Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga laporan ini dapat
tersusun hingga selesai, dengan judul “MEKANISME PELAKSANAAN KLIRING ANTAR
BANK PADA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT
BERDASARKAN PERATURAN BANK INDONESIA ”
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini, ucapan terima
kasih kepada :
1. Dr. Dedy Hernawan, S.H., M.Hum. Sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas
Pasundan Bandung.
2. Dr. Anthon Fredy Susanto, S.h., M.Hum. Sebagai Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Pasundan Bandung.
3. Hj. N. Ike Kusmiati, S.H., M.Hum. Sebagai wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas
Pasundan Bandung.
4. H. Dudi Warsudi, S.H., M.H. sebagai Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas
Pasundan Bandung.
5. Rosa Tedjabuana, S.H., M.H. Sebagai dosen pembimbing.
6. Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
Bandung 2018 yang telah memberikan arahan dan informasi.
7. Nandang Rudyatna selaku Manager Unit Operasional Sistem Pembayaran di KPW
Bank Indonesia Jawa Barat yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
melakukan kegiatan magang serta memberi pengetahuan dan bimbingan selama
kegiatan magang.
8. Seluruh staff Unit Operasional Sistem Pembayaran yang telah memberi banyak ilmu
dan pengalaman selama kegiatan magang.
9. Bapak Ambar dan Bapak Yogi selaku pembina kegiatan magang di Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Jawa Barat
i
ii
10. Dwiky Haryanto yang selalu menjadi penyemangat dan pendengar yang baik. Terima
kasih atas masukan, motivasi, dan dukungan dari awal kerja magang hingga akhir.
11. Seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu menyelesaikan laporan ini
Penulis berharap kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir
ini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT, selalu mendapatkan rahmat-Nya dan
selalu berada dalam lindungan-Nya.
Selanjutnya Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati, penulis berharap semoga
segala kekurangan yang ada dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitian yang lebih
baik dimasa yang akan datang.
Penulis,
NPM. 151000229
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iv
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................5
2.1.4 Lingkup Pekerjaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat............11
BAB III..........................................................................................................................................13
iii
iv
3.3.2 Kliring...........................................................................................................................18
BAB IV..........................................................................................................................................25
PENUTUP.....................................................................................................................................25
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................25
4.2 Saran...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1
2
jangka waktu 4 minggu. Jadi KKM merupakan keterpaduan antara kegiatan Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk ikut bergabung langsung
dengan dunia kerja.
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
3. Manfaat Kegiatan
4. Metode pelaksanaan
5. Sistematika Penulisan
4. BAB IV : PENUTUP
BAB ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan
kepada para pihak yang berkepentingan dengan hasil Kuliah Kerja
Mahasiswa(KKM).
BAB II
5
6
Specie Bank, Taiwan Bank, Mitsui Bank atau Nanpo Kaihatsu Ginko). Ketika Jepang menyerah
pada sekutu tahun 1945, salah satu yang dilakukan pemerintah Belanda saat kembali ke
Indonesia adalah mengaktifkan bank-bank Belanda yang dilikuidasi pada masa pendudukan
Jepang. Dalam rapat Direksi tanggal 9 Mei 1946, De Javasche Bank Agenstchap Bandoeng
dinyatakan dibuka kembali dengan tetap menggunakan gedung kantor semula.
Berkaitan dengan perannya yang baru ini, aktivitas Bank Indonesia semakin banyak dan
beragam.Hal ini menyebabkan sarana pendukung yang digunakan pada waktu itu dirasakan
kurang memadai. Untuk memenuhi sarana pendukung tersebut, maka pada tahun 1982 dilakukan
renovasi gedung kantor yang memakan waktu sekitar 9 bulan, dengan melakukan penambahan
ruang kerja dengan tidak mengubah sosok gedung asli, yaitu tambahan ruangan di lantai dua
seluas + 400 meter persegi, sehingga luas kantor seluruhnya menjadi sekitar 800 meter persegi.
Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Republik Indonesia yang sebelumnya memiliki
nama De Javasche Bank pada masa Hindia Belanda. De Javasche Bank bertugas mencetak dan
mengedarkan uang. Kemudian Pada tahun 1953, Bank Indonesia dibentuk dengan menggantikan
fungsi dan peran De Javasche Bank. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia saat itu memiliki tiga
fungsi utama yaitu di bidang perbankan, moneter, dan sistem pembayaran. Selain itu, Bank
Indonesia juga diberi wewenang untuk melakukan fungsi bank komersial sebagaimana
pendahulunya. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan
stabilitas sistem keuangan. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk mengukur aspek tersebut
bisa dilihat melalui laju perkembangan inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
lain. Setelah tugas mengatur dan mengawasi perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan, tugas Bank Indonesia dalam mengatur perbankan tetap berlaku, namun difokuskan
pada aspek makroprudensial sistem perbankan secara makro. Bank Indonesia juga menjadi satu-
satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 yang kemudian diubah melalui Undang-
Undang No. 6 tahun 2009 Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga negara yang independen
dan memiliki kewenangan penuh dalam melaksanakan tugas serta terbebas dari campur tangan
pemerintah ataupun pihak lain.. Mengingat status tersebut, maka pihak luar atau pihak lain tidak
7
8
boleh melakukan intervensi dalam bentuk apapun. Bank Indonesia juga berkewajiban untuk
menolak usaha campur tangan apapun dari pihak luar. Kedudukan dan status BI yang independen
sangat diperlukan agar BI dapat melakukan kewenangannya dalam melaksanakan fungsi dan
perannya sebagai otoritas moneter dengan maksimal.
Selain itu, Bank Indonesia juga diakui sebagai badan hukum baik itu badan hukum publik
maupun badan hukum perdata yang ditetapkan dengan undang-undang. Produk dari Bank
Indonesia sebagai badan hukum publik berupa aturan-aturan hukum yang mengikat atas dasar
pelaksanaan undang-undang yang berlaku bagi seluruh masyarakat. Sebagai badan hukum
perdata, BI dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di pengadilan maupun di luar
pengadilan.
Sebagai Bank Sentral yang mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, maka Bank Indonesia menerapkan visi dan misi untuk mencapai tujuan
tersebut. Visi dan Misi Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Visi :
Menjadi lembaga Bank Sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan
nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar
yang stabil.
Misi :
1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga transmisi kebijakan moneter untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber
pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi
terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan
memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata
kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang
diamanatkan Undang-undang.
(Sumber : http://www.bi.go.id/id/publikasi )
9
10
(Sumber : http://www.bi.go.id/id/publikasi )
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan
Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang
Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-banyaknya
tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5 tahun dan dapat
diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali masa jabatan
berikutnya.
Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden berdasarkan
rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3 Tahun 2004 yang
mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila mengundurkan diri, terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara fisik dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak
mampu memenuhi kewajiban kepada kreditur, atau berhalangan tetap.
2.1.4 Lingkup Pekerjaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
a. Melaksanakan fungsi advisory kebijakan kepada Kepala Daerah dalam rangka
mendukung pengendalian inflasi, serta pengembangan ekonomi dan keuangan daerah.
b. Melaksanakan fungsi Regional Financial Surveillance (RFS) dalam rangka mendukung
stabilitas sistem keuangan.
c. Melaksanakan fungsi statistik ekonomi dan keuangan daerah dalam rangka mendukung
pengambilan keputusan dan / atau kebijakan di kantor pusat maupun daerah.
d. Melaksanakan fungsi PUR meliputi perencanaan, pendistribusian dan pengolahan uang,
serta layanan kas.
e. Melaksanakan fungsi SP.
f. Melaksanakan fungsi pengawasan SP dan PUR.
g. Melaksanakan fungsi pengembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan
keuangan inklusif (KI).
h. Melaksanakan fungsi komunikasi kebijakan Bank Indonesia.
i. Melaksanakan dan mengelola fungsi enabler (pendukung).
j. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas ke Departemen Regional, serta monitoring
dan supervisi terhadap pelaksanaan tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kota/
Kabupaten (KPwDN Kota/ Kab) di bawahnya.
11
12
Tempat pelaksanaan : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat. Jl. Braga
13
14
15
16
warkat
- Mengantar warkat ke bagian Unit KAS
- Mengambil kuitansi setoran bank dari bagian Kasir
- Membuat laporan transaksi harian
12 Selasa, 14 - Membantu menjadi penerima tamu pada acara Rapat
Agustus 2018 Koordinasi SIKP (Sistem Informasi Kredit Program)
- Memvalidasi warkat yang ada pada hari senin
- Membantu melakukan penyerahan dan pengembalian
warkat
- Mengantar warkat ke bagian Unit KAS
- Mengambil kuitansi setoran bank dari bagian Kasir
- Membuat pembukuan harian
13 Rabu, 15 - Memverifikasi warkat yang ada pada hari selasa
Agustus 2018 - Membuat surat lampiran DHN untuk OJK
- Membantu melakukan penyerahan dan pengembalian
warkat
- Mengantar warkat ke bagian Unit KAS
- Mengambil kuitansi setoran bank dari bagian Kasir
- Membuat laporan transaksi harian
14 Kamis, 16 - Memverifikasi warkat yang ada pada hari rabu
Agustus 2018 - Membuat surat lampiran DHN untuk OJK
- Membantu melakukan penyerahan dan pengembalian
warkat
- Mengantar warkat ke bagian Unit KAS
- Mengambil kuitansi setoran bank dari bagian Kasir
- Membuat laporan transaksi harian
15 Jumat, 17 - Upacara kemerdakaan Indonesia
Agustus 2018
Minggu ke – 4
16 Senin, 20 - Berdoa bersama
Agustus 2018 - Memvalidasi warkat yang ada pada hari senin
- Membuat surat lampiran DHN untuk OJK
- Membantu melakukan penyerahan dan pengembalian
warkat
- Mengantar warkat ke bagian Unit KAS
- Mengambil kuitansi setoran bank dari bagian Kasir
- Membuat laporan transaksi harian
Table 1 Rincian Kegiatan Magang
Tidak hanya menjalani tugas di dalam kantor, penulis juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
a. Setiap hari Jumat pagi, penulis mengikuti senam zumba di lapangan parkir Bank Indonesia
lalu setiap jumat .
b. Turut mengikuti kegiatan seminar kesehatan dari narasumber Dr Rovina tentang “Cerdasnya
Menggunakan Obat”.
c. Adanya hari tertentu untuk melakukan klasikal dengan karyawan di divisi-divisi yang ada di
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat.
d. Ikut serta membantu kegiatan pembukaan PORSEBI
e. Ikut membantu menjadi penerima tamu dalam acara rapat koordinasi SIKP
17
18
“nilai” antar perorangan, bank, dan lembaga lainnya baik domestik maupun antar Negara. Dalam
prakteknya, transaksi pembayaran dilakukan dengan instrumen tunai dan non tunai.1 Sesuai
dengan pengertian sistem pembayaran sebagaimana tersebut di atas, dalam pelaksanaan
diperlukan adanya komponen sistem pembayaran yang memadai, antara lain : a. Institusi atau
lembaga yang menyediakan jasa pembayaran. b. Instrumen yang digunakan dalam sistem
pembayaran yang mengatur hak dan kewajiban keuangan peserta pembayaran. c. Kerangka
hukum yang mengatur ruang lingkup hukum dan instrumen sistem pembayaran, hak dan
kewajiban peserta, sanksi, dan aturan lainnya untuk menjamin terlaksananya sistem pembayaran
secara hukum. d. Kerangka kebijakan sistem pembayaran yang jelas, baik kebijakan umum
maupun operasional, yang mendasari pengembangan sistem pembayaran.
3.3.2 Kliring
3.3.2.1 Pengertian Kliring
Kliring merupakan sarana perhitungan warkat antar bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia guna
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Pembayaran giral antar bank yaitu kegiatan
bayarmembayar dengan warkat dengan warkat bank diperhitungkan atas beban dan untuk kepentingan
rekening nasabah bank yang telah ditetapkan. Pengertian Kliring menurut Peraturan Bank Indonesia No.
1/3/PBI/1999 tangal 13 Agustus 1999 perihal penyelenggaraan kliring lokal dan penyelesaian Akhir
Transaksi Pembayaran Antar Bank atas hasil kiring lokal adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan
Elektronik (DKE), baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada
waktu tertentu.
Menurut Undang-undang Sesuai dengan UU. No. 23 Tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 tentang Bank
Indonesia pada pasal 17 ayat 1 dinyatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan kliring antar bank dalam
mata uang rupiah dan/atau valuta asing dilakukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain dengan persetujuan
Bank Indonesia. Undang-Undang peraturan penyelenggaraan kliring sebagai berikut:
a. UU Perbankan Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang nomor 10
tahun 1998 kemudian diubah menjadi Undangundang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Indonesia
pasal 8 (b) yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
b. UU Bank Indonesia Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor
3 Tahun 2004 secara spesifik dalam Undang-undang tersebut perihal kliring dijelaskan pada pasal-
pasal sebagai berikut:
1) (pasal 16) “ Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang rupiah
dan atau valuta asing.”
2) (pasal 17) “ Penyelenggara kegiatan kliring antar bank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing
dilakukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain dengan persetujuan Bank Indonesia.”
Dalam rangka mengimplementasikan kedua Undang-undang tersebut diatas, Bank Indonesia telah
menerbitkan berbagai peraturan yang terkait dengan kegiatan kliring terutama:
1) Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/18/PBI/2005 yang memuat aturan umum tentang Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia.
2) Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/15/DASP: memuat aturan teknis mengenai penyelenggaraan
kliring (sistem kliring, warkat, biaya kliring, dan lain-lain).
Transaksi yang semakin meningkat pada sistem perbankan dalam lalu lintas pembayaran
bank adalah transaksi kliring, kliring adalah proses menghitung hutang-piutang antara satu
bank dengan bank lainnya dikarenakan transaksi nasabah.
Transaksi kliring yang diselenggarakan Bank Indonesia awalnya menerapkan transaksi
kliring berbasis manual yang kemudian dengan berkembangnya zaman yang semakin canggih
sekarang sudah menerapkan sistem kliring otomasi yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia.
Warkat Kliring adalah permintaan nasabah bank untuk penagihan piutangnya berupa uang giral atau
pembayaran kewajibannya melalui lalu lintas pembayaran (LPP) modern dalam suatu lembaga kliring.
Warkat kliring terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Warkat debet kliring Warkat debet adalah warkat warkat penagihan piutang uang giral (cek, bilyet giro,
wesel, draft L/C, promes nota, dan lain lain) yang disetorkan nasabah kepada bank pesera kliring untuk
ditagihkan kepada bank penerbitnya. Dalam warkat debit kliring dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
19
20
1) Warkat debet masuk (inconming clearing) Adalah warkat uang giral dari bank bersangkutan yang
diterima bank lain.
2) Warkat debit keluar (outgoing clearing) Adalah warkat uang giral dari bank lainnya yang disetorkan
pada bank untuk ditagih kepada bank penerbitnya.
b. Warkat kredit kliring Warkat kredit adalah warkat-warkat perintah pembayaran yang di berikan nasabah
kepada bank untuk membayar kewajibannya melalui kliring bank lainnya. Warkat kredit terdiri dari 2
jenis, yaitu :
1) Warkat kredit masuk (incoming clearing) Adalah warkat kredit kliring yang diterima (masuk) dari
bank peserta kliring lainnya.
2) Warkat kredit keluar (outgoing clearing) Adalah warkat kredit yang diterima suatu bank untuk
dibayar melalui kliring kepada bank lainnya.
B. Proses Kliring
21
22
b. Kliring Debet
1) Jam operasional Penyelenggara Kliring debet ditetapkan secara lokal perwilayah
kliring oleh Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).
2) Seluruh kegiatan kliring debet, yaitu kliring penyerahan dan pengembalian
diselesaikan pada hari itu juga.
3.3.2.7 Tujuan dan Manfaat Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Mengingat
bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan di bank, maka
23
24
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan kerja praktik, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Bank
Indonesia merupakan lembaga keuangan Negara yang bersifat Independent yang mana
mempunyai kewenangan dalam melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi
bank, serta menjaga kelancaran sistem pembayaran sebagaimana yang telah penulis jelaskan
sebelumnya. Untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran kliring. Bank Indonesia berperan
penting dalam lalu lintas pembayaran giral, Selain itu dalam penerapannya sistem kliring
yang diselenggarakan Bank Indonesia juga untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran
riteil serta memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring,
peranan kliring pada dasarnya memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi
sistem pelayanan moneter baik dalam sisi memajukan ataupun memperlanjar lalu lintas
pembayaran giral antar bank diseluruh Indonesia, kemudian sistem deferred dilakukan karena
intruksi pembayaran dikumpulkan terlebih dahulu, sedangkan pemrosesannya dilakukan
kemudian dalam jumlah tertentu sekaligus pada waktu tertentu. Net dilakukan karena setiap
bank membuat satu posisi final untuk semua bank mitra kerjanya (korespondennya),
sehingga hanya akan ada satu setelmen untuk setiap bank.
4.2 Saran
Setelah penulis melakukan kerja praktik selama 30 hari penulis memberikan beberapa
saran antara lain:
1. Dengan adanya kliring sebagai salah satu sarana pelayanan bank terhadap masyarakat,
maka Bank Indonesia sebagai lembaga pelaksana kliring tersebut haruslah
menyeimbangkan antara tujuan yang diharapkan dari pelaksana kliring ini dengan
25
26
kemampuan pemimpin kliring dalam mengelola dan menjalankan kegiatan kliring ini
dengan berperan aktif dalam tugas pengawasannya agar kepercayaan masyarakat
menyimpan dananya benar benar terjamin
2. . Dalam menjalankan tugas melaksanakan kliring, setiap bank harus tetap menjaga
kesehatan banknya yang meliputi aspek permodalan, aspek kualitas manajemen, aspek
likuiditas dan aspek rehabilitas kepada Bank Indonesia dalam tugasnya mengawasi
kliring, untuk lebih meningkatkan sistem pengawasannya.
3. Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat diharapkan agar dalam penyelenggaraan kliring
dapat ditingkatkan lagi dalam pelaksanaan maupun sistemnya, mengingat semakin
banyaknya transaksi keuangan giral yang terjadi pada era globalisasi sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
UU. No. 23 Tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 tentang Bank Indonesia
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/18/PBI/2005 yang memuat aturan umum tentang
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia.
Jurnal, Jesica Martina Pangau, Tentang: Peran Bank Indonesia Terhadap Pelaksanaan
Kliring antar Bank. Vol.III/No.1/Jan-Mar/2015.
http://www.bi.go.id/id/sistempembayaran/edukasi/Pages/edukasi_SIKILAT.aspx.
30 Agustus 2018
http://www.bi.go.id/id/ruangmedia/Documents/7d32d6f13bae4c72854a52adc445
fb 48skn .pdf diakses pada tanggal 30 Agustus 2018
https://www.researchgate.net/publication/304783315_Kebijakan_Sistem_
Pem bayaran_di_Indonesia diakses pada tanggal 17 Januari 2017
27