PENDAHULUAN
Di bab sebelumnya telah dibicarakan tentang CAPM, yaitu model yang digunakan untuk
menentukan harga-harga aktiva dalam keadaan ekuilibrium. Di dalam pasar yang kompetitif,
harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat.
Harga keseimbangan ini mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar
tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia
Fama sendiri menyadari bahwa definisinya sulit dibuktikan secara empiris, karena
dibutuhkan suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspektasi harga semua
investor. Fama mencoba memformalkan definisinya dengan mendefinisikan suatu fungsi dari
harga-harga dimasa datang yang tergantung dari set informasi yang tersedia diperiode
sekarang. Fungsi dari harga-harga dimasa mendatang akibat informasi yang tersedia menjadi
benchmark yang kemudian dibandingkan dengan fungsi harga-harga dimasa datang yang
terjadi karena informasi yang benar-benar digunakan oleh pasar. Perbedaan harga dari kedua
fungsi tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak efisien. Fama mengusulkan dibutuhkannya
suatu model ekuilibrium untuk menentukan fungsi harga-harga dimasa datang akibat
informasi sekarang. Dengan demikian hasil uji empiris ini menjadi uji gabungan antara model
ekuilibrium yang digunakan dengan efisiensi pasar. Tanpa adanya model ekuilibrium ini,
maka hipotesa pasar efisien tidak dapat diuji.
Definisi dari Beaver ini juga masih menimbulkan masa-lah dalam hal pengujian pasar yang
efisien tersebut. Untuk menguji pasar yang efisien, maka masih dibutuhkan suatu ukuran
pembanding (benchmark). Benchmark yang digunakan adalah return normal yang seharusnya
diperoleh oleh pelaku pasar. Return hasil dari informasi kemudian dibandingkan dengan
return normal menurut benchmark. Jika hasilnya tidak menyimpang berarti pasar sudah
efisien dan sebaliknya jika hasilnya menyimpang, maka pasar dikatakan tidak efisien.
Dengan demikian definisi Beaver ini juga membutuhkansebuah model -.mtuk menghitung
return normal benchmark tersebut.
Definisi Efisiensi Pasar Didasarkan pada Proses Dinamik
Pasar dikatakan efisien jika waktu penyesuaian harga ekulibrium yang baru ini dilakukan
dengan sangat cepat, yaitu sebesar ti. Waktu ti ini tidak harus seketika, tetapi harus dalam
waktu yang sangat cepat. Seberapa cepat waktu ti untuk dapat menyerap semua informasi
tergantung dari jenis informasinYa. Jika investor hanya membutuhkan waktu yang cepat
untuk mengevaluasi informasi tersebut, kemungkinan ti dapat hanya beberapa hari saja atau
bahkan satu hari saja atau mungkin bahkan hanya dalam waktu beberapa menit saja.
Sebaliknya, pasar dikatakan tidak efisien jika kecepatan penyesuaian cukup lama, yaitu
sebesar t2. Jika t2 berlarut-larut dan cukup lama, ini menunjukkan indikasi adanya distribusi
informasi yang belum simetris, yaitu hanya beberapa investor saja yang mendapatkan
informasi bersangkutan. Akibatnya, kelompok investor yang mendapatkan informasi ini
dapat menikmati return yang "tidak normal", yaitu return yang lebih besar dari return normal.
ALASAN-ALASAN PASAR YANG EFISIEN DAN TIDAK EFISIEN
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar men-jadi efisien. Pasar efisien
dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut ini.
1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang ber-arti bahwa sebagai pelaku
pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.
Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan
demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri
dari se-jumlah besar institusi-institusi dan individual-individual rasional yang
mampu mengartikan dan menginterpre-tasikaii informasi dengan baik untuk
digunakan meng-analisis, menilai dan melakukan transaksi penjualan atau
pembelian sekuritas bersangkutan.
2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang
bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya
pelaku pasar mene-rima informasi lewat radio, koran atau media masa lain-nya,
sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar
yang efisien, harga dari informasi tersebut juga relatif sangat murah untuk diper-
oleh publik. Umumnya pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui
surat kabar atau majalah bisnis dengan hanya membeli surat kabar atau majalah
tersebut. Bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh
pelaku pasar dengan mendengarkan lewat radio atau menjadi pemirsa televisi.
3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi
sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random
mem-punyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi yang baru.
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,
sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan
informasi tersebut un-tuk mencapai keseimbangan yang baru. Kondisi ini dapat
terjadi jika pelaku pasar merupakan individu-individu yang canggih
(sophisticated) yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi
dengan cepat dan baik.
BAB 16 PENGUJIAN EFISIENSI PASAR
Fama (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dinubungkan
dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut ini.
Di artikel selanjutnya, Fama (1991) mengusulkan untuk mengubah nama ketiga macam
kategori pengujian bentuk efisiensi pasar tersebut. Nama-nama pengujian yang diusulkan
adalah sebagai berikut ini.
Pengujian dari efisiensi pasar bentuk lemah ini dapat dila-kukan dengan cara pengujian
statistik atau dengan cara pengu- jian menggunakan aturan-aturan perdagangan teknis
(technical trading rules). Kedua cara ini akan dibahas berikut ini.
Pengujian secara statistik dapat dilakukan dengan meng-uji independensi dari perubahan-
perubahan harga sekuritas. Jika hasi! pengujian menunjukkan independensi harga-harga,
maka implikasinya adalah investor tidak dapat menggunakan nilai-nilai masa lalu dari
variabel-variabel penduga (seperti misalnya harga, return, dividend yield, rasio P/E, atau suku
bu-nga) untuk memprediksi harga atau return sekarang. Untuk pasar yang efisien secara
bentuk lemah, perubahan-perubahan harga sekuritas adalah independen terhadap nilai masa
lalu variabel-variabel penduga.
Pengujian pasar efisiensi bentuk lemah ini dilakukan untuk menguji tidak adanya hubungan
antara harga atau return sekuritas masa lalu dengan harga atau return sekarang atau
mendatang. Sebenarnya pengujian seperti ini sulit, jika tidak mau dikatakan tidak mungkin
untuk dilakukan. Alasannya adalah bahwa harga atau return sekuritas masa lalu yang mana
yang akan digunakan untuk rneprediksi harga atau return seku-ritas mendatang. Harga atau
return tahun kemarin, dua tahun yang lalu, tiga tahun yang lalu atau harga atau return minggu
kemarin, dua minggu kemarin dan seterusnya atau harga atau return hari kemarin, dua hari
yang lalu dan seterusnya.
Pengujian Cyclical
Pola pergerakan harga atau sekuritas yang tertentu dapat terjadi untuk pasar yang tidak
efisien bentuk lemah. Pengujian menggunakan regresi linear sebelumnya juga menguji pola
bentuk linear dari harga-harga sekuritas. Pola lain yang mung-kin dapat terjadi jika pasar
tidak efisien bentuk lemah adalah
pola siklikal (cyclical). Misalnya French (1980) menunjukkan bahwa return pada hari Senin
lebih rendah dibandingkan dengan return-return di hari lainnya dalam satu minggu. Hasil dari
French menunjukkan bahwa return sekuritas mempunyai pola siklikal dengan return terendah
di hari Senin. Gibbons dan Hess (1981) juga menemukan hal yang sama dengan yang
ditemukan oleh French, yaitu return hari Senin lebih rendah dibandingkan dengan hari-hari
lainnya.
Untuk pasar yang tidak efisien bentuk lemah, pergerakan return atau harga sekuritas dari
waktu ke waktu dapat mempunyai pola yang tertentu. Pola yang terjadi dapat berupa bentuk
linier atau bentuk cyclical (lhat bab 16.2.1). Jika memang pola seperti ini dapat terjadi, maka
investor dapat menggunakannya sebagai strategi perdagangan untuk mendapatkan
keuntungan berlebihan. Salah satu strategi perdagangan yang memanfaat-
kan pola perubahan harga sekuritas ini adalah strategi aturan saringan (filter rule). Strategi
aturan saringan ini merupakan strategi waktu (timing strategy), yaitu strategi tentang kapan
investor harus membeli atau menjual suatu sekuritas. Dengan strategi ini, investor akan
membeli sekuritas jika harga dari sekuritas meningkat melebihi batas atas yang sudah
ditentukan dan menjualnya jika harganya turun lebih rendah dari batas bawah yang sudah
ditentukan.
Penelitian lainnya adalah yang dilakukan oleh Beaver dan Landsman (1981). Mereka menguji
strategi filter rule ini dengan menggunakan periode saringan yang lebih lama, yaitu selama 20
bulan. Selama periode ini mereka membagi sekuritas ke dalam dua portofolio, yaitu sebuah
untuk sekuritas-sekuritas pemenang dan yang lainnya untuk sekuritas-sekuritas kalah.
Dengan mengamati abnormal return kedua portofolio ini untuk periode-periode selanjutnya,
mereka tidak menemukan perbe-daan antara kedua portofolio tersebut. Hasil mereka
menunjuk-kan bahwa strategi saringan tidak menghasilkan return lebih baik.
STUDI PERISTIWA
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mem-pelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji
seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar
untuk menyerap informasi yang diumumkan, maka pengujian mi merupakan pengujian
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) bentuk setengah kuat.
Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat (quickly)
untuk menyerap abnormal return untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Jika
investor menyerap abnormal return dengan lambat, maka pasar dikatakan tidak efisien bentuk
setengah kuat secara informasi.
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi yang
dipublikasikan ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient
market). Pe-ngujian untuk efisiensi pasar secara informasi ini tidak mem-perhatikan
kecanggihan dari pelaku pasar di dalam meng-interpretasikan dan menganalisis informasi
lebih lanjut. Pelaku pasar yang canggih akan dapat membedakan antara "lemon" dan
"orange," yaitu mereka dapat membedakan pengumuman yang bernilai ekonomis dan yang
tidak bernilai ekonomis. Lebih lanjut, pelaku pasar yang canggih akan menganalisis lebih
dalam informasi yang diterima supaya mereka dapat me-ngambil keputusan yang tepat
sehingga tidak dibodohi oleh pasar
Beberapa hasil empiris dari studi peristiwa yang pernah dilakukan akan dibahas di sini. Di
antaranya adalah studi ten-tang pemecahan saham (stock split), penawaran perdana (initial
public offering), pengumuman dividen (dividend announce-ment) dan tentang informasi
akuntansi (accounting informa-tion).
Pemecahan Saham
Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham.
Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar lin dari harga sebelumnya.
Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai
Alasan yang pertama adalah perusahaan umumnya mela-kukan stock split supaya harga
sahamnya tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan
meningkatkan likuiditas perdagangannya. Copeland (1979) menemukan hal yang sebaliknya
dengan alasan ini, yaitu likuiditas pasar akan semakin rendah setelah stock split, yaitu volume
perdagangan menjadi lebih rendah dibandingkan sebe-lumnya, biaya transaksi pialang secara
proporsi meningkat dan bid-ask spread (selisih harga bid yang diajukan oleh pembeli dan
harga ask yang diminta oleh penjual) juga lebih tinggi dari sebelumnya.
Studi tentang stock split yang juga merupakan studi peristiwa (event study) telah
dilakukan oleh Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969). Fama, Fisher, Jensen dan Roll (FFJR)
mempelajari 940 stock split yang terjadi di antara Januari 1927 sampai dengan Desember
1959. FFJR menghitung cumulative abnormal return mulai bulan -30 sampai bulan +30.
FFJR menemukan adanya abnormal return 30 bulan sebelum pengumuman stock split
dilakukan. Pada waktu stock split diumumkan, abnormal return tidak terjadi pada hari
pengumuman dan hari-hari setelah hari pengumuman.
Pengumuman Dividen
Miller dan Modigliani (1961) menunjukkan bahwa dividen sifatnya adalah tidak relevan di
dalam menentukan nilai dari perusahaan. Jika hal ini benar, pertanyaannya adalah
mengapa masih banyak perusahaan yang membayar dividen, bahkan meningkatkan nilai
dividennya. Hasil studi-studi tentang apakah dividen mengandung informasi yang berguna
untuk pasar juga menghasilkan kesimpulan yang masih tercampur. Watts (1973, 1976), Ang
(1975) dan Gonedes (1978) tidak menemukan bukti bahwa dividen mengandung informasi.
Akan tetapi, hasil dari studi-studi yang terbaru lebih mendukung bahwa dividen mengandung
informasi.
Informasi Akuntansi
Nilai pasar dari pcrusahaan merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas
(cash flows) masa datang. Jika ini benar, maka investor seharusnya menggunakan nilai arus
kas untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Selain arus kas,
informasi akuntansi yang lain juga digunakan oleh pasar. Misalnya, Hughes (I986)
menunjukkan bahwa nilai di laporan keuangan seperti laba bersih perusahaan dianggap
sebagai sinyal yang menunjukkan nilai dari perusahaan, Kadangkala, aliran kas dan laba
memberikan informasi yang bertentangan, yaitu kenaikan laba dapat diikuti oleh penurunan
aliran kas dan sebaliknya. Jika hal ini terjadi, informasi mana yang seharusnya digunakan
oleh investor. Jika informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan
dibandingkan dengan informasi laba, maka seharusnya investor yang canggih menggunakan
informasi aliran kas ini.
Ada dua hipotesis yang berhubungan dengan dampak dari perubahan metode akuntansi yang
digunakan. Hipotesis yang pertama disebut dengan “No-effect Hypothesis" Hipotesis ini
menyatakan bahwa tidak ada perubahan harga sekuritas disebabkan oleh perubahan dari
metode atau prosedur akuntansi. Hipotesis yang kedua yang merupakan lawan dari hipotesis
pertama dikenal dengan nama “mechanistic hypothesis" atau “monopolistic hypothesis" atau
“functional hypothesis" (lihat lebih ianjut di Watts dan Zimmerman, 1986). Hipotesis ini
menyalakan bahwa ada perubahan harga sekuritas karena pasar secara sistematis dikelabui
oleh prosedur akuntansi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dapat dilihat
dari kecanggihan pasar untuk menganalisis dampak dari perubahan prosedur akuntansi
terhadap arus kas. Pasar dikatakan efisien bentuk selcngah kuat secara keputusan jika pasar
bereaksi dengan benar terhadap perubahan prosedur akuntansi yang mempunyai dampak
terhadap arus kas (menolak “mechanistic hypothesis"). Pasar juga dikatakan efisien bentuk
setengah kuat secara keputusan jika pasar tidak bereaksi terhadap perubahan prosedur
akuntansi yang tidak mempunyai dampak terhadap arus kas (tidak mampu menolak "no-effct
hypothesis”).
PENGUJIAN INFORMASI PRIVAT
Pengujian informasi privat merupakan pengujian pasar efisien bentuk kuat. Terdapat
permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar bentuk kuat. Permasalahannya adalah
informasi privat yang diuji merupakan informasi yang tidak dapat diobservasi secara
langsung. Oleh karena itu, pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan proksi. Proksi yang digunakan adalah retum yang diperoleh oleh corporate
insider dan retum yang diperoleh oleh portofolio reksadana.
Insider Trading
Insider trading merupakan perdagangan sekuritas yang dilakukan oleh corporate insider.
Corporate insider adalah pejabat perusahaan, manajemennya, direksinya atau pemegang
saham mayoritasnya yang mempunyai informasi privat. Security Exchange Commision
(SEC) mengharuskan insider yang mempunyai kepemilikan lebih besar dari 10% dari saham
perusahaan harus melaporkan kegiatan transaksi sekuritasnya ke SEC secara bulanan.
ANOMALI PASAR
Jones (1996) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi
tampaknya bertentangan dengan pasaf efisien. Beberapa anomali yang banyak mendapat
pirhatian adalah anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali efek
ukuran perusahaan (size effect).
Anomali pasar juga terjadi untuk perusahaan yang kecil. Banz (1981) menemukan bahwa
perusahaan-pemsahaan NYSE yang berukuran kecil memberikan return yang lcbih besar
dibandingkan dengan return yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar.