Anda di halaman 1dari 25

HALAMAN

MAKALAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

KONSEP EFISIENSI PASAR MODAL

Dosen Pengampu : Dr.Wawan Sadtyo Nugroho M.Si.Ak.,CA

Disusun oleh :

1. Puji Rahayu (17.0102.0017)


2. Erista Maulin Ni’mah (17.0102.0040)
3. Eva Erika Putri (17.0102.0058)

AKUNTANSI 17 A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2019/2020
Statement Of Authorship
“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas


pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menyatakan bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Puji Rahayu (17.0102.0017)

Erista Maulin Ni’mah (17.0102.0040)

Eva Erika Putri (17.0102.0058)

Mata Ajaran : Teori Portofolio Dan Analisis Investasi


Judul Makalah/Tugas : Konsep Efisiensi Pasar Modal
Tanggal : 7 Maret 2020
Dosen : Dr.Wawan Sadtyo Nugroho M.Si.Ak.,CA

Puji Rahayu
(17.0102.0017)

Erista Maulin Ni’mah Eva Erika Putri

(17.0102.0040) (17.0102.0058)

(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................1
Statement Of Authorship........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Konsep Pasar Modal yang Efisien.............................................................................................5
B. Hipotesis Pasar Efisien..............................................................................................................6
C. Pengujian Terhadap Hipotesis Pasar Efisien..............................................................................7
1. Pengujian prediktabilitas return.............................................................................................7
2. Memprediksi Return dari data Return Diwaktu Lalu.............................................................9
3. Hubungan Return dan Karakteristik Perusahaan..................................................................10
4. Event Studies.......................................................................................................................11
D. Implikasi Pasar Modal yang Efisien........................................................................................11
E. Pergerakan Acak dan Hipotesis Pasar Efisien..........................................................................12
F. Implikasi EMH........................................................................................................................13
G. Studi Peristiwa.........................................................................................................................14
H. Apakah Pasar Itu Efisien..........................................................................................................14
I. Interpretasi Keperilakuan.........................................................................................................18
J. Kinerja Reksa Dana.................................................................................................................21
K. PEMBAHASAN ARTIKEL....................................................................................................22
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................25
A. Kesimpulan..............................................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon informasi-
informasi yang masuk, dan bagaimana informasi tersebut selanjutnya bisa
mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru.
Konsep efisiensi pasar dan konsep model-model keseimbangan merupakan dua buah
konsep yang saling terkait, karena konsep model-moel keseimbangan membahas
tentang kondisi pasar yang seimbang, dan konsep efisiensi pasar menjelaskan tentang
bagaimana proses yang terjadi di pasar dalam pembentukan harga keseimbgangan
baru.
Istilah efisiensi pada dasarnya bisa diartikan secara berbeda sesuai dengan
konteks penggunaan istilah tersebut. Dari sudut pengalokasian asset, efisiensi bisa
diartikan dengan suatu kondisi di mana asset-aset yang ada sudah teralokasikan
dengan optimal. Dalam konteks aplikasi teknologi, efisiensi bisa diartikan sebagai
pengaplikasian teknologi yang memerlukan biaya operasi paling murah. Jika dilihat
dari sudut pandang investasi, efisiensi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah
mencerminkan semua informasi yang tersedia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pasar modal yang efisien?
2. Apa saja hipotesis pasar yang efisien?
3. Bagaimana pengujian terhadap hipotesis pasar efisien?
4. Bagaimana implikasi pasar modal yang efisien?
5. Bagaimana pergerakan acak dan hipotesis?
6. Bagaimana intepretasi keperilakuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep pasar modal yang efisien
2. Untuk mengetahui apa saja hipotesis pasar yang efisien
3. Untuk mengetahui bagaimana pengujian terhadap hipotesis pasar efisien
4. Untuk mengetahui bagaimana implikasi pasar modal yang efisien
5. Untuk mengetahui bagaimana pergerakan acak dan hipotesis
6. Untuk mengetahui bagaimana intepretasi keperilakuan

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pasar Modal yang Efisien


Istilah tentang pasar yang efisien bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan
yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan, konsep pasar yang efisien lebih
ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana
harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi
yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi
yang tersedia baik informasi dimasa lalu (misalkan laba perusahaan tahun lalu),
maupun informasi saat ini (misalkan rencana kenaikan deviden tahun ini), serta
informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang
menuju harga sekuritas bisa mempengaruhi perubahan harga.
Konsep tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas
menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respon atas informasi baru yang
masuk ke pasar. Pada waktu tertentu pasar
bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap informasi baru,
sehingga harga baru yang terbentuk tersebut bisa jadi bukan merupakan harga yang
mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas tersebut. Jadi hal yang pening dari
mekanisme pasar efisien adalah harga yang terbentuk tidak bias dengan estimasi
harga keseimbangan. Harga keseimbangan akan terbentuk setelah investor sudah
sepenuhnya menilai dampak dari informasi tersebut. Ada beberapa kondisi yang harus
terpenuhi untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu:
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit.
Investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai
dan melakukan perdagangan saham. Di samping itu, mereka juga
merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak akan
mampu mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan
cara yang murah dan mudah.
3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas
akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat informasi tersebut.

5
Jika kondisi-kondisi tersebut terpenuhi maka akan terbentuk pasar di mana
investor-investor dengan cepat bisa bereaksi melakukan penyesuaian harga sekuritas
ketika terdapat informasi baru di pasar, sehingga harga-harga sekuritas di pasar
tersebut akan sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia.
B. Hipotesis Pasar Efisien
Aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa cepat suatu
informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam penyesuaian menuju harga
keseimbangan yang baru. Pada pasar yang efisien harga sekuritas akan dengan cepat
terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut
sehingga investor tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan return
abnormal di pasar.
Sedangkan pada pasar yang kurang efisien harga sekuritas akan kurang bisa
mencerminkan semua informasi yang ada, atau terdapat lag dalam proses penyesuaian
harga, sehingga akan terbuka celah bagi investor untuk memperoleh keuntungan
degan memanfaatkan situasi lag tersebut.
Fama (1970), mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam
tiga efficient market hypothesis (EMH), yaitu:
1. Efisiensi dalam bentuk lemah (weak form). Semua informasi di masa lalu
(historis) akan tercermin dalam harg yang terbentuk sekarang. Implikasinya
adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar saham di masa
datang dengan menggunakan data historis, seperti yang dilakukan dalam analisis
teknikal.
2. Efisiensi dalam bentuk setengah kuat (semi strong). Bentuk efisiensi pasar yang
lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham disamping dipengaruhi
oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga
dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti earning, dividen,
pengumuman stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang
dialami perusahaan).
3. Efisiensi dalam bentuk kuat (strong form). Semua informasi baik yang
terpublikasi atau tidak dipublikasikan, sudah tercermin dalam harga sekuritas saat
ini. Dalam bentuk efisien kuat seperti ini tidak akan ada seorang investor pun
yang bisa memperoleh return abnormal.
Pada tahun 1991, Fama mengemukakan penyempurnaan atas klasifikasi
efisiensi pasar tersebut. Efisiensi bentuk lemah lemah disempurnakan menjadi suatu

6
klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji prediktabilitas return. Pada
klsifikasi ini, informs mengenai pola return sekuritas, seprti return yang tinggi di
bulan Januari dan hari Minggu, tidak dapat digunakan untuk memperoleh return
abnormal. Sedangkan efisiensi bentuk setengah kuat dan efisiensi bentuk kuat diubah
menjadi event studies dan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sbegai
pengujian private information.

C. Pengujian Terhadap Hipotesis Pasar Efisien


Pengujian terhadap hipotesis pasar efisien pada dasarnya bisa dibagi dalam
tiga kelompok pengujian berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efisiensi yang akan
diuji, antara lain :
1. Pengujian prediktabilitas return
Digunakan untuk pengujian hipotesis pasar efisiensi dalam bentuk lemah.
Pengujian prediktabilitas return dapat dilakukan dengan cara :
a. Mempelajari pola return seasonal
b. Menggunakan data return di masa yang lalu, baik untuk prediktabilitas
jangka pendek maupun jangka panjang
c. Mempelajari hubungan return dengan karakteristik perusahaan

Ketergantungan pada pilihan hipotetis menimbulkan pertanyaan yang


jelas mengenai validitas metode dan generalisasi hasil. Kami sangat menyadari
masalah ini. Namun, semua metode lain yang telah digunakan untuk menguji
teori utilitas juga menderita kekurangan parah. pilihan nyata dapat diselidiki
baik di lapangan, oleh pengamatan naturalistik atau statistik perilaku ekonomi,
atau di laboratorium. Studi lapangan hanya dapat memberikan untuk tes agak
kasar dari prediksi kualitatif, karena probabilitas dan utilitas tidak dapat secara
memadai diukur dalam konteks tersebut. Percobaan laboratorium telah
dirancang untuk mendapatkan langkah-langkah yang tepat dari utilitas dan
probabilitas dari pilihan yang sebenarnya, tetapi ini penelitian eksperimental
biasanya melibatkan taruhan dibikin untuk taruhan kecil, dan sejumlah besar
pengulangan dari masalah yang sangat mirip.
Secara default, metode pilihan hipotetis muncul sebagai yang paling
sederhana pro-cedure dimana sejumlah besar pertanyaan teoritis dapat
diselidiki. Penggunaan metode ini bergantung pada asumsi bahwa orang sering
tahu bagaimana mereka akan berperilaku dalam situasi yang sebenarnya

7
pilihan, dan pada asumsi lebih lanjut bahwa subjek tidak memiliki alasan
khusus untuk menyamarkan preferensi mereka yang sebenarnya.Jika orang
yang cukup akurat dalam memprediksi pilihan mereka, kehadiran pelanggaran
umum dan sistematis teori utilitas yang diharapkan di masalah hipotetis
memberikan bukti dugaan terhadap teori itu[ CITATION Kah79 \l 1033 ].
1) Pola Return Sekuritas
 Pola harian
Salah satu pola return yang secara intensif diteliti adalah adanya
perbedaan return untuk hari-hari tertentu dalam seminggu. Penelitian ini
hanya mengamati data dalam jangka waktu yang relatif singkat dan pasar
mungkin sudah menyesuaikan dengan pola tersebut, tidak akan berhasil
mendapatkan return yang maksimal.
 Pola Bulanan
Banyak penelitian menemukan bahwa pada bulan januari terdapat return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya dan ini
biasanya terjadi pada saham yang nilainya kecil (small stock). Fama
(1991) menentukan bahwa pada periode 1941-1981, return dibulan januari
lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sedangkan untuk
periode 1982 sampai januari 1991, fama juga menemukan hal yang sama,
tetapi perbedaan return dibulan januari untuk small stock dan larger stock
tidak terlalu besar.
Fenomena tersebut sering disebut dengan januari effect, dan penelitiannya
juga sudah banyak dilakukan diluar bursa Amerika. Gultekin dan Gultekin (1983)
mempelajari januari effect dengan menggunakan data dari 17 negara termasuk
Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa disemua negara terjadi return yang
relatif lebih tinggi di bulan januari. Hasil yang diperoleh adalah tidak adanya
hubungan antara return saham dengan ukuran saham.
Januari effect ini juga terjadi pada obligasi. Keim dan Stambaugh (1984)
mempelajari pola return dipasar obligasi selama 1926 sampai dengan 1978 dan
ditentukan bahwa rata-rata pada bulan januari, hanya obligasi yang kualitasnya
lebih rendah saja yang dapat memberikan return abnormal. Penjelasan lain
mengenai penyebab tingginya return dibulan januari (khususnya hari-hari awal
bulan) adalah tax-selling hypothesis. Pada akhir tahun banyak penasihat investasi

8
yang menyeramkan investor untuk menjual sekuritas yang mengalami kerugian
sebelum akhir tahun, dan pada awal tahun membeli sekuritas yang sama.
Tindakan ini akan menciptakan tax loss untuk investor.
Pada pasar yang efisien, pola seasonal tersebut seharusnya tidak terjadi.
Investor yang melihat adanya return yang tinggi dibulan januari akan mulai
melakukan pembelian diakhir bulan desember untuk mendapatkan return
abnormal. Perilaku pembelian investor tersebut akan menyebabkan pola seasonal
yang ada menjadi hilang. Tetapi ternyata return tinggi dibulan desember tidak
dapat sepenuhnya dapat dijelaskan dengan baik, sehingga januari effect
merupakan suatu penyimpangan bagi pasar yang efisien.
2. Memprediksi Return dari data Return Diwaktu Lalu
Prediksi Jangka Pendek. Pengujian prediksi jangka pendek bisanya dilakukan untuk
mengetahui apakah return pada periode sebelumnya (biasanya sehari atau beberapa
hari sebelumnya) dapat digunakan untuk memprediksi return hari ini. Ada beberapa
cara pengujian yang dapat dilakukan mulai dari cara yang sederhana dengan hanya
menggunakan data return periode sebelumnya, sampai dengan penggunaan trading
rules yang lebih kompleks, antara lain:
a. Uji Korelasi
Uji Korelasi adalah pengujian hubungan linier antara return hari ini dengan return
diwaktu lalu. Semakin tinggi korelasi antara return masa lalu dengan return masa
ini, berarti semakin tinggi kemampuan retur masa lalu tersebut untuk
memprediksi return masa depan. secara sistematis, bentuk persamaannya bisa
ditulis sebagai berikut: rt = a+brt-1+et
Persamaan diatas bisa diperoleh dengan melakukan korelasireturn hari ini (rt)
dengan return (rt-1). Terdapat berbagai penelitian yang menggunakan uji korelasi
terlihat bahwa tidak satu pun dari hasil-hasil penelitian tersebut yang
menunjukkan adanya koefisien korelasi yang sangat kuat kuat antara return
sekarabf dengan return diwaktu sebelumnya.
b. Run Test
Koefisien korelasi cenderu sangat dipengaruhi oleh data return yang bersifat
ekstrim(terlalu besar atau terlalu kecil). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
alternatif analisis yang bisa menghilangkan dampak dari data yang ekstrim
tersebut, yaitu memberikan tanpa pada perubahan harga. Teknik analisis ini
disebut sebagai analisis run.

9
c. Filter Test
Cara sederhana untuk menguji keberadaan pola return yang lebih kompleks
adalah dengan menguji apakah ada strategi perdagangan (trading rule)
berdasarkan informasi harga dimasa lalu yang dapat digunakan oleh investor
untuk mendapatkan return abnormal dipasar. Teknik analisis tersebut dengan
filter rule. Teknik analisis filter rule dilakukan dengan membandingkan return
yang didapat jika melkukan strategi perdagangan aktif tertentu dengan return
yang dapat jika investor melakukan startegi beli dan simpan (buy and hold
strategy).
d. Relative Strenght
Salah satu cara yang banyak dikenal untuk mengkombinasi informasi harga
sekuritas dimasa lalu untuk memilih saham adalah dengan cara yang tersebut
sebagai kekuatan relatif (relative strength).

Prediksi Jangka Panjang. Fama dan French (1988) serta Poterba dan Summers
(1988) telah meneliti korelasi return dengan jangka waktu penguji yang relatif lebih
lama. Sedangkan Poterba dan Summers, melakukan pengujian dengan menggunakan
metodologi yang berbeda dan juga menemukan hal yang hampir sama.
3. Hubungan Return dan Karakteristik Perusahaan
Telah banyak penelitian yang menemukan adanya hubungan antara
karakteristik perusahaan dengan return abnormal yang bisa diperoleh investor.
Beberapa karakteristik tersebut antara lain ukuran (size), nilai pasar dibagi dengan
nilai buku (market to book value), serta earning dibagi dengan harga saham (earning
price).
a. Size effect. Banz (1981), menunjukkan bukti empiris paling awal mengnai adanya
size effect, yaitu adanaya kecenderungan saham-saham perusahaan kecil yang
mempunyai return yang lebih tinggi dibandingkan saham-saham perusahaan
besar.
b. Nilai pasar dibagi dengan nilai buku (market to book value). Perbedaan return
antara saham yang mempunyai market to book value rendah. Saham-saham yang
mempunyai market to book yang tinggi akan cenderung mempunyai tingkat return
yang lebih besar dibandingkan dnegan saham-saham yang mempunyai market to
book yang rendah.

10
c. Earning price. Dampak E/P sangat berhubungan dengan size effect, bahkan Fama
dan French (1991) menemukan bahwa jika dilakukan pengendalian terhadap
faktor ukuran perusahaa dan market to book, maka dampak E/P ini akan hilang.

Prediksi Return Jangka Panjang Dengan Menggunakan Karakteristik


Perusahaan Dan Pasar : Tingkat pengembalian jangka panjang obligasi dan saham
dapat diprediksi dengan tigkat pengembalian pasar dan struktur tingkat suku bunga
pasar. Fama dan French (1988) melakukan penelitian yang hasilnya 25% tingkat
pengembalian selama dua sampai empat tahun dapat digambarkan dengan
menggunakan data karakteristik pasar.
4. Event Studies
Dampak pengumuman dari informasi terhadap harga sekuritas disebut event
studies. Event studies berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke
pasar dapat menggambarkan harga saham. Standar metodelogi yang digunakan dalam
event studies adalah :
a. Mengumpulkan sampel, yaitu perusahaan – perusahaan yang mempunyai
pengumuman yang dapat mengejuttkan event atau pasar.
b. Menentukan hari pengumuman atau event
c. Menentukan periode atau waktu pengamatan.
d. Menghitung return masing – masing sampel setiap hari selama periode
pengamatan.
e. Menghitng return abnormal. Dimana return abnormal dihitung dengan
mengurangi return aktual dengan return yang diharapkan.
Return abnormal = ARit=Rit –E(Rit)
f. Mengitung rata – rata return abnormal semua sampel setiap hari.
g. Terkadang return abnormal harian tersebut digabungkan untuk menghitung
return abnormal kumulatif selama periode tertentu.
h. Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh.

D. Implikasi Pasar Modal yang Efisien


Sebagian investor percaya pasar inefisien, untuk mendapatkan return
abnormal. Banyak kalangan akademis percaya bahwa pasar efisien memiliki tingkat
tertentu itu ada. Investor menerapkan strategi perdagangan aktif untuk mendapatkan
return yang lebih besar dibandingkan return pasar. Untuk itu mereka harus melakukan
analisis teknis dan anaisis fundamental. Investor percaya pasar yang efisien

11
menerapkan strategi perdagangan pasif. Penerapan hipotetsis pasar efisien bagi
investor yang menerapkan analisis teknikal percaya pergerakan harga saham dimasa
depan dapat diprediksi dengan menggunakan data pergerakan harga saham di masa
lampau. Jika pasar efisien lemah, maka investor yang menggunakan analisis teknikal
tidak akan memberi nilai tambah, karena harga saham yang terjadi telah memberikan
informasi mengenai pergerakan harga dan volume saham historis. Sedangkan investor
yang menggunakan analisis fundamental dalam hipotesis pasar efisien yang berbentuk
stengah kuat adalah benar, dimana informasi fundamental yang telah dipubliksikan
telah menverminkan harga pasar, maka ivestor tidak perlu memperoleh return
abnormal karena sudah tidak bermanfaat lagi.
E. Pergerakan Acak dan Hipotesis Pasar Efisien
Harga saham akan mengikuti sebuah pergerakan acak yang berarti bahwa
perubahan harga bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Jika harga ditentukan secara
rasional, maka hanya informasi baru saja yang akan menyebabkan perubahan tersebut.
Oleh karena itu, sebuah pergerakan acak merupakan hasil alami dari harga yang selalu
mencerminkan seluruh pengetahuan terbaru.
Disebut Hipotesis Pasar Efisien ( Efficient Market Hypothesis-EMH ) karena jika
pergerakan harga saham dapat diprediksi, maka akan terdapat bukti bahwa pasar
bergerak tidak efisien karena kemampuan untuk memprediksi harga merupakan
indikasi bahwa seluruh informasi yang tersedia belum tercermin didalam harga
saham.
a. Kompetisi sebagai sumber efisiensi
Grossman dan stiglitz berargumen bahwa investor akan mempunyai insentif
untuk mengeluarkan waktu dan sumber daya guna menganalisa dan menemukan
informasi baru hanya jika aktivitas tersebut akan menghasilkan imbal hasil
investasi yang lebih tinggi, sehingga dalam keseimbangan pasar, aktivitas
pencarian informasi yang efisien akan berguna. Kompetisi diantara begitu banyak
analis yang didukung dengan baik, dibayar mahal, dan agresif akan menjamin.
Secara umum harga saham akan mencerminkan informasi yang tersedia pada
tingkat yang wajar.

12
b. Versi hipotesis pasar efisien
Umumnya terdapat tiga versi EMH yaitu diantaranya :
1) Lemah (weak) adalah harga saham telah mencerminkan seluruh informasi
yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan pasar berupa harga
historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman.
2) Semikuat (semistrong) adalah seluruh informasi yang tersedia untuk publik
tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin pada harga pasar
saham.
3) Kuat (strong) adalah harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang
relevan bagi perusahaan termasuk informasi yang hanya tersedia bagi orang
dalam perusahaan.
F. Implikasi EMH
1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya pencarian pola perulangan yang dapat
diprediksi dalam harga saham. Kunci keberhasilan analisis teknikal yaitu respon
harga saham yang lambat terhadap faktor-faktor fundamental permintaan teori
dow dan penawaran. Analisis teknikal disebut juga sebagai pembuat bagan karena
mereka mempelajari catatan atau bagan-bagan harga saham dimasa lalu, berharap
dapat menemukan pola yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan laba. Teori
Dow menyebutkan ada tiga kekuatan yang secara bersamaan mempengaruhi harga
saham :
a. Tren Primer adalah pergerakan harga dalam jangka panjang, berlalu beberapa
bulan hingga beberapa tahun.
b. Tren sekunder adalah deviasi harga jangka pendek dari garis trennya.
c. Tren tersier atau minor adalah fluktuasi harian yang kurang penting
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah hal yang sulit daripada mengidentifikasi perusahaan
yang dijalankan dengan baik dan mempunyai prospek yang baik karena
menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga dimasa
depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat.
Analisis fundamental biasanya memulai dengan sebuah studi tentang laba masa
lalu dan menguji neraca perusahaan.
1. Manajemen portofolio aktif dan pasif

13
Posisi optimal investor akan berbeda menurut sejumlah faktor seperti usia,
tarif pajak, sikap terhadap resiko, dan status bekerja. Peran manajemen
portofolio dipasar yang efisien akan disesuaikan dengan portofolio terhadap
kebutuhan ini daripada untuk melawan pasar.
2. Alokasi sumber daya
Penyimpangan dari efisiensi menawarkan peluang bagi pedagang yang
mempunyai informasi yang lebih baik dari pedagang yang mempunyai
informasi lebih sedikit. Akan tetapi, penyimpangan dari efisiensi informasi
juga akan menghasilkan biaya besar yang akan ditanggung oleh seluruh
masyarakat.
G. Studi Peristiwa
Studi peristiwa menggambarkan sebuah teknik riset keuangan empiris yang
memungkinkan seorang pengamat menilai dampak dari suatu peristiwa terhadap
harga saham perusahaan. Pendekatan statistik yang biasa digunakan para peneliti
untuk mengukur dampak dari publikasi informasi tertentu, seperti pengumuman
perubahan dividen, merupakan perkawinan antara teori efisiensi pasar dengan model
indeks. Metodologi studi peristiwa telah menjadi peralatan yang diterima luas untuk
mengukur dampak ekonomi dari serangkaian luas peristiwa.
Jika sebuah model indeks berlaku maka imbal hasil saham ditentukan oleh
faktor pasar dan faktor spesifik perusahaan. Strategi umum dalam studi peristiwa
adalah untuk membuat estimasi imbal hasil abnormal disekitar tanggal dimana
informasi baru tentang saham diumumkan ke pasar dan dikaitkan dengan kinerja
saham abnormal terhadap informasi baru tersebut. Tahapan dalam studi peristiwa,
diantaranya :
1. Membuat estimasi a dan b untuk setiap sekuritas yang sedang diteliti.
2. Tanggal pengumuman informasi untuk setiap perusahaan dicatat.
3. Imbal hasil abnormal dari setiap perusahaan disekitar tanggal pengumuman
dihitung.
4. Signifikansi dan besaran statistik imbal hasil abnormalnya diestimasi untuk
menentukan dampak dari informasi yang baru diumumkan.
H. Apakah Pasar Itu Efisien
1. Sejumlah Isu
EMH memiliki implikasi bahwa sebagian besar kerja manajer portofolio upaya
pencarian sekuritas yang dihargai terlalu murah merupakan tindakan pemborosna

14
dan hanya merupakantindakan yang merugikan klien karena aktivitas itu
mengundang biaya dan mendorong terjadinya portofolio diversifikasi yang tidak
sempurna.
a. Isu Besaran
Kontribusi sebesar 0,1% mungkin akan hanyut bersama volatilitas pasar.
Deviasi standar dari indeks S&P yang terdiversifikasi dengan baik berada
pada kisaran 20% per tahun. Setiap orang mungkin setuju bahwa harga
saham sangat dekat dengan nilai wajarnya dan hanya manajer dengan
portofolio yang besar akan mendapatkan laba perdagangan yang cukup untuk
memanfaatkan kesalahan harga yang sangat kecil.
b. Isu Bias Pemilihan
Penentang teori pasar efisien memandang bahwa dunia selalu dapat
membuktikan bahwa ketidakberhasilan dari berbagai teknik untuk
memberikan imbal hasil yang besar adalah bukti bahwa teknik-teknik yang
sungguh-sungguh dapat menghasilkan keuntungan tidak akan dilaporkan
kepada publik. Ini adalah masalah bias pemilihan, hasil yang dapat diamati
sebelumnya telah terpilih untuk mendukung upaya-upaya yang gagal.
c. Isu Peristiwa Keberuntungan
Setiap saham dihargai secara wajar berdasarkan seluruh informasi yang
tersedia, setiap yang mampu mengalahkan pasar hanyalah merupakan suatu
keberuntungan. Terdapat kemungkinan yang sama untuk menang dan kalah.
Tetapi jika banyak investor menggunakan sejumlah skema, maka secara
statistik beberapadari investor akan cukup beruntung dan memperoleh
kemenangan yang besar.
2. Pengujian Bentuk Lemah: Pola Imbal Hasil Saham
a. Imbal Hasil dalam Horizon Waktu yang Pendek
Satu cara untuk melihat tren harga saham adalah dengan mengukur korelasi
seri dari imbal hasil pasar.Korelasi seri adalah kecenderungan imbal hasil
saham berkorelasi dengan imbal hasil masa lalunya. Korelasi seri positif
berarti bahwa imbal hasil positif cenderung akan diikuti dengan imbal hasil
positif. Korelasi seri negatif berarti bahwa imbal hasil positif cenderung
untuk diikuti dengan imbal hasil negatif. Dalam pengaruh momentum dapat
disimpulkan bahwa kinerja saham-saham individu sangat tidak dapat
diprediksi, portofolio dari saham-saham yang mempunyai kinerja terbaik

15
pada tahun-tahun terakhir tampak mengalahkan kinerja saham yang lain
dengan cukup andal untuk menawarkan peluang laba. Akibatnya terdapat
bukti dari momentum harga untuk jangka waktu pendek dan menengah baik
pada pasar keseluruhan maupun antar perusahaan.
b. Imbal Hasil dalam Jangka Panjang
Hipotesis tren sesaat yang menyatakan bahwa pasar saham mungkin bereaksi
secara berlebihan terhadap suatu berita yang relevan. Reaksi berlebihan ini
mendorong korelasi seri yang positif dalam rentang waktu yang pendek.
Koreksi berikut dari reaksi yang berlebihan mendorong timbulnya kinerja
yang buruk mengikuti kinerja yang baik dan sebaliknya. Koreksi ini berarti
bahwa imbal hasil positif biasanya akan diikuti dengan imbal hasil negatif
sehingga menimbulkan korelasi seri yang negatif dalam rentang waktu yang
lebih panjang. Pengaruh kebalikan dimana saham-saham kalah akan menguat
kembali sedangkan haman-saham pemenang akan jatuh menyatakan bahwa
pasar saham bereaksi berlebihan terhadap suatu berita yang relevan.
3. Prediktor Imbal Hasil Pasar secara Umum
Hasil deviden dan laba yang lebih tinggi akan terkait dengan imbal hasil yang
lebih tinggi. Daya prediksi imbal hasil pasar akibat daya prediksi premi resiko
bukanlah imbal hasil abnormal yang disesuaikan terhadap resiko. Fama dan
French memperlihatkan bahwa selisih harga antara obligasi berperingkat rendah
dan tinggi mempunyai prediksi imbal hasil yang lebih besar untuk obligasi-
obligasi berperingkat rendah daripada untuk imbal hasil obligasi-obligasi
berperingkat tinggi yang menyimpulkan bahwa daya prediksi imbal hasil dalam
kenyataannya merupakan premi resiko dari pada menjad bukti ketidakefisienan
pasar.
4. Pengujian Semikuat: Anomali Pasar
Model keseimbangan pasar adalah pada posisi yang salah karena imbal hasilnya
belum tepat disesuaikan terhapa risiko. Hal ini masuk akal karena jika dua
perusahaan mempunyai predikat laba yang sama, maka saham yang lebih
beresiko akan dijual pada harga yang lebih murah dan menghasilkan rasio P/E
yang juga lebih rendah . Disebabkan oleh resikonya yang lebih tinggi saham-
saham dengan P/E rendah juga akan mempunyai imbal hasil yang diharapkan
lebih tinggi. Akibatnya kecuali jika beta CAPM telah disesuaikan terhadap risiko
secara menyeluruh saham-saham dengan P/E yang rendah akan bertindak sebagai

16
penjelas risiko tambahan, dan akan dikaitkan dengan imbal hasil abnormal jika
CAPM digunakan sebagai tolak ukur.
a. Dampak Januari Pada Perusahaan Kecil
Portofolio perusahaan yang lebih kecil cenderung akan lebih beresiko.
Dampak bulan januari terlihat paling dramatis pada perusahaan-perusahaan
terkecil karena kelompok perusahaan-perusahaan kecil meliputi untuk tujuan
empiris saham-saham yang mengandung variabilitas paling besar yang telah
berkurang sedemikian jauh untuk mendorong penjualan rugi pajak.
b. Pengaruh Perusahaan Yang Terabaikan Dan Pengaruh Likuiditas
Karena saham-saham yang kecil dan kurangdianalisis akan kurang likuid
maka pengaruh likuiditas mungkin menjadi sebagian penjelas dari imbal
hasil abnormal. Biaya transaksi yang tinggi pada saham-saham kecil dapat
dengan mudah menghapus setiap kesempatan laba abnormal yang timbul.
c. Rasio Nilai Buku terhadap Harga Pasar
Fama dan French menemukan bahwa pengaruh rasio nilai buku terhadap
harga pasarnya, beta tidak lagi mempunyai kemampuan untuk menjelaskan
imbal hasil sekuritas. Temuan ini merupakan tantangan yang penting
terhadap gagasan pasar rasional karena menunjukkan bahwa sebuah faktor
yang seharusnya mempengaruhi imbal hasil risiko sistematis tampak tidak
berarti apa-apa sementara faktor yang seharusnya tidak berarti apa-apa rasio
nilai buku terhadap harga pasar tampak mampu memprediksi masa depan.
d. Pergerakan Harga Pasca-Pengumuman Laba
Korelasi antara urutaan menurut kejutan laba dan imbal hasil abnormal
antardesil diprediksi. Terdapat imbal hasil abnormal yang besar (kenaikan
imbal hasil abnormal yang besar) pada hari pengumuman laba (waktu 0).
Imbal hasil abnormal adalah positif untuk perusahaan dengan kejutan positif
dan negatif untuk petusahaan dengan kejutan negatif. Imbal hasil abnormal
kumulatif dari saham dengan kejutan positif terus meningkat bahkan setelah
informasi diumumkan, sementara perusahaan dengan kejutan negatif terus
mengalami imbal hasil abnormal yang negatif. Pasartampaknya
menyesuaikan informasi laba secara bertahap dan menghasilkan imbal hasil
abnormal dalam beberapa periode.

17
5. Pengujian Bentuk Kuat : Informasi Orang Dalam
Jika pasar adalah efisien maka pemrosesan penuh dan seketika informasi
perdagangan yang dilaporkan dalam Office Summary akan menyebabkan seorang
investor tidak lagi mendapat laba dengan mengikuti pola permainan tersebut.
Study yang dilakukan oleh Seyhun menemukan bahwa perdagangan orang dalam
tidak akan bermanfaat. Meski terdapat sejumlah kecenderungan harga saham
untuk meningkat lebih lama setelah Office Summary melaporkan pembelian orang
dalam tetapi imbal hasil abnormal yang dihasilkan tidak cukup besar untuk
menutupi biaya transaksinya.
6. Menginterpretasikan Bukti
Imbal hasil abnormal mungkin reflektif terhadap premi ketidaklikuidan karena
perusahaan kecil dan harganya murah cenderung memiliki selisih harga
penawaran dan permintaan lebih besar
 Anomali dan Penggalian Data
Nilai saham yang dientukan melalui rasio P/E yang rendah, rasio nilai buku
terhapap nilai pasar yang tinggi dan harga tekanan relatif terhadap tingkat
historis memberikan rata-rata imbal hasil lebih tinggi dari pada saham glamor
atau saham yang bertumbuh. Cara untuk menghadapi masalah penggalian
data adalah menemukan serangkaian data yang belum diteliti dan melihat
apakah hubungan yang sedang dibicarakan tersebut ditunjukan di data baru
tersebut.
I. Interpretasi Keperilakuan
Premis dari keuangan keperilakuan adalah bahwa teori keuangan konvensional
mengabaikan bagaimana sebenarnya manusia mengambil keputusan dan bahwa setiap
orang mengambil keputusan yang berbeda. Landasan argumen merupakan hal yan g
penting ketika membuat interpretasi hasil pengujian efisiensi pasar. Kenyataannya
setiap orang percaya bahwa jika harga adalah benar maka tidak akan terdapat peluang
laba yang mudah. Tetapi kebalikannya tidak harus benar. Jika para pendukung teroi
keperilakuan benar tentang terbatasnya aktivitas arbitras, maka ketiadaan peluang laba
tidak selalu berarti bahwa pasar adalah efisien. Kebanyakan pengujian hipotesis pasar
berfokus pada keberadaan peluang laba, yang sering kali tercermin dalam kinerja
manajer dana. Tetapi kegagalan mereka untuk menampilkan kinerja yang baik tidak
berarti bahwa kenyataannya pasar adalah efisien.

18
1. Pemrosesan Informasi
Kesalahan dalam pemrosesan informasi dapat mendorong investor untuk membuat
estimasi yang salah tentang profitabilitas sebenarnya dari peristiwa yang mungkin
atau imbal hasil yang terkait.
a. Kesalahan Prediksi
Prediksi tentang laba perusahaan yang tinggi di masa depan mungkin
disebabkan oleh kinerja terbaru yang disukai, dimana investasi cenderung
relatif terlalu tinggi menilai prospek perusahaan. Hasil ini terekam di dalam
sebuah rasio P/E awalnya yang tinggi dan kinerja berikutnya akan ketika
investor menyadari kesalahan tersebut. Akibatnya perusahaan dengan rasio
P/E yang tinggi cenderung merupakan investasi yang buruk.
b. Terlalu Percaya
Terlalu percaya diri mungkin bertanggungjawab atas lazimnya manajemen
investasi aktif dan pasif yang sebenarnya merupakan anomali dalam hipotesis
pasar efisien. Dominasi manajemen aktif dalam wajah kinerja reksa dana yang
buruk dalam strategi seperti itu konsisten dengan kecenderungan untuk
menilai yang berlebihan atas kemampuan diri sendiri.
c. Konservatif
Bias konservatif berarti bahwa investor cenderung terlalu lambat dalam
memperbarui keyakinan mereka dalam menanggapi bukti-bukti terbaru. Ini
berarti bahwa mereka mungkin awalnya bereaksi terlalu lambat terhadap
berita tentang perusahaan sehingga harga akan mencerminkan informasi penuh
secara bertahap.
d. Pengabaian Ukuran Sampel dan Keterwakilan
Saham-saham dengan kinerja terkini terbaik akan memperlihatkan kinerja
yang sebaiknya dalam beberapa hari di sekitar pengumuman laba,
menyimpulkan bahwa terjadi koreksi segera setelah investor mempelajari
bahwa keyakinan mereka sebelum terlalu ekstrem. Dengan menggabungkan
bias konservatisme dan keterwakilan, kita akan mendapatkan pola dari
momentum jangka pendek dan menengah, sejalan dengan pembalikan jangka
panjang, yang umumnya konsisten dengan sebagian besar literatur.
e. Bias Keperilakuan
1) Pembingkaian

19
Keputusan tampaknya dipengaruhi oleh bagaimana suatu pilihan
dibingkai. Individu mungkin menolak bertaruh ketika berada dalam situasi
yang dilingkupi oleh kemungkinan laba tetapi mungkin menerima hal yang
sama ketika dijelaskan dalam lingkungan yang dilingkupi oleh
kemungkinan rugi dan laba mungkin dilakukan secara sembarangan.
2) Akuntansi Mental
Akuntansi mental adalah bentuk spesifik dari pembingkaian dimana
seseorang memisahkan antar keputusan. Statman berpendapat bahwa
akuntansi mental adalah konsisten dengan beberapa preferensi investor
yang tidak rasional akan dividen kas yang besar dan dengan
kecenderungan untuk memegang saham rugi dalam waktu yang terlalu
lama. Pengaruh akuntansi mental membantu menjelaskan momentum
dalam pergerakan harga saham.
3) Menghindari Penyesalan
Perusahaan dengan rasio nilai buku terhadap nilai pasar yang lebih tinggi
cenderung mempunyai harga saham yang lebih rendah. Perusahaan-
perusahaan ini “tidak disukai” dan lebih mungkin beradadalam posisi yang
sulit secara keuangan. Perusahaan-perusahaan lebih kecil yang kurang
dikenal juga merupakan investasi yang kurang konvensional. Perusahaan
ini memerlukan dukungan dari investor untuk meningkatkan imbal hasil
yang diminta. Jika investor berfokus pada keuntungan dan kerugian dari
saham individu dari pada portofolio secara umum maka mereka akan
menjadi semakin menolak risiko atas saham-saham yang mempunyai
kinerja terkini yang buruk, mendiskontokan arus kas dengan tingkat yang
lebih tinggi dan menciptakan sebuah premi resiko saham bernilai.
4) Batasan terhadap Arbitrase
Bias keperilakuan bukan menjadi masalah bagi pembentukan saham jika
investor rasional mendapatkan laba penuh dari kesalahan yang dilakukan
investor keperilakuan.
 Risiko Fundamental ; risiko yang terkandung dalam upaya
memanfaatkan apa yang sebelumnya dianggap sebagai peluang laba
akan membatasi aktivitas ataupun efektivitas dari para pedagang
abitrase ini.

20
 Biaya Implementasi : Penjualan short melibatkan biaya, penjual short
mungkin harus mengembalikan sekuritas yang dipinjamnya dengan
sedikit catatan, mengandung ketidakpastian selama rentang waktu yang
pendek dan beberapa investor tidak diizinkan melakukan transaksi
jenis ini. Batasan-batasan mengurangi kemampuan dan aktivitas
arbitrase untuk memaksa harga kembali ke tingkat wajarnya.
 Risiko Model
Seseorang akan mempunyai kekhawatiran bahwa hal yang tampaknya
merupakan peluang laba boleh jadi hanyalah tampilan dari pada
kenyataan. Kemungkinan ini sering kali menyebabkan aktivitas
perdagangan menjadi berisiko dan membatasi sampai sejauh mana hal
ini dapat berlaku.
5) Mengevaluasi Kritik Keperilakuan
Keuangan keperilakuan masih berkembang. Kritiknya atas rasionalitas
penuh dalam pengambilan keputusan investor telah diterima dengan baik,
tetapi rasonalitas terbatas yang mempengaruhi penetapan harga aset masih
menjadi kontroversi. Mungkin masih terlalu dini untuk memutuskan
memakai pendekatan keperilakuan khususnya dimana model keperilakuan
akan menusuk dan menjadi bagian dari alat-alat standar dalam analisis
keuangan.
J. Kinerja Reksa Dana
Tolak ukur yang lebih tepat atas kinerja reksa dana adalah indeks yang juga
memasukkan kinerja pasar dari saham-saham yang tebih kecil. Pentingnya tolak ukur
saham dapat digambarkan dengan menguji imbal hasil atas saham kecil dengan
beberapa subperiode. Dalam subperiode periode 20 tahun yaitu antara tahun 1945-
1964 saham kecil dikalahkan oleh S&P 500 sekitar 4% pertahun. Pada periode 20
tahun berikutnya antara tahun 1965-1984 saham-saham kecil mengalahkan indeks
S&P 10%. Akibatnya, jika seseorang menguji imbal hasil reksa dana pada periode
sebelumnya maka akan cenderung menemukan kinerja yang buruk, bukan karena
manajer reksa dana kecil dalam memetik saham dengan buruk tapi semata-mata
karena reksa dana sebagai satu kelompok cenderung memegang saham kecil yang
lebih banyak dari pada yang diwakili oleh S&P 500. Pengulangan kinerja lemah
bukan karena pemilihan saham yang buruk secara terus-menerus tetapi diakibatkan

21
konsistensi biaya tinggi, perputaran portofolio yang tinggi atau biaya per transaksi
yang lebih tinggi dari pada rata-rata.
 Lalu Apakah Itu Efisien ?
Doktrin berlebihan yang percaya bahwa pasar itu efisien dapat melumpuhkan
investor dan menyebabkan tidak ada upaya riset yang dapat dibenarkan. Padahal
pandangan ekstrim ini belum tentu benar. Terdapat cukup banyak anomali dalam
bukti-bukti empiris untuk membenarkan pencarian sekuritas yang dihargai terlalu
murah. Tetapi tumpukan bukti menyimpulkan bahwa strategi investasi yang
superior saja yang akan menghasilkan banyak keuntungan. Pasar cukup
kompetitif sehingga hanya informasi atau pandangan lebih baik yang berbeda
akan menghasilkan uang lebih banyak. Pada akhirnya margin keunggulan yang
dapat ditambahkan seorang manajer profesional adalah sedemikian kecil sehingga
ahli statistik tidak akan dapat memprediksinya dengan mudah.
K. PEMBAHASAN ARTIKEL
1. Beaver (1973)
Jurnal William H. Beaver berisi tentang literatur pasar yang efisien berkaitan
dengan bentuk semi-kuat dalam teori efisiensi pasar. Peneliti menemukan dengan
bentuk semi-kuat dalam pasar efisien, pengungkapan pengaturan prinsip perlu
menjadi perhatian dan pengungkapan tersebut dapat dilakukan secara efisien
dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Hal ini merujuk pada kajian
literatur yang menyebutkan bahwa kelebihan dalam pengembalian tidak bisa
diterima. Bila pasar adalah tempat dimana informasi yang paling efisien untuk
umum sehingga teori mengungkapkan dengan adanya informasi untuk umum
maka tidak ada kelebihan dalam pengembalian.
2. Sloan (1996)
Jurnal yang diteliti Sloan berkaitan dengan apa harga saham menunjukkan
informasi tentang laba masa depan yang terdapat pada akrual dan arus kas dalam
komponen pendapatan saat ini. Ketekunan kinerja pendapatan ditunjukkan
tergantung pada besaran relatif dari kas dan akrual komponen pendapatan. Tapi
harga saham bertindak seolah-olah investor gagal untuk mengidentifikasi dengan
benar sifat yang berbeda dari dua komponen pendapatan ini. Hasil harga saham
tidak konsisten dengan pandangan pasar tradisional yang efisien dimana stok
harga sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia untuk umum.

22
Namun dalam temuan ini harga saham tidak sepenuhnya mencerminkan semua
informasi yang tersedia untuk umum, tidak selalu berkaitan dengan tidak masuk
akalnya investor atau peluang keberuntungan yang tidak dieksploitasi. Biaya
perolehan informasi dan proses biaya yang terkait dengan penerapan strategis
diuraikan dalam jurnal ini secara realtime. Selain itu pengembalian untuk
mengeksploitasi strategi berpotensi dibatasi oleh efek tekanan harga. Mungkin
hasil dalam jurnal ini hanya bukti pengembalian normal ke strategi investasi aktif
berdasarkan analisis laporan keuangan. Hasil meningkatkan masalah untuk
penelitian masa depan (manipulasi laba). Masalah berkaitan dengan apakah
manajemen laba dibuat dengan maksud untuk memanipulasi harga saham
sementara dan motivasi untuk manipulasi harga saham tersebut.

23
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon informasi-
informasi yang masuk, dan bagaimana informasi tersebut selanjutnya bisa
mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru.
Konsep efisiensi pasar dan konsep model-model keseimbangan merupakan dua buah
konsep yang saling terkait, karena konsep model-moel keseimbangan membahas
tentang kondisi pasar yang seimbang, dan konsep efisiensi pasar menjelaskan tentang
bagaimana proses yang terjadi di pasar dalam pembentukan harga keseimbgangan
baru. Banyak kalangan akademis percaya bahwa pasar efisien memiliki tingkat
tertentu itu ada. Investor menerapkan strategi perdagangan aktif untuk mendapatkan
return yang lebih besar dibandingkan return pasar. Untuk itu mereka harus melakukan
analisis teknis dan anaisis fundamental. Investor percaya pasar yang efisien
menerapkan strategi perdagangan pasif. Penerapan hipotetsis pasar efisien bagi
investor yang menerapkan analisis teknikal percaya pergerakan harga saham dimasa
depan dapat diprediksi dengan menggunakan data pergerakan harga saham di masa
lampau. Jika pasar efisien lemah, maka investor yang menggunakan analisis teknikal
tidak akan memberi nilai tambah, karena harga saham yang terjadi telah memberikan
informasi mengenai pergerakan harga dan volume saham historis. Sedangkan investor
yang menggunakan analisis fundamental dalam hipotesis pasar efisien yang berbentuk
stengah kuat adalah benar, dimana informasi fundamental yang telah dipubliksikan
telah menverminkan harga pasar, maka ivestor tidak perlu memperoleh return
abnormal karena sudah tidak bermanfaat lagi.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami
perlukan. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita.
Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kami selaku penulis
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin, semoga bermanfaat
bagi kami dan pembaca pada umumnya dan diridhoi Allah SWT.

24
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, K. M. (2006). Investments (Investasi). Jakarta: Salemba Empat.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

25

Anda mungkin juga menyukai