Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang atas perjuangan beliau kita dapat tetap hidup dibawah naungan
cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat kemuliaan di sisi-Nya
serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya. Buku Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini
mengacu pada pelaksanaan PKL yang berdasarkan Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Permendikbud Nomor 60 Tahun
2014.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
terlaksana dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan, kelancaran serta kemudahan
dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Bapak Drs.H.Sumarjoto selaku Kepala Sekolah SMK ISAS Leuwimunding.
3. Hendar Nugraha,S.Kom. selaku Guru Produktif Program Keahlian Teknik Komputer
dan Jaringan SMK ISAS Leuwimunding.
4. Malla Sulastri,S.Pd.,Gr, Selaku Wakasek Kurikulum.
5. Bapak Munadjat Subiyantara, BA. selaku Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah
Kabupaten Majalengka.
6. Bapak Abdul Hasyim selaku Koordinator Pembimbing di Bagian Umum Sekretariat
Daerah Kabupaten Majalengka.
7. Bapak dan Ibu Guru SMK Isas Leuwimuding
8. Orang tuda dan teman-teman yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik materi
maupun moral selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penyusun menyadari bahwa Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya dan senantiasa
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk kebaikan dan
kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Allah senantiasa memberikan ridho-Nya dan Laporan Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Robi Fardiansyah
DAFTAR ISI
Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan akademik yang berorientasi pada bentuk
pembelajaran siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas.
Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman siswa dalam mempersiapkan diri memasuki
dunia kerja yang sebenarnya.
Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap, kemampuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan di berbagai perusahaan/instansi akan sangat berguna bagi siswa
untuk dapat ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
Pembuatan laporan yang merupakan karya tulis adalah kewajiban bagi setiap siswa/siswi
SMK ISAS Leuwimunding yang telah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Pembuatan laporan ini bertujuan :
1.4 Manfaat
1. Setiap yang dilakukan pasti memiliki manfaat, demikian pula dengan kegiatan praktik
kerja lapangan yang telah dilaksanakan, adapun manfaat dari kegiatan praktik kerja
lapangan yang telah penulis laksanakan sebagai berikut : Keahlian professional yang
diperoleh dari kegiatan praktik kerja lapangan dapat meningkatkan rasa percaya diri,
yang selanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan keahlian professional pada
tingkat yang lebih tinggi.
2. Waktu tempuh untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih singkat. Setelah
lulus sekolah dengan praktik kerja lapangan, tidak memerlukan lagi waktu latihan
lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai.
3. Melatih disiplin, tanggung jawab, inisiatif, kreatifitas, motivasi kerja, kerjasama,
tingka laku, emosi dan etika.
BAB II
PROFILE SEKRETARIAT DAREAH KABUPATEN MAJALENGKA
Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka diresmikan oleh Bupati Majalengka Drs.
H. Adam Hidayat, SH. pada tanggal 6 Juni 1996. Sekretariat Daerah memiliki bangunan
tambahan yang mulai dipergunakan sejak tanggal 1 April 1956. Pada masa jabatan Bupati
Majalengka Rd. Moch. Nur Atmadibrata.
1. Dalem Panungtun
2. Dalem Lumaju
3. Dalem Kulunta
4. Dalem Cucuk
5. Dalem Sahahurang
6. Dalem Barzah Mangunnagara (Mangkubumi)
7. Dalem Arya Jayawira
8. Dalem Jayakusumah (Paniis)
9. Tumenggung Jayawisesa (Cigasong)
10. Tumenggung Natakaria
11. Bupati R.T. Dendanegara (1819 – 1849)
12. Bupati R.A.A. Kartadiningsih (1849 – 1857)
13. Bupati R.A. Bahudenda (1857 – 1863)
14. Bupati R.A.A Suryadiningrat (1883 – 1885)
15. Bupati R.A. Suriadiredja (1885)
16. Bupati R.M.A.A. Salmon Suriadiningrat (1885 – 1902)
17. Bupati R.A.A. Sasrabahu (1902 – 1922)
18. Bupati R.M.A.A. Suriatnudibrata (1922 – 1944)
19. Bupati R.A. Umar Said (1944 – 1945)
20. Bupati Rd. Enoch (1945 – 1947)
21. Bupati Rd. Sulaeman Nataamidjaja (1947 – 1949)
22. Bupati M.R. Mamun (1946)
23. Bupati R.H. Hamid (1949)
24. Bupati M. Chafil (1949)
25. Bupati Rd. Moch. Nur Atmadibrata (1949 – 1957)
26. Bupati H. Azis Halim (1957 – 1960)
27. Bupati H.R.A. Sutisna (1960 – 1966)
28. Bupati Rd. Saleh Sediana (1966 – 1978)
29. Bupati Moch. S. Paindra (1978 – 1983)
30. Bupati H.R.E. Jaelani (1983 – 1988)
31. Bupati Drs. H. Djufri Pringadi (1988 – 1993)
32. Bupati Hj. Tuty Hayati Anwar, SH.,M.Si (1988 – 2003)
33. Bupati Hj. Tuty Hayati Anwar, SH.,M.Si (2003 – 2008)
34. Bupati DR.H. Sutrisno, SE.,M.Si (2008 – Sekarang)
A. Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat
berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi :
B. Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan,
instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edara, dan surat
pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi :
Penutup Surat
Penutup surat berisi :
1. Salam penutup
2. Jabatan
3. Tanda tangan
4. Nama (biasanya ditandai Nomor Induk Pegawai atau NIP)
5. Tembusan surat, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya
suatu kegiatan.
C. Surat Niaga
Surat niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga
seperti industri dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan
dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas surat
jual beli, kwitansi, dan perdagangan, dan dapat dibagi atas surat niaga internal dan
surat niaga eksternal. Salah satu contoh surat adalah surat penawaran dan surat
penagihan.
D. Surat Dinas
Surat dinas digunakan untuk kepentingan pekjerjaan formal seperti instansi dinas dan
dinas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam surat instansi.
Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat pengingat berkaitan
fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atau perkembangan instansi dan pedoman kerja
dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi.
B. Berdasarkan wujudnya :
Surat biasa adalah surat yang penulisannya tidak menggunakan lembaran khusus,
contoh : surat perkenalan, surat keluarga, surat ucapan selamat.
Kartu pos adalah selembar kertas tebal atua karton tipis berbentuk persegi panjang
yang digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dan dengan harga
yang lebih murah daripada surat.
Warkat pos adalah sehelai kertas yang telah dicetak sedemikian rupa sehingga
bila dilipat merupakan sebuah amplop. Bagian dalamnya dapat digunakan untuk
menulis surat yang bersifat rahasia.
Surat bersampul adalah surat-surat yang isinya atau beritanya ditulis pada kertas
lain, kemudian kertas surat tersebut dimasukkan ke dalam sampul atau amplop.
Memorandum dan data nota memorandum adalah suatu alat komunikasi berupa
surat-surat dilingkungan dinas yang penyampaiannya tidak resmi dan digunakan
secara intern (di dalam lingkungan sendiri).
Telegram adalah suatu alat komunikasi dengan cara menyampaikan berita melalui
radio atau alat telegrap mengenai suatu hal yang perlu mendapat penyelesaian
dengan cepat.
3.2 Rapat
3.2.1 Pengertian Rapat
Dalam bahasa inggris, rapat disebut “meeting” yang dapat diartikan sebagai
pertemuan atau perkumpulan orang untuk membicarakan sesuatu, sidang, atau
majelis. Pengertian rapat menurut Wursanto adalah :
Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap
muka yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi baik swasta maupun
pemerintah.
Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah
kelompok.
Rapat juga merupakan media pengambilan keputusan secara musyawarah untuk
mufakat.
Rapat adalah komunikasi kelompok secara resmi.
B. Tujuan Rapat
Harimanto dan Indrojiono berpendapat bahwa secara garis besar tujuan rapat
adalah sebagai berikut
Menyampaikan satu atau beberapa informasi, hal ini dilakukan dengan maksud
jika penyampaian informasi tidak dilakukan secara langsung melalui rapat, maka
dikhawatirkan akan menimbulkan salah persepsi bagi pegawai atau karyawannya.
Mendapatkan masukkan dari para anggota rapat bila ada masalah yang berat dan
membutuhkan masukan dari semua anggota. Misalnya masalah mengenai
penurunan gaji pegawai.
Melibatkan beberapa orang yang memiliki kemampuan tertentu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga masaah dapat segera diatasi.
Menjalin kerjasama diantara anggota untuk membetuk suatu sikap yang
diinginkan, karena jika tidak diadakan rapat maka kemungkinan anggota hanya
akan memikirkan bagian pekerjaannya sendiri dan tidak memikirkan bagian
lainnya.
Menyampaikan masalah, keadaan tertentu, complain, dan lain-lain yang tidak bisa
dilakukan secara terbuka melalui rapat.
Memberi motivasi dan semangat kerja kepada para anggotanya melalui rapat.
Rapat bertujuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan kewenangannya dari
orang-orang yang terlibat di dalamnya.
2. Menurut sifatnya
a. Rapat resmi (formal meeting), yaitu yang diselenggarakan untuk membahas
masalah-masalah yang sangat penting, dan berlaku peraturan keprotokolan
yang mengatur kelancaran jalannya rapat.
b. Rapat tidak resmi (informal meeting), yaitu rapat yang diadakan tidak
berdasarkan perencanaan yang formal. Rapat ini tidak memerlukan persiapan
istimewa dan biasanya dilakukan untuk mendiskusikan suatu hal yang terjadi
secara tiba-tiba.
c. Rapat terbuka, yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh semua anggota
informasi/perusahaan dan materi yang dibahas tidak bersifat rahasia.
d. Rapat tertutup, yaitu rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu dan
masalah yang dibahas masalah yang bersifat rahasia.
4. Menurut frekuensinya
a. Rapat rutin, yaitu rapa tyang sudah ditentukan waktunya. Contohnya rapat
rutin mingguan.
b. Rapat incidental, yaitu rapat yang tidak terjadwal. Biasanya rapat ini
membahas yang sifatnya penting dan mendadak yang harus diselesaikan
bersama.
3.3 KEARSIPAN
3.3.1 Jenis-Jenis Kearsipan
Kearsipan adalah suatu proses pengaturan dan penyimpanan bahan-bahan
atau warkat secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebut dapat dicari dengan
cepat atau diketahui tempatnya setiap diperlukan. Penataan seluruh kegiatan
pengurusan arsip pada suatu kantor dapat disebut tata kearsipan atau administrasi
kearsipan.
Agar ada keseragaman dalam pembuatan konsep surat. Sebaiknya konsep ditulis
dilembar konsep surat. Selain agar lebih rapi juga memudahkan dalam membuat
konsep dan mencegah ada informasi yang tertinggal serta jelas dalam pertanggung
jawabannya.
1. Persetujuan konsep
Jika konsep surat dibuat oleh konseptor atau bawahan, maka konsep tersebut
harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan. Tujuannya adalah memeriksa
apakah konsep surat tersebut sudah sesuai atau perlu diperbaiki atau dikoreksi.
Bila konsep sudah mendapat persetujuan dari pimpinan, maka pimpinan akan
memberi tanda atau paraf (acc) pada konsep tersebut.
2. Pencatatan surat
Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, selanjutnya
dicatat kedalam buku agenda surat keluar untuk diregistrasi/didaftarkan. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan nomor surat dari agendaris sesuai dengan aturan
pemberian nomor surat yang berlaku dikantor tersebut. Format buku agenda dan
cara pengisiannya dapat dilihat pada materi pengurusan surat masuk sistem buku
agenda.
3. Pengetikan konsep surat
Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan pimpinan dan mempunyai
nomor surat, selanjutnya kepada juru tik untuk diketik dengan rapi jangan lupa
untuk mengetik juga sampul surat yang akan digunakan.
4. Pemeriksaan pengetikan
Juru tik harus bsia pengetikannya sebelum surat tersebut diprint atau dicetak,
jangan sampai ada kesalahan pengetikan sekecil apapun, walaupun hanya satu
huruf sekali pun. Apalagi jika berupa angka angka, harus diteliti, karena beda
angka adalah kesalahan fatal. Bahkan konseptor harus memeriksa pengetikan
tersebut, sehingga benar-benar sesuai dengan konsepnya. Selain itu, konseptor
memberikan parafnya dengan pensil pertanda surat sudah sesuai dengan
konsepnya.
5. Penandatanganan surat
Setelah surat sudah selesai diketik dengan rapi, maka pejabat yang berwenang
atau bertanggung jawab terhadap surat dan membubuhkan tandatangan diatas
nama terang.
6. Pemberian cap dinas
Surat yang telah ditandatangani oleh penanggungjawab, selanjutnya diberi cap
dinas/stempel sebagai tanda sahnya surat. Surat yang tidak ada cap dinas/stempal
akan diragukan keabsahannya. Pemberian cap dinas dibubuhkan di sebelah kiri
tanda tangan dengan menyinggung sedikit dari tanda tangan tersebut.
7. Diarsipkan
Surat yang asli dikirimkan kepada alamat yang dituju, sedangkan tembusan atau
lembar kedua disimpan sebagai arsip. Penyimpanan dilakukan dengan
menggunakan sistem penyimpanan, misalnya: sistem abjad, sistem subjek, sistem
tanggal, sistem nomor, dan sistem wilayah.
Catatan :
1. Setiap satu surat harus dibuat minimal 2 lembar, satu untuk alamat yang
dituju dan lembar kedua untuk arsip.
2. Apabila alamat/orang dituju jumlahnya banyak. Misalnya surat edaran, maka
surat cukup dibuat satu lembar saja, setelah ditandatangani kemudian
diperbanyak dengan mesin pengganda, misalnya mesin photocopy atau
risograph, yang asli untuk arsip, salinannya untuk alamat yang dituju.
3. Prosedur penanganan surat penting.
1. Unti pengolah
Surat keluar berasal dari unit pengolah/unit kerja yang berkepentingan surat
tersebut. Pencatatan dengan kartu kendali dapat dilakukan di unit kearsipan.
Dapat juga dilakukan di unit pengolah, asalkan kartu kendali 1 dan 2 diserahkan
ke unit kearsipan, sehingga unit kearsipan selalu mengetahui apa yang telah
diproses di unit pengolah. Tata usaha unit pengolah mengisi 3 kartu kendali,
setelah itu surat asli beserta tembusannya dari kertu kendali 1 dan 2 diteruskan ke
unit kearsipan. Kartu kendali 3 disimpan di unit pengolah. Tembusan yang telah
diproses di pencatat surat, selanjutnya disimpan di unit pengolah.
1. Pencatat surat
Tugas mencatat surat sebagai berikut:
1) Menerima surat beserta tembusannya dan kartu kendali 1 dan 2 dari unit
pengolah.
2) Memberikan stempel pada surat
3) Kartu kendali 1 diteruskan ke pengarah surat untuk disimpan dan
berfungsi sebagai kartu control.
4) Memberikan paraf pada kartu kendali 2, kemudian mengembalikan kartu
kendali 3 dan tembusan kepada unit pengolah.
5) Memberikan surat kepada petugas ekspedisi untuk dikirimkan kepada
alamat instansi.
2. Pengarahan surat
Tugas pengarah surat dalam menangani surat keluar adalah menerima kartu
kendali 1 dari pencatat surat dan menyimpannya ke dalam kotak kartu kendali
sebagai control atau pengendalian dari surat yang dikirimkan.
3. Penataan arsip
Tugas penata arsip dalam hal ini adalah menerima kartu kendali 2 dari unit
pengolah dan menyimpannya dalam kotak kartu kendali sebagai pengganti arsip
yang ada di unit pengolah. jika arsip yang ada di unit pengolah sudah in-aktif,
kartu kendali 2 di penata arsip ditukar dengan kartu kendali 3 dan tembusan di
unit pengolah.
4. Pengiriman surat
Umumnya pengiriman surat menggunakan ekspeditor atau kurir. Tugasnya
menerima surat-surat yang akan dikirim kepada pihak lain dan mengirimkannya
dengan cara tertentu yang telah menjadi aturan di suatu kantor.
Perbedaan sistem buku agenda dan sistem kartu kendali dilihat dari langkah-
langkah penanganannya sebagai berikut:
a) Sistem buku agenda
Sistem pola lama
Pencatatan menggunakan buku agenda
Penyampaian surat menggunakan buku ekspedisi
Pencatatan hanya dilakukan satu orang karena hanya menggunakan satu
buku.
b) Sistem kartu kendali
Sistem pola baru
Pencatatan menggunakan kartu kendali
Pencatatan surat menggunakan kartu kendali
Pencatatan dapat dilakukan beberapa orang dalam waktu yang bersamaan.
2. Prosedur penanganan surat keluar biasa
Penanganan surat keluar biasa atau rutin sama-sama seperti menangani surat
masuk biasa, yaitu menggunakan lembar pengantar surat biasa.
Langkah-langkah pengurusan surat keluar biasa adalah sebagai berikut:
1. Unit pengolah
Unit pengolah mencatat surat keluar biasa atau rutin dalam dua lembar pengantar
surat biasa, kemudian surat sah, lembar pengantar (lembar 1 dan 2), tembusan
diteruskan ke pencatat surat di unit kearsipan. Selanjutnya menerima kembali
tembusan surat yang sudah diberi cap stempel tanggal oleh pencatat surat dan
pengantar surat biasa (lembar 2) untuk di simpan. Hal ini menggunakan sebagai
tanda bahwa surat sudah dikirim ke alamat yang dituju.
2. Pencatatan surat
Pencatat surat menerima surat, tembusan dan lembar pengantar surat biasa
(lembar 1 dan 2) kemudian memberi cap stempel tanggal pada tembusan surat
dan mengembalikan lagi tembusan dan lembar pengantar 2 kepada unit pengolah.
hal ini sebagai tanda bahwa surat sudah diterima dan dikirimkan. Surat sah
dikirimkan ke alamat yang dituju melalui ekspeditor.
3. Prosedur penanganan surat keluar rahasia
Seperti halnya pengurusan surat masuk rahasia, untuk pengurusan surat keluar
rahasiajuga menggunakan lembar pengantar surat rahasia.
Langkah-langkah pengurusan surat keluar rahasia sebagai berikut:
1. Surat rahasia diketik sendiri oleh pimpinan atau dibuat oleh seseorang yang
ditunjuk langsung oleh pimpinan berikut tembusannya. Surat ini dicatat
langsung dalam lembar pengantar surat rahasia, tembusan disimpan.
2. Surat tertutup dan lembar pengantar surat rahasia (lembar 1 dan 2) diserahkan
kepada pengarah surat. Kemudian surat diserahkan kepada ekspeditor untuk
dikirim dan lembar pengantar 1 diserahkan kepada penata arsip dan lembar
pengantar 2 kepada unit pengolah.
2. Surat Pribadi
Untuk mengelola surat-surat pribadi, petugas penerima surat perlu mempunyai
cara tersendiri. Apabila jumlah surat yang diterima cukup banyak, surat diseleksi,
kecuali surat sangat penting, dengan kode kilat khusus harus segera disampaikan
kepada yang berkepentingan. Jika surat berharga, seperti surat-surat dari bank,
deposito, surat-surat pribadi untuk pimpinan, jangan sekali-kali dibuka terlebih
dahulu. Setelah ada pesan dari pimpinan untuk dibuka, maka barulah dibuka yang
kemudian diserahkan pada pimpinan.
3. Surat Iklan
Surat-surat iklan (advertensi) diterima dalam bentuk sampul yang beraneka
ragam, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, maupun jenisnya. Petugas perlu
selektif, jangan sampai terbawa arus oleh iklan. Jenis surat ini bukan termasuk
surat pertama dan biasanya disampaikan kepada pimpinan dalam bentuk terbuka.
4. Pembukaan surat
Setelah meneliti surat yang masuk, selanjutnya membuka surat-surat tersebut satu
persatu. Untuk menghindari agar surat tidak robek, ketika sampul surat dibuka
dengan alat pembuka, sebaiknya surat diketok ketok diatas meja supaya lembar
surat turun ke bawah. Kemudian surat dikeluarkan dari sampulnya. Petugas harus
memeriksa dengan teliti, ada atau tidak lampiran yang menyertai surat tersebut.
Bila ada lampiran gabungkanlah dengan suratnya dengan menggunakan penjepit
kertas (klip). Kalau ada lampiran yang hilang, sebaiknya petugas mencatat pada
surat tersebut waktu itu juga. Kemudian dicocokan alamat surat dengan alamat
yang tertera pada sampul maupun alamat untuk digabungkan dengan surat.
Selanjutnya diperika lagi apakah surat bertanggal atau tidak. Jika surat tidak
bertanggal cantumkan tanggal yang tertera pada stempel pos yang diatas surat
dilakukan dengan hati-hati itu demikian tanggal cap pos dianggap sebagai tanggal
surat. Setelah itu petugas memberi cap stempel agenda pada setiap surat yang
diterima di bagian yang kosong. Setelah diberi stempel agenda, kemudian semua
surat yang diterima itu dicatat kedalam buku agenda surat masuk.
1. Penyortira surat
Setelah surat dibuka, selanjutnya surat dibaca satu persatu agar dapat
dipisahkan menurut penerimaannya yaitu:
1. Surat untuk pimpinan
2. Surat untuk bagian yang lain di kantor
3. Surat-surat yang memerlukan perhatian sekretaris
4. Surat-surat lainnya
Hal yang perlu diperhatikan oleh petugas ketika membaca surat, yaitu:
1) Ada/tidaknya hubungan surat yang dibaca dengan surat yang sebelumnya
yang tersimpan dlaam arsip dan komentar pimpinan mengenai surat tersebut.
2) Perlu/tidaknya penyampaian surat yang dibaca kepada orang lain atau bagian
lain dikantor. Kalau memang perlu disampaikan surat itu segera kepada pihak
yang bersangkutan.
3) Ada/tidaknya lampiran pada surat yang dibaca. Jika lampirannya hilang,
masukanlah surat itu dalam gulungan surat-surat yang memerlukan perhatian
sekretaris, dan harus diberitahukan kepada pengirim surat yang bersangkutan
bahwa lampiran tidak ada.
4) Ada/tidaknya tulisan tentang barang yang dikirim pada isi surat. Jika ada,
hendaknya membuat catatan khusus untuk barang yang dikirim yang
diharapkan. Berikut adalah catatan tersebut. Nama pengirim, tanggal surat,
macam barang, tanggal penerimaan.
5) Jika isi surat menyebutkan adanya pertemuan dan batas waktu balasan surat,
laporan-laporan juga hal-hal lain, perlu dicatat oleh sekretaris. Hal-hal yang
perlu dicatat antara lain tanggal, waktu, dan tempat pertemuan, untuk
mengingatkan pimpinan mengenai hal ini.
2. Pembagian surat
1) Surat-surat untuk pimpinan
Surat-surat untuk pimpinan harus segera disampaikan. Usahakan agar
surat sudah berada di atas meja pimpinan sebelum pimpinan datang ke
kantor. Jika ini tidak mungkin dilakukan, surat itu dapat diserahkan segera
setelah ia tiba dikantor. Masukkan surat ke dalam map dan susunlah
menurut kepentingannya. Jika pimpinan anda sedang melaksanakan tugas
perjalanan dinas atau sedang cuti. Tanggung jawab anda lebih besar.
Hal-hal yang harus anda laksanakan harus sesuai dengan petunjuk berikut:
a. Persiapkanlah segala sesuatunya yang berhubungan dengan surat. Jika
suatu kantor, anda dapat dengan segera agar memberikan keterangan
yang diperlukan pimpinan.
b. Apabila pimpinan anda tidak menelepon, telponlah atau kirimkan
surat melalui jasa pengiriman surat. Hal ini berlaku kalau ada sesuatu
hal yang sangat penting dan mendesak.
c. Jika sedang melaksanakan tugas diluar kantor, maka kirimlah
kepadanya salinan surat yang memerlukan perhatiannya.
d. Kalau sedang berlibur, simpanlah surat ke dalam map. Pisahkanlah
mana yang perlu ditelaah danmana yang berupa laporan, dsb.
4.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi para siswa/siswi khususnya
siswa/siswi SMK ISAS Leuwimunding, dengan adanya kegiatan PKL siswa di tuntut
untuk mempunyai sikap mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga
siswa diharapkan dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang luas.
Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan praktik diluar jam sekolah yang bekerja
sama dengan masyarakat atau instansi, sehingga para siswa/siswi dapat berlatih untuk
mampu bergaul dan bekerja dengan masyarakat luar.
Praktik Kerja Lapangan dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja menengah
yang ahli dan profesional dalam bidangnya yang mampu memenuhi pasar nasional atau
bahkan internasional. Dengan begitu siswa/siswi akan mempunyai sikap yang akan
menjadi bakal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan
apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Saran
Atas dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan, kami ingin memberi saran untuk
pihak-pihak yang berhubungan dengan praktik yang telah kami lakukan: