MODUL 09
EFISIENSI PASAR
Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai
hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi
pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi, yaitu:
1. definisi pasar didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas,
2. definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas (Fama, 1970),
3. definisi efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasinya (Beaver,1989),
dan
4. definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones,1995).
Cooley (1994:191) mendefinisikan, pasar yang efisien adalah pasar di mana
suatu sekuritas melakukan proses secar cepat atas informasi baru yang menyebabkan
harganya mengarah pada keseimbangan dengan nilai intrinsiknya. Suad Husnan
(1998:269) menyatakan, kecepatan suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi
untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang sangat penting.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan
yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi
pasar ini disebut pasar efisien.
Suad Husnan (1998:271), inefisiensi pasar modal terjadi ketika harga saham
tidak secara penuh mencerminkan informasi yang tersedia yang mempengaruhi
harga. Akibatnya ada suatu periode di mana nilai saham menjadi under price atau
over price, sehingga terdapat suatu kesempatan bagi investor yang jeli yang mampu
mengidentifikasi inefisiensi dan membeli sekuritas yang under valued. Akhirnya
akan terjadi penyesuaian harga yang dapat mencerminkan informasi yang berkaitan
dengannya.
Di dalam pasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh
tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga keseimbangan ini mencerminkan
konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut
berdasarkan informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke
pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk
menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktuva yang bersangkutan. Akibatnya
adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini
akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru lainnya kembali ke harga ekuilibrium
yang baru. Reaksi suatu pasar terhadap suatu informasi untuk mencapai harga
keseimbangan yang baru merupakan hal yang sangat penting. Jika pasar bereaksi
dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya
mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan
pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang
menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba
menjelaskan bagaimana proses memproses informasi untuk menuju ke posisi
ekuilibrium yang baru. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara
informasi (informationally efficient market) yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap
informasi yang tersedia.
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasi yang disebut dengan
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) atau dapat juga
dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan
analisis dari informasi yang tersedia yang disebut dengan efisiensi pasar secara
keputusan (decisionally efficient market).
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas
dengan informasi. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi
pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu,
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari
investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk
mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama.
Tujuan dari Fama (1970) membedakan ke dalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah
untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk
pasar ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar ini
berupa tingkatan yang kumulatif.
Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk kuat adalah juga
pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini
tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar
efisien bentuk setengah kuat.
Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat
menurut versi Fama yang didasarkan pada informasi yang didistibusikan.
Perbedaanya adalah, jika efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan
sebuah faktor saja, yaitu ketersediaan informasi, maka efisien pasar secar keputusan
mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan
pelaku pasar. Karena melibatkan lebih banyak faktor dalam menentukan pasar yang
efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan merupakan efisiensi pasar bentuk
setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat
secara informasi. Dengan demikian efisiensi pasar secara keputusan dapat
ditambahkan di pembagian efisiensi pasar menurut Fama sebagai berikut ini.
Pasar yang efisiensi secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Contohnya
adalah pengumuman pembayaran dividen yang naik dari nilai dividen periode
sebelumnya dan informasi ini tersedia untuk semua pelaku pasar pada saat yang
bersamaan. Dengan meningkatnya nilai dividen yang dibayar, perusahaan emiten
mencoba memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa
depan, sehingga mampu meningkatkan pembayaran dividen. Pelaku pasar yang
kurang canggih akan menerima informasi peningkatan ini begitu saja sebagai sinyal
yang baik tanpa menganalisisnya lebih lanjut dan harga sekuritas akan
mencerminkan informasi kabar baik ini secara penuh. Sebaliknya pelaku pasar yang
canggih tidak akan mudah dibodohi oleh emiten, mereka akan menganalisis
informasi ini lebih lanjut untuk menentukan apakah benar ini merupakan sinyal
yang valid dan dapat dipercaya.
Definisi ini menekankan pada 2 aspek yaitu ”fully reflect” dan ”information available”.
Pengertian dari ”fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara
akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien jika dengan
menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor-investor
secara akurat dapat mengekspektasi harga dari sekuritas bersangkutan.
Definisi pasar ini menimbulkan banyak perdebatan. Beaver (1989) menyatakan bahwa
definisi ini tidak jelas, tidak operasional dan sirkular. Misalnya terdapat informasi
baru yang masuk ke pasar dan kemudian terlihat bahwa harga dari sekuritas yang
berhubungan dengan informasi ini berubah. Ini yang oleh Beaver dikatakan sirkular,
yaitu tentu saja perubahan harga tersebut terjadi karena informasi yang tersedia.
Akan tetapi dapatkah keadaan tersebut dikatakan pasar sudah efisien. Definisi ini
tidak menunjukkan seberapa tepat dan seberapa cepat perubahan harga tersebut
diakibatkan oleh informasi yang tersedia.
Dyckman dan Morse (1986) juga menyatakan bahwa istilah ”fully reflect” juga
tidak jelas. Harga dari sekuritas berubah karena adanya perubahan kepercayaan (belief)
oleh investor akibat adanya informasi yang baru. Permasalahan lain dari definisi ini
adalah menyangkut akurasi ekspektasidari investor-investor terhadap harga sekuritas.
Fama menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan secara empiris, karena
dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspektasi semua harga
investor. Fama mencoba menformalkan definisinya dengan mendefinisikan suatu fungsi
dari harga-harga di masa datang yang tergantung dari set informasi yang tersedia di
periode sekarang. Fama mengusulkan dibutuhkannya suatu model ekuilibrium untuk
menentukan fungsi harga-harga di masa datang akibat informasi sekarang.
Selisih dari return normal dengan return sesungguhnya merupakan return yang
tidak normal (abnormal return) atau disebut juga return yang berkelebihan (excessive
return). Dengan demikian untuk pasar yang efisien menurut Beaver ini, investor tidak
akan menikmati abnormal return atau excessive return.
perubahan dari harga yang terjadi. Informasi asimetrik terjadi karena semua informasi
asimetrik sudah diserap oleh pasar lewat pengamatan harga yang terjadi akibat
informasi privat tersebut.
Investasi secara garis besar, adalah kegiatan mengorbankan nilai rupiah saat
ini untuk mendapatkan nilai rupiah di masa depan. Terdapat dua hal dasar yang
selalu dipertimbangkan investor dalam mengambil keputusan investasi : risiko dan
return. Investor yang rasional akan berusaha memaksimalkan return yang akan
diterima di masa yang akan datang dengan mengambil risiko sekecil-kecilnya.
Untuk tujuan maksimalisasi return investasinya investor membutuhkan informasi.
Informasi dibutuhkan untuk membentuk sebuah portofolio yang paling
menguntungkan sesuai dengan preferensi risikonya. Lalu dari manakah informasi
tersebut bisa didapat?
Even Studies
Berkaitan dengan informasi yang tersedia di bursa efek, Beaver (1989)
mengatakan bahwa karena informasi yang dibutuhkan tersedia (information
available) dan harga sekuritas berubah secara penuh mencerminkan informasi
ini,maka perubahan harga sekuritas terjadi karena informasi yang tersedia. Lebih
lanjut Beaver menyatakan bahwa pasar dikatakan efisien jika harga sekuritas terjadi
jika setiap orang mempunyai informasi yang sama (full information prices ) atau
tidak terjadi asimetrik informasi ( information asyimetric ).
Contoh, untuk melihat pengaruh publikasi infomasi laba akuntansi dan arus
kas informasi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham, dilakukan uji
kandungan informasi. Uji ini, termasuk sebagai studi peristiwa (event study).
Fama (1991:1576-1617), menyatakan bahwa studi peristiwa merupakan
studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman
mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga sekuritas dan likuiditas (volume transaksi). Reaksi
perubahan harga dapat diukur dengan menggunakan return atau dengan
menggunakan abnormal return, dan untuk mengukur reaksi volume perdagangan
saham digunakan indikator Trading Volume Activity (TVA ).
Ball and Brown (1968:156-177) melakukan penelitian yang menguji
kandungan informasi dari laba akuntansi. Dengan hipotesis pasar modal efisien,
mereka menemukan bahwa laba akuntansi merefleksikan perubahan nilai saham.
Dengan kata lain, laba akuntansi mempunyai kandungan informasi dan relevan
sebagai alat pengambilan keputusan investasi. Namun di sisi lain terdapat
kontroversi penggunaan laba akuntansi itu sendiri. Laba akuntansi merupakan
produk akuntansi yang berbasis akrual. Berdasarkan dasar akrual, transaksi dicatat
pada saat pelaporan ( bukan pada saat kas atau setara kas diterma). Berhubung laba
akuntansi merupakan produk akuntansi berbasis akrual, maka penggunaan laba
sebagai preditor kinerja seringkali dianggap dipertanyakan sisi keandalan serta
reliabilitasnya.
Dasar akrual juga tidak memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menaksir arus kas di masa yang akan datang. Penelitian tentang kemampuan laba
dan arus kas di masa yang akan datang yang dilakukan oleh Bowen, Burgstahler
dan Dahley (1986:213-225), menemukan bukti bahwa kemampuan laba tidak lebih
baik dalam meramalkan arus kas masa depan pada arus kas. Penyajian data
mengenai arus kas memungkinkan adanya infromasi mengenai likuiditas, solvensi
serta fleksibilitas keuangan, Hendriksen (1996). Informasi tersebut sangat relevan
dalam meramalkan arus kas yang mungkin didistribusikan dalam bentuk kembalian
investasi dimasa depan.
Penelitian tentang kandungan informasi arus kas dan laba akuntansi sendiri
telah banyak dilakukan. Beaver&Dukes (1972:320-333) menemukan bahwa hubungan
keuntungan saham dengan laba lebih tinggi dari pada keuntungan saham dengan arus
kas. Arus kas didefinikan sebagai laba bersih ditambah dengan depresiasi, deplesi dan
amortisasi. Penelitian yang berbeda dilakukan oleh Pattel dan Kaplan (1977) yang
mendefinikan arus kas dari modal kerja (working capital) dari operasi dan mencoba
untuk mengontrol laba untuk menguji informasi tambahan yang disediakan arus kas.
Hasilnya menujukkan bahwa sulit memisahkan efek informasi tambahan dari masing-
masing variabel, karena (1) adanya korelasi yang tinggi antara laba dan arus kas operasi,
(2) arus kas operasi secara umum berasal dari transaksi yang mempengaruhi laba.
Bowen et. al. (1986:213-225) melakukan penelitian mengenai apakah arus
kas merupakan prediktor yang lebih baik dari laba dalam memprediksi arus kas
masa yang akan datang. Penelitian ini didasarkan pada sampel 342 perusahaan
dengan menggunakan random walk. Hasil analisis menujukkan bahwa infromasi
arus kas merupakan predikator yang lebih baik dibandingkan dengan laba dalam
memprediksi arus kas di masa yang akan datang. Lev (1993:190-215) menguji
kandungan informasi dari komponen arus kas seperti disyaratkan oleh SFAS No. 95.
Hasil analisis menujukkan bahwa komponen individu dari arus kas mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap abnormal return. Koefisien individu dari
komponen arus kas pendanaan secara umum konsisten dengan teori mengenai
informasi asymetris. Wilson (1987:293-321) melakukan penelitian mengenai
informasi laba akrual dan komponen dana. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah kedua variabel itu memiliki kandungan informasi. Komponen
laba akrual diukur berdasarkan modal kerja dari operasi dikurangi laba, sedangkan
komponen dana diukur atas dasar modal kerja operasi. Hasil analisisnya
menujukkan bahwa komponen laba akrual dan komponen dana memiliki tambahan
informasi apabila komponen dana didefinisikan sebagai arus kas dari operasi.
rnilai
ekon
aksi salah
AK EFISIEN
Cepat
ak bernilai
ekono aksi salah AK EFISIEN
a abnormal
retu
ma dan
berke AK EFISIEN
ngumuma panja
n
rnilai aksi salah
peris AK EFISIEN
ak ada
ekono
abn
orm
ak bernilai ISIEN
aksi benar
ekonomis
PENDAHULUAN
Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut
dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau efficient market hypothesis (EMH). Untuk
mengetahui kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakukan pengujian secara
empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar.
Fama (1970) mambagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang
dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut ini.
1. Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak form tests), yaitu seberapa kuat informasi
masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi strong-form tests), yaitu seberapa
cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan.
3. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong form tests), yaitu untuk menjawab
pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di
harga sekuritas.
Di artikel selanjutnya, Fama (1991) mengusulkan untuk merubah nama ketiga macam
kategori pengujian bentuk efisiensi pasar tersebut. Nama-nama pengujian yang
diusulkan adalah sebagai berikut ini.
1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujian-
pengujian terhadap pendugaan return (tests for return predictability).
2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dirubah menjadi studi-
studi peristiwa (event studies).
3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujian-
pengujian terhadap informasi privat (tests for private information).
Sebelum tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada
prediksi return atau harga sekuritas berdasarkan return atau harga saham masa lalu.
Jika HPE (Hipotesis Pasar Efisien) benar, maka perubahan harga masa lalu tidak
berhubungan dengan harga sekuritas sekarang, sehingga tidak dapat digunakan
untuk memprediksi harga atau return dari sekuritas. Hipotesis untuk menguji bentuk
lemah ini berhubungan dengan hipotesis langkah acak (random walk hypothesis).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin
MANAJEMEN INVESTASI
17 EFISIENSI PASAR
Jika harga-harga mengikuti pola langkah acak (random walk), maka perubahan
harga dari waktu ke waktu sifatnya adalah random atau acak yang independen. Ini
berarti bahwa perubahan harga hari ini tidak ada hubungannya dengan perubahan
harga kemarin atau hari-hari sebelumnya.
Setelah tahun 1970, pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah tidak hanya
difokuskan pada variabel return atau harga masa lalu untuk memprediksi return atau
harga sekarang atau masa depan, tetapi juga melibatkan variabel-variabel yang
lainnya. Variabel-variabel yang digunakan untuk memprediksi return atau harga
sekuritas diantaranya adalah dividend yield, rasio P/E, suku bunga dan lain
sebagainya.
Pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah ini dapat dilakukan dengan cara
pengujian statistik atau dengan cara pengujian menggunakan aturan-aturan
perdagangan teknis (technical trading rules). Kedua cara ini akan dibahas berikut
ini.
Pengujian pasar efisiensi bentuk lemah ini dilakukan untuk menguji tidak adanya
hubungan antara harga atau return sekuritas masa lalu dengan harga atau return
sekarang atau mendatang. Sebenarnya pengujian seperti ini sulit, jika tidak mau
dikatakan tidak mungkin untuk dilakukan. Alasannya, adalah bahwa harga atau
return sekuritas masa lalu yang mana yang akan digunakan untuk memprediksi
harga atau return sekuritas mendatang. Misalnya, suatu studi menggunakan data
harga tahun kemarin untuk memprediksi harga tahun sekarang dan menemukan
bukti tidak ada hubungan secara statistik. Pertanyaannya apakah hasil ini dapat
digunakan untuk menyimpulkan bahwa pasar sudah efisien secara lemah, padahal
kemungkinan lain misalnya jika harga dua tahun kemarin digunakan mungkin akan
didapatkan hubungan dengan harga sekuritas tahun ini. Studi yang sudah pernah
dilakukan menggunakan perubahan harga periode kemarin untuk memprediksi
perubahan harga periode sekarang dengan model sebagai berikut ini.
ΔPt = β0 + β1 . ΔPt-1-T + ℮t
Notasi :
ΔPt = Pt – Pt-1
ΔPt-1-T = Pt-1-T – Pt-2-T
Koefisien β0 di persamaan diatas mengukur perubahan harga yang diekspektasi dan yang
tidak berhubungan dengan perubahan harga periode lalu. Koefisien β1 mengukur
hubungan antara perubahan harga periode lalu dengan perubahan harga periode
selanjutnya. Jika T=0, maka hubungan perubahan harga adalah antara periode ke-t
dengan t-1 sebagai berikut :
ΔPt = β0 + β1 . ΔPt-1 + ℮t
Atau :
Untuk T=1, maka hubungan perubahan harga adalah antara periode ke-t dengan periode ke
t-2 sebagai berikut :
ΔPt = β0 + β1 . ΔPt-2 + ℮t
Peneliti yang lainnya juga menggunakan pengukuran logaritma dari return relatif sebagai
berikut ini :
Pt Pt-1-T
log ( −−− ) = β0 + β1 . log ( −−−−−− ) + ℮t.
Pt-1 Pt-2-T
Hubungan linier antar dua periode perubahan harga ini dapat diestimasi dengan
menggunakan koefisien korelasi atau dengan menggunakan teknik regresi.
Pengujian Run
Alternatif lain untuk menguji efisiensi pasar bentuk lemah adalah dengan pengujian
runtun (run test). Suatu runtun (run) adalah urutan tanda yang sama dari perubahan-
2 . N1. N2 + 1
E(NR) = −−−−−−−−−−− + 1
N
Notasi :
E(NR) = jumlah runtun ekspektasi.
N1 = jumlah perubahan ”+”.
N2 = jumlah perubahan ”-”.
N = jumlah dari perubahan atau sebesar N1 + N2.
[ 2 . N1 . N2 . ( 2 . N1 . N2 – N ) ] 1/2
σR = −−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−
N . ( N + 1 ) 1/2
NR – E (NR)
Z = −−−−−−−−−−
σR
Notasi :
NR = jumlah sesungguhnya dari seluruh runtun.
Jika nilai Z-hitung ini signifikan, berarti perubahan laba tersebut adalah tidak acak.
Sebaliknya jika nilai Z-hitung tidak signifikan, berarti perubahan laba tersebut
adalah acak atau mendukung hipotesis pasar efisien bentuk lemah.
Contoh :
Runtun perubahan laba akuntansi untuk suatu perusahaan selama 20 periode adalah sebagai
berikut :
++--++-+++--+++--+++
Jumlah dari perubahan laba yang positif (N1) adalah sebanyak 13 buah dan jumlah dari
perubahan laba yang negatif (N2) adalah sebanyak 7 buah. Jumlah seluruh
perubahan laba (N) adalah sebanyak 20 buah. Dengan menggunkan rumus, jumlah
runtun ekspektasi adalah sebanyak :
E(NR) = 2 . 13 . 7 + 1
20
= 10,1
σR = [ 2 . 13 . 7 . (2 . 13 . 7 – 20) ]1/2
20 . (20+1)1/2
= 1,87
Jumlah runtun sesungguhnya yang terjadi (NR) adalah sebanyak 9 runtun, yaitu ++, --, ++, -
, +++, --, +++, -- dam +++. Pertanyaannya adalah apakah jumlah runtun
sesungguhnya ini (yaitu sebanyak 9 buah) secara signifikan menyimpang dari yang
diekspektasi (yaitu sebanyak 10,1). Untuk mengetahui hal ini, maka perlu dilakukan
pengujian secara statistik sebagai berikut :
Z = 9 – 10,1
1,87
= -0,58824
Hasil dari Z-hitung adalah tidak signifikan, menunjukan bahwa runtun perubahan laba
tersebut sifatnya adalah tidak acak.
Pengujian Cyclical
Pola pergerakan harga atau sekuritas yang tertentu dapat terjadi untuk pasar yang
tidak efisien bentuk lemah. Pengujian menggunakan regresi linear sebelumnya juga
menguji pola bentuk linear dari harga-harga sekuritas. Pola lain yang mungkin dapat
terjadi jika pasar tidak efisien bentuk lemah adalah pola siklikal (cyclical). Misalnya
French (1980) menunjukan bahwa return pada hari Senin lebih rendah dibandingkan
dengan return-return di hari lainnya dalam satu minggu. Hasil dari French
menunjukan bahwa return sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah
di hari Senin.
Gibbons dan Hess (1981) juga menemukan hal yang sama dengan yang ditemukan
oleh French, yaitu return hari Senin lebih rendah dibandingkan dengan hari-hari
lainnya. Return yang mereka gunakan adalah raw return (return biasa, yaitu (Pt – Pt-1
/ Pt-1), bukan abnormal return. Gibbon dan Hess selanjutnya menggunakan
abnormal return yang dihitung menggunakan risk-adjusted return dan mereka
menemukan bahwa efek dari Senin tidak signifikan.
Efek lain yang diteliti adalah efek Januari. Rozeff dan Kinney (1976) menunjukan
bahwa return sekuritas pada bulan Januari secara signifikan lebih besar dari return-
return bulan-bulan yang lainnya. Return yang mereka gunakan ini adalah raw
return. Ketika mereka menggunakan abnormal return yang didasarkan pada model
market-based pricing, efek januari menjadi hilang.
Strategi (filter) untuk batas atas harga dan batas bawah harga dapat ditentukan
sebesar nilai absolut atau nilai relatif terhadap harga sebelumnya. Misalnya harga
sekuritas dinyatakan masih dalam keadaan wajar jika harganya berada diantara Rp
Pengujian strategi filter rule telah dilakukan oleh Alexander (1961) dan menemukan
return yang cukup besar terutama untuk saringan yang kecil (misalnya 5%). Akan
tetapi, jika biaya transaksi diperhitungkan, maka kelebihan return ini akan hilang.
Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Fama dan Blume (1969).
Mereka membandingkan strategi filter rule ini dengan strategi lainnya, yaitu strategi
buy and hold. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa strategi filter rule
menghasilkan rata-rata return yang lebih baik untuk saringan yang kecil (yaitu
dengan saringan 0,5%) dibandingkan dengan strategi buy and hold. Akan tetapi
selisih return yang dihasilkan tidaklah besar. Bahkan jika diperhitungkan dengan
biaya transaksi, strategi filter rule ini nampaknya tidak cukup menguntungkan.
Studi peristiwa
Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat
digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat
merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman
ngumuman
Peristiwa
dak Ada
TIDAK ADA
abnormal
KANDUNGAN
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji
seberapa cepat pasar itu bereaksi. Pengujian ini hanya melibatkan sebuah faktor saja
yaitu abnormal return. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk
menyerap informasi yang diumumkan,maka pengujian ini merupakan pengujian
efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk
setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat untuk menyerap abnormal return
untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika investor menyerap abnormal
return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk setengah kuat
secara informasi.
Ada yang menyimpulkan bahwa pasarnya efisien setengah kuat bentuk informasi.
Alasannya adalah investor tidak mendapatkan keuntungan luar biasa yang
merugikan orang lain dan sebenarnya terjadi abnormal return, tetapi abnormal return
ini diserap dengan sangat cepatnya.
Kesimpulan lainnya menolak pasar efisien jika tidak terjadi abnormal return. Alasannya
adalah jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, bagaimana dapat
disimpulkan semudah itu bahwa pasar adalah efisiensi setengah kuat bentuk
informasi. Tidak menimbulkan abnormal return dapat berarti investor tidak bereaksi,
karena reaksi investor terhadap informasi yang baru ditunjukkan oleh abnormal
return ini. Bagaimana dapat disimpulkan jika investor tidak bereaksi dikatakan
pasarnya efisien bentuk setengah kuat bentuk informasi? Dapat disimpulkan bahwa
untuk suatu pengumuman yang tidak menimbulkan abnormal return maka
kesimpulan pasar efisiennya tidak jelas dan tidak terjawab.
secara informasi
Lama dan
Pengumuman
berkepa Tidak Efisien
peristiwa
Tidak Ada
abnormal idak Terjawab
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi yang dipublikasikan
ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Pengujian untuk efisiensi pasar
secara informasi ini tidak memperhatikan kecanggihan dari pelaku pasar didalam
menginterpretasikan dan menganalisis informasi lebih lanjut, mereka dapat
membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang tidak bernilai
ekonomis. Pengujian ini melibatkan 2 buah faktor yaitu abnormal return dan
kecepatan reaksi.
Informasi
keputusan
rnilai
ekon
aksi salah
AK EFISIEN
Cepat
ak bernilai
ekono aksi salah AK EFISIEN
a abnormal
retu
ma dan
berke AK EFISIEN
ngumuma panja
n
peris rnilai aksi salah
ak ada AK EFISIEN
ekono
abn
orm
ak bernilai
aksi benar ISIEN
ekonomis
Gambar tersebut menunjukkan bahwa efisiensi pasar secara keputusan lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan dengan efisiensi pasar secara informasi. Berarti bahwa
pasar yang efisien bentuk setengah kuat secara informasi belum tentu efisien secara
keputusan, sebaliknya pasar yang efisien secara keputusan juga merupakan pasar
yang efisien secara informasi. Pengujian efisiensi pasar secara keputusan akan
melibatkan 4 fakor yaitu: abnormal return, kecepatan reaksi, nilai ekonomis dan
ketepatan reaksi.
Pemecahan Saham
Pemecahan saham (stock split) adalah memecah lembar saham menjadi banyak
(n) lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah
sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya stock split
tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak
mempunyai nilai ekonomis.
Perusahaan emiten melakukan stock split padahal tidak menambah nilai manfaat
karena berhubungan dengan likuiditas harga sekuritas (supaya harga sahamnya
tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan
meningkatkan likuiditas perdagangangannya) dan pengumuman stock split
dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan
prospek masa depan yang baik dari perusahaan ke publik yang belum
mengetahuinya. Hanya perusahaan yang benar-benar mempunyai kondisi sesuai
yang di sinyalkan yang akan mendapatkan reaksi positif.
Penawaran Perdana
1. Best effort (usaha yang terbaik): underwriter hanya melakukan upaya sebaik-
baiknya untuk menjual efek (menjual sebatas yang laku)
Oleh karena itu, underwriter cenderung untuk menjualkannya dengan harga yang
murah (undervalued) supaya mengurangi risiko tidak laku terjual. Investor yang
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Agus Zainul Arifin
MANAJEMEN INVESTASI
30 EFISIENSI PASAR
dapat kesempatan untuk membeli sekuritas yang undervalued ini akan dapat
menikmati abnormal return. Akan tetapi jika pasar sifatnya adalah efisien,
abnoramal return yang ada hanya terjadi dengan waktu yang cepat dan tidak
berkepanjangan. Ini berarti bahwa investor yang membeli beberapa saat setelah
pengumuman IPO sudah tidak akan memperoleh abnormal return lagi, karena
harga sekuritas sudah mencapai keseimbangannya yang baru.
- Internal perusahaan :
1. Mempersiapkan go public
2. Mengadakan RUPS untuk memberitahukan bahwa perusahaan akan
mengadakan go public
3. Penunjukkan lembaga dan profesi penunjang pasar modal
4. Mempersiapkan dokumen
5. Konfirmasi sebagai agen penjual (oleh penjamin emisi)
6. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek
7. Public expose: pemaparan umum kepada public untuk menjelaskan
kinerja emiten dengan tujuan agar informasi mengenai kinerja
perusahaan dapat tersebar ke publik
8. Penandatanganan perjanjian
- Proses ke Bapepam:
1. Perusahaan mengajukan pernyataan pendaftaran
2. Expose terbatas di Bapepam
3. Tanggapan atas kelengkapan dokumen, kecukupan informasi dan
keterbukaan (aspek hukum, akuntansi, keuangan dan manajemen)
4. Bapepam menyampaikan komentar tertulis terhadap pengajuan
pendaftaran efek
- Pasar perdana:
1. Penawaran efek oleh sindikasi penjamin emisi efek dan agen penjual
2. Penjatahan kepada investor (apabila minat membeli investor lebih tinggi
dari jumlah saham yang ditawarkan/oversubscribed)
3. Pengembalian dana kepada investor yang tidak dapat penjatahan
4. Distribusi efek kepada investor secara elektronik
- Pasar sekunder:
1. Emiten mencatatkan sahamnya dibursa efek
2. Perdagangan efek dibursa efek
- Pelaporan:
1. Laporan berkala (laporan tahunan dan tengah tahunan)
2. Laporan kejadian penting dan relevan (berkaitan dengan akuisisi,
restukturisasi, pergantian direksi)
Pengumuman Dividen
Informasi akuntansi
Nilai pasar dari perusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-
aliran kas (cash flow) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya
menggunakan nilai arus kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan
bersangkutan. Selain arus kas, informasi akuntansi yang lain juga digunakan
oleh pasar.
Metode akuntansi persediaan merupakan ilustrasi yang baik untuk
menggambarkan dampak perbedaan terhadap informasi arus kas dan informasi
laba. Ada 2 hipotesis yang berhubungan dengan dampak dari perubahan metode
akuntansi yang digunakan:
1. No-effect Hypothesis → hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada
perubahan harga sekuritas yang disebabkan oleh perubahan dari metode atau
prosedur akuntasi.
2. Mechanistic/ Monopolistic/ Functional Hypothesis →hipotesis ini
menyatakan bahwa ada perubahan harga sekuritas karena pasar secara
sestematis dkelabui oleh prosedur akuntansi.
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dapat dilihat dari
kecanggihan pasar untuk menganalisis dampak dari perubahan prosedur
akuntansi terhadap arus kas. Pasar dikatakan bentuk efisien bentuk setengah
kuat secara keputusan jika pasar bereaksi dengan benar terhadap perubahan
prosedur akuntansi yang mempunyai dampak terhadap arus kas (menolak
mechanistic hypothesis). Pasar juga dikatakan efisien bentuk setengah kuat
secara keputusan jika pasar tidak bereaksi terhadap perubahan prosedur
akuntansi yang tidak mempunyai dampak terhadap arus kas (tidak mampu
menolak non-effect hypothesis).
adalah corporate insider dan reksa dana dianggap mempunyai informasi privat di
dalam perdagangan sekuritas.
Insider Trading
Insider Trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang
tergolong orang didalam perusahaan. Perdagangan mana/yang didasarkan/
dimotivasi karena adanya informasi orang dalam (inside information) yang
penting dan belum terbuka untuk umum. Pihak pedagang inside information
tersebut mengharapkan akan mendapatkan keuntungan ekonomi.
Reksa dana (mutual fund) merupakan portofolio yang dibentuk oleh perusahaan
reksa dana dan dijual kembali kepada masyarakat dalam bentuk unit penyertaan.
Salah satu tujuan dari reksa dana adalah untuk meminimumkan risiko tidak
sistematik (dengan membentuk portofolio) dan untuk menghasilkan return yang
tinggi.
Bentuk hukum reksa dana:
1. Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum tersendiri yang didirikan
khusus untuk melakukan kegiatan reksa dana. Harus memiliki anggaran
dasar, pemegang saham, pengurus/direksi, kekayaan dan kewajibannya.
Reksa dana dapat melakukan penawaran umum kepada masyarakat setelah
terlebih dahulu mendapat izin usaha dari Bapepam. Efek yang dikeluarkan
oleh reksa dana ini disebut saham.
2. KIK (Kontrak Investasi Kolektif), reksa dana bentuk ini pada dasarnya
bukan merupakan badan hukum tersendiri. Reksa dana melakukan
kegiatannya berdasarkan kontrak yang dibuat oleh manajer investasi dan
bank custodian. Investor secara kolektif mempercayakan dananya kepada
manajer investasi untuk dikelola. Dana yang terhimpun tersebut disimpan
dan di administrasikan oleh bank custodian. Efek yang dikeluarkan oleh
reksa dana KIK disebut unit penyertaan (UP).
- NAB reksa dana per UP dapat dihitung dan diumumkan oleh bank custodian
setiap hari.
- Reksa dana indeks: jenis reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek
yang menjadi bagian dari sekumpulan efek dari suatu indeks yang menjadi
acuannya.
4. Biaya yang relatif rendah: biaya transaksi dalam investasi reksa dana relatif
lebih rendah daripada melakukan investasi secara individu karena reksa dana
biasanya mengelola dana dalam jumlah besar.
5. Pelayanan bagi pemegang saham: fasilitas lain yang mungkin diberikan oleh
reksa dana misalnya: ketentuan re investasi secara otomatis atas penerimaan
dividen dan cappital gain yang diterima nasabah.
Jika reksa dana dapat menghasilkan return yang tinggi yang tidak normal, hal ini
bertentangan dengan hipotesis pasar efisien. Jika hal ini terjadi, yaitu reksa dana
dapat memperoleh abnormal return yang berlebihan, kemungkinan manajer
reksa dana mendapatkan informasi privat yang tidak di publikasikan.
Anomali Pasar
Anomali pasar yaitu teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan
pasar efisien. Beberapa anomali yang banyak mendapat perhatian adalah
anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratio) dan anomali efek ukuran
perusahaan (size effect).
Strategi PER rendah dapat dikatakan anomali karena informasi PER merupakan
informasi yang tersedia luas dan sudah banyak digunakan oleh pasar dalam
menilai suatu sekuritas. Jika banyak investor sudah menggunakan strategi ini,
Anomali pasar juga terjadi untuk perusahaan yang kecil, karena perusahaan
berukuran kecil memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return
yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar.
DAFTAR PUSTAKA
Jones, C, P., Investments Analysis and Management, New York, NY : John Wiley &
Sons, Inc., fifth edition, 1996.