Anda di halaman 1dari 14

EFISIENSI PASAR MODAL DAN KEPUTUSAN PENDANAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam pasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia
dan permintaan agregat. Harga semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan
informasi yang tersedia.jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubugan dengan
suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva
bersangkutan.Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru.Harga
ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru lainnya merubahnya kembali ke harga
ekuilibrium yangbaru.
Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan
yang baru merupakan hal penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar
seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
menjelaskan tentang keadaan ekulibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba bagaimana pasar
memproses informasi utuk menuju ke posisi ekulibrium yang baru. Efiseiensi pasar seperti ini disebut
dengan efisiensi pasar secara informasi. Yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang
tersedia. Makalah ini akan membahas Efisiensi Pasar Modal dan Keputusan Pendanaanya.
Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai
hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan
dalam beberapa macam definisi,yaitu:
1. Definisi pasar didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas,
2. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas (Fama, 1970),
3. Definisi efisiensi pasar didasarkan pada disstribusi dan informasinya (Beaver, 1989),
4. Definisi efsiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1951)

Efisiensi pasar merupakan salah satu topik mendasar yang perlu kita renungi karena berkaitan
langsung dengan relevan atau tidaknya kegiatan untuk berusaha memprediksi arah
harga (timing). Sebagian besar kalangan akademisi berkeyakinan bahwa pasar saham merupakan pasar
yang efisien. Suatu pasar dikatakan efisien apabila harga barang-barang yang dijual telah menunjukan
semua informasi yang ada sehingga tidak terbiasa menjadi terlalu murah atau terlalu mahal. Perubahan
harga di masa mendatang hanya tergantung dari datangnya informasi baru di masa mendatang yang tidak
diketahui sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Efisiensi Pasar Modal?
2. Bagaimana terbentuknya Pasar Finansial?
3. Apasajakah Lembaga Keuangan dalam Efisiensi Pasar Modal?
4. Apa saja Sumber Dana Perusahaan?
5. Apakah yang dimaksud dengan Kebijakan Dividen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari Efisiensi Pasar Modal.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari Efisiensi Pasar Modal.
3. Untuk mengetahui Apasajakah Lembaga Keuangan dalam Efisiensi Pasar Modal.
4. Untuk mengetahui apa saja Sumber Dana dari Perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengertian Kebijakan Dividen.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Efisiensi Pasar Modal.


1. Pengertian Efisiensi Pasar Modal.
Columbanus (1995) menjelaskan bahwa konsep pasar modal yang efisien pada kenyataannya sulit
tercapai sehingga dicari suatu konsep alternatif yang dapat diterima sebagai pengganti konsep efisiensi
pasar modal yang sempurna. Konsep efisiensi pasar sulit tercapai karena banyak persyaratan kondisi
efisiensi pasar modal yang sempurna yang tidak dapat terpenuhi di dalam kenyataan, seperti tidak ada
biaya transaksi, tidak ada pajak, tidak ada biaya informasi dan lain-lain.
Pada efisiensi pasar yang sempurna, pasar sekuritas akan efisien dalam hal alokasi dan operasinya.
Efisien dalam hal alokasi jika harga-harga ditentukan dimana marginal rate of return untuk semua
perusahaan sama dengan marginal rate of return untuk semua investor. Hal ini berarti bahwa dana dari
investor tersebut dialokasikan secara optimal ke investasi yang produktif yang memberikan keuntungan
bagi semua pihak. Sedangkan efisien dalam hal operasi adalah berhubungan dengan ongkos
pengalokasian dana sama dengan nol. Pasar modal masih dapat dikatakan efisien apabila harga-harga
sekuritas sepenuhnya dan secara spontan masih dapat mencerminkan segala informasi walaupun harus
mengeluarkan biaya transaksi atau biaya informasi.
Foster ( 1986 ) mengemukakan beberapa faktor yang diduga mampu mempengaruhi efisiensi pasar
modal, serta karakteristik dari konsep pasar modal yang efisien. Efisiensi pasar modal diduga akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
a. Tingkat persaingan antar analis sekuritas di pasar modal.
b. Jumlah analis yang melakukan penilaian terhadap sekuritas-sekuritas di pasar modal.
c. Kuantitas dan kualitas informasi yang diterbitkan oleh emiten.
Foster menjelaskan bahwa adanya jumlah analis keuangan yang banyak dan persaingan antara
mereka, akan membuat harga sekuritas wajar dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Para
analis akan berupaya untuk memperoleh informasi selengkap mungkin, bahkan kalau mungkin lebih
lengkap dari analisis yang lain, sehingga akan membuat harga sekuritas menjadi wajar. Tentu saja terbuka
kemungkinan para analis melakukan kesalahan, tetapi sejauh kesalahan tersebut bersifat independen,
maka kesalahan tersebut akan kecil artinya apabila dibandingkan dengan jumlah analis yang melakukan
analisa.
Terdapat dua tipe analis investasi yang membantu membuat adanya perubahan harga secara random.
Banyak para analisis yang mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi tentang
profitabilitas yang akan memberikan informasi baru terhadap harga saham. Para peneliti disebut
sebagai fundamental analists. Persaingan diantara peneliti fundamental ini akan cenderung untuk
membuat harga mencerminkan semua informasi yang relevan dan perubahan harga tidak bisa diramalkan.
Analisis-analisis lain hanya mempelajari catatan harga di masa lalu dan mencari siklus-siklus tertentu dari
perubahan harga di waktu yang lalu itu. Analisis-analisis semacam ini disebut technical analists.
Persaingan dalam penelitian teknis ini akan cenderung membuat harga saat ini mencerminkan semua
informasi dalam urutan harga di waktu yang lalu dan bahwa perubahan harga tidak bisa diperkirakan dari
harga di waktu yang lalu.
Sementara itu karakteristik-karakteristik dari konsep pasar modal, antara lain adalah :
a. Proses penentuan efisiensi pasar modal akan berhubungan dengan variabel-variabel pasar agregat (
agregate market variables ) seperti harga sekuritas dan tingkat keuntungan sekuritas.
b. Konsep pasar modal efisien memusatkan perhatian pada hubungan ex-ante(yang sudah terjadi ) antara
distribusi tingkat keuntungan sekuritas dengan isi dari berbagai informasi yang ada.
c. Penentuan efisiensi pasar modal akan dikaitkan dengan informasi-informasi. Derajad efisiensi pasar modal
akan ditentukan oleh jenis informasi yang digunakan dalam penilaian efisiensi pasar modal tersebut.

Sharpe ( 1995 ) menjelaskan pengertian pasar modal yang efisien dapat ditekankan pada
ketidakmampuan seorang investor untuk mendapatkan keuntungan yang berlebihan atau abnormal return.
Dalam bukunya “ Fundamentals of Financial Management “, Rao ( 1989 ) menjelaskan pengertian
efisiensi pasar yang berhubungan dengan nilai pasar dari asset yang berkaitan dengan informasi yang
tersedia dengan asset tersebut.
Jogiyanto ( 2000 ) menjelaskan “ jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti
ini dikatakan sebagai pasar yang efisien.

Pasar yang efisien ini secara detail dapat didefinisikan dalam 4 macam kategori, yang antara lain :
a. Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Instrinsik Sekuritas.
Pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai sekuritasnya
tidak menyimpang dari nilai-nilai instrinsiknya. Hal ini bermula karena banyak sekuritas yang dinilai kurang
benar (mispriced) sehingga menyimpang dari nilai instrinsik atau nilai fundamentalnya.

b. Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspetasi Harga.


Dalam hal ini pendapat Fama ( 1976 ) menyatakan bahwa suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika
harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Definisi Fama ini
menekankan pada 2 aspek, yaitu :
1) fully reflect yang menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang
ada.
2) Information available yang diartikan dengan menggunakan informasi yang tersedia, investor-investor
secara akurat dapat mengekspresikan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Namun timbul kritikan
tentang definisi pasar sesuai yang diutarakan oleh Fama diatas, karena definisi tersebut dianggap tidak
jelas, tidak operasional dan sirkular karena definisi ini tidak menunjukkan seberapa cepat dan tepat
perubahan harga yang diakibatkan oleh adanya informasi yang tersedia. Definisi ini menunjukkan bahwa
perubahan dari harga saja sudah cukup untuk menyatakan pasar sudah efisien.

Fama sendiri menyadari definisinya sulit dibuktikan secara empiris karena dibutuhkan
suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspetasi harga semua investor. Sehingga Fama
mengusulkan dibutuhkan suatu model ekuilibrium untuk menentukan fungsi harga di masa mendatang
akibat informasi sekarang. Model ekuilibrium dibuat uji gabungan dengan efisiensi pasar, tanpa model ini
maka hipotesis efisiensi pasar tidak dapat diuji.

c. Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi.


Beaver ( 1989 ) memberikan definisi efisiensi pasar yang didasarkan pada distribusi informasi sebagai
berikut : “ Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi, jika dan hanya jika harga-harga
sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut “. Definisi ini juga
membutuhkan sebuah ukuran pembanding atau benchmark. Benchmnark yang digunakan adalah return
normal yang seharusnya diperoleh oleh pelaku pasar. Return hasil dari informasi kemudian dibandingkan
dengan return normal menurut benchmark. Jika hasilnya tidak menyimpang, maka pasar dikatakan efisien
dan sebaliknya jika hasilnya menyimpang maka pasar dikatakan tidak efisien.

d. Efisiensi Pasar Berdasarkan Proses Dinamik.


Transaksi di pasar modal memungkinkan terjadinya asimetrik informasi. Yang dimaksud
dengan asimetrik informasi adalah kondisi yang menunjukkan sebagian investor mempunyai informasi dan
yang lainnya tidak memilikinya. Dengan adanya asimetrik informasi ini menyebabkan emiten yang benar-
benar menawarkan sekuritas yang berkualitas akan dinilai terlalu rendah oleh investor.

Definisi pasar yang didasarkan pada proses dinamik mempertimbangkan distribusi informasi yang
tidak simetris dan menjelaskan bagaimana harga-harga akan menyesuaikan karena informasi asimetrik
tersebut. Definisi ini menekankan pada kecepatan penyebaran informasi yang tidak simetris. Pasar
dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris
yaitu setiap orang memiliki informasi ini. Jones ( 1996 ) memberikan definisi pasar efisien yang
memasukkan unsur dari kecepatan penyesuaian sebagai berikut : “ suatu pasar yang efisien adalah pasar
yang harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap
aktiva tersebut.
Dalam hal ini Weston - Brigham ( 1993 ) juga mengutarakan pandangannya, bahwa dalam efisiensi
pasar terdapat 2 hal yang diyakini kuat, antara lain : “ dapat diartikan pasar dikatakan efisien apabila saham
selalu dalam keadaan ekuilibrium dan investor tidak mungkin dapat menekan pasar secara konsisten “.

2. Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar


Fama ( 1970 ) yang pertama kali mengutarakan adanya 3 macam bentuk utama dari efisiensi
pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi
sekarang yang dipublikasikan dan informasi privat. Tujuan dari Fama membedakan kedalam tiga
macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap
efisiensi pasar. Berdasarkan klasifikasi Fama, kemudian Francis ( 1993 ) membagi bentuk
efisiensi pasar berdasarkan 3 golongan, yaitu :

a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weakly Efficient Markets).


Pasar dikatakan efisien bentuk lemah ( Weakly Efficient Markets ) jika harga-harga dari
sekuritas tercermin secara penuh ( fully reflect ) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan
teori langkah acak ( random walk theory ) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak
berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa
lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa pasar yang efisien
bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan
keuntungan yang tidak normal.

b. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat ( Semistrongly Efficient Markets).


Pasar dikatakan efisien setengah kuat ( Semistrongly Efficient Markets), jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan ( fully reflect ) semua informasi yang dipublikasikan ( all
publicly available information ) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan
perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa informasi sebagaimana tersebut
dibawah ini :
1) Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang
mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk
pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi
di perusahaan emiten (corporate event). Contoh dari informasi ini, misalnya adalah pengumuman laba,
pengumuman pembagian deviden, pengumuman pengembangan produk baru, pengumuman merger dan
akuisisi, pengumuman perubahan metode akuntansi, pengumuman penggantian pemimpin perusahaan
dan lain sebagainya.
2) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi
ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-
harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Contoh dari informasi ini,
misalnya regulasi untuk meningkatkan kebutuhan cadangan ( reserved requirement ) yang harus dipenuhi
oleh semua bank-bank. Informasi semacam ini akan mempengaruhi secara langsung harga sekuritas tidak
hanya pada sebuah bank saja, tetapi mungkin semua emiten di dalam industri jasa perbankan.
3) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang
terdaftar di pasar saham. Informasi jenis ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari
regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Contoh dari regulasi semacam ini adalah
peraturan akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan.
Regulasi ini akan mempunyai dampak ke harga sekuritas tidak hanya untuk sebuah perusahaan saja atau
perusahaan-perusahaan dalam suatu industri tertentu, akan tetapi mungkin akan berdampak secara
langsung pada semua perusahaan dari berbagai macam industri yang ada dan terdaftar di pasar saham.

c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat ( Strongly Efficient Markets ).


Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat ( Strongly Efficient Markets), jika harga-harga sekuritas
secara penuh mencerminkan ( fully reflect ) semua informasi yang tersedia, termasuk informasi privat. Jika
pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat
memperoleh keuntungan tidak normal karena mempunyai informasi privat. Informasi privat ini bisa
diperoleh dari insider information. Pengujian efisiensi bentuk kuat dilakukan terhadap hipotesa yang
menyatakan bahwa harga saham tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, akan
tetapi juga informasi yang mungkin tidak diketahui umum.

Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu pasar efisien bentuk
lemah merupakan bagian dari pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk setengah kuat
merupakan bagian dari bentuk kuat, tetapi tidak berlaku sebaliknya.

B. Terbentuknya Pasar Finansial

1. Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Efisien


Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar,
investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Informasi tersedia
secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memeperoleh
informasi tersebut murah. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman
informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Investor bereaksi dengan menggunakan
informasi secara penuh dan cepat,sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya
mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.

2. Alasan yang Menyebabkan Pasar Menjadi Tidak Efisien.


Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas Harga dari
informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan
yang lainnyaterhadap suatu informasi yang sama. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik
oleh sebagian pelaku-pelaku pasar. Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih.

3. Pengujian Efisiensi.
Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam hipotesis pasar efisen (HPE) atau efficient
market hypothesis (EMH). Fama (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori menurut
bentuk-bentuk efisiensi pasarnya, yaitu: Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak-form tests), yaitu
seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.Pengujian-pengujian bentuk
setengah kuat (semi-strong-form tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang
dipublikasikan. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form test), yaitu untuk menjawab pertanyaan
apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas. Selanjutnya, Fama
(1991) merubah nama ketiga macam kategori pengujian efisiensi pasar tersebut sebagai berikut:
1) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujian-pengujian terhadap
pendugaan return (test for return predictability).
2) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dirubah menjadi studi-studi peristiwa (event
studies).
3) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujian-pengujian terhadap
informasi privat (test for private information).
a. Pengujian-Pengujian Pendugaan Return
Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara pengujian statistik atau dengan cara pengujian
menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis (technical trading rules).Pengujian Secara Statistik
Pengujian ini dapat dilakukan dengan menguji independensi dari perubahan-perubahan harga sekuritas.
Pengujian statistik yang banyak dilakukan untuk pengujian independensi adalah pengujian hubungan
variabel dengan menggunakan korelasi serial atau regresi linier dan pengujian run (run test). Pengujian
Menggunakan Korelasi dan Regresi Linier. Studi yang sudah pernah dilakukan menggunakan perubahan
harga periode kemarin untuk memprediksi perubahan harga periode sekarang dengan model sebagai
berikut:
〖∆P〗_t=β_0+β_1.〖∆P〗_(t-1-T)+e_t(1)
Notasi:
〖∆P〗_t=P_t-P_(t-1)
〖∆P〗_(t-1-T)=P_(t-1-T)-P_(t-2-T)
Di dalam penerapannya, beberapa peneliti menggunakan pengukuran perubahan harga yang
bervariasi. Beberapa peneliti juga menggunakan return dan juga memasukkan nilai deviden kedalamnya
sebagai berikut :
(P_t- P_(t-1)+D_t)/P_(t-1) =β_0+ β_1.(P_(t-1-T)- P_(t-2-T)+D_(t-T))/P_(t-2-T)+e_t(2)
Peneliti lainnya juga menggunakan pengukuran logaritma dari return relatip sebagai berikut:
log(P_t/P_(t-1))=β_0+β_1.log(P_(t-1-T)/P_(t-2-T))+e_t(3).

b. Pengujian Run
Runtun (run) adalah urutan tanda yang sama dari perubahan-perubahan nilai. Misalnya perubahan-
perubahan harga sekuritas yang meningkat diberi tanda positif (+), perubahan harga yang menurun diberi
tanda negatif (-), dan harga sekuritas yang tidak berubah diberi tanda nol (0).Jika perubahan runtun sifatnya
adalah acak, maka jumlah runtun yangdiharapkanadalahsebesar yang dibawah ini, yaitu :
〖E(N〗_R)=(2-N_1.N_2)/N1(4)
Notasi:
E(NR) = jumlah runtun ekspektasi
N1 = jumlah perubahan “+”
N2 = jumlah perubahan “-”
N = jumlah dari perubahan atau sebesar N1+N2

c. Pengujian Siklikal
Pola lain yang mungkin dapat terjadi dari pengujian menggunakan bentuk linier adalah pola
siklikal. Misalnya French (1980) menunjukkan bahwa return pada hari senin lebih rendah
dibandingkan dengan return-return di hari lainnya dalam satu minggu. Hasil ini menunjukkan
bahwa return sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah di hari senin. Pengujian
Secara Aturan Perdagangan Teknis .Salah satu strategi perdagangan yang memanfaatkan pola
perubahan sekuritas baik linier maupun siklikal adalah strategi aturan saringan (filter
rule). Stretegi aturan saringan ini merupakan strategi waktu (timing strategy), yaitu strategi
tentang kapan investor harus membeli atau menjual suatu sekuritas. Dengan strategi ini, investor
akan menujual sekuritas jika harga sekuritas meningkat melebihi batas atas yang sudah ditentukan
dan membelinya jika harganya turun lebih rendah dari batas bawah yang sudah ditentukan.
Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari rekasi pasar terhadap suatu peristiwa yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Pengujian pasar bentuk setengah kuat
dapat ditinjau dari dua hal:
1) Pengujian pasar setengah kuat secara informasi (informationally efficient market), yaitu pengujian
efisiensi pasar setengah kuat atas seberapa cepat pasar bereaksi atas kandungan informasi.
2) Pengujian pasar setengah kuat secara keputusan (decisionally efficient market), yaitu pengujian
efisiensi pasar setengah kuat atas kecanggihan dari pelaku pasar di dalam menginterpretasikan dan
menganalisis informasi lebih lanjut supaya mereka dapat mengambil keputusan yang tepat
sehingga tidak dibodohi oleh pasar. Beberapa hasil empiris dari studi peristiwa yang pernah
dilakukan diantaranya adalah studi tentang:
a) Pemecahan saham (stock split),
b) Penawaran perdana (initial public offering),
c) Pengumuman deviden (devidend announcement),
d) Informasi akuntansi (accounting information).

d. Pengujian Informasi Privat


Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat
permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk kuat, yaitu informasi privat yang akan diuji
merupakan informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena itu, pengujian ini
harus dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah
return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksadana.
Alasannya adalah corporate insider dan reksadana mempunyai informasi privat di dalam
perdagangan sekuritas. Insider Trading Pendekatan yang umum dilakukan untuk menguji kegiatan
insider trading adalah dengan membuat portofolio bulanan berdasarkan sekuritas-sekuritas yang
diperdagangkan oleh insider tersebut.

4. Return dari Reksadana.


Reksadana merupakan portofolio yang dibentuk oleh perusahaan reksadana dan dijual kembali
kepada masyarakat dalam bentuk unit penyertaan. Salah satu tujuannya adalah unutk
meminimumkan risiko tidak sistematik (dengan membentuk portofolio) dan untuk menghasilkan
return yang lebih tinggi. Jika reksa dana dapat menghasilkan return yang tinggi yang tidak normal,
hal ini bertentangan dengan hipotesis pasar efisien. Jika memang hal ini terjadi, yaitu reksadana
dapat memperoleh abnormal return yang berlebihan, kemungkinan manajer reksadana mendapat
informasi privat yang tidak dipublikasikan.

5. Anomali Pasar.
Jones mendefinisi anomali pasar sebagai teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan
dengan pasar efisien. Anomali kalender merupakan salah satu dari beberapa anomali pasar yang
mengganggu hipotesis pasar efisien bentuk lemah. Berdasarkan penelitian-penelitian tentang
anomali kalender yang dilakukan pada beberapa pasar modal di dunia seperti di Amerika, Kanada,
Perancis, Italia, Hongkong, China, India, Bangladesh, Singapura, Mesir dan sebagainya
menunjukkan bahwa keganjilan ini terjadi secara berulang-ulang sehingga dapat dikatakan sebagai
sebuah fenomena yang menarik untuk diamati di pasar modal. Keberadaan anomali ini akan
menyebabkan kenaikan dan penurunan harga-harga saham yang berimplikasi pada keuntungan
atau return investasi di pasar modal dapat diprediksi oleh para investor. Adanya pola-pola
pergerakan return saham yang dapat diprediksi akibat pengaruh anomali kalender mengakibatkan
return yang terjadi tidak lagi bersifat acak atau random. Pola pergerakan return ini dapat diamati
oleh para investor sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan return yang tidak
normal. Return saham yang seharusnya acak dan tidak dapat diprediksi sesuai dengan hipotesis
pasar efisien bentuk lemah akan menjadi bertentangan akibat adanya anomali tersebut. Hartono
mengatakan bahwa pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah apabila harga sekuritas
mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka
nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Anomali atau
keganjilan yang terjadi di pasar modal dapat diakibatkan oleh adanya pengaruh hari dan bulan di
dalam kalender. Hingga saat ini masih fenomena tersebut masih banyak menarik minat peneliti
untuk mempelajarinya secara mendalam. Alat analisis yang digunakan juga bergam. Mulai dari
penggunaan persamaan regresi biasa hingga yang terakhir menggunakangeneralised
autoregressive conditional heteroskedasticity. Penelitian-penelitian yang dilakukan di sejumlah
pasar modal dunia memiliki hasil yang beragam tentang anomali pasar modal. Beberapa penelitian
tersebut menemukan anomali sebagai berikut:
a. Efek hari dalam minggu (day-of-the-week effect)
b. Efek Senin (Monday effect)
c. Efek Rabu (Wednesday effect)
d. Efek Jumat (Friday effect)
e. Efek akhir minggu (weekend effect)
f. Efek hari libur (holiday effect)
g. Efek bulan dalam tahun (month-of-the-year effect)

Berbagai anomali di atas secara umum terjadi di hampir seluruh pasar modal di dunia,
perbedaan yang terjadi hanya pada level dan bentuk anomali apa saja yang terjadi. Anomali
tersebut akan menyesuaikan dengan beberapa faktor seperti: aspek kultural masyarakat, masa
pelaporan pajak, penerbitan laporan keuangan, dan akhir tahun fiskal.

C. Lembaga Keuangan.
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset
keuangan (financial asset) atau tagihan (claims) dibandingkan aset non-finansial atau aset riil (non
financial assets).
1. Aset Keuanagan (Finansial Asset).
a. Uang,
b. Saham,
c. Instrumen Utang negotiable (obligasi, promes, Commercial Paper) dan Instrumen Utang non-
negotiable (Buku Tabungan, Deposito Berjangka).
Klaim kontijensi (contingent claims) seperti warrant, obligasi konversi, kontrak berjangka dan
transaksi derivatif lainnya.

2. Aset Riil (Non-Finansial Asset).


Alokasi dana dalam sektor riil (riil Asset) diluar aset finansial antara lain real estat, logam mulia,
barang koleksi.

Kegiatan Lembaga Keuangan meliputi :


a. Memberi kredit kepada nasabah
b. Menanamkan dananya dalam bentuk surat berharga
c. Menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan,
proteksi asuransi, program pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer
dana.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam perekonomian modern
yang melayani masyarakat pemakai jasa keuangan . Lembaga keuangan ini menyediakan jasa
sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran
dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga
keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari
individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini
beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman
utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan
dana untuk menghasilkan pendapatan.

Contoh dari lembaga keuangan adalah:


1. Bank
2. Manajemen investasi
3. Hedge fund
4. Reksadana
5. Kredit
6. Bank investasi
7. Pegadaian

D. Sumber Dana Perusahaan.


1. Sumber Internal
Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana internal yaitu:
a. Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga maupun dana yang dipakai.
b. Setiap saat tersedia jika diperlukan.
c. Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan.
d. Biaya pemakaian relatif murah.

Sumber internal atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan
adalah laba ditahan dan penyusutan.
a. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan dalam suatu bisnis
setelah deviden dibayarkan. Juga disebut laba yang tidak dibagikan (undistributed profits) atau
surplus yang diperoleh (earned surplus).
b. Depreseasi
Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat
yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

2. Sumber Eksternal
Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan.
Alasan perusahaan menggunakan sumber dana eksternal adalah:
a. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.
b. Dapat dicari dari berbagai sumber.
c. Dapat bersifat fleksible.
Sumber eksternal perusahaan adalah supplier, bank dan pasar modal.
a. Supplier
Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara
kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1
tahun dan kurang dari 10 tahun). Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran
kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah
olehsupplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin atau
peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan
tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.
b. Bank
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary)
antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas
pembayaran.
c. Pasar Modal
Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling
berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu
pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak,
atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan
dana jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan
atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah
mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan
kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan.

E. Kebijakan Dividen.
1. Dividen.
Pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
2. Kebijakan Dividen.
Kebijakan dividen dalam Werner R.Murhadi merupakan suatu kebijakan yang dilakukan
dengan pengeluaran biaya yang cukup mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam
jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan umumnya melakukan pembayaran
dividen yang stabil dan menolak untuk mengurangi pembayaran dividen. Hanya perusahaan
dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah, yang mampu untuk
membagikan dividen. Banyak perusahaan yang selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya
memiliki prospektif dan menghadapi masalah keuangan sudah tentu akan kesulitan untuk
membayar dividen. Hal ini berdampak pada perusahaan yang membagikan dividen, memberikan
tanda pada pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek kedepan yang cerah dan mampu
untuk mempertahankan tingkat kebijakan dividen yang telah ditetapkan pada periode sebelumnya.
Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah, akan memiliki harga saham yang semakin tinggi.

3. Pertimbangan-Pertmbangan Manajer.
Sejauh ini pembahasan dividen hanya menyangkut aspek-aspek teoritis darikebijakan dividen.
Namun, ketika perusahaan menetapkan suatu kebijakan dan memperhatikan sejumlah hal,
pertimbangan-pertimbangan ini harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran dividen dan
penilaian perusahaan. Beberapa pertimbangan manajer dalam pembayaran dividen antara lain:
a. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar
dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi dananya baru
sisanya untuk pembayaran dividen
b. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen.
Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan
likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan
agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen
dalam jumlah yang besar.
c. Kemampuan untuk meminjam
Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan fleksibilitas dan perlindungan
terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga
kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui
hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas
perusahaan.
d. Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang
Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan pembatasan
terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga
kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya, pembatasan ini dinyatakan
dalam persentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka
manajemn perusahaan dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur,
karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba
kepada para pemegang saham. Manajemen hanya perlu mentaati pembatasan tersebut
e. Pengendalian perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin
menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai
kesempatan investasi yang menguntungkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Efisiensi Pasar (Market Eficiency) didefinisikan sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas
dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam
definisi, yaitu berdasarkan nilai intrinsik sekuritas,berdasarkan akurasi dari ekspektasi harga,
berdasarkan distribusi informasi, dan berdasarkan pada proses dinamik.
2. Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa seperti, informasi tersedia secara luas
kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan, informasi dihasilkan secara acak dan tiap-
tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya, investor bereaksi dengan
menggunakan informasi secara penuh dan cepat.
3. Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset
keuangan (financial asset) atau tagihan (claims) dibandingkan aset non-finansial atau aset riil (non
financial assets).
4. Sumber Dana Perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu Sumber Internal dan Sumber Eksternal.
5. Kebijakan dividenmerupakan suatu kebijakan yang dilakukan dengan pengeluaran biaya yang cukup
mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam jumlah besar untuk keperluan pembayaran
dividen.

B. Saran
1. Agar konsep Efisiensi Pasar Efisiensi Pasar Modal dapat tercapai sehingga pasar bereaksi dengan
cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru dari harga-harga sekuritas yang
tercermin secara penuh (fully reflect) pada semua informasi yang ada.
2. Supaya Lembaga keuangan menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar
utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dariinvestor kepada perusahaan yang
membutuhkan dana tersebut. Karena Lembaga Keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran
uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk
tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian
menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan.
3. Sumber Dana Perusahaan ini sangat diperlukan dalam kegiatan ini baik Sumber Internal maupun
Sumber eksternal untuk pembiayaan yang dilakukan perusahaan.
4. Dividen diumumkan secara priodik oleh dewan direktur. Biasanya tiap setengah tahun atau tiap
satu tahun. Pembayaran dividen menjadi sulit karena komposisi pemegang saham berubah-ubah.
Pengukuran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah. Karena cepatnya perpindahan pemegang
saham maka sulit untuk dipantau daftar pemegang saham. Dividen mengkin dapat diberikan
kepada pemegang saham baru lima hari kerja setelah pembelian saham.

DAFTAR RUJUKAN

Muslim, Kabo.2011.Teori Manajemen Keuangan, Pemasaran, Perbankan dan SDM.(Online),


(http://ekonomi.kabo.biz/) diakses pada 30 November 2013.
Eka, Karistiya. 2011. Efisiensi Pasar Modal. (Online), (http://ekakaristiya.blogspot.com/) diakses pada
30 November 2013.
Okta, Chen.2013. Efisiensi Pasar Modal dan Keputusan Pendanaan. (Online),
(http://octachen2702.blogspot.com/)di akses pada 30 November 2013.
Fama, E.F. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory & Empirical Work.Journal of
Finance, Vol. 25, No. 2. (Online), (http://dv1litvip.jstor.org/) diakses pada 4 Desember 2013.
Ikmar, Masykur. 2012. Efisiensi Pasar Modal dan Anomaly
Pasar. (Online),(http://monyet.gagah.wordpress.com/) diakses 4 Desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai