Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP PENINGKATAN KINERJA AUDITOR DI KAP

KOTA MEDAN

Oleh

NAMA: DWI RIZKY FEBRIAN

NPM: 2105170099

PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dan tidak lupa penulis hanturkan Shalawat dan salam

kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis menyelesaikan

dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap

Kinerja AuditOR di KAP Kota Medan”.

Tujuan disusunnya skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat menyelesaikan

Pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan

skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yang istimewa kepada kedua Orang Tua penulis tercinta Ayahanda

Sriyanto dan Ibunda Mailida Hasibuan yang telah memberikan kasih

sayang yang sangat besar serta dorongan doa dan semangat juga

bantuan moril, spiritual dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Dr. Agussani, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

i
Sumatera Utara.

3. Bapak Januri, SE, MM, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

4. Bapak Ade Gunawan, SE., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung, SE, M.Si selaku Wakil Dekan III

Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Ibu Fitriani Saragih, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

7. Ibu Hafsa selaku Dosen Pembimbing Skripsiyang telah memberikan

bimbingan dan arahan yang banyak membantu penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

9. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi atas penyusunan skripsi ini

yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan

terima kasih.

Penulis telah berusaha membuat skripsi ini sebaik mungkin. Namun, penulis

menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitupun dalam penulisan skripsi ini

masih ada kekurangan. Karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat baik bagi penulis, maupun

ii
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga pihak-pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 18 Oktober 2023

DWI RIZKY FEBRIAN

NPM : 2105170099

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................3
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian.................................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1 Teknologi Informasi............................................................................................5
2.2 Kinerja Audit.......................................................................................................6
2.3 Kemampuan Pengguna........................................................................................9
2.4 Penelitian Terdahulu..........................................................................................10
2.5 Kerangka Pikir...................................................................................................14
2.6 Hipotesis............................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................16
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................16
3.2 Metode Penelitian..............................................................................................16
3.3 Jenis dan Sumber Data......................................................................................17
3.4 Populasi dan Sampel..........................................................................................17
3.5 Defenisi Operasional Variabel...........................................................................18
3.5.1 Variabel Dependent....................................................................................18
3.5.2 Variabel Independent..................................................................................18
3.6 Metode Analisis Data........................................................................................19
3.6.1 Statistik Deskriptif......................................................................................19
3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran......................................19
3.6.3 Teknik Analisis Data..................................................................................20
3.7 Uji Asumsi Klasik.............................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Auditor mempunyai peran yang sangat penting dalam pemeriksaan

pengelolaan keuangan yang berguna bagi pihak yang mengambil keputusan. Pada

prinsipnya auditor dalam menjalankan setiap kegiatan pemeriksaan harus bersikap

objektif dan independen, sehingga hasil yang diperoleh akan menunjukkan informasi

yang relevan dan berguna bagi pemakainya. Seorang auditor juga dituntut untuk

melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dan standar audit yang berlaku. Hal

itu dimaksudkan agar auditor dalam bekerja mampu meningkatkan kinerjanya.

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam

melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya dan

menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu

pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi

perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang

dilakukan (Hanif, 2013).

Variabel independen yang dapat mempengaruhi kinerja auditor adalah

kompetensi dan penggunaan teknologi informasi. Seperti yang dikatakan oleh

Gautama dan Arfan (2010) Keberhasilan kinerja auditor juga tidak terlepas dari

tersedianya teknologi informasi (TI) yang dibutuhkan dalam pelaksanaan audit.

Dalam melakukan audit, auditor berhadapan dengan sebuah sistem pengendalian

intern dimana pada saat ini auditee sudah banyak yang menerapkan sistem teknologi

1
informasi yang berbeda-beda.

Kompetensi mempengaruhi kinerja auditor. Kompetensi yang dimiliki auditor

akan menentukan bagaimana kinerja auditor. Edy Sujana (2012) mengatakan bahwa

pegawai dengan kompetensi yang baik dan sesuai akan dapat memahami apa yang

harus dikerjakan dan apa fungsi dirinya dalam pekerjaan tersebut.

Teknologi merupakan hal penting dari sistem informasi. Tanpa adanya

teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan menghasilkan

informasi yang tepat waktu (Tjandra, 2007). Dengan adanya informasi yang cepat dan

tepat maka suatu perusahaan atau organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat

dan tepat pula. Teknologi informasi adalah segala cara atau alat yang yang

terintegrasi yang digunakan untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau

menyajikan secara elektronik menjadi informasi dalam berbagai format yang

bermanfaat bagi pemakainya (Diana, 2011)

McKee (2010), mengatakan bahwa kerumitan lingkungan teknologi informasi

(TI) klien auditor baru-baru ini mengharuskan tanggung jawab lebih jauh dari auditor

untuk mendeteksi risiko inheren, risiko pengendalian dan fraud, laporan CEO dari

enam kantor akuntan internasional bahwa mereka tidak merasa usaha deteksi risiko

saat ini sesuai.

IFAC (2010) mengharuskan auditor untuk memiliki “keahlian dan

pengetahuan teknis, termasuk pengetahuan teknologi informasi yang relevan”. Lebih

lanjut, dalam Appendix 1 dari IFAC juga disebutkan bahwa tingkat kerentanan yang

tinggi atas perubahan yang cepat seperti perubahan dalam teknologi merupakan

faktor risiko terkait dengan salah saji yang timbul dari kecurangan finansial.

2
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa Group Decision Support Systems

(GDSS), atau group support systems (GSS) dalam konteks sistem informasi dapat

membantu auditor dalam membuat keputusan audit yang lebih efisien dan efektif.

Herusetya (2011), juga mengatakan bahwa decision aids dan teknologi informasi

dapat meningkatkan kualitas audit atau kinerja penugasan auditor dengan

meningkatkan kecenderungan auditor untuk mendeteksi dan melaporkan salah saji

laporan keuangan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herusetya (2011), menguji secara

khusus apakah auditor dari KAP yang berafiliasi dengan the Big 4 di Indonesia telah

memberdayakan sistem informasi teknologi, baik dalam bentuk GSS, atau audit

support system, maupun bentuk perangkat lunak teknologi informasi lainnya guna

meningkatkan task performance sebagai bentuk dari audit (decision quality). Dalam

penelitian sebelumnya ditemukan bukti bahwa auditor yang tidak berpengalaman

berbeda dalam menggunakan informasi yang tersedia dalam mendeteksi masalah,

dibandingkan dengan auditor berpengalaman (Earley, 2002).

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini mengacu

kepada penelitian sebelumnya oleh Herusetya (2011). Peneliti tertarik untuk

mengetahui seberapa jauh teknologi informasi bisa memberikan manfaat bagi kinerja

auditor. Oleh karena itu Peneliti mengambil judul “Pengaruh Kompetensi dan

Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Peningkatan Kinerja Auditor pada

Kantor Akuntan Publik di Kota Medan”

I.2 Identifikasi Masalah


1. Adanya pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor pada Kantor

3
Akuntan Publik di Kota Medan
2. Adanya pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja
auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan
I.3 Batasan Masalah
Peneliti Membatasi masalah pada dua factor yang mempengaruhi kinerja

auditor yaitu Kompetensi dan Penggunaan Teknologi Informasi

I.4 Rumusan Masalah


1. Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor pada
Kantor Akuntan Publik di Kota Medan
2. Apakah Penggunaan Teknologi Informasi berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan
I.5 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor pada
Kantor Akuntan Publik di Kota Medan
2. Untuk menguji pengaruh keahlian dan pengetahuan auditor dalam
bidang teknologi informasi terhadap kinerja sebagai auditor
3. Untuk menguji sudah sejauh mana auditor menggunakan dan
memanfaatkan sistem teknologi informasi ditempatnya bekerja
I.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis
sendiri untuk menambah pemahaman mengenai pengaruh kompetensi
dan penggunaan teknologi informasi dan dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi,
terutama berkaitan dengan kinerja auditor.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur akuntansi
mengenai perkembangan teknologi informasi terhadap kinerja auditor
serta memberikan kontribusi positif untuk penggunaan teknologi

4
informasi dalam profesi audit sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan teknologi informasi dimasa
mendatang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teknologi Informasi
A. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi terbagi dalam dua teknologi, yaitu teknologi komputer

dan teknologi komunikasi, keduanya berkombinasi dalam sebuah fungsi pemrosesan

dan penyebaran informasi baik yang bersifat finansial maupun bersifat non finansial.

Menurut Information Technology Association of America (ITAA) teknologi

informasi merupakan sebuah fungsi perancangan, pengembangan, implementasi,

dukungan atau manajemen sistem informasi yang menggunakan komputer, khususnya

perangkat lunak dan perangkat keras. Komputer elektronik dan perangkat lunak

komputer membantu dalam hal mengubah, menyimpan, melindungi, memproses,

menstransmisikan, dan memperoleh informasi secara aman. Martin, dkk

mendefinisikan teknologi informasi sebagai kombinasi antara teknologi komputer

dengan teknologi komunikasi, teknologi komputer yang terdiri dari perangkat keras

dan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengolah dan menyimpan informasi

sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk melakukan transmisi informasi.

Thomas McKeown mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat

teknologi yang mempunyai fungsi untuk membuat, menyimpan, mengubah, dan

menggunakan informasi dalam bentuk apapun.

Teknologi informasi mengacu kepada sumber daya yang digunakan oleh

5
organisasi untuk mengelola informasi yang diperlukan demi mewujudkan misinya.

Istilah yang berhubungan adalah teknologi informasi (information technology-IT). IT

bisa terdiri dari komputer, jaringan komputer, telepon, mesin faks, perangkat-

perangkat keras lainnya. Selain itu, IT juga melibatkan perangkat lunak yang

memfasilitasi kemampuan system untuk mengelola informasi dengan cara yang

bermanfaat bagi auditor.

B. Fungsi Teknologi Informasi


Ada enam fungsi dari teknologi informasi, yaitu sebagai berikut:

a. Menangkap (Capture), proses penyusunan record aktivitas yang


terperinci
b. Mengolah (Processing), proses menganalisis, menghitung,
mengumpulkan, dan semua bentuk data atau informasi
c. Menghasilkan (Generating), menghasilkan atau mengorganisasikan
informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat.
d. Menyimpan (Storage), proses merekam atau menyimpan data atau
informasi dalam suatu media yang dapat digunakan untuk penggunaan
masa mendatang
e. Mencari kembali (Retrival), menelusuri, mendapatkan kembali
informasi atau menyalin (copy) data dan informasi yang sudah
tersimpan untuk pengolahan lebih lanjut
f. Transmisi (Transmission), proses komputer mendistribusikan
informasi melalui jaringan komunikasi
II.2 Kinerja Audit
A. Pengertian
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

6
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Menurut Moeheriono (2012), “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-

masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.

Menurut Mangkunegara (2011), “Kinerja berasal dari kata job performance

atau actual performance, yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya”.

Pengertian auditor menurut Abdul Halim (2008), “Auditor adalah seseorang

yang independen dan kompeten yang menyatakan pendapat atau pertimbangan

mengenai kesesuaian dalam segala hal yang signifikan terhadap asersi atau entitas

dengan kriteria yang telah ditetapkan”.

Menurut Mulyadi (2002), “Auditor adalah akuntan profesional yang menjual

jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap

laporan keuangan yang dibuat oleh klienya. Pemeriksaan tersebut terutama di tujukan

untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, calon kreditur, investor, calon investor dan

instansi pemerintah.

Terdapat tiga jenis auditor, yaitu auditor internal, auditor pemerintah dan

auditor independen (akuntan publik). Auditor internal berfokus pada tugas membantu

manajemen perusahaan tempatnya bekerja. Auditor internal bekerja pada suatu

perusahaan dan berstatus sebagai pegawai di perusahaan yang sama. Selanjutnya

7
auditor pemerintah, auditor pemerintah merupakan auditor yang bertugas melakukan

audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, contoh auditor

pemerintah adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jenis auditor yang terakhir

yaitu auditor independen atau akuntan publik. Auditor independen bertugas

mengaudit laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dapat

dilakukan pada perusahaan go public, perusahaan besar maupun kecil dan organisasi

non profit. Selain ketiga jenis auditor yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya,

Arens dan Loebecke dalam bukunya “Auditing Pendekatan Terpadu” yang diadaptasi

oleh Amir Abadi Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor yaitu auditor pajak.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, kinerja auditor merupakan

tindakan atau pelaksaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor

dalam kurun waktu tertentu yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan

ketepatan waktu.

Menurut Ristio dkk (2014), kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab auditor itu. Kinerja

auditor menjadi tolak ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik atau belum.

Menurut Mulyadi (2008) kinerja auditor adalah “Akuntan publik yang

melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan

keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan

apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan

hasil usaha perusahaan”.

8
II.3 Kemampuan Pengguna
A. Pengertian
Kemampuan (ability) merupakan salah satu sifat bawaan manusia yang

digunakan untuk melaksanakan suatu tindakan atau pekerjaan mental atau fiskal.

Pengertian lain menjelaskan bahwa kemampuan diartikan sebagai ciri luas dan

karakteristik tanggung jawab yang stabil pada tingkat prestasi yang maksimal

berlawanan dengan kemampuan kerja mental maupun fisik. Pegawai yang memiliki

kemampuan memadai akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai

dengan waktu atau target yang telah ditetapkan dalam program kerja.

Kemampuan atau ability menunjukkan kapasitas individu untuk melakukan

beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan yang dimiliki seorang individu

pada umumnya tersusun dari dua perangkat faktor, yaitu kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik.

Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental.

Kemampuan seseorang pada umumnya stabil selama beberapa waktu. Kemampuan

telah didefinisikan sebagai faktor-faktor yang penting untuk membantu

memberdayakan karyawan yang berkinerja tinggi dengan yang berkinerja rendah:

kemampuan mental, inteligensiemosi (emotional intelligence), dan tacit knowledge.

B. Jenis – Jenis Kemampuan


Ada beberapa jenis kemampuan menurut Wibowo dalam bukunya,

diantaranya:

a. Kemampuan Intelektual, Intellectual Apability atau Kemampuan


Intelektual adalah kapasitas untuk melakukan aktivitas mental.
Sebagai contoh test Intelligence Quotient (IQ) dialakukan untuk

9
mengetahui kemampuan intelektual secara umum yang dimiliki
seseorang. Kemampuan intelektual memiliki tujuh dmensi
diantaranya, yaitu kemahiran berhitung (Number aptitude),
pemahaman verbal (Verbal comprehension), kecakapan perseptual
(Perceptual speed), penalaran induktif (Inductive reasoning),
visualisasi ruang (Spatial visualization), ingatan (Memory).
b. Kemampuan Kognitif, Cognitive ability atau kemampuan kognitif
menunjukkan kapabilitas berkaitan dengan akuisi dan aplikasi
pengetahuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan kognitif
berhubungan dengan pekerjaan yang menyangkut pekerjaan yang
melibatkan penggunaan informasi untuk membuat keputusan dan
pemecahan masalah. Ada lima tipe kemampuan kognitif: kemampuan
verbal (verbal ability), kemampuan berhitung matematika (quantitative
ability), kemampuan penalaran (rasoning ability), kemampuan
memahami objek di dalam ruang (spatial ability), kemampuan
perseptual (perseptual ability).
c. Kemampuan Emosional, Greenberg dan Baron membicarakan masalah
emosional sebagai bagian dari masalah kemampuan, diantaranya
tentang Kecerdasan Intelektual, dimana didalamnya termasuk
kecerdasan emosional. Di pihak lainnya, Colquitt, LePine dan Wesson
melihat masalah emosional sebagai tipe kemampuan atau ability, yang
mempengaruhi tingkatan dimana orang cenderung efektif dalam situasi
soisal, tanpa memandang tingkat kemampuan kognitif mereka.
C. Faktor Kemampuan
Faktor-faktor penentu kemampuan kerja seorang pegawai dapat diukur

melalui:

1. Faktor pendidikan formal


2. Faktor latihan
3. Faktor pengalaman kerja

10
II.4 Penelitian Terdahulu
Dari hasil tinjauan terhadap beberapa jurnal penelitian dengan tema sejenis,

didapatkan hasil yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang saling

mempengaruhi antara teknologi informasi dengan kinerja auditor. Penjelasan

mengenai detail informasi tersebut akan dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penulis Metode Hasil


1. Pengaruh Efektivitas Maria M Metode Variabel efektivitas
Penggunaan Dan Ratna Sari pemilihan penggunaan
Kepercayaan (2008) sampel teknologi sistem
Terhadap Teknologi menggunakan informasi akuntansi
Sistem Informasi purposive memiliki pengaruh
Akuntansi Terhadap sampling signifikan terhadap
Kinerja Individual kinerja
Pada Pasar Swalayan
Di Kota
Denpasar
2. Pengaruh Sistem Herusetya, Metode Menggunakan
Informasi Teknologi Antonius kuesioner analisis structural
Elektronik Atas (2011) dengan equation model
Task Performance responden (SEM). PEOU dari
– Auditor KAP auditor KAP auditor big 4
The Big 4. Big Four di memiliki pengaruh
Indonesia. yang positif
signifikan pada
perceived usefulness
EIST yang diadopsi
KAP.

11
3. Improvements in Askary, Analisis Penelitian
Audit Risks Related Goodwin system linear menunjukkan bahwa
to Information dan Lanis time series kemajuan dalam
Technology Frauds (2012) untuk mendeteksi fraud IT
menemukan secara positif
pengaruh mengurangi risiko
fraud IT audit dan secara
terhadap signifikan telah
model risiko meningkatkan
audit. kualitas audit.

Sumber: Data Yang Diolah, 2017

Penelitian yang dilakukan oleh Maria M Ratnasari (2008) yang berjudul

“Pengaruh Efektivitas Penggunaan Dan Kepercayaan Terhadap Teknologi Sistem

Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individual Pada Pasar Swalayan Di Kota

Denpasar” dilatar belakangi oleh penerapan teknologi sistem informasi dalam

perusahaan khususnya pasar swalayan, tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh

individu pemakai teknologi sistem informasi. Hal ini menyebabkan kurangnya

manfaat yang diberikan oleh teknologi sistem informasi tersebut khususnya dalam

meningkatkan kinerja individual. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan

khususnya pasar swalayan, tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan

sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

Penelitian terdahulu lainnya dilakukan oleh Herusetya, Antonius (2011) yang

berjudul “Pengaruh Sistem Informasi Teknologi Elektronik Atas Task Performance –

Auditor KAP The Big 4”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji secara khusus

apakah auditor dari KAP yang berafiliasi dengan the Big 4 di Indonesia telah

memberdayakan sistem informasi teknologi, baik dalam bentuk GSS atau audit

12
support system, maupun bentuk perangkat lunak teknologi informasi lainnya guna

meningkatkan task performance sebagai bentuk dari audit (decision) quality.

Dengan sampel auditor dari KAP besar the Big 4, penelitian ini ingin menguji

apakah penggunaan sistem informasi teknologi elektronik dalam rangka membantu

penugasan auditor yang kompleks, memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

auditor. Selanjutnya hasil penelitian dengan menggunakan structural equation model

(SEM) ini memberi bukti bahwa pendayagunaan sistem informasi berbasis teknologi

elektronik memberi pengaruh positif signifikan terhadap audittask performance. Sifat

kompleksitas pekerjaan (audit-task complexities) auditor yang bersifat non-rutin,

yang memerlukan analitisn kritis, pertimbangan profesi, serta keputusan audit di

lapangan baik secara individu maupun tim, menunjukkan bukti adanya hubungan

positif signifikan terhadap pendayagunaan sistem informasi (system 24 usage) di

lingkungan kerja auditor. Penelitian ini menemukan bukti bahwa perceived ease of

use yang dipersepsikan oleh auditor Big 4 mempengaruhi perceive usefulness dari

sistem informasi teknologi elektronik yang diadopsi oleh KAP guna mendukung

penugasan auditor.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Askary, Goodwin dan Lanis (2012).

Askary, Goodwin dan Lanis (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

“Improvements in Audit Risks Related to Information Technology Frauds”,

menganalisis mengenai bagaimana jenis fraud berbeda dalam sebagian besar

lingkungan teknologi informasi (IT) mempengaruhi model risiko audit dari tahun

2001 hingga tahun 2008, penulis mengukur penurunan persentase untuk risiko

pengendalian, risiko inheren dan risiko deteksi. Penelitian tersebut mengungkapkan

13
bahwa perbaikan dalam risiko pengendalian telah mencapai hingga 52,80%, 43%

untuk risiko deteksi dan 14% untuk risiko inheren. Perbaikan keseluruhan untuk

risiko audit adalah sebanyak 47,5% yang mana merupakan perkembangan yang dapat

dipertimbangkan dalam kualitas audit. Studi menunjukkan bahwa kemajuan dalam

mendeteksi fraud IT secara positif mengurangi risiko audit dan telah meningkatkan

kualitas audit secara signifikan sejak tahun 2001.

II.5 Kerangka Pikir


Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan teknologi

informasi terhadap kinerja auditor dengan kemampuan pengguna sebagai variabel

moderasi. Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama

menguji pengaruh penerapan teknologi informasi (X1) terhadap kinerja auditor (Y),

kemudian tahap kedua dilakukan pengujian pengaruh penerapan teknologi informasi

(X1) terhadap kinerja auditor (Y) dengan dimoderasi oleh variabel kemampuan

pengguna (X2).

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Ga

mbar 2.2 Kerangka Pikir

14
II.6 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan penelitian terdahulu seperti

yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

A. Teknologi Informasi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herusetya

(2011) yang menyatakan bahwa dengan perkembangan dalam teknologi informasi

maka auditor akan lebih mudah dalam menyelesaikan pekerjaannya

X1: Pengetahuan Auditor Dalam TI Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor.

B. Penggunaan Sistem
Penggunaan sistem teknologi informasi atau TI yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah apakah auditor sudah memanfaatkan atau menggunakan bantuan

teknologi tersebut dengan optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut

X2: Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi Di KAP Kota Medan

Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor.

15
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KAP Kota Medan.

Adapun waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu mulai

tanggal Agustus - September.

III.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survey. Kuesioner

penelitian dibagikan langsung di lapangan kepada responden praktisi auditor dari

KAP Kota Medan. Kuesioner penelitian ini merupakan pengembangan dari berbagai

instrument pengukuran yang telah digunakan peneliti sebelumnya. Pengisian

kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dan diawasi secara langsung

pengembalian dan kelengkapan pengisiannya oleh peneliti.

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua

cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang


berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi,
tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh
melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak
pertama (data primer).
Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang

bekerja di KAP Kota Medan. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan

kuesioner kepada KAP Kota Medan secara langsung maupun melalui perantara. Data

16
primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur

dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP

Kota Medan sebagai responden dalam penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator

variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor

yang berkerja di KAP Kota Medan sebagai responden.Kuesioner diajukan

menggunakan skala interval Likert bernilai lima. Nilai yang digunakan dalam skala

Likert:

1. Sangat Tidak Setuju (STS)


2. Tidak Setuju (TS)
1. Netral (N)
2. Setuju (S)
3. Sangat Setuju (SS)
III.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, melalui

pertanyaan tertulis (kuesioner) yang dibagikan kepada auditor yang bekerja di KAP

Kota Medan.

III.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor internal yang bekerja di

KAP Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian auditor yang bekerja

di KAP Kota Medan. Metode Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

yang didasarkan pada tujuan tertentu. Para auditor tersebut dipilih karena didasarkan

pada pertimbangan professional bahwa mereka adalah orang-orang yang terlibat

17
secara langsung dalam interes penelitian (widiyanto, 2013).

Sebelum pengambilan data atau sampel dimulai, jumlahnya ditentukan

terlebih dahulu. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti, yaitu auditor yang jenjang pendidikannya minimal S1,

pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing dan telah memiliki pengalaman

kerja minimal satu tahun. Peneliti menentukan sebanyak 44 orang auditor sebagai

sampel penelitian.

III.5 Defenisi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan menjadi dua

kelompok, yaitu variabel terikat (dependent variable), dan variabel bebas

(independent variable). Variabel dependent pada penelitian ini adalah kinerja auditor

dan yang menjadi variabel independent adalah keahlian dan pengetahuan auditor,

peningkatan kinerja,dan efektivitas penggunaan teknologi informasi.

III.5.1 Variabel Dependent


A. Kinerja Auditor
Auditor’s performance atau kinerja auditor merupakan suatu ukuran

efektifitas dan efisiensi dari pekerjaan auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya.

Kinerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) yang mencakup kualitas,

kuantitas dan ketepatan waktu. Kualitas berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan,

sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu

tertentu dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan.

III.5.2 Variabel Independent


A. Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah penggunaan peralatan elektronika, termasuk

18
perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi untuk menyimpan, menganalisa,

dan mendistribusikan informasi apa saja.

B. Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi


System usage atau information system use mengukur seberapa banyak

penggunaan dari sistem informasi yang mendukung penugasan dari seorang auditor.

Variabel ini disingkat usage, dan merupakan variabel kunci yang mengukur seberapa

efektif pemanfaatan sumber daya sistem informasi dalam organisasi.

III.6 Metode Analisis Data


III.6.1 Statistik Deskriptif
Dari jumlah kuesioner yang dikumpulkan dan kembali, maka akan dilakukan

pengolahan data. Selanjutnya akan dibuat tabel yang menunjukkan statistik deskriptif

dari masing-masing variabel teramati. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan kemencengan distribusi (Ghozali,

2011).

III.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran


Setelah uji model keseluruhan, maka pengujian berikutnya adalah uji model

pengukuran, baik dari sisi validitas maupun reliabilitas. Uji validitas dimaksudkan

untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat pengukur penelitian (kuesioner) tentang

arti sebenarnya yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Menurut

Priyatno (2012) dalam Octriani (2014), suatu item dikatakan valid apabila terjadi

korelasi yang signifikan dengan skor totalnya. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan

menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau

19
stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011).

a. Uji Validitas
Uji validitas ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen (alat ukur) yang

digunakan untuk mendapatkan data valid atau tidak. Jika valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel yang akan diukur. Instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas dilakukan dengan Corrected Item-Total Correlation yaitu

membandingkan nilai Corrected Item-Total Correlation dengan hasil perhitungan r-

tabel. Adapun nilai r-tabel dapat diketahui dengan melihat tabel dengan yang

disesuaikan dengan nilai degree of freedom (df) yaitu jumlah sampel (n) – 2.

Asumsinya jika r-hitung lebih besar dari r-tabel dan nilai positif, maka butir

pertanyaan tersebut dinyatakan valid. (Ghozali,2006:45).

b. Uji Reliabilitas
Ide yang terkandung dalam reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas dapat diukur dengan mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60 Imam Ghozali, (2006).

III.6.3 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam suatu penelitian menggunakan dua pendekatan

statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Sinulingga (2013)

mendefinisikan statistik deskriptif dan inferensial tersebut sebagai berikut:

20
III.7 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi terhadap hipotesis penelitian, maka

terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi; uji normalitas,

uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Regresi terpenuhi apabila penaksir

kuadrat terkecil biasa dari koefisien regresi adalah linear, tak bias dan mempunyai

varians minimum, ringkasnya penaksir tersebut adalah penaksir tak bias kolinear

terbaik, maka perlu dilakukan uji (pemeriksaan) terhadap gejala multikolinearitas,

korelasi dan heteroskedastisitas serta uji kenormalan residual, sehingga asumsi klasik

penaksir kuadrat terkecil biasa tersebut terpenuhi.

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Ada

dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik normal probability plot dan uji statistic non-parametrik

kolmogorovsmirnov (K-S). Dalam analisis grafik, distribusi normal akan membentuk

satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan

data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi kolerasi,

maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika terbukti ada

21
multikolinieritas, sebaiknya salah satu independen yang ada dikeluarkan dari model,

lalu pembuatan model regresi diuang kembali (Singgih Santoso, 2010). Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran Variance

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas

multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah

10, jika nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas (Gujarati,

2012)

c. Uji Heterokedisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians atau residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Menurut Gujarati (2012) untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan

variabel independen terhadap nilai absolut dari residual (error). Untuk mendeteksi

gejala uji heteroskedastisitas, maka dibuat persamaan regresi dengan asumsi tidak ada

heteroskedastisitas kemudian menentukan nilai absolut residual, selanjutnya

meregresikan nilai absolute residual diperoleh sebagai variabel dependen serta

dilakukan regresi dari variabel independen. Jika nilai koefisien korelasi antara

variabel independen dengan nilai absolut dari residual signifikan, maka

kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).

d. Uji Auto Korelasi


Uji Auto korelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk

mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan

perubahan waktu. Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah

22
model prediksi, maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas,

melainkan berpasangan secara autokorelasi.

e. Teknik Analisis Data


1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana

keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen

sebagai faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi

linier berganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal 2

(Sugiyono, 2014).

Rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y : Kinerja Auditor

a : konstanta

b : koefisien dari variabel bebas

e : standard error

X1 : Teknologi Informasi

X2 : Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi

2. Uji t
Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial,

pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa

variabel independen lain dianggap konstan,Sugiyono (2014).

23
Rumusnya:

√𝑡 = 𝑟√𝑛−2√1−𝑟2

Keterangan:

t = Distribusi t

r = Koefisien korelasi parsial

r2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah data

(t-test) hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan

menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang digunakan adalah sebagai

berikut:

- H0 diterima jika nilai ≤ atau nilai sig > α


- H0 ditolak jika nilai ≥ atau nilai sig < α
Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang

signifikan. Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada tidaknya

pengaruh antara variabel independent.

3. Uji F
Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Pengujian

ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang terdapat

di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau

ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila nilai

koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi

24
dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya. Besarnya koefisien determinasi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r 2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi

r 2 = Koefisien korelasi

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:

- Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independent terhadap


variabel dependent lemah.
- Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent kuat.

25

Anda mungkin juga menyukai