Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH PROFITABILITAS, INTANGIBLE ASSET, LEVERAGE

TERHADAP DIVIDEND POLICY DAN NILAI PERUSAHAAN

Perusahaan Indeks Papan Utama Sektor Consumer Non-Cyclicals yang Terdaftar


di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021

Peneliti :

Nama : Luxy Ella Tessya Nova


NIM : 20911065
Konsentrasi : Manajemen Keuangan

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS dan EKONOMIKA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

Februari 2023
ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan KaruniaNya yang tiada tara kepada kita semua terutama

kepada penulis, dan sholawat beriring salam disampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini berjudul “Pengaruh

Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividend Policy dan Nilai

Perusahaan” yang diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat menyelesaikan

pendidikan S2 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, jurusan Manajemen Universitas

Islam Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini banyak mendapat

bimbingan, bantuan dan fasilitas yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua, Ayahanda tersayang Priono dan Ibunda tercinta

Mujirahayu yang telah membesarkan dan mendidik penulis tanpa pamrih

sampai sekarang ini dan motivasi serta do’a dalam meraih gelar magister.

2. Bapak Prof. Fathul Wahid, S.T.,M.Sc.,Ph.D selaku Rektor Universitas

Islam Indonesia.

3. Bapak Johan Arifin, S.E, M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Bisnis dan

Ekonomika Universitas Muhammadiyah Islam Indonesia.

iv
4. Bapak Anjar Priyano, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Program Magister Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas

Islam Indonesis.

5. Bapak Drs. Sutrisno selaku Dosen Pembimbing tesis yang banyak berperan,

berkontribusi dan memberikan ilmunya kepada penulis serta membimbing

penulis dalam menyelesaikan tesis sehingga tesis ini dapat diselesaikan

dengan sebaik mungkin.

6. Bapak Dr. Zaenal Arifin, M.Si. selaku Dosen Penguji tesis yang banyak

berperan dan memberikan penulis kemudahan dalam merevisi tesis serta

membimbing penulis dalam menyelesaikan revisi tesis hingga diselesaikan

dengan sebaik mungkin.

7. Rekan-rekan di program MM khusus nya Angkatan 56 yang telah sama-

sama berjuang dan saling support dari awal kuliah sampai penyelesaian tesis

ini.

Penulis menyadari bahwasanya susunan tesis ini masih jauh dari kata

sempurna dan memuaskan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran

para pembaca untuk penyempurnaan tesis ini agar lebih bermanfaat di masa yang

akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, Februari 2023


Penulis

Luxy Ella Tessya Nova


20911063

v
HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. …1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………8

1.3 Rumusan Masalah……………………………………………. …..8

1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………….9

1.5 Manfaat Penelitian………………………………………………. .9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….11

2.1 Nilai Perusahaa……………………………………………………11

2.2 Profitabilitas…………………………………………………….....12

2.3 Intangible Asset……………………………………………………13

2.4 Leverage…………………………………………………………. 16

2.5 Dividend Policy…………………………………………………... 17

2.6 Pengembangan Hipotesis……………………………………….....18

2.7 Kerangka Penelitian……………………………………………... .29

BABIII METODE PENELITIAN…………………………………………..31

3.1 Desain Penelitian………………………………………………… 31

3.2 Populasi dan Sampel………………………………………………32

3.3 Definisi Operasional dan PengukuranVariabel Penel……………. 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………………...35

3.5 Teknik Analisis Data…………………………………………….. .38

BAB IV………………………….…………………………………………...41

vi
4.1 Statistik Analisis Deskriptif……………………………………….41

4.2 Hasil Uji Hipotesis………………………………………………..44

4.2.1Hasil Uji Asumsi Klasik……………………………………...44

4.2.2 Uji T…….……………………………………………………51

4.2.3 Uji F…….……………………………………………………55

4.2.2 Uji R2…….……………………………..……………………56

4.4 Pembahasan……………………………………………………….58

BAB V………………………….…………………………………………... 70

5.1 Kesimpulan………………………………………………………..70

5.2 Saran……………………………………………………………….72

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...73

Lampiran……………………………………………………………….82

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Karakteristik Perusahaan Sub Sektor Non Cyclicals .........................31


Tabel 4. 2 Descriptive Statistik ...........................................................................41
Tabel 4. 3 Uji Normalitas terhadap Dividend Policy sebelum outlier................ 45
Tabel 4. 4 Uji Normalitas terhadap Nilai Perusahaan sebelum outlier............... 45
Tabel 4. 5 Uji Normalitas terhadap Dividend Policy setelah outlier…............... 46
Tabel 4. 6 Uji Normalitas terhadap Nilai Perusahaan setelah outlier.................. 47
Tabel 4. 7 Uji Multikolinieritas terhadap Dividen Policy.................................... 48
Tabel 4. 8 Uji Multikolinieritas terhadap Nilai Perusahaan................................. 48
Tabel 4. 9 Uji Autokorelasi terhadap Dividen Policy........................................... 49
Tabel 4. 10 Uji Autokorelasi terhadap Nilai Perusahaan...................................... 49
Tabel 4. 11 Uji Heteroskedastisitas terhadap Dividen Policy............................... 50
Tabel 4. 12 Uji Heteroskedastisitas terhadap Nilai Perusahaan............................ 51
Tabel 4. 13 Uji Regresi Linier Berganda terhadap Nilai Perusahaan.................. 52
Tabel 4. 14 Uji Regresi Linier Berganda terhadap Dividend Policy.................... 54
Tabel 4. 15 Uji F terhadap Nilai Perusahaan.......................................................... 55

Tabel 4. 16 Uji F terhadap Dividend Policy.......................................................... 56

Tabel 4. 17 Uji R2 terhadap Nilai Perusahaan.................................................... ..57

Tabel 4. 18 Uji R2 terhadap Dividend Policy…................................................... 57

viii
Abstract
Dalam penelitian ini berjudul “Pengaruh profitabilitas, intangible asset,
leverage terhadap dividend policy dan nilai perusahaan, penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan menganalisis Pengaruh profitabilitas, intangible asset, leverage
terhadap dividend policy dan nilai perusahaan pada perusahaan indeks papan utama
sektor consumer non-cyclicals di bursa efek indonesia selama periode 2017-2021.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini perusahaan indeks papan utama sektor consumer non-cyclicals
di bursa efek indonesia selama periode 2017-2021. Teknik pengumpulan sampel
menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian 26
perusahaan untuk metode analisis data, menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intangible asset berpengaruh positif
terhadap dividen policy, sedangkan untuk profitabilitas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap dividen policy. Dimana untuk dividen policy berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, dan untuk intangible asset berpengaruh negative
terhadap nilai perusahaan, sedangkan unutuk profitabilitas dan leverage tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan indeks papan utama sektor
consumer non-cyclicals di bursa efek indonesia selama periode 2017-2021

Kata kunci: Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage, Dividend Policy Dan Nilai
Perusahaan

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan global memberikan dampak terhadap perkembangan

ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Perubahan tersebut membawa

tantangan dan ancaman bagi perusahaan dalam menghadapi pasar global.

Persaingan antar pelaku bisnis yang semakin ketat diberbagai sektor usaha tak

terkecuali sektor industri barang konsumen primer yang semakin berkembang dan

maju menyangkut berbagai merk lokal hingga impor membuktikan berkembangnya

perekonomian di Indonesia. Bahkan, selama ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia

banyak ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga dimana konsumsi

rumah tangga menjadi penyumbang kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia

(Nur’aini et al., 2020).

Industri barang konsumen primer atau yang biasa disebut dengan industri

sektor consumer non-cyclicals ialah industri yang berjalan dibidang produksi dan

distribusi yang menghasilkan barang konsumtif atau kebutuhan barang primer

(pokok) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat (Nugroho & Munari, 2021).

Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan kebutuhan akan

konsumsi barang primer menjadi sangat pesat. Selain itu perkembangan

perekonomian membuat persaingan semakin ketat dalam dunia perdagangan yang

bergerak diberbagai sektor contohnya pada perusahaan consumer non cyclicals.

Kemajuan teknologi dapat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian

suatu negara, hal tersebut disebabkan karena laju perubahan pasar yang semakin

1
cepat. Perusahaan melakukan usaha dalam persaingan yang semakin ketat agar

dapat mempertahankan perusahaan tersebut dalam kelangsungan hidupnya agar

tidak terjadi kerugian (Revinka, 2021).

Objek penelitian adalah perusahaan consumer non-cyclicals listed di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan consumer non-cyclicals atau barang

konsumen primer merupakan perusahaan yang melakukan produksi atau distribusi

barang dan jasa yang dijual kepada konsumen dan bersifat anti-siklis atau barang

primer dimana permintaan barang dan jasa tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi (https://www.idx.co.id). Perusahaan consumer non-cyclicals terdiri dari

beberapa sub sektor yaitu: food and staples retailing, food and beverages, tobacco,

dan non-durable household products (Nugroho & Munari, 2021).

Dilihat dari data inflasi tahun 2021 minat masyarakat untuk membeli barang

yang termasuk dalam consumer non cyclicals masih kurang (Kontan.co.id, 2021).

Tentunya hal ini dapat dikatakan sentimen penekan pada saham-saham consumer

non cyclicals contohnya pada UNVR, ICBP, INDF dan MYOR. Tetapi tidak

menutup kemungkinan juga ke depannya saham-saham berkapitalisasi pasar besar

akan kembali dilirik oleh investor, bagi investor yang menyukai saham defensif dan

dividend investing, investor tersebut dapat mengamati sektor consumer non

cyclicals. Dengan begitu perusahaan consumer non cyclicals kemungkinan dapat

merasakan peningkatan yang signifikan, hal ini tentunya dapat menaikkan

keuntungan perusahaan (Nugroho & Munari, 2021).

Perusahaan harus menentukan sebuah strategi bisnis yang tepat untuk

mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai keuntungan maksimal dan

memakmurkan nilai perusahaan yang tercermin melalui harga sahamnya (Rika

2
Gamayuni, 2015). Memaksimumkan nilai perusahaan juga sangat penting bagi

perusahaan, karena semakin tinggi nilai suatu perusahaan maka semakin baik nilai

perusahaan di mata investor maupun calon investor sehingga dapat menarik

perhatian calon investor untuk menanamkan sebagian atau seluruh modalnya ke

perusahaan tersebut (Algiffary, 2020).

Nilai perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh

investor dalam memprediksi tingkat keberhasilan suatu perusahaan, yang juga

sering dikaitkan dengan harga saham, karena harga saham yang lebih tinggi

menunjukkan nilai perusahaan yang lebih tinggi (Seth & Mahenthiran, 2022). Nilai

perusahaan yang tinggi menentukan kepercayaan yang diberikan pasar terhadap

prospek perusahaan di masa depan (Mangesti Rahayu et al., 2020).

Nilai perusahaan yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan karena akan mampu memberikan deviden

yang besar kepada investor. Adapun nilai perusahaan kreditur berkaitan dengan

likuiditas perusahaan, yaitu perusahaan dianggap mampu membayar kembali

pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Susanti & Restiana, 2018).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, antara lain:

profitabilitas, struktur modal, aset tidak berwujud, ukuran perusahaan dan

kebijakan dividen. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu perubahan (bisa

berkurang atau bisa juga bertambah) total aset perusahaan dimana pertumbuhan

aset tahun lalu menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan

yang datang (T. Purwanti, 2020) dalam menilai suatu perusahaan, ada juga variabel

lain seperti ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas dimana hasil penelitian

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur.

3
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah

profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

profit atau laba untuk mengukur tingkat efektivitas suatu manajemen perusahaan

(T. Purwanti, 2020). Peningkatan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan dalam mencapai tujuan untuk memaksimalkan nilai

perusahaan yang akan direspon positif oleh investor, sehingga permintaan saham

meningkat dan dapat menaikkan harga saham. Rasio profitabilitas dapat

dicerminkan dengan return on assets (ROA) (Iswajuni et al., 2018). Profitabilitas

merupakan faktor yang memprediksi nilai perusahaan dari perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI. Pada dasarnya profitabilitas mencerminkan kondisi keuangan

perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas, semakin tinggi jumlah dana internal dari

laba ditahan, mengurangi proporsi hutang dalam struktur modal. Jelas bahwa

profitabilitas memiliki korelasi positif dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan (Mangesti Rahayu et al., 2020).

Menghadapi berbagai persaingan di dunia bisnis, sebuah perusahaan

berusaha meningkatkan kinerjanya dan memperluas usaha dengan berbagai cara

untuk dapat mencapai tujuan perusahaaan yaitu mencari laba atau profit setinggi-

tingginya. Profitabilitas merupakan faktor yang harus mendapatkan perhatian

penting, karena untuk dapat melangsungkan hidup sebuah perusahaan harus berada

dalam kondisi yang menguntungkan agar investor yang sudah menanamkan

modalnya di perusahaan tersebut tidak akan menarik modalnya kembali dan

investor yang belum menanamkan modal pada perusahaan akan tertarik untuk

menanamkan modalnya di perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dituntut

4
untuk memenuhi target maupun tujuan perusahaan yang telah ditetapkan

sebelumnya artinya besarnya laba atau profit harus dapat tercapai sesuai dengan

target yang sudah ditetapkan. Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efektivitas suatu manajemen perusahaan dalam memperoleh laba

(Algiffary, 2020).

Penyebab kesenjangan yang signifikan antara ekuitas nilai bahwa

penyimpangan atau kesenjangan nilai ini buku dengan nilai pasar ekuitas), dan

apakah laporan keuangan menunjukkan bahwa aset yang secara fisik dan finansial

diwakili oleh kinerja keuangan masih digunakan oleh investor tercermin dalam

saldo perusahaan dihitung kurang dari untuk memprediksi nilai perusahaan

(Alhabshi et al., 2017). Aset tidak berwujud yang 20% dari nilai aktual perusahaan.

Aset tidak berwujud bersama-sama dengan aset berwujud merupakan satu kesatuan

yang: (1) menentukan nilai perusahaan dan (2) mempengaruhi kinerja keuangan

perusahaan. Hal ini didukung oleh (Rika Gamayuni, 2015) yang membuktikan

bahwa intangible capital telah memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan,

namun tidak dapat menjelaskannya secara lengkap, karena ada faktor lain yang

menjelaskannya.

Peran aset tidak berwujud di sektor barang barang konsumen primer juga

sangat penting. Kekuatan merek produk atau paten formula produk menghasilkan

manfaat ekonomi bagi perusahaan sektor barang konsumsi primer. Dinyatakan pada

penelitian (Kombih & Suhardianto, 2017) aset tidak berwujud menentukan nilai

perusahaan yang diukur dengan perusahaan. Sampel yang digunakan adalah

perusahaan barang konsumen diperoleh dari bursa efek Indonesia selama periode

2012-2014. Bahwa aset tidak berwujud dapat meningkatkan selisih antara nilai

5
buku dengan nilai pasar dan semakin tinggi aset tidak berwujud semakin tinggi nilai

perusahaan karena ini adalah nilai tersembunyi, artinya nilai yang dihasilkan oleh

aset tidak berwujud tidak selalu terlihat dalam laporan keuangan, tetapi aset tidak

berwujud ini (yang merupakan inovasi, teknologi baru, keterampilan dan

pengetahuan karyawan) sangat menentukan keberhasilan perusahaan sehingga akan

meningkatkan nilai perusahaan (Rika Gamayuni, 2015).

Dalam ekonomi digital dan berbasis pengetahuan, aset tidak berwujud

(selanjutnya tidak berwujud) adalah dominan dan peran mereka bersama dengan

usia dan pengetahuan telah menjadi faktor kunci keberhasilan bagi perusahaan

barang konsumsi primer. Oleh karena itu, kita dapat berharap bahwa seperti

perusahaan di negara maju, perusahaan Indonesia akan bersaing satu sama lain

berdasarkan aset tidak berwujud daripada aset berwujud. Di antara berbagai

aktivitas yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan inovasi, investasi

dalam aset tak berwujud menempati peran utama dan meningkatkan nilai

perusahaan (Ferdaous & Rahman, 2019).

Leverage merupakan pemakaian utang oleh perusahaan untuk melakukan

kegiatan operasional perusahaan (Narindro & Basri, 2019). Leverage yang

merupakan rasio utang atau sering juga dikenal dengan nama rasio solvabilitas

adalah rasio yang dapat menunjukan kemampuan dari suatu perusahaan untuk

memenuhi segala kewajiban finansial dari perusahaan tersebut seandainya

perusahaan tersebut dilikuidasi selain itu leverage juga bisa sebagai salah satu alat

yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan modal mereka dalam

rangka meningkatkan keuntungan (Sutama & Lisa, 2018).

6
Mandey et al (2017) menyatakan bahwa leverage digunakan untuk mengukur

seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang jangka pendek maupun

hutang jangka panjang yang dalam hal ini untuk meningkatkan operasional

perusahaan. Rasio hutang dalam penelitian ini diproksi menjadi Debt to Equity

Ratio (DER) membandingkan keseluruhan utang perusahaan dengan modal sendiri.

Rasio ini menghitung berapa banyak modal yang tersedia perusahaan dapat

digunakan untuk memenuhi komitmen utangnya. Sebaliknya, semakin rendah

DER, semakin besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham; semakin tinggi

DER, semakin kecil keuntungan yang dialokasikan kepada pemegang saham.

Sementara DER yang rendah dapat meningkatkan nilai bisnis, DER yang tinggi

dapat menurunkannya. Didukung pengujian hipotesis yang dilakukan dalam

penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan (Pracihara, 2016).

Faktor lain yang menarik bagi investor adalah perilaku pembayaran dividen

perusahaan. Rasio pembayaran dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan

secara positif atau negatif (Putri, 2017). Ada banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan seperti kendala pembayaran dividen,

peluang investasi, alternatif sumber modal (Fida et al., 2012). Faulkender, et al.,

(2006) menyimpulkan bahwa keputusan mengenai kebijakan keuangan didasarkan

pada perancangan struktur modal dan penetapan kebijakan dividen.

Dalam satu ekstrem, jika perusahaan menggunakan leverage tinggi dan

ekuitas rendah, sebagian besar kendali ada di tangan investor. Di sisi lain, jika

perusahaan menggunakan leverage rendah dan ekuitas tinggi, lebih sedikit dividen

yang harus dibayarkan dan lebih banyak kendali di tangan manajer. Sepanjang

7
diskusi, tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan modal pemegang

saham atau untuk memperpanjang pengembalian investor dan dengan dividen

sebagai variabel intervening untuk mendukung meningkatkan nilai perusahaan.

Kebijakan dividen dapat dianggap sebagai indikator prediktif untuk keberlanjutan

perusahaan yang pemegang sahamnya juga dapat memprediksi keuntungan modal

mereka (Sami & Abdallah, 2020).

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Investor akan tertarik

untuk menginvestasikan uangnya terhadap perusahaan yang dinilai memiliki

kinerja yang baik. Indikator yang bisa dipakai oleh Investor untuk menilai kinerja

perusahaan adalah nilai perusahaan. Investor akan cenderung berinvestasi pada

perusahaan dengan nilai yang tinggi karena lebih dipercaya untuk memberikan

kesejahteraan bagi investor. Maka dari itu peneliti mengambil perusahaan sektor

Consumer Non-Cyclicals sebagai bahan penelitian untuk dapat mengetahui

bagaimanakah suatu perusahaan Sektor Consumer Non-Cyclicals dapat

meningkatkan nilai perusahaan untuk menghasilkan barang konsumtif atau

kebutuhan barang primer (pokok) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat

mengelola perusahaan dengan menggunakan profitabilitas, intangible asset,

leverage sehingga mampu menumbuhkan citra perusahaan yang baik dan

meningkatkan dividen policy yang dapat memberikan kesejahteraan pada investor.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Policy?

8
2. Bagaimana pengaruh Intangible Assets Terhadap Dividend Policy?

3. Bagaimana pengaruh Leverage Terhadap Dividend Policy?

4. Bagaimana pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan?

5. Bagaimana pengaruh Intangible Assets Terhadap Nilai Perusahaan?

6. Bagaimana pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan?

7. Bagaimana pengaruh Dividend Policy terhadap Nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk meneliti pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividend Policy

2. Untuk meneliti pengaruh Intangible Assets Terhadap Dividend Policy

3. Untuk meneliti pengaruh Leverage Terhadap Dividend Policy

4. Untuk meneliti pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

5. Untuk meneliti pengaruh Intangible Assets Terhadap Nilai Perusahaan

6. Untuk meneliti pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan

7. Untuk meneliti pengaruh Dividend Policy terhadap Nilai perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada beberapa pihak,

antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada

pihak perusahaan Sektor Consumer Non-Cyclicals dalam mengambil keputusan

dan penyusunan strategi terkait variabel-variabel pada penelitian inidengan tujuan

9
untuk meningkatkan profitabilitas, inatngible asset dan leverage yang kemudian

akan memengaruhi nilai perusahaan.

2. Bagi Pihak Akademisi

Memberikan sumbangan pemikiran pada pengembangan keilmuan terutama

bidang keuangan dan yang sedang atau akan meneliti terkait dengan hubungan

antara profitabilitas, inatngible asset, leverage, dividen policy dan nilai perusahaan.

3. Bagi Investor

Memberikan sumbangan pemikiran kepada para investor untuk

mempertimbangkan terkait variabel-variabel pada penelitian ini ketika akan

mengambil keputusan investasi, karena hal tersebut mungkin akan memengaruhi

tingkat pengembalian investasi mereka.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Nilai Perusahaan

Pengertian nilai perusahaan dicerminkan pada kekuatan tawar menawar

saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan mempunyai prospek

pada masa yang akan datang, maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya,

apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi

rendah (Mardiyati & Ahmad, 2012). Nilai perusahaan dapat diukur dengan market

value ratio.

Nilai perusahaan sangat penting bagi perusahaan. Nilai perusahaan

merupakan pandangan investor tentang baik buruknya kinerja perusahaan.

Tentunya dengan nilai perusahaan yang tinggi membuat investor percaya akan

prospek di masa depan yang umumnya terlihat pada kenaikan harga saham yang

akan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham (Astuti et al., 2019).

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan dalam mengelola sumber daya yang tercermin dari harga saham

perusahaan. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai

perusahaan, sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga

rendah atau kinerja perusahaan tidak baik. Dalam mengambil keputusan keuangan,

manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang ingin dicapai. Keputusan

keuangan yang tepat dapat memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan (T. Purwanti, 2020).

11
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan price to

book value (PBV). PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

dari buku saham perusahaan. Rasio PBV adalah rasio antara harga saham dan nilai

buku ekuitas. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa pasar semakin percaya

pada prospek perusahaan. Rasio harga saham terhadap nilai perusahaan buku atau

PBV menunjukkan tingkat kemampuan kre perusahaan memiliki nilai relatif

terhadap jumlah modal yang diinvestasikan (Susanti & Restiana, 2018).

Dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan digunakan Price

Book Value (PBV) yang merupakan rasio antara harga saham dengan nilai buku

per lembar saham. Rumus Price Book Value (PBV) sebagai berikut:

Market Price per Share


PVB=
Book Value per Share

2.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk

menilai suatu perusahaan. Mengetahui seberapa baik keberhasilan Perusahaan

dalam menghasilkan laba memerlukan suatu ukuran. Ukuran yang digunakan

adalah profitabilitas (Mangesti Rahayu et al., 2020). Profitabilitas dapat mengukur

seberapa besar kemampuan Perusahaan dalam memperoleh laba baik yang

menyangkut penjualan, aset maupun laba atas modalnya. Profitabilitas suatu

perusahaan dapat dinilai dengan berbagai cara tergantung pada keuntungan dan aset

atau modal yang akan dibandingkan satu sama lain (Radja & Artini, 2020).

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah margin laba

kotor, margin laba operasi, margin laba bersih, laba atas aset.

Profitabilitas yang lebih tinggi berarti akan lebih mudah bagi

perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya. Pertumbuhan Return on Assets

12
(ROA) menunjukkan prospek perusahaan yang lebih baik karena berarti potensi

peningkatan keuntungan yang akan diperoleh Perusahaan sehingga investor

menangkapnya sebagai sinyal positif dari Perusahaan yang akan meningkatkan

kepercayaan investor dan akan memudahkan investor (Radja & Artini, 2020).

Peningkatan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan dalam mencapai tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang

akan direspon positif oleh investor, sehingga permintaan saham meningkat dan

dapat menaikkan harga saham. Rasio profitabilitas dapat dicerminkan dengan

return on assets (ROA) (Iswajuni et al., 2018).

Untuk profitabilitas digunakan proksi Returnon Assets (ROA). ROA

menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang

dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak

manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan

dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan (Akbar & Irham, 2020).

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba. Penelitian ini menggunakan ROA sebagai proksi untuk mengukur

profitabilitas. ROA diukur dengan menggunakan proksi model P. Rahayu (2017),

yaitu:

Pendapatan sebelum pajak (EBIT)


ROA=
Total Aset

2.3 Intangible Asset

Menggambarkan Aset Tidak Berwujud sebagai nonfisik, yang mampu

menghasilkan manfaat bersih ekonomi masa depan. Tidak diragukan lagi, Aset

13
Tidak Berwujud memiliki relevansi strategis yang sangat besar, namun tidak dicatat

sepenuhnya dalam Neraca perusahaan (Bhatia & Aggarwal, 2018).

Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa

bentuk fisik, sebagaimana ditentukan dalam PSAK 19 (IAI, 2015). Aset perusahaan

yang memisahkan aset atau kewajiban yang dapat diidentifikasi yang ditanggung

oleh perusahaan sehubungan dengan penjualan, pengalihan, lisensi, sewa,

pertukaran, atau kontrak terkait. Aset dianggap dapat diidentifikasi, terlepas dari

apakah Anda berniat atau tidak. Atau suatu aset yang dihasilkan dari suatu kontrak

atau tuntutan hukum lainnya. Aset keuangan, hak pertambangan, minyak dan gas

bumi tidak termasuk dalam kategori aset tidak berwujud.

Aset tidak berwujud, di sisi lain, adalah item non-fisik, dapat diidentifikasi,

non-moneter yang dapat mengelola aset perusahaan dan menghasilkan manfaat

ekonomi masa depan bagi perusahaan (IAS 38, 2014). Rahmadiah et al (2020)

menyatakan bahwa aset tidak berwujud berada di jantung kesenjangan informasi

yang muncul dari kegiatan ekonomi dan perusahaan yang berorientasi masa depan

yang tidak pasti. Jenis-jenis aset tidak berwujud adalah:

1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh perusahaan paten

dan memungkinkan penerima paten untuk membuat, menjual, atau

menguasai penemuan untuk jangka waktu tertentu sejak

dikeluarkannya paten. Paten tidak dapat diperpanjang. Sebuah

perusahaan dapat memperpanjang umur paten hanya dengan

memperoleh paten baru untuk pengembangan desain aslinya. Biaya

untuk mendapatkan paten adalah uang tunai yang dibayarkan untuk

14
mendapatkan paten. Biaya hak cipta adalah biaya untuk memperoleh

dan memelihara hak cipta. merek dagang.

2. Hak Cipta ©. Pemerintah secara signifikan memberikan pemilik

eksklusif untuk pengembangan dan pengembangan publikasi dan

ekspansi. Harga hak cipta adalah biaya untuk mengambil dan

memelihara hak cipta.

3. Daftar Produk Merek Dagang adalah simbol yang mengidentifikasi

bisnis seperti Word, Produk, atau Coca Cola, Game Boys, Windows,

Frappuccino. Merek dapat meningkatkan penjualan produk. Pemilik

produk dapat mendaftarkan nama-nama ini ke lembaga pemerintah

untuk mengambil kepemilikan atas nama-nama produk ini.

4. Waralaba dan lisensi. Waralaba adalah perjanjian kontraktual antara

pemilik waralaba dan penerima waralaba, yang memberikan hak

kepada penerima waralaba untuk menjual, menyediakan layanan,

atau menggunakan merek tertentu. Lisensi adalah hak untuk

menggunakan produk atau layanan tertentu, seperti: B. Penggunaan

jalan untuk layanan taksi, penggunaan lahan publik untuk telepon

dan tiang listrik.

5. Goodwill adalah bagian dari aset di neraca dan mencerminkan

kelebihan pembayaran aset yang dibutuhkan perusahaan

dibandingkan dengan nilai pasarnya. Goodwill hanya diakui oleh

perusahaan jika mengakuisisi bisnis orang lain.

Aset tidak berwujud didefinisikan sebagai aset non-keuangan tanpa

substansi fisik yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan

15
barang atau jasa atau untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif, yang dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh perusahaan sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu, dan dari mana manfaat ekonomi masa depan

diharapkan akan diperoleh. Ada berbagai macam kemungkinan kelas tidak

berwujud, seperti: nama-nama merek, lisensi dan waralaba, hak cipta, paten, dan

hak milik industri lainnya (Chareonsuk & Chansa-ngavej, 2010).

Dapat dipisahkan sebagai dimensi terkait untuk mengidentifikasi aset tidak

berwujud Proses identifikasi komponen tidak berwujud berkaitan dengan

konstruksi atau spesifikasi teknis atau hukum yang khas seperti resep, paten, dll.

Kedua kelompok fokus sepakat tentang perlunya konstruksi atau spesifikasi

tersebut untuk dapat diidentifikasi (Alhabshi et al., 2017)

Aset tidak berwujud milik departemen fungsional yang berbeda. Untuk

mempertahankan pertumbuhan jangka panjang, aset tidak berwujud harus dipantau

secara hati-hati dan dipelihara dengan baik oleh organisasi. Aset tidak berwujud

diyakini tidak hanya bergantung pada jenis departemen fungsional tetapi juga pada

jenis industri (Chareonsuk & Chansa-ngavej, 2010). Perhitungan aset tidak

berwujud dilakukan menggunakan rumus berikut:

Aset Tidak Berwujud = LOG (Nilai Buku Aset Tidak

Berwujud)...................... (2)

2.4 Leverage

Dalam keadaan umum, jika leverage perusahaan mana pun meningkat, laba

per sahamnya juga cenderung meningkat. Namun di sisi lain, leverage atau utang

yang tinggi juga meningkatkan risiko bagi perusahaan tersebut. Dengan demikian

16
salah jika nilai perusahaan meningkat karena perusahaan akan meningkatkan posisi

leverage mereka (Rehman, 2016).

Perusahaan dengan leverage tinggi memiliki tingkat respons yang tinggi

terhadap kesulitan keuangan karena manajemen dapat dengan cepat menerapkan

langkah-langkah operasional (misalnya restrukturisasi aset dan PHK karyawan)

atau tindakan keuangan (misalnya pemotongan dividen dan restrukturisasi utang)

ketika kinerja memburuk. Oleh karena itu, penggunaan leverage membantu dalam

pelestarian nilai kelangsungan hidup perusahaan (Danso et al., 2020). Efek buruk

dari leverage pada kinerja perusahaan lebih tinggi untuk perusahaan yang lebih

besar daripada perusahaan yang lebih kecil (Danso et al., 2020).

Rasio Leverage dalam penelitian ini adalah DAR dan DER; yang dimaksud

dengan DAR adalah perbandingan antara jumlah hutang dengan total aset,

sedangkan DER menunjukkan perbandingan antara total hutang dan ekuitas.

Kebijakan perusahaan untuk menggunakan pendanaan dengan utang akan sangat

mempengaruhi laba. Hal ini disebabkan penggunaan hutang yang berlebihan akan

meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan (Wardhana et al., 2019).

Leverage dihitung menggunakan (DER) Debt to Equity Ratio dengan rumus

(Suwardika, I Nyoman Agus Mustanda, 2017):

Total Hutang
DER=
Total Modal Sendiri

2.5 Deviden Policy

Struktur modal dan kebijakan dividen merupakan keputusan yang paling

dominan diambil oleh perusahaan. Keputusan mengenai kebijakan keuangan

didasarkan pada perancangan struktur modal dan penetapan kebijakan dividen.

17
Dalam Struktur modal perusahaan adalah perpaduan antara hutang lancar dan

hutang jangka panjang, ekuitas pemilik dan sumber dana abadi lainnya untuk

mendanai aset jangka panjangnya. Menyelaraskan struktur modal dan kebijakan

dividen dengan strategi perusahaan adalah tugas penting dan perlu analisis kritis

(Rehman, 2016).

Dividen adalah pembagian sebagian keuntungan perusahaan kepada para

pemegang saham. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Jika

dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai

perusahaan juga tinggi, sebaliknya jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga

saham perusahaan juga rendah. Kemampuan membayar deviden erat kaitannya

dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Jika perusahaan

memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar deviden juga besar (T.

Purwanti, 2020).

Kebijakan utang mengacu pada berapa banyak utang yang harus diungkit,

kebijakan dividen berarti berapa banyak dividen yang harus dibayar dan kebijakan

investasi berkaitan dengan berapa banyak investasi yang harus dilakukan (Nguyen

Trong & Nguyen, 2021).

Dividen Policy adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang

akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali

dalam perusahaan (Pracihara, 2016). Rumus dividend payout ratio adalah sebagai

berikut:

Dividen Per Lembar Saham


DPR=
Laba Per Lembar Saham

18
2.6 Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividen Policy

Return on asset merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk menganalisis keuangan yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran keefektifan

perusahaan dalam mengelola perusahaannya. Perusahaan yang

mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar

dividen atau meningkatkan dividen. Maka dapat disimpulkan return on

asset berpengaruh positif terhadap dividen policy. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian (Firmansyah, 2020) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen policy.

Keputusan atau pembayaran dividen masa lalu, profitabilitas dan

peluang pertumbuhan dapat diidentifikasi sebagai seperangkat faktor penentu

kebijakan dividen yang secara signifikan berdampak pada kecenderungan

untuk membayar dividen dan pembayarannya. Sejalan dengan hasil

penelitian (Dewasiri et al., 2019) yang menyatakan bahwa profitabilitas

sebagai penentu utama kecenderungan untuk membayar dividen.

Profitabilitas meningkatkan kemampuan perusahaan membayar

lebih banyak dividen, profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan entitas

untuk menghasilkan keuntungan dan digunakan sebagai ukuran kinerja

perusahaan. Ini adalah indikator utama untuk mengumumkan dividen, teori

keuangan umumnya menunjukkan bahwa pembayaran dividen dan

profitabilitas berhubungan positif. Hasil serupa telah dikemukakan oleh

19
penelitian lain bahwa profitabilitas merupakan penentu penting dari

kebijakan dividen (Arif & Akbar, 2013).

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividen policy

2.6.2 Pengaruh Intangible Asset terhadap Dividen Policy

Semakin tinggi intangible asset dan semakin tingginya biaya modal

untuk investasi, investor lebih memilih membiayai investasi menggunakan

laba ditahan karena biayanya paling rendah. Di dukung oleh penelitian (Al-

Malkawi, 2007) intangible asset merupakan penentu penting dari tingkat

dividen yang dibayarkan oleh perusahaan Yordania.

Laba ditahan lebih banyak digunakan untuk membiayai investasi

daripada untuk membayar deviden sehingga pada perusahaan dengan

intangible asset yang tinggi akan membayar deviden yang rendah. Penelitian

ini di dukung oleh (I. Purwanti & Mu’ah, 2019) intangible asset berpengaruh

negatif terhadap deviden payout ratio, namun pengaruh tersebut tidak

signifikan.

Pecking order theory oleh Myers (1984) menyatakan bahwa

perusahaan lebih memilih sumber pendanaan internal (laba ditahan) terlebih

dahulu. Dari pembiayaan luar, perusahaan akan memilih menerbitkan utang

daripada ekuitas. Dengan demikian, tingginya intangible assets pada

perusahaan akan menyebabkan tingginya tingkat hutang. Sebagai aset tidak

berwujud yang terkait dengan tingkat asimetri informasi yang tinggi, teori

pecking order menunjukkan tingkat utang yang tinggi.

Berikut beberapa teori yang menyarankan adanya hubungan antara

aset tidak berwujud dengan kebijakan dividen:

20
1. Argumen pensinyalan (Bhattacharya, 1970): Perusahaan

dengan aset tidak berwujud yang tinggi, harus membayar

dividen yang tinggi untuk memberikan sinyal yang berkualitas

baik kepada investor. Dalam hal kebijakan dividen, teori

tersebut bertolak belakang dengan Pecking order Theory dan

Agency Theory.

2. Pecking order theory (Myers, 1984): Menurut teori ini,

perusahaan lebih memilih sumber pendanaan internal (laba

ditahan) terlebih dahulu, dan ketika membutuhkan dana dari

luar perusahaan akan memilih untuk menerbitkan hutang

daripada ekuitas. Dengan demikian, sejalan dengan teori ini,

perusahaan dengan R&D yang tinggi cenderung membayar

deviden yang lebih rendah (Chan et al., 2001).

3. Teori Biaya Agensi (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan

mengeluarkan biaya yang berkaitan dengan masalah antara

manajer dan pemegang saham (asimetri informasi).

Sehubungan dengan tingginya biaya keagenan, utang

memerlukan premi yang lebih tinggi, saham baru yang

diterbitkan mungkin memerlukan diskon yang lebih tinggi,

maka laba ditahan merupakan biaya dana terendah sebagai

sumber dana untuk membiayai perusahaan. Laba ditahan

digunakan untuk membiayai investasi pada aset tidak berwujud,

bukan untuk membayar dividen, sehingga investasi yang tinggi

21
pada aset tidak berwujud mengakibatkan pembayaran dividen

yang lebih rendah.

Teori yang bertentangan diperkuat oleh penelitian sebelumnya Rika

Gamayuni (2015) pengaruh aset tidak berwujud berpengaruh terhadap

kebijakan dividen (dividend payout ratio), hasil ini mendukung teori

signaling yang menyatakan bahwa intangible assets berpengaruh signifikan

terhadap dividen, karena perusahaan dengan intangible assets yang tinggi

akan membayar dividen yang lebih tinggi agar dapat memberikan sinyal yang

baik bagi investor. Namun, yang menyatakan aset tidak berwujud

berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen. Menurut teori ini, semakin

tinggi aset tidak berwujud dan semakin tinggi biaya modal untuk investasi,

investor akan lebih memilih untuk menggunakan laba ditahan untuk

membiayai investasi karena biayanya paling rendah. Laba ditahan sebagian

besar untuk membiayai investasi daripada untuk membayar deviden sehingga

pada perusahaan dengan intangible assets yang tinggi akan membayar

deviden yang lebih rendah. Penelitian ini di dukung oleh (Alves & Martins,

2010) dengan pembayaran dividen tinggi karena perusahaan intensif aset

tidak berwujud, dan mereka ingin memberi sinyal "kualitas baik.

Berbagai teori dan penelitian sebelumnya mengenai hubungan

antara intangible asset dengan pembayaran dividen, belum menemukan suatu

hasil yang konsisten. Oleh karena itu penelitian ini ingin menguji lebih lanjut

permasalahan ini.

22
H2 : Intangible Asset perusahaan berpengaruh negatif terhadap

dividen policy

2.6.3 Pengaruh Leverage terhadap Dividen Policy

Leverage perusahaan telah dianalisis dalam literatur sebagai faktor

penting untuk keputusan kebijakan dividen. Perusahaan dengan rasio

leverage yang tinggi memiliki pembayaran tetap yang tinggi untuk

menggunakan pembiayaan eksternal. Oleh karena itu semakin tinggi rasio

leverage, semakin rendah kesempatan untuk dividen sebagai konsekuensi

leverage berhubungan negatif dengan dividen. Hasil ini didukung oleh teori

penelitian (Kaźmierska-Jóźwiak, 2015) memberikan bukti hubungan negatif

yang signifikan antara leverage perusahaan (LEV) dan rasio pembayaran

dividen (DPO). Ini menunjukkan bahwa perusahaan Polandia yang dianalisis

dengan rasio leverage tinggi, seperti yang diharapkan, cenderung tidak

membayar dividen.

Pertama, perusahaan dengan leverage tinggi lebih memilih untuk

memotong dividen secara sukarela atau di bawah tekanan kreditur. Uang

tunai yang bisa digunakan untuk membayar dividen dapat digunakan untuk

membayar kewajiban utang. Kedua, tingkat utang yang tinggi meningkatkan

risiko perusahaan dan meningkatkan biaya pendanaan eksternal, yang

membuatnya tergantung pada laba ditahan. Ketiga, utang memiliki peran

penting dalam mendisiplinkan manajemen dan mengurangi asimetri

informasi dan masalah agensi. Dengan demikian, tingkat utang yang tinggi

dapat mengurangi kebutuhan akan sinyal uang tunai yang berharga yang

tertanam dalam pembayaran dividen. Penelitian ini di dukung oleh (Jabbouri,

23
2016) dimana leverage secara signifikan berhubungan negatif dengan

kebijakan dividen.

Semakin tinggi leverage keuangan perusahaan, semakin rendah rasio

pembayaran tunai. Peningkatan leverage keuangan akan menyebabkan

peningkatan beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan

meningkatkan beban bunga, maka laba bersih akan berkurang, sehingga porsi

keuntungan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham juga akan lebih

rendah. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan

sebelumnya bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap dividen

(Narindro & Basri, 2019).

H3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap dividen policy

2.6.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Putra & Lestari (2016) menunjukkan bahwa Profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Apabila

profitabilitas meningkat maka nilai perusahaan juga meningkat. Hal ini

membuktikan bahwa investor tertarik pada perusahaan yang memiliki

profitabilitas yang baik. Tingginya profitabilitas juga dapat menunjukkan

prospek perusahaan yang baik kepada para investor karena para investor akan

tertarik pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik, sehingga

adanya peningkatan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat

akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat.

Kinerja keuangan suatu perusahaan digambarkan sebagai ROA yang

tinggi yang merupakan indikator seberapa menguntungkan suatu perusahaan

relatif terhadap total asetnya. ROA memberikan ide kepada manajer, investor,

24
atau analis tentang seberapa efisien manajemen perusahaan dalam

menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Hasil penelitian

(Jihadi et al., 2021) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif ROA

terhadap nilai perusahaan, sehingga semakin tinggi ROA maka semakin

tinggi nilai perusahaan.

Astuti (2019) menunjukan bahwa profitabilitas (ROA) positif dan

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan (Tobins'Q). Artinya profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Semakin kecil profitabilitas

suatu perusahaan maka akan semakin berkurang pula nilai perusahaan yang

disebabkan oleh kurangnya minat perusahaan untuk membeli saham

perusahaannya.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, menunjukkan

prospek kinerja perusahaan yang baik sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Hasil penelitian (Sari, 2020) sejalan dengan perspektif signaling

theory yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan

prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif dan

nilai perusahaan akan meningkat. Tingkat profitabilitas yang tinggi juga akan

mampu menciptakan nilai perusahaan yang tinggi sehingga berdampak pada

kenaikan harga saham perusahaan.

H4 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.6.5 Pengaruh Intangible Asset terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian Rika Gamayuni (2015) menunjukkan bahwa aset

tidak berwujud berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Semakin tinggi intangible assets yang dimiliki perusahaan, maka semakin

25
tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dan investor

akan mengapresiasi perusahaan (dilihat dari kapitalisasi pasar yang besar

pada perusahaan) yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi

aset tidak berwujud semakin tinggi dividen yang dibayarkan, karena

perusahaan ingin memberikan sinyal kualitas yang baik bagi investor.

Fikri et al., (2017) menunjukkan bahwa variabel Intangible asset

memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh

intangible asset dalam memberikan kontribusi pengaruh terhadap nilai

perusahaan. Jadi semakin tinggi intangible asset, maka akan semakin tinggi

nilai perusahaan.

Aset tidak berwujud berdampak pada nilai perusahaan secara positif

dan signifikam dalam penelitian (Ocak, 2019). Pentingnya aset tidak

berwujud untuk nilai perusahaan dan dengan demikian, perusahaan harus

tahu lebih banyak investasi dalam jenis aset strategis akan meningkatkan

keberhasilan perusahaan. Dalam penelitian Glova & Mrázková (2018) juga

menunjukkan bahwa aset tidak berwujud dengan peningkatan biaya R&D

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan

yang lebih cepat dengan peningkatan biaya R&D terhadap total aset (ceteris

paribus) dibandingkan dengan peningkatan dalam kaitannya dengan regresi

lainnya.

H5: Intangible asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.6.6 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada

industri produk pangan pertanian di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2020

26
(Digdowiseiso & Winarsih, 2020). Perusahaan yang memiliki leverage tinggi

rentan terhadap kredit macet bahkan kebangkrutan. Penelitian ini

membuktikan bahwa kebijakan dividen yang mampu menekan tingkat

leverage yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa

perusahaan dapat membayarkan dividen dalam jumlah yang stabil tanpa

khawatir perusahaan akan bangkrut karena hutang, sehingga meningkatkan

Nilai Perusahaan. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan

mengingat kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba melalui

perubahan volume penjualan akan mendapatkan respon positif dari pihak

perusahaan.

Leverage yang dihitung dengan Debt to Assets Ratio (DAR)

berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan perusahaan food

& beverage di BEI (F. Prasetya Margono, 2021). Leverage yang dihitung

dengan Debt to Asset Ratio (DAR) terindikasi berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Jadi, jika leverage meningkat maka diikuti dengan

peningkatan nilai perusahaan dan sebaliknya. Para investor ingin

mempertimbangkan untuk memutuskan memberikan pemodal pada

perusahaan yang memiliki rasio leverage yang besar. Peningkatan leverage

dianggap sebagai penilaian jika perusahaan memiliki ukuran aset perusahaan

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas

perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa leverage adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang. Artinya

seberapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan

27
dengan aset yang dimiliki perusahaan. Rasio leverage menunjukkan sejauh

mana kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Dalam

penelitian (Markonah et al., 2020) variabel leverage (DER) berpengaruh

signifikan terhadap variabel nilai perusahaan (PBV). Leverage akan

memberikan keuntungan bagi investor jika keuntungan yang diperoleh lebih

besar dari biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Di sisi lain

leverage juga dapat meningkatkan risiko jika keuntungan yang diperoleh

lebih rendah dari biaya tetap yang dikeluarkan.

H6 : Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

2.6.7 Pengaruh Dividen Policy Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Perusahaan dengan semua ekuitas keuangan ketika melakukan

pembayaran dividen berdampak pada nilai perusahaan. Asumsi mereka

berdasarkan rasio pembayaran jangka panjang. Hasil penelitian (Rehman,

2016) menunjukkan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (tobin's Q). Biaya keuangan ekuitas harus mencakup

pembayaran dividen selama-lamanya, tingkat pertumbuhan tahunan yang

diharapkan dari dividen dan harga saham.

Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend

payout ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV

(Mardiyati & Ahmad, 2012). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Miller dan Modligiani yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

mempengaruhi nilai perusahaan karena menurut mereka rasio pembayaran

28
dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang

saham. Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya

nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aset- aset perusahaan atau kebijakan

investasinya.

Dividend payout ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan (Tobinsq) Pada Industri Keuangan Non Bank (Putri, 2017).

Sesuai dengan teori bird in the hand yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan. Investor lebih tertarik

dengan dividen karena dividen dianggap lebih aman dan lebih pasti

dibandingkan dengan capital gain. Semakin banyak investor yang memiliki

persepsi tersebut, maka jumlah investor yang akan menanamkan dananya

pada perusahaan yang membagikan dividen juga akan semakin meningkat.

Hal ini akan mempengaruhi harga saham dan meningkatkan nilai perusahaan.

H7 : Dividen policy perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hipotesis di atas, maka kerangka pemikiran teori untuk ini

adalah sebagai:

Gambar 2.1

29
Profitabilitas

Dividen Policy

Intangible Asset
Nilai Perusahaan
(PBV)

Leverage

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan indeks

papan utama sektor consumer non-cyclicals di bursa efek indonesia selama

periode 2017-2021. Populasi dalam penelitian ini adalah 57 perusahaan,

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan

sampel penelitian yaitu dengan menetapkan kriteria atau karakteristik sampel

terlebih dahulu. Kriteria yang digunakan pada penelitian ini ialah perusahaan

indeks papan utama sektor consumer non-cyclicals di bursa efek indonesia selama

periode 2017-2021. Dengan demikian, didapatkan 26 perusahaan sektor consumer

non-cyclicals di bursa efek indonesia yang telah memenuhi kriteria sebagai

sampel penelitian.

Penentuan kriteria sampel pada penelitian ini ialah:

1) Perusahaan indeks papan utama sektor consumer non-cyclicals yang

terdaftar di BEI periode 2017-2021.

2) Perusahaan indeks papan utama sektor consumer non-cyclicals yang

menerbitkan laporan keuangan lengkap pada periode 2017-2021.

3) Mempunyai laba positif selama tahun penelitian.

4) Perusahaan yang tidak outlier.

Tabel berikut mencantumkan hasil dari kriteria pemilihan:

31
Tabel 4.1 Hasil SeleksiiSampel BerdasarkannMetode
Purposive Sampling
No Keterangan Jumlah
1 Populasi: Perusahaan indeks papan utama Sektor 57
Consumer Non-Cyclicals di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2017-2021
2 Perusahaan indeks papan utama sektor consumer non-
cyclicals yang menerbitkan laporan keuangan lengkap
pada periode 2017-2021.
26
3 Mempunyai laba positif selama tahun penelitian
20
4 Perusahaan yang tidak Outlier
26
Jumlah perusahaan yang masuk kriteria 26
Total sampel selama 5 tahun (5x26) 130
Sampel yang digunakan 130
Sumber: Hasil Penelitian 2022
Berdasarkan kriteria sampel diatas, terdapat 26 perusahaan indeks papan

utama sektor consumer non-cyclicals yang menjadi sampel dalam penelitian.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu

data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka baik secara langsung maupun

hasil pengolahan dari data kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data tahunan. Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh

dari website www.idx.co.id dan website dari masing-masing bank umum yang

menjadi sampel pada penelitian ini.

32
3.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Variabel

3.3.1 Variabel Dependen

a. Nilai Perusahaan

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.

Nilai perusahaan umumnya dikaitkan dengan harga saham, sehingga

dapat diproksikan dengan rasio Price Book of Value (PBV) (Octaviany

& Hidayat, 2019). Price to Book Value adalah rasio yang dapat

digunakan oleh manajer dan organisasi untuk mengukur kinerja

keuangan mereka sebagai perusahaan yang berkembang. Rasio Harga

terhadap Nilai Buku merupakan perbandingan antara harga saham

dengan nilai buku ekuitas (Mery, 2014). Dalam penelitian ini untuk

mengukur nilai perusahaan digunakan Price Book Value (PBV) yang

merupakan rasio antara harga saham dengan nilai buku per lembar

saham. Rumus Price Book Value (PBV) sebagai berikut:

Market Price per Share


PBV=
Book Value per Share

b. Dividend Policy

Dividen Policy adalah keputusan tentang seberapa banyak laba

saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada ditahan untuk

diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Pracihara, 2016). Rumus

dividend payout ratio adalah sebagai berikut:

Dividen Per Lembar Saham


DPR=
Laba Per Lembar Saham

33
3.3.2 Variabel Independent

a. Profitabilitas

Dalam penelitian Global & Issn (2020), penelitian ini

menggunakan ROA sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas.

ROA diukur dengan menggunakan proksi model P. Rahayu (2017),

yaitu:

Laba Bersih
ROA=
Total Aset

b. Intangible Asset

Perhitungan aset tidak berwujud dilakukan menggunakan

rumus berikut (Kombih & Suhardianto, 2017).

Aset Tidak Berwujud = LOG (Nilai Buku Aset Tidak

Berwujud)...................... (2)

Penggunaan nilai buku aset tidak ber-wujud bertujuan

untuk meningkatkan jum-lah observasi. Kendati penggunaan

nilai buku merek dagang lebih tepat secara teo-retis untuk

mengukur kekuatan perusahaan produk konsumen, banyak dari

sampel yang dianalisis tidak memerinci nilai bukuaset tidak

berwujud sehingga berpotensi mengurangi jumlah observasi aset

tidak berwujud, namun demikian, hal ini bisa meningkatkan

risiko noisy pengukuran.

34
c. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang berfungsi untuk melihat

kemampuan perusahaan menanggung beban hutang dalam rangka

memenuhi aset, leverage yang diukur dengan rasio utang (Harasheh

& De Vincenzo, 2022). Irving et al (2018) mengatakan bahwa

Leverage dihitung menggunakan (DER) Debt to Equity Ratio.

Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Debt

to Equity Ratio, dimana Debt to Equity Ratio adalah rasio antara total

utang dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan beberapa bagian

dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Bagi

perusahaan makin besar ratio ini akan semakin menguntungkan,

tetapi bagi pihak bank makin besar ratio ini berarti akan semakin

besar risiko yang ditanggung atas kegagalan perusahaan yang

mungkin terjadi. Berikut pengukuran Debt to Equity Ratio

(Jumingan, 2018):

TOTAL UTANG
DER= TOTAL EKUITAS X100

3.4 Analisis Dataa

Pengolahan dataapada penelitiannini dilakukan dengannmenggunakan

Microsoft Excel 2016 untuk input data dan perhitungan variabel, serta aplikasi

StatisticaloProduct anduServicemSolution (SPSS)zversi 24 yangwdigunakan

untuk menguji data penelitian.

35
3.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk

menganalisa data dan mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap

obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya,

tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sutama & Lisa, 2018). Analisis deskriptif menunjukkan hasil dari

pengukuran mean, minimal, maksimal, dan standar deviasi seluruh variabel

penelitian berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada model regresi bertujuan untuk menguji residual

terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residul yang terdistribusi secara normal (Pertiwi et al.,

2016). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Uji normalitas dilakukan dengan metode one-sample

Kolmogorov-Smirnov test (Mardiyati & Ahmad, 2012). Taraf

signifikansi yang disyaratkan sebesar 0,05 atau 5%, sehinggadata

dinyatakan normal apabilataraf signifikansi yang dihasilkan lebih

besar dari 0,05 atau 5% (Sutrisno, 2017).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menguji apakah dalam sebuah model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

saat itu (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1)

36
(Moniaga, 2011). Uji korelasi ini menguji ada tidaknya korelasi

antara anggota serangkaian observasi yang telah diurutkan menurut

waktu (time series) atau ruang (cross section) (Setiyono & Amanah,

2016). Teknik pengujian autokorelasi yang digunakan adalah metode

Durbin Watson (Lumoly et al., 2018). Kriteria autokorelasi dengan

metode Durbin Watson adalah sebagai berikut:

Durbin Watson Kesimpulan

˂ 1,08 Ada autokorelasi

1,08 – 1,66 Tanpa kesimpulan

1,66 – 2,34 Tidak ada autokorelasi

2,34 – 2,92 Tanpa kesimpulan

˃ 2,92 Ada autokorelasi

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

independen (Setiyono & Amanah, 2016). Menurut Ghozali (2007),

untuk melihat adanya atau terjadinya multikolonieritas atau tidak,

dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai varianceinflation factor

(VIF), dengan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai tolerance< 0,10

maka terjadi multikolonieritas, sebaliknya nilai tolerance> 0,10 data

bebas dari multikolonieritas. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi

multikolonieritas, sebaliknya nilai VIF < 10 maka data bebas dari

multikolinearitas.

37
d. Uji Heteroskedastisitas

Sutrisno (2017) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas

digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji

adanya gejala heteroskedastisitas dapat melalui Uji Glejser, yaitu

dengan syarat nilai signifikansi dari setiap variabel bebas lebih besar

dari nilai signifikansi alpha (α=0,05) yang menunjukkan bahwa tidak

adanya gejala heteroskedastisitas (P. Rahayu, 2017).

3.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda merupakan alat statistik yang digunakan

untuk mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabel terhadap

variabel lainnya. Untuk menguji hipotesis 1-8, di mana hipotesis tersebut

memprediksi pengaruh profitabilitas, intangible asset, leverage terhadap price

to book value ratio (PBV) sebagai proksi nilai perusahaan dengan dividen

policy sebagai variabel intervening pada perusahaan indeks papan utama

sektor consumer non-cyclicals di bursa efek indonesia selama periode 2017-

2021. Dengan demikian, terdapat dua persamaan regresi linier berganda yang

akan diuj ipada penelitian ini, sebagai berikut:

PBV = α + β1 ROA + β2 IAS + β3 LEV + β4 DPR + βn Xn + e

DPR = α + β1 ROA + β2 IAS + β3 LEV + βn Xn + e

Keterangan :

• PBV = Nilai perusahaan

38
•  = konstanta

• ROA = Profitabilitas

• IAS = Intangible Asset

• LEV = Leverage

• DPR = Dividen Policy

•  = standard erro

a. Uji R-Square atau Koefisien Determinasi

Uji r-square dilakukan sebelum uji simultan dan parsial yang

berfungsi untuk untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen (Kombih &

Suhardianto, 2017). Nilai koefisien determinasi memiliki range 0

sampai 1, jika nilai mendekati 1 artinya variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variabel dependen (Sutrisno, 2017).

b. Uji Simultan atau Uji F

Uji F (ANOVA) atau analisi varian merupakan uji koefisien

regresi secara bersamasama untuk menguji signifikan pengaruh

beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria

keputusan didasarkan pada hasil perbandingan Fhitung dengan F tabel.

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05, apabila hasil uji

menunjukkan nilai signifikansi ˂ 0,05 maka variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Nani,

2014).

39
c. Uji Parsial atau Uji T

Uji parsial digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel

dependen (Sutama & Lisa, 2018). Caranya ialah dengan melihat output

uji t yang dihitung dengan menggunakan aplikasi SPSS, tepatnya pada

tabel Coefficients, yang menunjukkan pengaruh parsial darivariabel

independen terhadap variabel dependennya, jika p value (pada kolom

Sig) pada masing-masing variabel independen ≤ 0,05 artinya hipotesis

diterima (Triyani dkk., 2018).

40
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statitistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisa variabel penelitian dideskripsikan secara statistik menggunakan

analisis statistik deskriptif berupa nilai minimum-maksimum, nilai rata-rata, dan

standar deviasi. Variabel dalam penelitian ini adalah profitabilitas, intangible asset

dan leverage sebagai variabel independen serta dividen policy dan nilai perusahaan

sebagai variabel dependen. Gambaran deskripsi untuk variabel dalam penelitian ini

anatara lain standar deviasi, rata-rata (mean), nilai maksimum serta minimum.

Berikut adalah tabel nilai-nilai dari variabel yang ada dalam penelitian:

Tabel 4.2. Data Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ROA 130 .03 60.60 8.9925 9.36117
IAS 130 11.53 15.84 13.3882 .90980
DER 130 .15 6.18 1.1533 1.14366
DPR 130 .00 2.70 .3932 .49423
PVB 130 .04 16.49 2.5293 3.26381
Valid N (listwise) 130

Berdasarkan output dari program pengolah data di atas, diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata nilai perusahaan yang diukur dengan PVB adalah sebesar

2,5293 dari nilai maksimum 16,49, artinya bahwa rata-rata tingkat nilai

perusahaan yang dijadikan sampel memiliki nilai yang rendah. Standar

deviasi sebesar 3,26381 lebih tinggi dari rata-ratanya sehingga dapat

41
disimpulkan bahwa data nilai perusahaan bersifat heterogen atau dapat

diartikan bahwa sampel dalam penelitian ini cenderung memiliki kriteria

yang beragam. Nilai minimum PVB sebesar 0,04 yang diperoleh PT.

Melindo Feedmill Tbk berarti bahwa nilai tersebut mempunyai nilai

perusahaan paling rendah 26 dibanding perusahaan lain dan nilai

maksimum sebesar 16,49 diperoleh PT. Unilever Indonesia Tbk yang

berarti bahwa nilai tersebut mempunyai nilai perusahaan paling tinggi

dibanding perusahaan lain.

2. Nilai rata-rata profitabilitas yang diukur dengan ROA adalah sebesar 8,9925

dari nilai maksimum 60,60, artinya bahwa rata-rata tingkat profitabilitas

yang dijadikan sampel memiliki nilai yang rendah. Standar deviasi sebesar

9,36138 lebih tinggi dari rata-ratanya sehingga dapat disimpulkan bahwa

data profitabilitas bersifat heterogen atau dapat diartikan bahwa sampel

dalam penelitian ini cenderung memiliki kriteria yang beragam. Nilai

minimum ROA sebesar 0,03 yang diperoleh PT. Dharma Satya Nusantara

Tbk berarti bahwa laba perusahaan tersebut mempunyai profitabilitas paling

rendah 26 dibanding perusahaan lain dan nilai maksimum sebesar 16,49

diperoleh PT. Unilever Indonesia Tbk yang berarti bahwa laba perusahaan

tersebut mempunyai profitabilitas paling tinggi dibanding perusahaan lain.

3. Nilai rata-rata Intangible Asset yang diukur dengan IAS adalah sebesar

13,3882 dari nilai maksimum 15,84, artinya bahwa rata-rata Intangible

Assets memiliki nilai yang baik karena mendekati nilai maksimum. Standar

deviasi sebesar 0.90980 lebih rendah dari rata-ratanya sehingga dapat

disimpulkan bahwa data Intangible Assets bersifat homogen atau dapat

42
diartikan bahwa sampel dalam penelitian ini cenderung memiliki kriteria

yang sama. Nilai minimum Intangible Assets sebesar 11,53 pada PT

Malindo Feedmill Tbk yang berarti bahwa sukuk perusahaan tersebut

mempunyai Intangible Assets paling rendah dibanding perusahaan lain dan

nilai maksimum sebesar 15,84 pada PT Mustika Ratu Tbk yang berarti 26

bahwa perusahaam tersebut mempunyai Intangible Assets paling tinggi

dibanding perusahaan lain.

4. Nilai rata-rata leverage yang diukur dengan DER adalah sebesar 1,1533 dari

nilai maksimum 16,18, artinya bahwa rata-rata perusahaan yang dijadikan

sampel lebih banyak menggunakan ekuitas dalam pendanaannya. Standar

deviasi sebesar 1,14366 lebih rendah dari rata-ratanya sehingga dapat

disimpulkan bahwa data leverage bersifat homogen atau dapat diartikan

bahwa sampel dalam penelitian ini cenderung memiliki kriteria yang sama.

Nilai minimum leverage sebesar 0,15 pada PT BISI International Tbk

Tahun 2021 yang berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai leverage

paling rendah dibanding perusahaan lain dan nilai maksimum sebesar pada

PT Hero Supermarket Tbk Tahun 2021 yang berarti bahwa sukuk

perusahaan tersebut mempunyai profitabilitas leverage paling tinggi

dibanding perusahaan lain.

5. Nilai rata-rata Dividend Policy yang diukur dengan DPR adalah sebesar

0,3932 dari nilai maksimum 2,70, artinya bahwa rata-rata tingkat Dividend

Policy yang dijadikan sampel memiliki nilai yang rendah. Standar deviasi

sebesar 0,49423 lebih tinggi dari rata-ratanya sehingga dapat disimpulkan

bahwa data Dividend Policy bersifat heterogen atau dapat diartikan bahwa

43
sampel dalam penelitian ini cenderung memiliki kriteria yang beragam.

Nilai minimum DPR sebesar 0,00 yang diperoleh PT. Austindo Nusantara

Jaya Tbk, PT Eagle High Plantations, PT Wilmar Cahaya Indonesia, PT

Dharma Samudera Fishing Industries, PT. Dharma Satya Nusantara dan PT

Hero Supermarket berarti bahwa dividen yang dibagikan tersebut paling

rendah 26 dibanding perusahaan lain dan nilai maksimum sebesar 2,70

diperoleh PT. Ultra Jaya Mil Industry & Trading Company Tbk Tahun 2020

yang berarti bahwa dividen perusahaan yang dibagikan tersebut mempunyai

Dividend Policy paling tinggi dibanding perusahaan lain.

4.2 Hasil Uji Hipotesis


4.2.1 HasilIUji AsumsiIKlasik

Untuk membuat model regresi yang dapat dipercaya, digunakan uji

asumsi klasik. Uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan

uji heteroskedastisitas semuanya digunakan dalam penelitian ini sebagai uji

asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

4.2.1 Uji Normalitas

Untuk mengetahui sebaran data variabel penelitian berdistribusi

teratur atau tidak, digunakan uji normalitas. Pendekatan analisis

Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk penilaian normalitas. Berikut

pemaparan hasil uji normalitas penelitian berikut.

Tabeln4.3. HasilnUjioNormalitas
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

44
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 130
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .46701470
Most Extreme Differences Absolute .150
Positive .150
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.713
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
a. Test distribution is Normal.

Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.3 pengaruh profitabilitas,

Intangible Asset dan leverage terhadap dividen policy diketahuinbahwa

hasilnAsymp. Sig.n(2-tailed)n0,006 lebihhkecil darin0,05

yanggmenunjukan bahwagdata berdistribusintidak normal.

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 130
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.39259676
Most Extreme Differences Absolute .170
Positive .170
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z 1.939
Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.4 pengaruh profitabilitas,

Intangible Asset dan leverage dan dividen policy terhadap nilai perusahaan

diketahuinbahwa hasilnAsymp. Sig.n(2-tailed) 0,001 lebihnkecil

darin0,05 yanggmenunjukan bahwandata berdistribusintidak normal.

45
Jadi data outlier dihilangkan untuk menangkal data yang tidak

beraturan. Data outlier adalah pengukuran dengan sifat khusus yang

terlihat sangat berbeda dari pengamatan dan bermanifestasi sebagai nilai

ekstrim (Ghozali, 2018). Setelah didapat hasil bahwa data berdistribusi

tidak normal maka dilakukan uji outlier, uji outlier dilakukan dengan

melihat grafik box plot, angka-angka yang terletak diluar boxplot

merupakan angka observasi yang perlu dihilangkan. Uji outlier dapat

dilihat pada lampiran.

Hasilmuji normalitasmsetelah penghapusanmoutlier

dapatndilihat pada Tabel 4.6 , 4.7 dan 4.8.

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 101
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.20258771
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .085
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .141

Dari Nilai Asymp dihitung dari hasil uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov mengikuti penghapusan outlier dan transformasi. Ketika nilainya

lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka sinyal (2-tailed) adalah

0,141. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal.

46
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 101
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .99043637
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .045
Negative -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .945
Asymp. Sig. (2-tailed) .334

Nilai Asymp dihitung dari hasil uji One Sample Kolmogorov-

Smirnov mengikuti penghapusan outlier dan transformasi. Sig (2-Tailed)

adalah 0,334 bila nilainya lebih tinggi dari taraf signifikansi 0,05. Hasil

dari pengujian ini menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi

normal.

4.2.2 UjiIMultikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel bebas

(independen), dilakukan uji multikolinearitas. Fasilitas uji Variance

Inflation Factor (VIF) digunakan untuk percobaan ini. Jika nilai tolerance

lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka analisis regresi

berganda dapat dilanjutkan. Tabel 4.9 berikut menunjukkan hasil uji

multikolinearitas:

Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

Variabel Tolerance VIF Keterangan


ROA .979 1.022 Tidak Terjadi Multikolinieritas

47
IAS .980 1.020 Tidak Terjadi Multikolinieritas
DER .999 1.001 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

Variabel Tolerance VIF Keterangan


ROA .955 1.047 Tidak Terjadi Multikolinieritas
IAS .901 1.110 Tidak Terjadi Multikolinieritas
DER .991 1.010 Tidak Terjadi Multikolinieritas
DPR .880 1.137 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Mengingat semua variabel bebas pada tabel di atas memiliki nilai

tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan

bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

menunjukkan multikolinearitas..

4.2.3 UjiIAutokorelasi

Uji autokorelasi berusaha untuk mengetahui apakah terdapat

korelasi antara kesalahan confounding pada periode t dengan kesalahan

confounding pada periode t-1 (sebelumnya) pada model regresi linier

(Ghozali, 2011).

Masalah autokorelasi adalah masalah di mana ada korelasi. Karena

pengamatan selanjutnya sepanjang waktu terikat satu sama lain, hasil

autokorelasi. Regresi yang tidak memiliki autokorelasi adalah model

regresi yang baik. Tes Durbin Watson (D-W) adalah metrik yang

digunakan dalam penelitian untuk mengukur autokorelasi. Model regresi

harus menyertakan intersep (konstanta) dan tidak memiliki variabel antara

48
variabel independen untuk menggunakan uji Durbin Watson, yang hanya

berlaku untuk autokorelasi orde pertama. Hasil uji autokorelasi

ditunjukkan di bawah ini:

Tabel 4.9. HasilIUjiIAutokorelasi


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .347a .120 .099 46.89527 1.933
a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA
b. Dependent Variable: DPR

Berdasarkan temuan pengujian pada Tabel 4.12, ditentukan nilai

DW sebesar 1,933, yang berarti kurang dari (4-du) dari (4-1,7610=2,239)

atau (1,7610<1,933<2.239) dan lebih dari du, atau 1,7610 . Temuan ini

berasal dari tabel DW menggunakan ukuran sampel 130 orang (n) dan total

tiga variabel independen (k=3). Hasilnya, model persamaan regresi dapat

digunakan karena tidak terdapat autokorelasi antar variabel independen.

Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .574a .330 .319 2.66955 2.201
a. Predictors: (Constant), ROA, IAS, DER, DPR
b. Dependent Variable: PVB

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.10, diketahui bahwa nilai

DW sebesar 2,201 lebih dari du atau 1,7774 dan lebih kecil dari (4-du),

atau (4-1,7774=2,2226 ), atau (1,7774<2,201<2,2226). Hasil yang

49
dimaksud berasal dari tabel DW dengan jumlah sampel 130 (n) dan jumlah

variabel independen 4 (k=4). Hal ini berarti tidak ada autokorelasi antar

variabel independen, sehingga model persamaan regresi layak untuk

digunakan.

4.2.4 UjinHeteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat ketidaksamaan varians antara residual pengamatan yang berbeda

dalam model regresi. Disebut homoskedastisitas jika varians residual

antara satu pengamatan dengan pengamatan berikutnya tidak berubah, dan

disebut heteroskedastisitas jika berubah. Model homoskedastisitas atau

tanpa heteroskedastisitas merupakan model regresi yang baik. Tes Glejser,

yang melibatkan regresi setiap variabel independen dengan residual

absolut sebagai variabel dependen, digunakan untuk melakukan

pengujian. Selisih antara nilai yang teramati dan nilai yang diharapkan

disebut residual, sedangkan nilai absolut disebut nilai absolut. Nilai

absolut dari residual diregresi pada variabel independen menggunakan uji

Glejser. Tingkat kepercayaan 5% digunakan untuk menentukan ada

tidaknya heteroskedastisitas; jika tingkat kepercayaan lebih besar dari 5%,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas, begitu pula sebaliknya. Hasil

pengujian adalah sebagai berikut:

Tabeln4.11. HasilnUjinHeteroskedastisitas
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

Variabel Signifikansi Keterangan


ROA .614 Tidak terjadi heteroskedastisitas

50
IAS .360 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DER .495 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Tabel 4.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

Variabel Signifikansi Keterangan


ROA .502 Tidak terjadi heteroskedastisitas
IAS .418 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DER .345 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DPR .690 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Berdasarkan uji Glejser yang telah dilakukan dari Tabel di atas

dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen

yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai

absolute Residual (ABS_RES). Hal ini terlihat dari probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan

model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (tidak ada

heteroskedastisitas).

4.2.2 Hasil Uji T

Analisis regresi linier berganda memiliki tujuan untuk menguji

pengaruh profitabilitas, intangible asset dan leverage terhadap dividen policy

dan nilai perusahaan perusahaan indeks papan utama sektor consumer non-

cyclicals dinBEI pada tahun 2017-2021. Berikutnini hasil analisisnregresi

bergandayyang dilakukanndengan menggunakannprogram SPSSn22.00

fornWindows.

51
Tabeln4.13. HasilnUji RegresinLinier Bergandan
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.813 3.414 -2.581 .011
ROA .222 .023 .637 9.500 .000
IAS .640 .248 .178 2.582 .011
DER .349 .188 .122 1.855 .066
DPR .955 .462 .145 2.070 .041
a. Dependent Variable: PVB

Dari table diatas diperoleh persamaan:

PVB = -8.813 + 0.222 ROA + 0.640 IAS + 0.349 DER + 0.955 DPR + e

Persamaan tersebut menunjukan hubungan antara variable ROA, IAS,

DER dan DPR yang dapat mempengaruhi variable nilai perusahaan dan di

jelaskan berikut t :

1. Padanvariabel Profitabilitasn(ROA) menunjukan nilai positif yang

mengartikan hubungan searah serta berdampak positif kepada nilai

perusahaan.

2. Padanvariabel IntangiblenAsset (IAS) menunjukan nilai positif yang

mengartikan hubungan searah serta berdampak positif kepada nilai

perusahaan.

3. Padanvariabel Leveragem(DER) menunjukan nilai positif yang

mengartikan hubungan searah serta berdampak positif kepada nilai

perusahaan.

52
4. Padanvariabel DividennPolicy (DPR) menunjukan nilai positif yang

mengartikan hubungan searah serta berdampak positif kepada nilai

perusahaan.

Berikut tabel 4.13 hasil olah data uji t dari tabel-tabel di atas bisa di

buktikan jika variabel ROA nilai koefisiennya sejumlah 0.222 serta nilai

signifikansi t sejumlah 0.000 atau > 0.05. Hal ini dapat di artikan bawah

variabel ROA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Untuk nilai variable Intangible Assets (IAS) nilai koefisiennya

sejumlah 0.640 dengan nilai signifikansi nya 0.011 atau lebih kecil dari 0.05.

Hal ini dapat di artikan bawah variabel IAS memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Untuk nilai variable Leverage DER nilai koefisiennya sejumlah 0.349

dengan nilai signifikansi nya 0.066 atau lebih besar dari 0.05. Hal tersebut bisa

di artikan jika variabel DER memiliki pengaruh positif tidak signifikan kepada

nilai perusahaan.

Untuk nilai variable Dividend Policy (DPR) nilai koefisiennya

sejumlah 0.955 dengan nilai signifikansi nya 0.041 atau lebih kecil dari 0.05.

Hal ini dapat di artikan bawah variabel DPR memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen
Policy

53
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.410 .623 3.867 .000
ROA .008 .004 .150 1.771 .079
IAS -.153 .046 -.281 -3.331 .001
DER -.037 .036 -.086 -1.025 .307
a. Dependent Variable: DPR

Dari table diatas diperoleh persamaan:

DPR = 2.410 + 0,008 ROA – 0,153 IAS – 0.37 DER + e

Persamaan tersebut menunjukan hubungan antara variable ROA, IAS, DER

dan DPR yang dapat mempengaruhi variable nilai perusahaan dan di jelaskan

berikut t :

1. Padanvariabel Profitabilitasn(ROA) menunjukan nilai positif yang

mengartikan hubungan searah serta berdampak positif kepada nilai

perusahaan.

2. Padanvariabel IntangiblenAsset (IAS) yang bernilai negatif

mengindentifikasikan korelasi yang bertentangan. Dimana dapat

diartikan variabel IAS berdampak negatif kepada variabel nilai

perusahaan.

3. Padanvariabel Leveragem(DER) menunjukan nilai negatif

mengindentifikasikan korelasi yang bertentangan. Dimana dapat

diartikan variabel DER berdampak negatif kepada variabel nilai

perusahaan.

Berikut tabel 4.14 hasil olah data uji t dari tabel-tabel di atas bisa di

buktikan jika variabel ROA nilai koefisiennya sejumlah 0.008 serta nilai

signifikansi t sejumlah 0.079 atau > 0.05. Hal ini dapat di artikan bawah

54
variabel ROA memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

dividen policy.

Untuk nilai variable Intangible Assets (IAS) nilai koefisiennya sejumlah

-0,153 dengan nilai signifikansi nya 0.001 atau lebih kecil dari 0.05. Hal ini

dapat di artikan bawah variabel IAS memiliki pengaruh negatif namun

signifikan terhadap dividen policy.

Untuk nilai variable Leverage DER nilai koefisiennya sejumlah -0.037

dengan nilai signifikansi nya 0,307 atau lebih besar dari 0.05. Hal tersebut bisa

di artikan jika variabel DER memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

kepada Dividen Policy.

4.2.3 Uji Simultan F

Hasil ujinsignifikansi simultannantara tiga variabel independen

(ROA, IAS, DER) dannsatu variabel dependen (DPR) terhadap variabel

dependen lainnya (nilai perusahaan) sebagai berikut:

Tabel 4.15. Hasil Uji Simultan (Uji F)


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 635.708 4 158.927 26.902 .000a
Residual 738.463 125 5.908
Total 1374.171 129
a. Predictors: (Constant), DPR, DER, ROA, IAS
b. Dependent Variable: PVB

Dari tabel 4.15 diperolehnnilai F hitungnsebesar 26,902 dan

signifikansinsebesar 0,000 dan nilai Fntable yaitu 2,68. Terlihat bahwannilai

F tabel tersebutnlebih kecilndari F hitung. Halnini menunjukkannbahwa ROA,

55
IAS, DER dan DPRnsecara simultan berpengaruhnterhadap nilainperusahaan

yangnterdaftar dinsektor consumernnon-cyclicals yangnterdaftar dinBEI

2017-2021, sehingga Ha4 diterimandan Ho4nditolak.

Tabel 4.16. Hasil Uji Simultan (Uji F)


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap dividen
policy.

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 37862.620 3 12620.873 5.739 .001a
Residual 277095.017 126 2199.167
Total 314957.637 129
a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA
b. Dependent Variable: DPR

Dari tabel 4.16 diperolehnnilai F hitungnsebesar 5,739ndan

signifikansinsebesar 0,001 dan nilai F tableiyaitu 3,07. Terlihat bahwannilai

Fntabel tersebutnlebih kecilndari Fnhitung. Halnini menunjukkannbahwa

ROA, IAS, DER secara simultan berpengaruh terhadap dividen policy yang

terdaftar di sektor consumer non-cyclicals yang terdaftar di BEI 2017-2021,

sehingga Ha4 diterima dan Ho4 ditolak.

4.2.4 Hasil Uji R2

Pengukuran koefisien determinasi (Adjusted R2) dilakukan untuk

mengetahui besaran persentase pengaruh variabel independen terhadap

perubahan variabel dependen. Hasil yang ditunjukkan menjelaskan seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen,

sedangkan sisanya dijelaskan diluar model. Hasil analisis koefisien determinasi

pada model 1 disajikan sebagai berikut:

56
Tabel 4.15. Hasil Koefisien Determinasi
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy
terhadap Nilai Perusahaan.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .680a .463 .445 2.43058
a. Predictors: (Constant), DPR, DER, ROA, IAS

Menurut temuan analisis, koefisien determinasi (Adjusted

R2) yang disesuaikan adalah 0,445, atau 44,5%. Temuan ini

menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Intangible Assets,

Leverage, dan kebijakan dividen perusahaan semuanya berdampak

pada variabel besaran nilai perusahaan, sedangkan variabel lainnya

berdampak pada sisa 55,5% nilai perusahaan.

Tabel 4.16. Hasil Koefisien Determinasi


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap dividen
policy.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .347a .120 .099 46.89527
a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA

Menurut temuan analisis, koefisien determinasi R2 yang

disesuaikan adalah 0,099, atau 9,9%. Temuan ini menunjukkan bahwa

variabel Profitabilitas, Intangible Assets, Leverage, dan kebijakan

dividen perusahaan 9,9% semuanya berdampak pada variabel besaran

nilai perusahaan, sedangkan variabel lain berdampak pada kebijakan

dividen sisanya sebesar 89,2%.

57
4.3 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividen Policy

Hasil analisis statistik untuk variabel profitabilitas (ROA) diketahui

bahwa nilai t hitung sebesar 0,008. Hasil statistik uji t untuk variable

profitabilitas (ROA) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,079, lebih besar dari

toleransi kesalahan α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA)

tidak berpengaruh terhadap dividen policy sehingga hipotesis pertama ditolak.

Hasil penelitian sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Novita Sari

& Sudjarni (2015) dimana return on asset secara individu tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen. Perusahaan yang menghasilkan

keuntungan dalam operasionalnya belum tentu akan menggunakan laba

tersebut untuk dibagikan sebagai dividen, terutama perusahaan yang

merencanakan untuk berinvestasi pada aset di masa depan.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat

keuntungan perusahaan maka belum tentu tingkat pembagian dividen

perusahaan juga akan semakin besar, sebaliknya perusahaan dengan profit

yang rendah juga belum tentu tidak mampu membayarkan dividen (Damayanti

& Ahcayani, 2006). Profitabilitas dikatakan berpengaruh tidak secara

signifikan terhadap kebijakan dividen karena tingkat profitabilitas yang tinggi

bukan jaminan bagi suatu perusahaan nantinya akan membagikan dividen

kepada pemegang saham atau investor. Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas yang tinggi tentu akan mempertimbangkan apakah laba yang

diperoleh akan dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan,

karena pada umumnya perusahaan lebih memilih laba ditahan yang akan

58
digunakan untuk modal perusahaan, kegiatan operasional, pengembangan

usaha serta kegiatan investasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh (Marina, 2018) dan (Marlindasari & Sulistiyani, 2021),

yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan dividen.

Hasil penelitian ini didiukung oleh peneliti sebelumnya yaitu menurut

Maldajian & El Khoury (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Ketika perusahaan

mengalami kelebihan dana (surplus) mayoritas perusahaan akan lebih

menggunakan kelebihan dana tersebut untuk sumber dana maupun

pertumbuhan perusahaan (Maldajian & El Khoury, 2014).

4.4.2 Pengaruh Intangible Asset terhadap Dividen Policy

Dari penelitian yang dilakukan kali ini untuk mengetahui bagaimana

pengaruh intangible asset terhadap dividen policy pada perusahaan yang

terdaftar di terdaftar di sektor consumer non-cyclicals yang terdaftar di BEI

2017-2021, diketahui bahwa variabel intangible asset (IAS) berpengaruh

negatif terhadap dividen policy. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien

sebesar -0,153, nilai t = -3,333 dan nilai probabilitas IAS yang berada di angka

0.001 dimana angka tersebut lebih kecil dari α (0.05). Dapat disimpulkan

bahwa Intangible assset (IAS) berpengaruh negatif terhadap dividen policy,

sehingga hipotesis pertama diterima.

Karena beberapa perusahaam mempunyai sumber pembiayaan

dengan biaya terendah. Akibatnya, banyak perusahaan cenderung membayar

sedikit atau tidak membagikan dividen, Keyakinan ini konsisten dengan teori

59
pecking order (Myers, 1984). Karena aset tidak berwujud dicirikan oleh tingkat

asimetri informasi yang tinggi (Alves & Martins, 2014) dan pilihan

pembiayaan ditentukan oleh biaya relatif dari sumber pembiayaan alternatif,

perusahaan intensif aset tidak berwujud lebih disukai dibiayai oleh retensi laba.

Alasan lain dapat membenarkan rendahnya tingkat pembayaran dividen dalam

aset tidak berwujud. Pertama, karena sebagian besar perusahaan yang memiliki

aset tidak berwujud tidak menguntungkan, mereka tidak membayar dividen.

Tidak sejalan dengan penelitian dari (Qureshi & Siddiqui, 2021)

mengevaluasi dampak aset tidak berwujud terhadap Kebijakan Dividen. Hasil

hipotesis menunjukkan bahwa aset tidak berwujud mempengaruhi Kebijakan

Dividen. Ini menunjukkan bahwa aset tidak berwujud yang lebih tinggi akan

menyebabkan pembayaran dividen yang lebih tinggi. Aset tidak berwujud saat

ini menjadi investasi yang paling aman karena akan membuat perusahaan lebih

kuat dan lebih produktif dengan meningkatkan efisiensi pasar serta

membangun saluran yang menguntungkan dengan menunjukkan itikad baik

dalam angka di laporan posisi keuangan bisnis. Dengan mempelajari dari

berbagai aspek disimpulkan bahwa aset tidak berwujud adalah sumber daya

yang berguna bagi bisnis, harus dicatat dan diungkapkan secara wajar dalam

neraca.

Aset tidak berwujud memiliki dampak negatif yang signifikan

terhadap pembayaran utang dan dividen pada penelitian (Alves & Martins,

2014). Dari sudut pandang teoretis, hasil ini menunjukkan bahwa akumulasi

jumlah biaya agensi yang tinggi dari utang, biaya kebangkrutan, asimetri

informasi, dan perlindungan pajak non-utang yang terkait dengan aset tidak

60
berwujud/RD dibatalkan oleh biaya agensi ekuitas yang penting dan argumen

pensinyalan untuk keempat kebijakan tata kelola tetapi tidak untuk dua

kebijakan keuangan.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya Rika

Gamayuni (2015) yang menyatakan aset tidak berwujud berpengaruh negatif

signifikan terhadap dividen. Menurut teori ini, semakin tinggi aset tidak

berwujud dan semakin tinggi biaya modal untuk investasi, investor akan lebih

memilih untuk menggunakan laba ditahan untuk membiayai investasi karena

biayanya paling rendah. Laba ditahan sebagian besar untuk membiayai

investasi daripada untuk membayar deviden sehingga pada perusahaan dengan

intangible assets yang tinggi akan membayar deviden yang lebih rendah.

4.4.3 Pengaruh Leverage terhadap Dividen Policy

Dari penelitian yang dilakukan kali ini untuk mengetahui bagaimana

pengaruh leverage terhadap dividen policy pada perusahaan yang terdaftar di

terdaftar di sektor consumer non-cyclicals yang terdaftar di BEI 2017-2021,

diketahui bahwa variabel leverage (DER) tidak berpengaruh terhadap dividen

policy. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien sebesar -0,37 nilai t = -1,025

dan nilai probabilitas DER yang berada di angka 0.307 dimana angka tersebut

lebih besar dari α (0.05). Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (DER) tidak

berpengaruh terhadap dividen policy, sehingga hipotesis pertama ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan menunjukkan bahwa Leverage

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan deviden (Ginting,

2018). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pembayaran

61
dividen tidak dipengaruhi oleh besarnya hutang yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi leverage keuangan perusahaan, semakin rendah rasio

pembayaran tunai. Peningkatan leverage keuangan akan menyebabkan

peningkatan beban bunga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan

meningkatkan beban bunga, maka laba bersih akan berkurang, sehingga porsi

keuntungan yang dapat dibagikan kepada pemegang saham juga akan lebih

rendah. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dikemukakan

sebelumnya bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap dividen

(Narindro & Basri, 2019).

Pendukung utama teori ketidak relevanan dividen ini adalah Merton

Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu

perusahaan ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba

dan risiko bisnisnya. MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya,

bukan bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba ditahan

(Brigham & Houston, 2018).

Hal ini selaras pada hasil dari penelitian dilaksanakan oleh

(Sudiartana et al., 2020) yang mengemukakan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara leverage terhadap kebijakan dividen. Hal ini menjelaskan

bahwa penurunan atau kenaikan pada tingkat leverage dan juga tingkat

likuiditas dari suatu perusahaan tidak memberikan sumbangan pengaruh secara

signifikan pada kapasitas perusahaan untuk proses pembagian dividen pada

pemegang saham.

4.4.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

62
Hasil analisis statistik untuk variabel profitabilitas (ROA) diketahui

bahwa nilai t hitung sebesar 0,222. Hasil statistik uji t untuk variable

profitabilitas (ROA) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari

toleransi kesalahan α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA)

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama

diterima.

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu. Rasio Return on Assets (ROA)

digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin baik

tingkat keuntungan suatu perusahaan berarti prospek perusahaan di masa

depan dinilai semakin baik juga, artinya semakin baik pula nilai perusahaan

dimata investor.

Hasil penelitian sejalan dengan yang telah dilakukan oleh

(Hermuningsih, 2012) profitabilitas secara individual berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan. Apabila kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat. Harga

saham yang meningkat mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi

investor. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan

meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi

kepada pemegang saham. Tingkat pengembalian investasi kepada pemegang

saham tergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan tingginya

tingkat laba yang dihasilkan, berarti prospek perusahaan untuk menjalankan

operasinya di masa depan juga tinggi sehingga nilai perusahaan yang tercermin

dari harga saham perusahaan akan meningkat pula.

63
Hal ini membuktikan bahwa investor tertarik pada perusahaan yang

memiliki profitabilitas yang baik. Tingginya profitabilitas juga dapat

menunjukkan prospek perusahaan yang baik kepada para investor karena para

investor akan tertarik pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik,

sehingga adanya peningkatan permintaan saham. Permintaan saham yang

meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Sejalan dengan

penelitian Putra & Lestari (2016) dan Markonah et al (2020) profitabilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.4.5 Pengaruh Intangible Asset terhadap Nilai Perusahaan

Dari penelitian yang dilakukan kali ini untuk mengetahui bagaimana

pengaruh intangible asset terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang

terdaftar di terdaftar di sektor consumer non-cyclicals yang terdaftar di BEI

2017-2021, diketahui bahwa variabel intangible asset (IAS) berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat diketahui dari nilai probabilitas

IAS yang berada di angka 0.011 dimana angka tersebut lebih kecil dari α

(0.05). Dapat disimpulkan bahwa Intangible Asset (ROA) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama diterima.

Hal ini berarti pengelolaan intangible asset yang semakin baik

berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung teori

stakeholder dan hasil penelitian (Widhiastuti & Latrini, 2015) dan penelitian

(Fikri et al., 2017) berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa intangible

asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya

pengaruh intangible asset dalam memberikan kontribusi pengaruh terhadap

64
nilai perusahaan. Jadi semakin tinggi intangible asset, maka akan semakin

tinggi nilai perusahaan.

Semakin tinggi intangible assets yang dimiliki perusahaan, maka

semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dan

investor akan mengapresiasi perusahaan (dilihat dari kapitalisasi pasar yang

besar pada perusahaan) yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin

tinggi aset tidak berwujud semakin tinggi dividen yang dibayarkan, karena

perusahaan ingin memberikan sinyal kualitas yang baik bagi investor. Sejalan

dengan hasil penelitian Rika Gamayuni (2015) menunjukkan bahwa aset tidak

berwujud berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan peneltiian Widnyana et al

(2020) Intangible asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Artinya

semakin tinggi intangible assets, maka semakin tinggi kemampuan modal yang

ditanamkan pada keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bagi

pemilik perusahaa

4.4.6 Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

Hasil analisis statistik untuk variabel leverage (DER) diketahui

bahwa nilai t hitung sebesar 1,885. Hasil statistik uji t untuk variable DER

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,066, lebih besar dari toleransi kesalahan

α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa leverage (DER) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama ditolak.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan (Lusiana & Agustina, 2018)

dimana Leverage policy berpengaruh terhada nilai perusahaan. Nilai koefisien

menunjukkan nilai positif, berarti semakin tinggi rasio utang perusahaan maka

65
perusahaan sudah memaksimalkan penggunaan utangnya sebagai modal. Hal

ini menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Likuiditas perusahaan

memiliki pengaruh terhadap variabel nilai perusahaan. Artinya dengan tingkat

pelunasan utang yang semakin tinggi, para investor akan menilai bahwa

perusahaan dapat melunasi utangnya dengan tepat waktu, hal ini akan

meningkatkan nilai perusahaan dimata para investor. Profitabilitas

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien menunjukkan nilai

positif, berarti semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin tinggi pula

nilai perusahaan.

Pada hasil penelitian ini leverage tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian (Farizki et al., 2021)

dan didukung penelitian (Dewantari et al., 2020) dalam penelitiannya

menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Angka DER yang tinggi tidak selalu menjadi penyebab dari rendahnya nilai

perusahaan. Begitupula dengan angka DER yang rendah, tidak selalu

menjadikan nilai perusahaan naik. Karena investor melihat dari berbagai sisi

laporan keuangan. Tidak berpengaruhnya leverage terhadap nilai perusahaan

dapat dikarenakan perusahaan dalam mendanai aktivanya cenderung

menggunakan modal sendiri (internal financing) yang berasal dari total utang

dan total asset. Kecukupan dana yang dimiliki perusahaan untuk membiayai

aktivanya yang diperoleh dari modal sendiri membuat perusahaan mengurangi

proporsi hutang.

Hasil juga didukung oleh penelitian sebelumnya dari Saputri & Bahri

(2021) bahwa DER (debt to equity ratio) tidak berpengaruh terhadap nilai

66
perusahaan. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi

hutang, baik jangka panjang dan jangka pendek. DER adalah rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utangnya dengan

modal sendiri. Nilai DER yang tinggi menunjukkan bahwa utang yang dimiliki

perusahaan lebih besar dari modal sendiri dan hal ini masuk sejalan dengan

teori sinyal yang menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan

memberikan sinyal negatif kepada investor karena tingkat utang yang tinggi

akan meningkatkan risiko perusahaan. Penggunaan utang yang besar

berdampak pada semakin besar risiko yang akan berdampak negatif pada nilai

perusahaan.

4.4.7 Pengaruh Dividen Policy terhadap Nilai Perusahaan

Hasil analisis statistik untuk variabel dividen policy (DPR) diketahui

bahwa nilai t hitung sebesar 2,070. Hasil statistik uji t untuk variable

profitabilitas (ROA) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,041, lebih kecil dari

toleransi kesalahan α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa dividen policy (DPR)

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama

diterima.

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian menunjukkan

bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil

ini konsisten dengan teori signaling yang menyatakan adanya pembayaran

dividen akan ditangkap sebagai sinyal positif oleh pasar yang pada hasilnya

akan menaikkan nilai perusahaan (Pracihara, 2016). Kebijakan dividen

berhubungan dengan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh

67
pemegang saham. Keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham ini akan

menentukan kesejahteraan para pemegang saham yang merupakan tujuan

utama perusahaan. Semakin besar deviden yang dibagikan kepada pemegang

saham, maka kinerja emiten atau perusahaan akan dianggap semakin baik dan

pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan.

Apabila kebijakan dividen meningkat maka nilai perusahaan juga

meningkat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang membagikan

dividen kepada pemegang saham akan menarik minat investor untuk

melakukan investasi. Bedasarkan hasil dari penelitian (Putra & Lestari, 2016)

hasil uji hipotesis menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil pnelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Meidiawati &

Mildawati, 2016) kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Keputusan manajemen perusahaan untuk menahan laba dengan

pembagian dividen rendah disebabkan karena manajemen sangat concern

tentang kelangsungan hidup perusahaan, sehingga manajemen melakukan

penahanan laba untuk melakukan ekspansi dan karena perusahaan

membutuhkan kas untuk operasi perusahaan.

Perusahaan yang membayar dividen besar secara tidak langsung akan

mempengaruhi besarnya saham dan mempengaruhi nilai perusahaan. Dividen

yang dibayarkan harus seimbang dengan kebutuhan perusahaan atau

pemegang saham perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan yang baik adalah

kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara pembagian dividen saat ini

dengan perkembangan dividen di masa mendatang yang dapat

68
mengoptimalkan harga saham. Kenaikan pembayaran dividen dapat menjadi

alert positif bagi investor karena menganggap perusahaan memiliki prospek

yang baik dan menguntungkan di masa mendatang. Hal ini dijelaskan dalam

penelitian (Saputri & Bahri, 2021).

69
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian atas data dalam penelitian

mengenai pengaruh profitabilitas, intangible asset dan leverage terhadap

dividen policy dan nilai perusahaan yang terdaftar di terdaftar di sektor consumer

non-cyclicals yang terdaftar di BEI 2017-2021, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividen policy, sehingga

H1 ditolak. Temuan ini menjelaskan bahwa perusahaan yang

menghasilkan keuntungan dalam operasionalnya belum tentu akan

menggunakan laba tersebut untuk dibagikan sebagai dividen,

terutama perusahaan yang merencanakan untuk berinvestasi pada

aset di masa depan.

2. Intangible asset berpengaruh negatif terhadap dividen policy,

sehingga H1 diterima. Semakin tinggi aset tidak berwujud dan

semakin tinggi biaya modal untuk investasi, investor akan lebih

memilih untuk menggunakan laba ditahan untuk membiayai

investasi karena biayanya paling rendah. Laba ditahan sebagian

besar untuk membiayai investasi daripada untuk membayar deviden

sehingga pada perusahaan dengan intangible assets yang tinggi akan

membayar deviden yang lebih rendah dan memilih tidak

membagikan dividen. Aset tidak berwujud saat ini menjadi investasi

yang paling aman karena akan membuat perusahaan lebih kuat dan

70
lebih produktif dengan meningkatkan efisiensi pasar serta

membangun saluran yang menguntungkan dengan menunjukkan

itikad baik dalam angka di laporan posisi keuangan bisnis.

3. Leverage tidak berpengaruh terhadap dividen policy, sehingga H1

ditolak. Semakin tinggi leverage keuangan perusahaan, semakin

rendah rasio pembayaran tunai. Peningkatan leverage keuangan

akan menyebabkan peningkatan beban bunga yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Dengan meningkatkan beban bunga, maka laba bersih

akan berkurang, sehingga porsi keuntungan yang dapat dibagikan

kepada pemegang saham juga akan lebih rendah.

4. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

sehingga H1 diterima. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki

nilai rata-rata profitabilitas yang tinggi, apabila kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham

juga akan meningkat. Tingkat pengembalian investasi kepada

pemegang saham tergantung pada laba yang dihasilkan perusahaan.

5. Intangible asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

sehingga H1 diterima. Besarnya pengaruh intangible asset dalam

memberikan kontribusi pengaruh terhadap nilai perusahaan. Jadi

semakin tinggi intangible asset, maka akan semakin tinggi nilai

perusahaan.

6. Leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga H1

ditolak. Artinya hubungan DER dengan nilai perusahaan searah, jadi

71
saat DER turun dan naik juga akan mempengaruhi tingkat nilai

perusahaan.

7. Dividen policy berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan,

sehingga H1 diterima. Keuntungan yang akan diperoleh pemegang

saham ini akan menentukan kesejahteraan para pemegang saham

yang merupakan tujuan utama perusahaan. Semakin besar deviden

yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja emiten atau

perusahaan akan dianggap semakin baik dan pada akhirnya

meningkatkan nilai perusahaan.

5.2 Saran
Bagi penelitian selanjutnya selain mempertimbangan untuk memilih sektor

yang berbeda di Bursa Efek Indonesia, sebaiknya untuk penelitian selanjutnya

memperhitungkan variabel tambahan yang mungkin berdampak pada nilai

perusahaan.

Pada penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menghasilkan

penelitian yang lebih sempurna dengan adanya beberapa masukan diantaranya

Bagi peneliti selanjutnya Diharapakan untuk menggunakan lebih dari satu proksi

pengukuran untuk masing-masing variabel, menambah jumlah sample

perusahaan beserta periodenya dan menggunakan variabel lain agar bisa

mempunyai perbandingan dan hasil yang diteliti lebih baik lagi.

Bagi Praktisi menggunakan penelitian ini sebagai acuan di dalam

melakukan kebijakan pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Bagi Akademisi Saran untuk akademisi diharapkan lebih

menggali lagi variabel lain dalam penelitian ini agar bisa menjadi bahan ajar

maupun bahan penelitian.

72
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, F., & Irham, F. (2020). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuiditas terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Manajemen, 5(1), 62–81.
Al-Malkawi, H.-A. N. (2007). Determinants of Corporate Dividend Policy in
Jordan: An Application of the Tobit Model. Journal of Economic and
Administrative Sciences, 23(2), 44–70.
Algiffary, Y. (2020). Pengaruh Tax Planning, Profitabilitas, dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Journal of
Business and Economics (JBE) UPI YPTK, 5(3), 27–32.
https://doi.org/10.35134/jbeupiyptk.v5i3.107
Alhabshi, S. M., Rashid, H. M. A., Khadijah Syed Agil, S., & Ahmed, M. U. (2017).
Financial reporting of intangible assets in Islamic finance. ISRA International
Journal of Islamic Finance, 9(2), 190–195. https://doi.org/10.1108/IJIF-08-
2017-0021
Alves, S., & Martins, J. (2010). The impact of intangible assets on financial and
governance folicies: A literature review. Portuguese Journal of Management
Studies, 15(1), 87–108.
Alves, S., & Martins, J. (2014). The Impact of Intangible Assets on Financial and
Governance Policies: A Simultaneous Equation Analysis. Journal of Applied
Finance & Banking, 4(1), 1792–6599.
Arif, A., & Akbar, F. (2013). Determinants of Dividend Policy : A Sectoral
Analysis from Pakistan. International Journal of Business and Behavioral
Sciences, 3(9), 16–33.
Astuti, F. Y., Wahyudi, S., & Mawardi, W. (2019). ANALYSIS OF EFFECT OF
FIRM SIZE, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, PROFITABILITY, AND
LEVERAGE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE AS INTERVENING
VARIABLES (Study on Banking Companies Listed on BEI Period 2012-
2016). JURNAL BISNIS STRATEGI, 27(2), 95.
https://doi.org/10.14710/jbs.27.2.95-109

73
Bhatia, A., & Aggarwal, K. (2018). Impact of investment in intangible assets on
corporate performance in India. International Journal of Law and
Management, 60(5), 1058–1073. https://doi.org/10.1108/IJLMA-05-2017-
0127
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Dasar-dasar manajemen keuangan.
Online Public Access Catalog Perpustakaan Nasional RI.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1186849
Chan, L. K. C., Josef, L., & Sougiannis, T. (2001). The Stock Market Valuation of
Research and Development Expenditures. The Journal of Finance, Vol. 56, N,
2431-2456 (26 pages). https://www.jstor.org/stable/2697829
Chareonsuk, C., & Chansa-ngavej, C. (2010). Intangible asset management
framework: An empirical evidence. Industrial Management and Data
Systems, 110(7), 1094–1112. https://doi.org/10.1108/02635571011069121
Damayanti, & Ahcayani. (2006). Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen Payout Ratio (pp. 184–189).
Danso, A., Lartey, T. A., Gyimah, D., & Adu-Ameyaw, E. (2020). Leverage and
performance: do size and crisis matter? Managerial Finance, 47(5), 635–655.
https://doi.org/10.1108/MF-10-2019-0522
Dewantari, N. L. S., Cipta, W., & Susila, G. P. A. J. (2020). Pengaruh Ukuran
Perusahaan Dan Leverage Serta Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Food and Beverages Di Bei. Prospek: Jurnal Manajemen Dan
Bisnis, 1(2), 74. https://doi.org/10.23887/pjmb.v1i2.23157
Dewasiri, N. J., Yatiwelle Koralalage, W. B., Abdul Azeez, A., Jayarathne, P. G.
S. A., Kuruppuarachchi, D., & Weerasinghe, V. A. (2019). Determinants of
dividend policy: evidence from an emerging and developing market.
Managerial Finance, 45(3), 413–429. https://doi.org/10.1108/MF-09-2017-
0331
Digdowiseiso, K., & Winarsih, N. (2020). The Effect of Current Ratio , Return on
Asset , and Degree of Operating Leverage on Company Value through Capital
Structure in the Listed Companies of the Agricultural Food Product Industry
over the Period 2016-2020. 25221–25236.

74
F. Prasetya Margono, R. G. (2021). the influence of firm size , leverage ,
profitability , and dividend policy on firm value of companies in indonesia
stock exchange. 10(2).
Farizki, F. I., Suhendro, S., & Masitoh, E. (2021). Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Aset Terhadap Nilai
Perusahaan. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 5(1), 17.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v5i1.273
Ferdaous, J., & Rahman, M. M. (2019). The effects of intangible assets on firm
performance. American Journal of Business, 34(3/4), 148–168.
https://doi.org/10.1108/ajb-11-2018-0065
Fikri, N. nur, Fadilah, S., & Nurcholisah, K. (2017). Pengaruh Intangible Asset,
Kinerja Keuangan, Kebijakan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan(Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Perkebunan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016). Prosiding Akuntansi, 3(2),
2460–6561.
Firmansyah. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Akuntansi, 1(2), 1–10.
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/JIAM/article/view/6363
Ginting, S. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas. dan Leverage Terhadap
Kebijakan Deviden pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2016. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 8(2), 195–204.
https://doi.org/10.55601/jwem.v8i2.564
Glova, J., & Mrázková, S. (2018). Impact of Intangibles on Firm Value : An
Empirical Evidence from European Public Companies 1. 1, 665–682.
Harasheh, M., & De Vincenzo, F. (2022). Leverage-value nexus in Italian small-
medium enterprises: further evidence using dose-response function. EuroMed
Journal of Business. https://doi.org/10.1108/EMJB-11-2021-0166
Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis,
16(2), 232–242. https://doi.org/10.20885/jsb.vol16.iss2.art8
Irving, S., Purba, M., & Muslih, M. (2018). PENGARUH KEPEMILIKAN

75
INSTITUSIONAL, INTELLECTUAL CAPITAL, DAN LEVERAGE
TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017). 2(2),
27–40.
Iswajuni, I., Manasikana, A., & Soetedjo, S. (2018). The effect of enterprise risk
management (ERM) on firm value in manufacturing companies listed on
Indonesian Stock Exchange year 2010-2013. Asian Journal of Accounting
Research, 3(2), 224–235. https://doi.org/10.1108/AJAR-06-2018-0006
Jabbouri, I. (2016). Determinants of corporate dividend policy in emerging
markets: Evidence from MENA stock markets. Research in International
Business and Finance, 37, 283–298.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2016.01.018
Jihadi, M., Vilantika, E., Hashemi, S. M., Arifin, Z., Bachtiar, Y., & Sholichah, F.
(2021). The Effect of Liquidity, Leverage, and Profitability on Firm Value:
Empirical Evidence from Indonesia. Journal of Asian Finance, Economics and
Business, 8(3), 423–431. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0423
Jumingan. (2018). Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara.
Kaźmierska-Jóźwiak, B. (2015). Determinants of Dividend Policy: Evidence from
Polish Listed Companies. Procedia Economics and Finance, 23(15), 473–477.
https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00490-6
Kombih, M. T. A., & Suhardianto, N. (2017). Pengaruh aktivitas pemasaran,
kinerja keuangan, dan aset tidak berwujud terhadap nilai perusahaan. 32.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2017.v1.i3.1909
Kontan.co.id. (2021). Sektor consumer non-cyclicals tertekan sejak awal tahun, ini
pemberatnya. Investasi.Kontan.Co.Id.
https://investasi.kontan.co.id/news/sektor-consumer-non-cyclicals-tertekan-
sejak-awal-tahun-ini-pemberatnya
Lumoly, S., Murni, S., & N, U. V. (2018). THE EFFECT OF LIQUIDITY , FIRM
SIZE AND PROFITABILITY TO THE VALUE OF THE COMPANY (Study on
Metal and Allied Product ’ s Companies Listed on Indonesia Stock Exchange
). 6(3), 1108–1117.
LUSIANA, D., & AGUSTINA, D. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

76
perusahaan pada perusahaan non keuangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,
19(1), 81–91. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.67
Maldajian, C., & El Khoury, R. (2014). Determinants of the Dividend Policy: An
Empirical Study on the Lebanese Listed Banks. International Journal of
Economics and Finance, 6(4), 240–256. https://doi.org/10.5539/ijef.v6n4p240
Mandey, S., Pangemanan, S., & Pangerapan, S. (2017). Analisis Pengaruh Insider
Ownership, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Sektor Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-
2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 5(2), 1463–1473.
Mangesti Rahayu, S., Suhadak, & Saifi, M. (2020). The reciprocal relationship
between profitability and capital structure and its impacts on the corporate
values of manufacturing companies in Indonesia. International Journal of
Productivity and Performance Management, 69(2), 236–251.
https://doi.org/10.1108/IJPPM-05-2018-0196
Mardiyati, U., & Ahmad, G. N. (2012). PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN,
KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2010. 3(1), 1–17.
Marina, R. (2018). Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI (Studi Kasus pada Sektor Industri Makanan
dan Minuman 2013-2017). 13, 2018.
Markonah, M., Salim, A., & Franciska, J. (2020). Effect of profitability, leverage,
and liquidity to the firm value. 1(1), 83–94. https://doi.org/10.31933/DIJEFA
Marlindasari, D., & Sulistiyani, T. (2021). ANALISIS PENGARUH INVESTASI,
LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
Meidiawati, K., & Mildawati, T. (2016). Pengaruh size, growth, profitabilitas,
struktur modal, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu Dan

77
Riset Akuntansi, 5(2), 1–16.
Mery, N. K. (2014). PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2011-2014. 2000–2014.
Moniaga, F. (2011). STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR
BIAYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN INDUSTRI KERAMIK,
PORCELEN DAN KACA PERIODE 2007 - 2011. 1(4), 433–442.
Myers, C. (1984). The Capital Structure Puzzle. The Journal of Finance, 39(3),
574–592. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/j.1540-
6261.1984.tb03646.xopen_in_new
Nani, M. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, dan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2011. Jurnal Akuntansi, 53(9), 1689–1699.
Narindro, L., & Basri, H. (2019). Assessing determinants of dividend policy of the
government-owned companies in Indonesia. International Journal of Law and
Management, 61(5–6), 530–541. https://doi.org/10.1108/IJLMA-09-2017-
0215
Nguyen Trong, N., & Nguyen, C. T. (2021). Firm performance: the moderation
impact of debt and dividend policies on overinvestment. Journal of Asian
Business and Economic Studies, 28(1), 47–63.
https://doi.org/10.1108/JABES-12-2019-0128
Novita Sari, K., & Sudjarni, L. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 4(10), 255134.
Nugroho, I. A. G., & Munari. (2021). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Financial Performance Perusahaan Consumer Non-Cyclicals Listed Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2018-2019. Jurnal Ilmiah Komputerisasi Akuntansi,
14(1), 31–38. http://journal.stekom.ac.id/index.php/kompak page31
Nur’aini, A., W, M. E., & Yuli, C. (2020). FAKTOR YANG BERPENGARUH

78
TERHADAP STRUKTUR MODAL DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI. 4(1), 59–78.
Ocak, M. (2019). The Impact of Intangible Assets and Sub-Components of
Intangible Assets on Sustainable Growth and Firm Value : Evidence from
Turkish Listed Firms. 5–7.
Octaviany, A., & Hidayat, S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Intervening. 3(1), 30–36.
P. Rahayu, I. N. A. (2017). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
LAVERAGE, PROFITABILITAS, MARKET TO BOOK RATIO,
KEPEMIIKAN MAYORITAS DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK. Accounting
Global Journal, 1(1), 133–153.
Pertiwi, P. J., Tommy, P., & Tumiwa, J. R. (2016). TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA THE IMPACT OF DEBT POLICY , INVESTMENT
DECISION AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE. 4(1), 1369–1380.
Pracihara, S. M. (2016). PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Pertambangan yang
Terdaftar di BEI Periode 2011-2014).
Purwanti, I., & Mu’ah. (2019). Pengaruh Intangible Asset Terhadap Kinerja
Keuangan. Jurnal Ilmiah Manajemen, 9(1), 72–87.
Purwanti, T. (2020). The Effect of Profitability, Capital Structure, Company Size,
and Dividend Policy on Company Value on the Indonesia Stock Exchange.
International Journal of Seocology, 01(02), 060–066.
https://doi.org/10.29040/seocology.v1i02.9
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen,
Likuiditas, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.
E-Jurnal Manajemen Unud, 5(7), 4044–4070.
Putri, V. R. (2017). The Effect of Profitability , Dividend Policy , Debt Policy , and
Firm Age on Firm Value in The Non-Bank Financial Industry. 10(1), 14–21.

79
Qureshi, M. J., & Siddiqui, D. A. (2021). The Effect of Intangible Assets on
Financial Performance, Financial Policies, and Market Value of Technology
Firms: A Global Comparative Analysis. Asian Journal of Finance &
Accounting, 12(1), 26. https://doi.org/10.5296/ajfa.v12i1.16655
Radja, F. L., & Artini, L. G. S. (2020). The Effect Of Firm Size, Profitability and
Leverage on Firm Value (Study on Manufacturing Companies Sector
Consumer Goods Industry Listed in Indonesian Stock Exchange Period 2017-
2019). International Journal of Economics and Management Studies, 7(11),
18–24. https://doi.org/10.14445/23939125/ijems-v7i11p103
Rahmadiah, D. A., Taris, D., Rahadiansyah, C., & Amalia, D. (2020). Analisis
penyajian aset tidak berwujud pada laporan keuangan ( studi pada
perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI tahun 2020 ). 178–187.
Rehman, O. U. (2016). Impact of Capital Structure and Dividend Policy on Firm
Value. Journal of Poverty, Investment and Development, 21(1), 40–57.
www.iiste.org
Revinka, S. (2021). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Sebelas Sektor Di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal Acitya Ardana, 1(2),
145–163. https://doi.org/10.31092/jaa.v1i2.1334
Rika Gamayuni, R. (2015). The Effect Of Intangible Asset, Financial Performance
And Financial Policies On The Firm Value. International Journal of Scientific
& Technology Research, 4(01), 1. www.ijstr.org
Sami, M., & Abdallah, W. (2020). Assessing the impact of dividend policy on the
sustainability of distressed firms. Journal of Modelling in Management, 16(3),
987–1001. https://doi.org/10.1108/JM2-06-2020-0160
Saputri, D. R., & Bahri, S. (2021). The Effect Of Leverage, Profitability, And
Dividend Policy On Firm Value. International Journal of Educational
Research & Social Sciences, 2(6), 1316–1324.
https://doi.org/10.51601/ijersc.v2i6.223
Sari, I. A. G. D. M. (2020). Profitability and liquidity on firm value and capital
structure as intervening variable. International Research Journal of
Management, IT and Social Sciences, 7(1), 116–127.
https://doi.org/10.21744/irjmis.v7n1.828

80
Seth, R., & Mahenthiran, S. (2022). Impact of dividend payouts and corporate
social responsibility on firm value – Evidence from India. Journal of Business
Research, 146(April), 571–581. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2022.03.053
Setiyono, E., & Amanah, L. (2016). PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM. 5.
Sudiartana, I. G. P., Agus, I. G., Yudantara, P., Studi, P., Akuntansi, S., Ekonomi,
J., & Ekonomi, F. (2020). Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. 287–
298.
Susanti, N., & Restiana, N. G. (2018). What’s the Best Factor to Determining Firm
Value? Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 22(2), 301–309.
https://doi.org/10.26905/jkdp.v22i2.1529
Sutama, D. R., & Lisa, E. (2018). PENGARUH LEVERAGE DAN
PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada
Perusahaan Sektor Manufaktur Food and Beverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia) Dedi. X(1), 21–39.
Suwardika, I Nyoman Agus Mustanda, I. K. (2017). Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia Umumnya suatu perusahaan
akan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya , baik tujuan jangka panjang
misalnya mampu meningkatkan nilai perusahaan dan mensejahterakan
pemegang saham. 6(3), 1248–1277.
Wardhana, G. W., Pamungkas, A. R., & Latif, I. N. (2019). Analisis Kinerja
Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Research Journal of Accounting and Business Management,
3(2), 221–237.
Widhiastuti, N. L. P., & Latrini, M. Y. (2015). Pengaruh Return on Asset dan
Intangiable Asset terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social
Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 11(2), 370–383.
Widnyana, I. W., Wiksuana, I. G. B., Artini, L. G. S., & Sedana, I. B. P. (2020).
Influence of financial architecture, intangible assets on financial performance
and corporate value in the Indonesian capital market. International Journal of
Productivity and Performance Management, 7.

81
Lampiran
Daftar Perusahaan BEI di Indeks Papan Utama Sektor Consumer
Non-Cyclicals

Nam
a Code Nama Perusahaan
1 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
2 ANJT Austindo Nusantara Jaya Tbk.
3 BISI BISI International Tbk.
4 AALI Astra Agro Lestari Tbk.
5 BWPT Eagle High Plantations Tbk.
6 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 DSFI Dharma Samudera Fishing Industri
9 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk.
10 GGRM Gudang Garam Tbk.
11 HERO Hero Supermarket Tbk.
12 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
13 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
14 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
15 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tb
16 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
17 MBTO Martina Berto Tbk.
18 MRAT Mustika Ratu Tbk.
19 MYOR Mayora Indah Tbk.
20 SDPC Millennium Pharmacon International
21 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk.
22 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.
23 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tra
24 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
25 TCID Mandom Indonesia Tbk.
26 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

Tabulasi Data
No PERUSAHAAN TAHUN ROA IAS DER DPR PVB
1 AMRT 2017 1.20 13.02 3.17 0.70 4.83
2018 3.00 12.97 2.68 0.36 6.45
2019 4.70 12.96 2.49 0.10 4.98
2020 4.20 13.09 2.40 0.74 4.35
2021 7.20 13.12 2.06 0.19 5.52

82
2 ANJT 2017 8.40 12.82 0.44 0.10 0.75
2018 0.10 12.86 0.56 0.00 0.71
2019 2.70 12.90 0.61 0.00 0.61
2020 0.30 12.91 0.61 0.00 0.44
2021 6.10 12.91 0.51 0.00 0.52
3 BISI 2017 15.40 11.57 0.19 0.66 2.45
2018 14.60 11.78 0.20 0.43 2.18
2019 10.40 11.79 0.27 2.61 1.36
2020 9.50 11.83 0.19 0.41 1.19
2021 12.20 11.82 0.15 0.30 1.13
4 AALI 2017 8.50 13.32 0.35 0.47 1.37
2018 5.70 13.35 0.38 0.55 1.17
2019 0.90 13.35 0.42 1.77 1.48
2020 3.20 13.34 0.44 0.20 1.13
2021 6.80 13.32 0.44 0.24 0.88
5 BWPT 2017 1.50 13.17 1.64 0.09 0.95
2018 2.90 13.16 1.79 0.00 0.89
2019 7.40 13.15 2.42 0.00 1.07
2020 7.40 13.02 3.32 0.00 1.30
2021 11.80 13.01 5.62 0.00 1.21
6 CEKA 2017 7.70 14.61 0.54 0.83 0.85
2018 7.90 14.56 0.20 0.29 0.84
2019 15.50 14.51 0.23 0.28 0.88
2020 11.60 13.02 0.24 0.00 1.30
2021 11.00 14.53 0.22 0.32 0.83
7 CPIN 2017 10.20 13.11 0.56 0.37 3.13
2018 16.50 13.13 0.43 0.20 6.11
2019 12.40 13.21 0.39 0.53 5.06
2020 12.30 14.48 0.33 0.33 0.84
2021 10.20 13.30 0.41 0.51 3.85
8 DSFI 2017 1.80 14.18 1.27 0.00 1.22
2018 2.10 14.22 1.22 0.00 1.03
2019 2.20 14.22 0.99 0.00 0.94
2020 1.60 13.25 0.93 0.35 4.27
2021 3.70 14.21 0.85 0.00 0.84
9 DSNG 2017 7.10 12.82 1.57 0.09 1.42
2018 3.60 12.97 2.21 0.25 1.19
2019 1.50 12.99 2.11 0.59 1.31
2020 3.40 14.21 1.27 0.00 0.79
2021 5.40 13.06 0.95 0.18 0.75
10 GGRM 2017 11.60 13.36 0.58 0.65 3.82
2018 11.30 13.38 0.53 0.64 3.57
2019 13.80 13.42 0.54 0.46 2.00

83
2020 9.80 12.99 0.34 0.11 1.04
2021 6.20 13.49 0.52 0.89 1.04
11 HERO 2017 2.60 12.68 0.42 0.00 0.74
2018 20.30 12.52 0.61 0.00 0.86
2019 12.00 12.56 0.56 0.00 0.96
2020 25.10 13.46 1.61 0.00 1.35
2021 15.40 12.58 6.18 0.00 8.81
12 HMSP 2017 29.40 12.95 0.43 0.99 15.42
2018 29.10 12.94 0.24 0.92 12.63
2019 27.00 12.96 0.27 0.99 7.16
2020 17.30 13.92 0.64 0.34 2.22
2021 13.40 13.07 0.82 1.19 3.46
13 ICBP 2017 11.20 13.18 0.56 0.51 5.11
2018 13.60 13.31 0.51 0.55 5.37
2019 13.80 13.34 0.45 0.30 4.88
2020 7.20 13.15 1.06 0.21 1.50
2021 6.70 13.93 1.16 0.32 1.85
14 JPFA 2017 5.30 13.00 1.15 0.22 1.56
2018 9.80 13.03 1.26 0.54 2.47
2019 7.50 13.11 1.20 0.34 1.57
2020 4.70 12.90 1.27 0.15 1.01
2021 7.50 13.16 1.18 0.23 1.54
15 LSIP 2017 7.40 12.88 0.20 0.33 1.18
2018 3.30 12.88 0.21 0.93 1.02
2019 2.50 12.91 0.20 0.51 1.19
2020 6.40 15.43 0.18 0.00 0.04
2021 8.40 12.88 0.17 0.14 0.80
16 MAIN 2017 1.20 11.53 1.39 1.75 0.05
2018 6.60 12.38 1.29 0.13 0.04
2019 3.30 15.42 1.29 0.32 0.05
2020 0.80 14.90 1.28 0.00 0.17
2021 1.10 15.44 1.49 0.00 0.05
17 MBTO 2017 3.20 14.42 0.89 0.00 0.35
2018 17.60 14.41 1.16 0.00 0.45
2019 11.30 14.44 1.51 0.00 0.43
2020 20.70 14.11 0.67 0.04 0.21
2021 20.80 14.74 0.62 0.00 0.36
18 MRAT 2017 0.30 14.05 0.36 0.22 0.24
2018 0.44 14.11 0.39 0.13 0.21
2019 0.03 14.08 0.45 2.15 0.18
2020 1.20 15.84 0.64 0.01 9.34
2021 0.06 14.08 0.69 0.79 0.34
19 MYOR 2017 10.60 15.63 0.48 0.01 10.72

84
2018 10.00 15.69 0.71 0.01 11.65
2019 10.70 15.80 0.61 0.01 7.59
2020 10.60 14.13 0.45 0.45 0.58
2021 6.10 15.84 0.43 0.04 7.68
20 SDPC 2017 1.50 13.98 3.41 0.10 0.66
2018 1.60 14.00 4.14 0.13 0.52
2019 0.60 14.08 4.23 0.49 0.51
2020 2.00 13.44 4.08 0.00 0.36
2021 0.80 14.13 4.09 0.07 0.73
21 SIMP 2017 2.10 13.43 0.83 0.22 0.40
2018 1.20 13.44 0.90 0.38 0.40
2019 0.80 13.45 0.96 0.00 0.38
2020 1.00 13.06 0.91 0.19 0.85
2021 3.70 13.42 0.82 0.04 0.37
22 TBLA 2017 0.70 12.95 2.51 1.68 1.64
2018 4.70 13.01 2.42 0.52 0.97
2019 3.80 13.03 2.24 0.20 0.99
2020 3.50 13.44 2.30 0.00 0.36
2021 3.80 13.07 2.25 0.25 0.65
23 ULTJ 2017 13.70 12.24 0.23 0.07 3.56
2018 12.60 12.44 0.16 0.23 3.27
2019 15.70 12.46 0.17 0.15 3.43
2020 12.70 12.50 0.83 2.70 3.87
2021 17.20 12.41 0.44 1.18 3.53
24 UNVR 2017 37.00 13.04 2.66 0.93 16.49
2018 60.60 13.08 1.75 0.56 9.38
2019 49.00 13.08 2.91 0.91 12.13
2020 34.90 13.07 3.16 1.03 11.36
2021 30.20 13.06 3.41 1.10 7.26
25 TCID 2017 7.60 12.04 0.27 0.46 1.94
2018 7.10 12.05 0.24 0.48 1.76
2019 5.70 12.05 0.26 0.58 1.10
2020 4.30 11.99 0.25 0.84 0.70
2021 3.30 11.94 0.26 0.00 0.59
26 INDF 2017 5.90 13.74 0.88 0.40 1.43
2018 5.10 13.80 0.93 0.53 1.31
2019 6.10 13.81 0.78 0.45 1.28
2020 3.60 14.10 1.06 0.41 0.76
2021 4.90 14.10 1.07 0.28 0.64

Uji Deskriptif

85
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


ROA 130 .03 60.60 8.9925 9.36117
IAS 130 11.53 15.84 13.3882 .90980
DER 130 .15 6.18 1.1533 1.14366
DPR 130 .00 2.70 .3932 .49423
PVB 130 .04 16.49 2.5293 3.26381
Valid N (listwise) 130

Uji Asumsi Klasik


1. Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.5.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen Policy

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 101
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.20258771
Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .085
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.152
Asymp. Sig. (2-tailed) .141

Tabel 4.6.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy terhadap
Nilai Perusahaan.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 101
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .99043637
Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .045
Negative -.094
Kolmogorov-Smirnov Z .945
Asymp. Sig. (2-tailed) .334

2. Hasil Uji Multikoloniaritas

86
Tabel 4.7.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen Policy

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.410 .623 3.867 .000
ROA .008 .004 .150 1.771 .079 .979 1.022
IAS -.153 .046 -.281 -3.331 .001 .980 1.020
DER -.037 .036 -.086 -1.025 .307 .999 1.001
a. Dependent Variable: DPR

Tabel 4.8.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy terhadap
Nilai Perusahaan.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.813 3.414 -2.581 .011
ROA .222 .023 .637 9.500 .000 .955 1.047
IAS .640 .248 .178 2.582 .011 .901 1.110
DER .349 .188 .122 1.855 .066 .991 1.010
DPR .955 .462 .145 2.070 .041 .880 1.136
a. Dependent Variable: PVB

3. Uji Autokolerasi
Tabel 4.9.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen Policy
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .347a .120 .099 46.89527 1.933

a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA

b. Dependent Variable: DPR

Tabel 4.10.
Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy terhadap
Nilai Perusahaan.

87
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .574a .330 .319 2.66955 2.201
a. Predictors: (Constant), ROA, IAS, DER, DPR
b. Dependent Variable: PVB

4. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.11

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -.252 .862 -.292 .771

ROA -.026 .051 -.051 -.507 .614

IAS .060 .065 .092 .919 .360

DER -.038 .055 -.069 -.685 .495

a. Dependent Variable: ABS_RES5

Tabel 4.12

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.290 1.443 1.587 .117

ROA -.048 .071 -.089 -.675 .502

IAS -.086 .106 -.106 -.815 .418

DER -.075 .079 -.114 -.950 .345

DPR -.076 .191 -.056 -.400 .690

a. Dependent Variable: ABS_RES1

Uji Regresi Linier Berganda


Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage dan dividen policy terhadap Nilai
Perusahaan.

88
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .680a .463 .446 2.43009 1.382

a. Predictors: (Constant), DPR, DER, ROA, IAS

b. Dependent Variable: PVB

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 636.005 4 159.001 26.925 .000a

Residual 738.166 125 5.905

Total 1374.171 129

a. Predictors: (Constant), DPR, DER, ROA, IAS

b. Dependent Variable: PVB

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -8.813 3.414 -2.581 .011

ROA .222 .023 .637 9.500 .000

IAS .640 .248 .178 2.582 .011

DER .349 .188 .122 1.855 .066

DPR .955 .462 .145 2.070 .041

a. Dependent Variable: PVB

Pengaruh Profitabilitas, Intangible Asset, Leverage terhadap Dividen Policy

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .347a .120 .099 .46909 1.931

a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA

b. Dependent Variable: DPR

89
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.784 3 1.261 5.733 .001a

Residual 27.725 126 .220

Total 31.510 129

a. Predictors: (Constant), DER, IAS, ROA

b. Dependent Variable: DPR

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.410 .623 3.867 .000

ROA .008 .004 .150 1.771 .079

IAS -.153 .046 -.281 -3.331 .001

DER -.037 .036 -.086 -1.025 .307

a. Dependent Variable: DPR

90

Anda mungkin juga menyukai