penelitian memberikan implikasi perlunya adanya perubahan kultur atau budaya
perusahaan karena konsep CRM itu sendiri adalah sebuah strategi yang berfokus pada
pelanggan yang mampu mendorong pertumbuhan keuntungan dengan memberikan nilai
kepada pelanggan. CRM adalah sebuah strategi bisnis yang secara pro-aktif membangun
preferensi untuk sebuah organisasi dengan tiap-tiap individu pekerja, saluran dan pelanggan
menghasilkan peningkatan performa dan retensi.
Penerapan CRM di PT. SI masih belum efektif. Hal ini memang disebabkan oleh
berbagai faktor. Pertama, adanya kendala dalam organisasi itu sendiri dimana belum
tercapainya komitmen dewan direksi yang kuat dalam pelaksanaan sistem CRM tersebut.
Kemudian, dibutuhkan konsep mekanisme atau Standard Operation Procedure (SOP) dalam
pelaksanaannya sehingga sistem tersebut dapat dijalankan oleh sumber daya yang ada dalam
PT. SI. Selama ini ketiadaan SOP menyebabkan pelaksanaan CRM dilakukan tidak optimal.
Efektivitas penggunaan CRM menjadi maksimal bila didukung oleh penerapan
teknologi internet. Karena dalam formulasi kesuksesan CRM adalah people-process
technolgy ketiga peranan ini mutlak untuk hasil yang efektif dan maksimal. Internet sendiri
merupakan implementasi sedangkan kemampuan sumber daya juga sangat penting. Kurang
tepatnya implementasi CRM di PT. SI terletak pada organisasi dan proses yang dijalankan
selama ini jadi bukan pada penggunaan perangkat IT sebagai media komunikasi.
Untuk itu, perlu adanya perubahan tampilan yang mendasar terhadap situs PT. SI,
baik desain, menu yang ditampilkan serta informasi yang menunjang bagi penetrasi pasar.
Situs merupakan gerbang awal dalam mencari informasi dalam perusahaan, seharusnya PT.
SI lebih concern untuk membuat perubahan yang radikal terhadap konsep promosinya.
Keuntungan yang didapatkan dalam penerapan CRM bagi PT. SI adalah memudahkan dalam
melayani pelanggan serta melakukan fokus bisnis dan tentu dilakukan juga sebagai upaya
efisiensi. Selain itu, CRM juga memudahkan pelanggan PT. SI dalam berhubungan sehingga
menciptakan hubungan yang loyal dengan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
https://repository.uin-suska.ac.id/15452/7/7.%20BAB%20II_2018139KOM.pdf
Moser, M. A., & Moser, M. A. (2021). Impacts of Customer Relationship Management on Development of
Corporations. Springer Fachmedien Wiesbaden GmbH.
Budiarto, A., & MURTANTO, M. (1999). Teori Akuntansi: Dari Pendekatan Normatif ke Positif. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, 1(3), 163-182.