KELAS B7
KELOMPOK 5
KARTINI (02220130286)
SUFRITA
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang
dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan
didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya. Allah
SWT berfirman :
)9 :قُلْ هَلْ يَ ْست َِوي الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُمونَ َواَلَّ ِذينَ اَل يَ ْعلَ ُمونَ (الزمر
Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang
tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu sendiri dan manfaat dan
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan,
pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari
ilmu pengetahuan, bukan hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para
binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki.[2] Dari
sini, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena
tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang
akan memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan
tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan,
Uraian di atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia,
baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan benda-benda
di sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak hadits,
firman Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
PEMBAHASAN
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan
menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama
menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan
dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam
perempuan”. (HR.
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu
pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Allah
SWT berfirman:
َش ِه َد هللاُ أَنَّهُ اَل إِلَهَ إِاَّل هُ َو َو ْال َماَل ئِ َكةُ َوأُولُو ْال ِع ْل ِم قَائِ ًما بِ ْالقِ ْس ِط اَل إِلَهَ إِاَّل هُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم
Artinya: “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak
disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa yang menyatakan bahwa tiada yang berhak disembah selain
Allah adalah dzat Allah sendiri, lalu para malaikat dan para ahli ilmu. Diletakkannya para
ahli ilmu pada urutan ke-3 adalah sebuah pengakuan Allah SWT, atas kemualian dan
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan orang
mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan 500 tahun.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang
Iqra terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun, lahir aneka makna
Perintah iqra menjadi pedoman nyata bagi seluruh umat Islam untuk senantiasa menggali
ilmu. Proses penggalian ilmu sendiri tidak lepas dari pertolongan Allah Swt, karena
sesungguhnya ilmu adalah milik Allah dan manusia diberi instrument untuk mendapatkan
ilmu tersebut melalui pendengaran, penglihatan dan hati. Sebagaimana firman Allah dalam
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan
ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasulullah Saw pun diperintahkan agar berusaha dan
Meskipun manusia diberi kebebasan untuk menggali serta mengeksploitasi ilmu, tapi ada
beberapa hal yang tidak boleh dipertanyakan oleh manusia. Hal ini berkenaan dengan
keterbatasan ilmu manusia yang tidak mungkin bisa sampai kepada rahasia Allah yang masih
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-
Kalau kita telah mempelajari dan memiliki ilmu-ilmu itu, apakah kewajiban
kita yang harus ditunaikan?. Kewajiban yang harus ditunaikan ialah mengamalkan
segala ilmu itu, sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat, baik untuk diri kita sendiri
maupun bagi orang lain. Agar bermanfaat bagi orang lain hendaklah ilmu-ilmu itu
hadapan mereka, atau dengan jalan menyusun dan mengarang buku-buku untuk dapat
diambil manfaatnya.
Mengajarkan ilmu kecuali memang diperintah oleh agama, sungguh tidak disangkal
lagi, bahwa mengajar adalah suatu pekerjaan yang seutama-utamanya. Nabi diutus ke
Artinya :
Sekiranya Allah tidak membangkitkan Rasul untuk menjadi guru manusia, guru
dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan sepanjang masa. Walaupun akal
dan otak manusia mungkin menghasilkan berbagai ilmu pengetahuan, namun masih
ada juga hal-hal yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang diluar akal
manusia. Untuk itulah Rasul Allah di bangkitkan di dunia ini. Mengingat pentingnya
tidak dalam kebodohan dan kegelapan, maka di perlukan kesadaran bagi para mualim,
guru dan ulama, untuk beringan tangan menuntun mereka menuju kebahagian dunia
dan akhirat. Bagi para guru dan ulama yang suka menyembunyikan ilmunya,
kelak dihari kiamat dengan kekangan ( kendali) dari api neraka”.(HR Ahmad)
III. Hadits-hadits yang menjelaskan Pentingnya Ilmu
Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu sangat banyak, dan tidak mungkin
disebutkan semuanya dalam makalah ini. Para ulama ahli hadits pada umumnya menuliskan
bab tersendiri yang menjelaskan pentingnya ilmu. Mereka bahkan menulis sebuah kitab yang
khusus menjelaskan betapa pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan, baik dalam
)اَ ْل ُعلَ َما ُء َو َرثَةُ اأْل َ ْنبِيَا ِء (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان
Artinya: “Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi” (HR. Abu Daud,
Tentu sudah diketahui, bahwa tidak ada kedudukan di atas kenabian dan tidak ada kemuliaan
)حبان
Artinya: “Segala apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk orang yang
berilmu”. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Kedudukan apa yang melebihi kedudukan seseorang yang selalu dimintakan ampun oleh para
اس ْال ُم ْؤ ِم ُن ْال َعالِ ُم الَّ ِذيْ إِ ِن احْ تِي َْج إِلَ ْي ِه نَفَ َع َوإِ ِن ا ْستُ ْغنِ َي َع ْنهُ أَ ْغنَى نَ ْف َسهُ (رواه َ أَ ْف
ِ َّض ُل الن
)البيهقي
Artinya: “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia dibutuhkan,
maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada
Hadits ini menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, dimana ia akan
memberikan manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan jika seorang
yang berilmu terangsingkan dari kehidupan sekitarnya, ilmu yang ia miliki akan memberikan
)َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِي الدِّي ِن (رواه البخاري ومسلم
Artinya: “Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah memberi kepahaman
seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama, dalam arti kwalitas dan kwantitas
ilmunya dalam masalah agama. Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu adalah penting, karena
ia menjadi penentu baik dan buruk seseorang. Dengan ilmu ia akan membedakan salah dan
, َو َعلَّ َم, فَ َعلِ َم, َونَفَ َعهُ بِ َما بَ َعثَنِي هللاُ بِ ِه, ِين هللا َ ِ فَ َذل, ً ت كَأَل
ِ ك َمثَ ُل َم ْن فَقُهَ فِي ِد ُ ِ َواَل تُ ْنب, ْال َما َء
Artinya: “Perumpamaan apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu
adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gemburyang dapat
menerima air lalutumbuhlah padang rumput yang banyak. Dari panya ada yang keras dapat
menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang
tidak menolak kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang pandai agama Allah
dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia pandai dan mengajar, dan
perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya, dan ia tidak mau menerima petunjuk
Allah, yang mana saya di utus dengannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Sahal bin Sa’ad RA, ia menceritakan sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib:
)ك ِم ْن ُح ْم ِر النَّ َع ِم (رواه البخاري ومسلم َ فَ َوهللَا ِ أَل َ ْن يَ ْه ِد
ِ َو, ي هللاُ بِكَ َر ُجاًل
َ َاحدًا خَ ْي ٌر ل
Artinya: “Demi Allah! Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang karenamu, maka itu
ُ
ك ِم ْن ِ ان لَهُ ِم ْن اأْل َجْ ِر ِم ْث ُل أج
َ ِ اَل يَ ْنقُصُ َذل, ُُور َم ْن تَبِ َعه َ َم ْن َد َعا إلَى هُدًى َك
Artinya: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala-
pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari phala-pahala itu. Barang
siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang
perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya” (HR.
Muslim)
َو َم ْن أَ َرا َد اآْل ِخ َرةَ فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم, َم ْن أَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه بِ ْال ِع ْل ِم
ilmu, dan barang siapa menghendaki kebaikan akhirat, maka hendaknya menggunakan
ilmu”[8].
Menurut Al-Ghazali Ilmu, pengetatahuan itu indah, mulia dan utama. Tetapi, selama
keutamaan itu sendiri masih belum dipaham, dan yang diharapkan dari keutamaan itu masih
belum terwujud, maka tidak mungkin diketahui bahwa ilmu adalah utama.
Keutamaan adalah kelebihan. Jika ada dua benda yang sama, sementara salah satunya
mempunyai kelebihan, maka benda itu bisa disebut utama, kalau memang kelebihan yang
faktor lain diluarnya, sesuatu yang disenangi karena nilai eksentriknya dan sesuatu yang
dicari karena nilai eksentriknya juga karena ada faktor lain diluarnya.
Uang adalah sesuatu yang disenangi. Tetapi ia disenangi bukan karena nilai eksentriknya
tetapi karena ada faktor lain berupa dapat dibuatnya uang untuk mendapatkan yang lain.
Kebahagiaan adalah sesuatu yang disenangi karena nilai eksentriknya, artinya ia disenangi
karena kebahagian itu sendiri. Sedangkan sesuatu yang disenangi karena ada faktor lain dari
luar dan juga karena nilai eksentriknya dapat dicontohkan seperti kesehatan badan. Kesehatan
badan disamping bisa dibuat untuk memperoleh tujuan dan kebutuhan lain, ia juga disenangi
karena didalamnya sendiri ada nikmat dan kenyamanan. Dari ketiga macam hal di atas, yang
Apabila memandang ilmu pengetahuan, maka ia termasuk yang ketiga. Ilmu itu sendiri
kebahagian, baik di dunia maupun akhirat. Dengan ilmu kedekatan kepada Allah dapat diraih,
kelas lebih tinggi para malaikat dapat diperoleh dan status sosial yang tinggi di surga dapat
dinikmati. Dengan ilmu kemulian dunia, pengaruh, pengikut, kemewahan, kekuasaan dan
kehormatan dapat diperoleh. Bahkan binatang pun secara naluri akan tunduk kepada manusia
“Wahai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu menjagamu, sedangkan
kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedang harta adalah yang dihakimi. Harta menjadi
berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilu akan berkembang dengan diajarkan kepada orang
lain”[10].
Menurut Al-Mawardi, keutamaan dan pentingnya ilmu dapat diketahui oleh semua orang.
Yang tidak dapat mengetahuinya hanya orang-orang bodoh. Perkataan ini adalah petunjuk
bagi keutamaan ilmu yang lebih mengena, karena keutamaan ilmu hanya dapat diketahui oleh
ilmu itu sendiri. Ketika seseorang tidak berilmu untuk mengetahui keutamaan ilmu, maka ia
meremehkan ilmu, menganggap hina para pemilinya, dan menyangka bahwa hanyalah
Al-Mawardi juga mengatakan bahwa, ilmu amatlah luas, jika di pelajari tidak akan pernah
selesai, selama bumi masih berputar, selama hayat di kandung badan selama itu pula manusia
memerlukan ilmu pengetahuan islam tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi
menghendaki agar seseorang itu terus menerus melakukan belajar, karena manusia hidup di
dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam dan perkembangan zaman. Jika
manusia berhenti belajar sementara zaman terus berkembang maka manusia akan tertinggal
oleh zaman sehingga tidak dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada
zaman sekarang ini, zaman yang di sebut dengan era globalisasi, orang di tuntut untuk
KESIMPULAN
Berdasarkan firman-fiman Allah, hadits-hadits Rasulullah serta pendapat para ulama, maka
dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang paling baik dari segala bentuk benda
yang ada. Ia juga adalah yang terpenting dari segala sesuatu yang penting. Ilmu sendiri adalah
dengan ilmu, memberinya manfaat bagi dirinya, memperbaiki akhlaknya, memberikan jalan
keluar bagi kebuntuan pikirannya, serta menunjukkannya jalan menuju keselamatan dan
banyak manfaat kepada mereka, membantu mengeleuarkan mereka dari sebuah masalah,
menunjukkan mereka kepada kebenaran dan menghindarkan mereka dari jurang kenistaan,
yaitu kesengsaraan yang abadi di akhirat. Selain itu, ilmu adalah sebuah petunjuk bagi maju
atau berkembangnya sebuah peradaban bangsa. Artinya, kemajuan sebuah bangsa dapat
dilihat melalui kemajuan ilmu pengetahuan yang ada dalam lingkungan mereka.