Anda di halaman 1dari 77

MAKALAH

PENGERTIAN INVESTASI, PASAR MODAL, INDEKS


PASAR MODAL, DAN INSTRUMEN PASAR MODAL
Untuk memenuhi tugas ‘Analisa Investasi dan Pasar Modal’

Disusun oleh kelompok 1:

Chintia Aristi Aprianti 030116796

Ferawaty Basuky 03011

Puthika 03011

M. Ridwan 03011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
DR. KHEZ. MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah dengan mengucapkan kata syukur kepada Allah

SWT, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan tanggal

waktu yang sudah ditentukan.

Penyusunan makalah ini disusun sebagai salah satu syarat

memenuhi tugas mata kuliah Analisa Investasi dan Pasar Modal yang

berisikan tentang “Pengertian Investasi, Pasar Modal, Indeks Pasar Modal

dan Instrumen Pasar Modal” Selesainya penyusunan makalah ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.

Selanjutnya kami berterimakasih kepada Bpk. Dean Subhan Saleh,

S.E,. M.M selaku dosen mata kuliah Analisa Investasi dan Pasar Modal

yang telah memberikan peluang dan kepercayaannya kepada kami untuk

membuat dan menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami. Dan semoga makalah ini

dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Selebihnya kami

mohon maaf bila ada kesalahan dan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Billahi taufik

walhidayah Wassalamualaikum Wr. Wb.

Purwakarta, 10 Oktober 2019


DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar ....................................................................................... i

DaftarIsi ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan .............................................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi ....................................................................... 7

B. pasar modal .................................................................................... 13

C. Sejarah pasar modal Indonesia ....................................................... 40

D. Indeks pasar modal......................................................................... 63

E. Instrumen pasar modal ................................................................... 69

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 72

B. Saran .............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 74

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi Penundaan Konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva

produktif selama periode waktu yang tertentu.

Titik-titik yang berada di indifference curve yang sama menjelaskan tingkat

substitusi subjektif dari individu untuk konsumsi-konsumsi yang berbeda

waktunya. Substitusi ini menjelaskan beberapa unit konsumsi mendatang yang

ahrus diterima supaya individu mau mengorbankna satu unit konsumsi sekarang

dengan tingkat kepuasan subjektif yang sama. Walaupun pengorbanan

konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi dimasa

mendatang. Tetapi pengertian Investasi yang lebih luas membutuhkan aktiva

yang produktif untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk

dihasilkan menjadi lebih dair satu unit konsumsi mendatang dengan demikian

investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan dana jangka panjang dari

masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif, selain itu instrumen di

pasar modal mempunyai sifat likuiditas yang tinggi. Keberadaan pasar modal

akan memudahkan perusahaan-perusahaan memperoleh dana, sehingga

kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat ditingkatkan, selain itu peningkatan

1
kegiatan ekonomi akan menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja yang

luas, dengan sendirinya akan menyerap tenaga kerja, dan secara langsung dapat

berpengaruh dalam mengurangi jumlah pengangguran, serta kemiskinan di

Indonesia.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian

pasar modal yang lebih spesifik yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek. (www.bapepam.go.id).

Keputusan Presiden (Kepres) Nomor. 52 tahun 1976 tentang pasar modal

Bab I Pasal 1 disebutkan pasar modal adalah bursa efek seperti yang dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1951

Nomor 67).

Menurut Husnan (2001:4), pasar modal dibentuk karena pasar modal

menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi

ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari

pihak yang mempunyai dana ke pihak yang memerlukan dana. Bagi pemilik

dana dapat menginvestasikan dananya dan akan memperoleh keuntungan dari

dana yang sudah dikeluarkan, sedangkan dari pihak yang memerlukan dana

memungkinkan untuk melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya

dana dari hasil operasi perusahaan, karena dalam pasar modal diperdagangkan

dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa perantara keuangan.

Pasar modal dalam melaksanakan fungsi keuangan dilakukan dengan

2
menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang memerlukan dana dan

pihak yang mempunyai kelebihan dana.

Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:83), pasar modal dikatakan

efisien bila informasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah oleh pemakai

modal, sehingga semua informasi yang relevan dan terpercaya telah tercermin

dalam harga-harga saham. Investor memiliki ekspektasi yang rasional dan

informasi yang relevan dan dapat dengan mudah diakses oleh setiap pelaku

pasar, artinya setiap terdapat informasi baru, maka mereka akan segera

mengantisipasi informasi tersebut sebagai bahan pertimbangannya dalam

memutuskan untuk membeli atau menjual asetnya.

Menurut Fama (1970), dikutip dari Jogiyanto Hartono (2009:500), ada tiga

bentuk tingkat efisiensi pasar berdasarkan pada tingkat penyerapan

informasinya, yaitu pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk setengah

kuat, pasar efisien bentuk kuat. Pasar efisien bentuk lemah merupakan suatu

bentuk pasar modal yang harganya mencerminkan semua informasi yang ada

pada waktu lalu. Pasar efisien bentuk setengah kuat merupakan suatu bentuk

pasar dimana harga sekuritas tidak hanya mencerminkan harga-harga pada

waktu lalu tetapi semua informasi yang dipublikasikan, sedangkan pasar efisien

bentuk kuat merupakaan bentuk pasar yang harga sekuritasnya mencerminkan

semua bentuk informasi termasuk informasi privat.

Menurut Jogiyanto Hartono (2005:62), suatu studi kandungan informasi

bertujuan untuk melihat kandungan suatu peristiwa yang terjadi. Jika peristiwa

yang terjadi membawa informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut

3
mempunyai kandungan informasi (information content), sebaliknya, jika suatu

peristiwa tidak membawa informasi, maka dikatakan bahwa peristiwa tersebut

tidak mempunyai kandungan informasi.

Kandungan informasi dari suatu peristiwa mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan efisiensi pasar. Pengujian kandungan informasi

dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman, jika pengumuman

mengandung informasi, pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar akibat adanya

kandungan informasi dari suatu peristiwa ditunjukkan dengan adanya

perubahan harga sekuritas bersangkutan, reaksi ini dapat diukur dengan

mengetahui perubahan abnormal return. Jika terdapat perubahan abnormal

return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai

kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Sebaliknya, yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal

return kepada pasar.

Menurut Jogiyanto Hartono (2005:70), studi peristiwa (event study)

mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya

dipublikasikan ke pasar. Studi ini dapat digunakan untuk menguji kandungan

informasi (information content) dari suatu pengumuman dan untuk menguji

efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

Selanjutnya Jogiyanto Hartono (2005:71), mengatakan bahwa efisiensi

pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi yang

dipublikasikan ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Efisiensi

4
pasar bentuk setengah kuat merefleksikan informasi yang terjadi baik dari data

historis maupun informasi publik.

Terdapat dua jenis informasi yang mempengaruhi sentimen investor untuk

memilih saham, yaitu informasi baik (good news) dan informasi buruk (bad

news). Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi pasar, tetapi tidak

menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi.

Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi pasar untuk menyerap informasi

yang diumumkan, maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar

secara informasi bentuk setengah kuat.

Pasar dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat, jika tidak ada investor yang

dapat memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan, atau jika

memang ada abnormal return, pasar harus bereaksi dengan cepat untuk

menyerap abnormal return dan menuju ke harga keseimbangan yang baru.

Informasi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham dan reaksi

investor di Bursa Efek Indonesia yaitu informasi yang berkaitan dengan

ekonomi, politik dan sosial.

IHSG merupakan indikator dalam pengukuran return pasar karena Indeks

Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia menggambarkan

pergerakanpergerakan seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia baik

saham biasa maupun saham preferen yang aktif diperdagangkan maupun saham

yang tidak aktif diperdagangkan. Selain itu, perhitungan IHSG didasarkan

kepada nilai dasar (sama dengan nilai pasar)

5
Indeks harga saham gabungan adalah gabungan harga saham perusahaan

emiten yang bertransaksi di bursa efek Indonesia yang merupakan nilai untuk

mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Maksud

gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam

perhitungan seluruh saham yang tercatat dibursa.

B. Tujuan

Dalam pengertian Investasi, pasar modal, indeks pasar modal, dan


instrument pasar modal sangat bertujuan untuk mengetahui.
1. Arti Penting dalam investasi
2. Arti penting pasar modal
3. Sejarah pasar modal Indonesia
4. Indeks pasar modal
5. Instrumen pasar modal
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dalam investasi ?
2. Arti pengertian pasar modal ?
3. Apa Sejarah pasar modal Indonesia
4. Apa Indeks pasar modal ?
5. Apa saja Instrumen pasar modal ?

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. INVESTASI

Investasi Penundaan Konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.

Titik-titik yang berada di indifference curve yang sama menjelaskan

tingkat substitusi subjektif dari individu untuk konsumsi-konsumsi yang

berbeda waktunya. Substitusi ini menjelaskan beberapa unit konsumsi

mendatang yang ahrus diterima supaya individu mau mengorbankna satu

unit konsumsi sekarang dengan tingkat kepuasan subjektif yang sama.

Walaupun pengorbanan konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai

investasi untuk konsumsi dimasa mendatang. Tetapi pengertian Investasi

yang lebih luas membutuhkan aktiva yang produktif untuk mengubah satu

unit konsumsi yang ditunda untuk dihasilkan menjadi lebih dari satu unit

konsumsi mendatang dengan demikian investasi dapat didefinisikan

sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva

produktif selama periode waktu tertentu.

1. Tipe-tipe investasi keuagan

Investasi kedalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung

dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli

langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara

atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan

7
dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai

portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

Gambar 2.1

Investor Perusahaa Aktiva-


n aktiva
Investa Keuang

Investasi langsung dan investasi tidak langsung

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva

keuangan yang dapat diperjual belikan dipasar uang , pasar modal, atau

pasar turunan. Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli

aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan. Aktiva keuangan

yang tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank

komersil. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau

sertifikat deposito.

Aktivaa yang dapat diperjual belikan dipasar uang berupa aktiva

yang mempunyai resiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan

tingkat cair yang tinggi. Contohaktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-

bill) yang banyak digunakan dipenelitian keuangan sebagai proksi

return bebas resiko (risk-free rate of return). Contoh yang lain adalah

sertifikat deposito yang dinegosiasi. Istilah negsiasi berarti dapat dijual

kembali.

8
Tidak seperti pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar modal

sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Yang diperjual belikan

dipasar modal adalah aktiva keuangan berupa 9surat-surat

berhargapendapatan-tetap dan saham-saham, dapat berupa T-bond yaitu

seperti T-bill tetapi dengan jatuh tempo jangka panjang berkisar 10 sampai

30 tahun, surat –surat berharga agen federal, surat berharga yang

dikeluarkan oleh pemerintah kota , dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan

dan bond yang dapat dikonversikan ke saham.

Aktiva yang dpaa tdiperjual belikan di equity market adalah preferd

stock dan common stock.

Opsi dan future contract merupakan surat – surat berharga yang dapat

diperdagangkan diapsar turunan, disebut dengan surat berharga turunan

karena nilainya merupakan jabaran dari surat berhargalain yang terkait.

Tipe lain dari opsi adalah waran. Waran adalah suatu hak yang

diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan

bersangkutan dengan harga yang tertentu dalam kurun waktu yang sudah

ditentukan. Nilai dari waran merupakan jabaran (turunan) dari harga saham

yang terkait.

Futures contract merupakan persetujuan untuk menyediakanaktiva

dimasa mendatang dengan harga pasar yang sudah ditentukan dimuka.

Aktiva yang diperdagangkan uumumnya adlaah komoditi hasil bumi.

Macam-macam investasi langsung dapat disajikan sebagai berikut :

1) Investasi langsung yang tidak dapat diperjual belikan

9
 Tabungan

 Deposito

2) Investasi langsung dapat diperjual belikan

a) Investasi langsung dipasar uang

 T-bill

 Deposito yang dapat dinegosiasi

b) Investasi langsung di pasar modal

(1) Surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities)

 T-bond

 Federal agency securities

 Municipal bond

 Corporate bond

 Convirtable bond

c) Saham-saham

 Saham preferen

 Saham biasa

d) Investasi langsung dipasar turunan

(1) Opsi

 Waran

 Opsi put

 Opsi call

e) Futures contract

10
b. investasi tidak langsung

investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat

berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan

yang menyediakan ojasa keuanagan dengan cara menjuala sahamnya ke

public dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan

kedalam portofolionya.

Investasi tidak langsung lewat perusahaan investasi ini menarik bagi

investor yaitu sebagai berikut :

1) investor dengan modal kecil dapat menikmati keuntungan karena

pembentukan portofolio. Jika investor ini harus membuat portofolio

sendiri, maka dia harus membeli beberapa saham dalam jumlah yang

cukup besar nialinya.

2) Membentuk portofolio membutuhkan pengetahuan dan pengalaman

yang mendalam. Investor awam yang kurang mempunyai pengetahuan

dan pengalaman tidak akan dapat memebntuk portofollio yang optimal.

Perusahaan investasi dapat diklasikan sebagai unit investment trust,

closed-end investment companies dan open end investment companies.

c. Reksadana pasar uang

Reksadana ini membentuk portofolionya dengan aktiva-aktiva surat

berharga utang jangka pendek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.

d. Reksadana pasar tetap

11
Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva obligasi dan

sisanya dapat berupa aktiva lain misalnya saham. Tujuannya untuk

membentuk portofolio yang lebih aman.

e. Reksadana saham atau reksadana ekuitas

Reksadana ini berisi dengan paling tidak 80% aktiva saham dan sisanya

dapat berupa aktiva lain, misalnya obligasi. Tujuannya untuk menghasilkan

return yang tinggi.

f. Reksadana campuran

Reksadana ini berisi dengan aktiva campuran dalam bentuk obligasi,

saham dan aktiva lainnya. Karena reksadana campuran berisi campuran

obligasi dan saham.

g. Reksadana terproteksi

Reksadana terproteksi memproteksi investor dari kerugian penururnan

nilai investasinya. Proteksi ini dilakukan oleh reksadana dengan cara

memasukan obligasi-obligasi yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek

kedalam portofolionya. Obligasi jatuh tempo akan emmebayar utuh sebesar

nilai nominalnya. Jika nilai obligasi turun saat ini, misalnya Rp. 900.000,-

maka investor dapat menunggu untuk menjualnya pada saat jatuh tempo

dengan nilai obligasinya kembali ke nilai nominalnya, misalnya Rp. 1 juta ,

sehingga nilai investasi awal investor terproteksi minimal tidak akan sampai

dibawah nilai nominal obligasi.

12
B. PASAR MODAL

1. Penawaran Perdana Ke Publik

Perusahaan yang belum going public, awalnya saham-saham

perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya,sebagian lagi

oleh pegawai-pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki

investor. Sebagaimana biasanya, jika perusahaan berkembang,

kebutuhan modal tambahan sangat dirasakan . Pada saat ini, perusahaan

harus menentukan untuk menambah modal dengan cara utang atau

menambah jumlah dari pemilikan dengan menerbitkan saham baru.

Jika saham akan dijual untuk menambah modal; saham baru dapat

dijual dengan berbagai macam cara sebagai berikut ini.

a. Dijual kepada pemegang saham yang sudah ada.

b. Dijual kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership

plan).

c. Menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend

reinvesment plan).

d. Dijual langsung kepada pembeli tunggal (biasanya insvestor

institusi) secara privat (Private plancement).

e. Ditawarkan kepada publik

Jika keputusannya adalah untuk ditawarkan kepada publik, maka

beberapa faktor untung dan ruginya perlu dipertimbangkan. Keuntungan

dari going public diantaranya adalah sebagai berikut ini.

a. meningkatkan modal dimasa mendatang.

13
Untuk perusahaan yang tertutup,calon insvestor biasanya enggan untuk

menanamkan modalnya disebabkan kurangnya keterbukaan informasi

keuangan anatar pemilik dan insvestor. Sedang untuk perusahaan ang

sudah going public, informasi keuangan harus dilaporkan ke publik

secara reguler yang kelayakannya sudah dipeiksa oleh akutan publik.

b. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.

Untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunya pasar

untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual

sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public.

c. Nilai pasar perusahaan diketahui.

Untuk alasan-alasan tertentu, nilai pasar perusahaan perlu untuk

diketahui. Misalnya jika perusahaan ingin memberikan intensif dalam

bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka

nilai sebenernya dari opsi tersebut perlu diketahui. Jika perusahaan

masih tertutup, nilai dari opsi sulit ditentukan.

Disamping keuntungan dari going public, beberapa kerugian adalah sebagai

berikut ini.

a. Biaya laporan yang meningkat untuk perusahaan yang sudah going

public, setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan-laporan

kepada regulator. Laporan-laporan ini sangat mahal terutama untuk

perusahaan yang ukurannya kecil .

b. Pengungkapan (disclosure)

14
Beberapa pihak didalam perusahaan umumnya keberatan dengan ide

pengungkapan. Manajer enggan menggungkapkan semua informasi

yang dimiliki karena dapat digunakan oleh pesaing. Sedangkan pemilik

enggan menggungkapkan informasi tentang saham yang dimilikinya

karena publik akan mengetahui besarnya kekayaan yang dipunyai.

c. Ketakutan untuk diambil alih.

Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan

khawatir jika perusahaan going puclic. Manajer perusahaan publik

dengan hak veto yang rendah umumnya diganti dengan manajer yang

baru jika perusahaan diambil alih.

Keputusan untuk going public atau tetap menjadi perusahaan privat

merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak. Jika perusahaan

memutuskan untuk going public dan melemparkan saham perdananya ke

publik (initial public offering), isu utama yang muncul adalah tipe saham apa

yang akan dilempar, beberapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar

sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat.

2. Fenomena Harga Murah di Penawaran Perdana

Fenomena menarik yang terjadi dipenawaran perdana ke publik

adalah fenomena harga rendah (underpricing). Fenomena harga rendah

terjadi karena penawaran perdana ke publik yang secara rerata murah.

Secara rerata membeli saham dipenawaran perdana dapat mendapatkan

return awal (initial return) yang tinggi. Secara rerata disini maksudnya

adalah tidak semua penawaran perdana murah, tetapi dapat juga mahal dan

15
secara rerata masih dapat dikatakan murah (underpricing). Tabel berikut

ini menunjukan murah dan mahalnya 119 penawaran perdan (IPO) dari

tahun 1999 sampai dengan 2006.

Tabel 2.1

Mahal dan Murahnya Penawaran Perdana 1998-2006

Tahun Murah Mahal Impas

1999 7x 0x 0x

2000 19x 1x 2x

2001 27x 3x 1x

2002 18x 2x 2x

2003 6x 0x 1x

2004 9x 0x 2x

2005 8x 0x 0x

2006 11x 0x 0x

Total 105x 6x 8x

Sumber: Akhabani (2007) diolah dari JSX Statistics.

Keterangan: Penawaran perdana yang murah adalah yang mendapatkan return

awal positif, yang mahal yang mendapatkan return awal negatif dan impas yang

mendapatkan return nol.

Dari tabel 2.1. diatas terlihat bahwa dari 119 penawaran perdana dari tahun

1999 sampai dengan 2006, sebagian besar, yaitu 105 IPO yang memberikan

return awal yang positif(murah) dan hanya 6 IPO yang memberikan return awal

negatif (mahal) dan 8 IPO memberikan return awal nol.

16
Return awal (initial return) adalah return yang diperoleh dari aktiva

dipenawaran perdana mulai dari saat dibeli dipasar primer samapai pertama

kali didaftarkan dipasar sekunder. Pembeli aktiva,misal saham, dipasar

primer belum dapat dijual sampai aktiva tersebut terdaftar dipasar

sekunder. Setelah masuk dipasar sekunder,saham tersebut mulai

diperdagangkan dalam bentuk jual beli . waktu rata-rata dari pembelian

suatu saham dipasar primer sampai masuk pertama kali di pasar sekunder

adalah sekitar 15hari,sehingga return awal (initial return) juga disebut juga

dengan nama 15hari return awal (15 days initial return).

Penelitian oleh Ross (2002) yang melibatkan 106 IPO di indonesia

untuk periode 1989-1994 menunjukan bahwa rata-rata return awal yang

dapat diperoleh adalah sebesar 15,1%. Return ini merupakan return selama

15hari. Return sebulannya menjadi 2 x 15% = 30% dan return setahunnya

adalah sebesar 12 x 30% = 360% yang merupakan return yang sangat besar.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Akhabani (2007)

yang menggunakan 104 IPO di indonesia periode 1999-2006

menunjukan rata-rata return awal adalah sebesar -32,56% (kresna

Graha Skurindo Tbk dengan tanggal terdaftar dipasar sekunder 28 Juni

2002) dan tinggi sebesar 480% (Ryane Adibusana Tbk dengan tanggal

terdaftar dipasar sekunder 17 Oktober 2001) Seperti tampat di Tabel berikut

ini.

Tabel 2.2

17
Return Awal Penawaran Perdana di Indonesia Periode 1999-2006.

Harga Harga Hari Return


Emiten kode Tanggal Listing
IPO Pertama Awal

Ryane Adibusana RYAN 17/10/2001 100 580 480,00

Roda Panggon
RODA 22/10/2001 120 445 270,83
Harapan

Centrin Online CENT 01/11/2001 125 380 204,00

Akbar Indo Makmur


AIMS 20/07/2001 250 730 192,00
Stimec

Kridaperdana
KPIG 30/03/2000 500 1.450 190,00
Indahgraha

Wahana Phoemix
WAPU 22/06/2001 175 505 188,57
Mandiri

TRIM 31/01/2000 2.000 5.300 165,00

Trimegah Securities BTON 18/07/2001 120 315 162,50

Betonjaya
PLAS 18/07/2001 200 510 155,00
Manunggal

Palm Asia Carpora


16/03/2001 200 450 125,00

Murahnya penawaran perdana tidak hanya terjadi di Indonesia.

Fenomena underpricing ini adalah fenomena dunia. Return awal untuk

beberapa negara tampak di Tabel 2.3. berikut ini.

Tabel 2.3.

18
Return Awal Penawaran Perdana Beberapa Negara

Return Awal
Negara Jumlah Sampel Periode Sampel
(%)

Australia 381 1976-1995 12,1

Austria 76 1984-1999 6,5

Belgia 86 1984-1999 14,6

Brasil 62 1979-1990 78,5

Kanada 500 1971-1999 6,3

Chili 55 1982-1997 8,8

China 432 1990-2000 256,9

Denmark 117 1984-1998 5,4

Finland 99 1984-1997 10,1

Untuk lebih rincinya,berikut ini adalah data IPO Selama 25 tahun

mulai tahun 1991 sampai dengan Mei 2014 di Indonesia. Harga IPO

merupakan harga penawaran pada saat IPO. Tanggal perdana adalah

tanggal tercatat pertama kali di pasar sekunder. Harga pembukaan adalah

harga pembukaan pada hari pertama di pasar sekunder. Harga penutupan

adalah harga penutupan hari pertama di pasar sekunder. Dengan demikian

return awal (initial return) pembukaan adalah return IPO pada harga

pembukaan hari pertama dipasar sekunder dan return awal (initial return)

penutupan adalah return IPO pada harga penutupan hari pertama di pasar

sekunder.

19
Tabel 2.4

Data IPO dan Return Awal Tahun 1991 sampai Juni 2016.

Tanggal Kode Nama Industri Harga Harga Harga Return Return

Perdana Saham Emiten IPO pembuka Penutupa Awal Awal

Pembukua Penutupa

n n

11/02/16 MAR Mahaka Advertising 750 900 770 20,00% 2,67%

I Radio

Intega

Tbk.

10/02/16 MTR Mitra Building 185 225 214 21,62% 15,68%

A
Pemuda Constructio

Tbk. n

12/01/16 ART Bank Artos


Banking 132 145 173 9,85% 31,06%

O
Indonesia

Tbk

11/12/15 KINO Kino Counstruction and 3.800 4.300 3.850 13,16% 1,32%

Indonesia Household

Tbk.

10/12/15 AMI Ateliers Machine 128 140 124 9,38% -3,13%

NMecaniqu and Heavy

es Equip.

D’Indones

ie Tbk

10/12/15 IDPR Indonesia Building 1.2 1.5 1.4 17,19 15,23

Pondasi Constructi 8 0 7 % %

Raya Tbk on 0 0 5

26/10/15 MKN Mitra Retail Trade 200 250 340 25,00% 70,00%

T Komunika

si

Nusantara

Tbk

20
28/09/15 VINS Victoria Insurance 105 125 105 19,05% 0,00%

Insurance

Tbk

12/08/15 BBH Bank Banking 125 145 129 16,00% 3,20%

IHarda

Int.Tbk.

14/07/20 BIK Bina karya Property 1.000 1.400 1.500 40,00% 50,00%

1 AJaya Abadi

Tbk.

Return Awal tertinggi IPO diberikan oleh Emiten Ryane Adibusana

Tbk. (RYAN) yang terdaftar pertama kali dipasar sekunder tanggal 17

Oktober 2001. Harga IPO ini adalah Rp100,-. Harga pembukaan hari

pertama adalah Rp 230,- dengan return awal sebesar 130%, Harga

penutupan hari pertama adalah Rp 580,- dengan return awal sebesar 480%,

Return awal terendah selama tahun 1991 sampai Mei 2014 diberikan

oleh emiten Reksadana Perdana Tbk (DANA) yang terdaftar pertama kali

di pasar sekunder tanggal 16 Oktober 1995. Harga IPO adalah sebesar Rp

8.500%,-. Harga pembukaan hari pertama adalah sebesar Rp 500,- dengan

return awal sebesar -94.12% harga penutupan hari pertama bahkan lebih

turun lagi yaitu sebesar Rp 425,- dengan return awal sebesar -95%

Ringkasan IPO selama 25 tahun ini tiap tahunnya dapat

dilihat di Tabel berikut ini. Untuk tahun 2014 (sampai dengan bulan Mei),

jumlah emiten yang melakukan IPO sebanyak 10 emiten. Jika dihitung dari

harga pembukaan hari pertama, merupakan IPO yang murah (underpricing)

21
yaitu memberikan return awal positip. Maksimum return awal pembukaan

adalah sebesar 30,51% dan return minumumnya adalah sebesar 1,27%.

Rata-rata return awal pembukaan adalah sebesar 9,94% dengan deviaso

standarnya sebesar 9,98%. Jika dihitung dengan harga penutupan hari

pertama dari 10 IPO, hanya 8 yang merupakan IPO yang murah

(underpricing) denagn return awal positip, 0 impas dan 2 IPO mahal

(overpricing) dengan return awal negatip. Maksimum return awal

penutupan adalah sebesar 50,00% dan return minumimnya adalah sebesar

-13,33%. Rata-rata return awal penutupan adalah sebesar 17,45%.

IPO tahun 2013 dengan jumlah sebanyak 33 emiten. Jika dihitung dari harga

pembukaan hari pertama,31 IPO adalah murah ( underpricing) yaitu

memberikan return awal postip,2 impas, dan 0 mahal. Return awal

pembukaan tinggi adalah sebesar 66,67% dengan return minumum sebesar

0% . Rata-rata return awal pembukaan adalah sebesar 14,46%. Jika

dihitung dengan harga penutupan hari pertama, dari 33 IPO, 24 yang

merupakan IPO yang murah (underpricing) dengan return awal posotip,2

impas,dan 7 adalah IPO mahal (overpricing) dengan return awal negatip.

Return awal penutupan tertinggi adalah sebesar 69,44% dan return awal

terendahnya adalah sebesar 17,27%. Rata-rata return awal penutupan

adalah sebesar 16,08% statik IPO untuk tahun-tahun lainnya dapat dilihat

di Tabel 2.5 berikut ini .

Tabel 2.5.

22
Statik Data IPO dari Tahun 1991 sampai Mei 2014

Tahun Harga Jumlah IPO Rata Deviasi Return Return

Total Murah Impas Mahal Standar Maksimum Minimum

2014 Pembukaan 10 10 0 0 9,94% 9,98% 30,51% 1,27%

Penutupan 10 8 0 2 13,19% 17,35% 50,00% -13,33%

2013 Pembukaan 33 31 2 0 14,46% 13,59% 66,76% 0,00%

Penutupan 33 24 2 7 16,08% 23,72% 69,44% -17,27%

2012 Pembukaan 23 22 0 1 20,27% 13,63% 45,83% -2,56%

Penutupan 23 2 1 1 26,22% 23,56% 69,52% -0,51%

2011 Pembukaan 25 23 1 1 9,35% 8,41% 33,33% -6,67%

Penutupan 25 17 1 7 11,08% 21,84% 66,67% -18,00%

2010 Pembukuan 23 21 2 0 19,11% 13,40% 52,38% 0,00%

Penutupan 23 22 0 1 28,92% 24,42% 70,00% -6,58%

Total IPO selama 25 Tahun ini yaitu mulai tahun 1991 sampai

dengan Mei 2014 adalah sebanyak 420 emiten. Harga pembukaan hari

pertama di pasar sekeunder 342 IPO adalah murah (underpricing) , 54

impas dan 24 mahal (overpricing). Nilai return awal tertinggi sebesar -

93,12% (Reksadana Perdana Tbk. Dengan kode DANA terdaftar tanggal

16 Oktober 1995). Rata-rata return awal selama 25 tahun adalah sebesar

17,93%. Harga penutupan hari pertama di pasar sekunder, 336 IPO adalah

murah(underpricing) , 27 impas dan 57 mahal (overpricing). Nilai return

awal tertinggi sebesar 480,00% (Ryane Adibusana Tbk. Dengan kode

23
RYAN yang terdaftar dipasar sekunder tanggal 17 Oktober 2001). Retrun

awal terendah adalah sebesar -95,00%. Rata-rata returnya adalah sebesar

24,70%.

Rata-rata retun awal untuk harga penutupan lebih besar (24,70%)

dibandingkan dengan return awal harga pembukuan (17,93%). Akan lebih

menguntungkan untuk menjual saham IPO pada harga penutupan hari

pertama di pasar sekunder.

3. Banker Investasi

Umumnya perusahaan menyerahkan permasalahan yang

berhubungan dengan IPO ( initial public offering) ke banker insvestasi

(invesment banker) yang mempunyai keahlian di dalam penjualan

sekuritas. Penjualan saham baru yang melibatkan banker insvestasi ini

dijual di pasar primer (primary market).

Banker investasi akan menyediakan saran-saran yang penting selama proses

renaca pelemparan sekuritas ke publik. Saran-saran yang diberikan berupa

a. tipe sekuritas apa saja yang dijual

b. harga dari sekuritas dan

c. waktu pelemparannya

Banker insvestasi merupakan perantara antara perusahaan yang

menjual saham (disebut dengan emiten) dengan insvestor. Banker insvestasi

selain berfungsi sebagai pemberi saran (advisory function), banker

insvestasi juga perfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function)

dan sebagai pemasar saham ke insvestor ( marketing function).

24
Proses pembelian sekuritas oleh banker insvestasi yang nantinya akan dijual

kembali ke publik disebut dengan penjaminan emisi (underwriting).

Underwriting ini juga disebut dengan jaminan emisi. Banker insvestasi

mengambil keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual saham (selisih

ini disebut dengan spread) penjaminan emisi seperti ini yaitu banker

insvestasi membeli semua sekuritas dari emiten disebut dengan basis

kesanggupan penu (full commitment).

Tak selalu banker insvestasi mau membeli sekuritas dengan harga yang

sudah ditentukan,sekuritas milik perusahaan-perusahaan yang belum mapan

atau masih baru di pasar modal yang beresiko kerugiannya tinggi. Banker

insvestasi umumnya menjualkan saham dengan basis usaha terbaik (best-

effort). Untuk mendapatkan harga penjualan sebaik mungkin . kerugian

penjualan sekunder akan ditanggung oleh perusahaan penerbit saham

(perusahaan emiten) bukan oleh banker insvestasi.

Jika banker insvestasi harus menanggung sendiri resiko kegagalan

penjualan saham ke publik dan jika nilai saham yang akan dilemparkan

cukup besar, banker insvestasi akan membentuk suatu sindikat (syndicate)

merupakan suatu grup yang terdiri dari lead manager . penjualan sekuritas

ke publik harus didukung dengan informasi dan dokumen-dokumen yang di

wajibkan oleh hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku. Dokumen ini

adalah prospectus yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit

sekuritas dan informasi lainnya.

4. PASAR MODAL SEKUNDER

25
Setelah sekuritas baru selesai sijual dipasar primer melalui banker

insvestasi,tugas dari sindikat pembelian sekuritas telah selesai. Dan

biasanya disebut dengan istilah “broken syndicate”. Sekuritas bersangkutan

kemudian diperdagangkan untuk publik dipasar sekunder (secondary

market). Pasar sekunder dibedakan menjadi pasar bursa saham (stock

exchange) . sekuritas dari perusahaan kecil umumnya diperdagangka di

OTC market sedang sekuritas untuk perusahaan besar di stock exchage.

1. Pasar Bursa Saham

Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar busa saham

atau pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang

(auction market) disebut denga pasar lelang karna transaksi dilakukan

secara terbuka dan harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

Bursa efek jakarta (BEJ) dan bursa efek surabaya (BES)

menggunakan sistem lelang,yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas

ditemukan sampai dicapai kesepakatan BEJ ( bursa efek jakarta) dan BES

( bursa efek surabaya) bergabung menjadi BEI (busa efek indonesia) efektif

mulai bulan November 2007.

Pasar sekunder terbesar di dunia adalah New York Stock Exchange (NYSE)

dan Tokyo Stock Exchange (TSE). NYSE di dirikan tahun 1792. Amex

merupakan pasar sekunder di Amerika Serikat. Amex merupakan pasar

sekunder yang lebih kecil baik ukuran dan jumlah sekuritas yang terdaftar

dibandingkan dengan NYSE.

26
Beberapa pasar sekunder regional juga populer di Amerika Serikat,

seperti misalnya Philadelphia stock exchange,Boston Stock

Exchange,Cincinnati Stock Exchange,Midwest Stock Exchange dan

Pasific Stock Exchange.

NYSE dan TSE menyimpan order pembelian dan penjualan dalan

bentuk batch. Mereka menitipkan order ini ke specialist untuk

mengeksekusinya nanti jika harga yang di inginkan sudah bertemu dengan

harga pasar. Specialist merupakan anggota dari bursa yang mendapat tugas

untuk mengamati,mencatat dan menstabilkan harga serta volume transaksi

dari suatu saham tertentu. akan tetapi saham satu perusahaan hanya

ditangani oleh satu specialist. Karena specialist selalu mengikuti dan

mencatat perkembangan harga dari saham tertentu.

Fungsi dari specialist lain yang penting adalah menstabilkan pasar

dengan menyeimbangkan kekuatan-kekuatan permintaan (order untuk

membeli) dan penawaran (order untuk menjual . contohnya adalah pada

situasi order untuk menjual jauh melebihi dari order untuk membeli . untuk

kasus seperti ini harga dari sekuritas dapat turun dengan drastis . untuk

menstabilkan harga,specialist kemudian melakukan pembelian untuk

merayap kelebihan saham yang ditawarkan.

Transaksi di bursa dilakukandengan order standar dalam ukuran

round lot,yaitu 100 lembar saham.

Insvestor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai

bursa,tetapi diwakili oleh broker. Insvestor dapat memilih sendiri jenis dari

27
broker yang diinginkan, seperti misalnya full service broker atau discount

broker. Full servise broker menawarkan jasa lengkap termasuk sebagai

berikut ini.

1. Investment research and advice.

Tidak semua individual insvestor dapt melakukan sendiri penelitian

yang berkualitas disebabkan oleh keterbatasan dana,waktu dan keahlian.

Penelitian sejenis ini dapat disediakan oleh broker yang bonafit dalam

bentuk laporan-laporan atau publikasi rutin.

2. Asset Management

Broker dapat berfungsi seperti halnya bank komersial,yaitu

memberikan pinjaman dan mengelola dana yang dipercayakan.

Insvestor dapat membuka rekening di broker yang disebut dengan

rekening margin (margin account).

3. Order execution

tanpa melalui jasa broker,membeli dan menjual sekuritas merupakan

hal mudah. Tanpa melalui broker penjual harus mencari sendiri pembeli

yang cocok dengan harga yang ditawarkan. Dengan broker, insvestor

tidak perlu khawatir dengan semua kegiatan pembelian dan penjualan

ini.

4. Clearing

Setelah suatu order dieksekusi, sebenernya masih banyak pekerjaan

administrasi yang menunggu sesudahnya. Selain pekerjaan administrasi

tersebut cukup panjang,mereka juga harus dilakukan tidak boleh

28
menyimpang dengan semua regulasi dan hukum yang berlaku.

Discount broker biasanya hanya menawarkan jasa order execution dan

clearing.

2. Rekening Kas dan Rekening Margin

Ada dua cara melakukan pembayaran untuk pembelian

sekuritas,yaitu dengan rekening kas dengan rekening margin. Pembayaran

rekening kas mengharuskan insvestor membayar penuh semua nilai

pembeliannya sebelum atau pada tanggal jatuh tempo.

pembelian sekuritas dengan seperti ini yaitu dengan membayar terlebih

dahulu sebagian (margin). Rekening ini disebut dengan rekening margin

(margin account). Umumnya insvestor dapat membeli sekuritas sebanyak

dua kali lipat dari jumlah uang tunai yang di bayarkan atau dengan kata

lain. Insvestor cukup membayar separuh dari seluruh pembelian dengan

separuhnya di pinjam dari broker. Insvestor akan ditarik bunga untuk

pinjaman ini dan sertifikat kepemilikan digunakan sebagai jaminan.

Sekuritas semacam ini yaitu dengan menggunakan nama broker akan tetapi

milik insvestor disebut dengan in street name.

Contoh 2.1:

insvestor dapat membeli sekuritas dengan margin awal yang disyaratkan

sebesar 50%. Insvestor membeli sebanyak 1.000 lembar saham dengan nilai

Rp5000,- perlembarnya . jumlah seluruh transaksi ini adalah sebesar 1.000

dengan Rp5000,- atau sebesar Rp5.000.000,-. Jumlah margin yang harus

dibayar oleh insvestor adalah sebesar 50% x Rp5.000.000,- atau

29
Rp2.5000.000,- dan sisanya merupakan utang insvestor ke broker.

karena harga dari sekuritas berubah sesuai dengan perubahan waktu,maka

margin sesungguhnya (actual margin). Akan berubah dari margin awal (initial

margin). Besarnya margin sesunggunya dapat dihitung dengan rumus:

Margin sesungguhnya

(
= Nilai Pasar sekuritas – Jumlah Dipinjam ( 2-1)
Nilai Pasar Sekuritas

Contoh 2.2:

Dari contoh 2.1, jika harga saham naik dari Rp.5000,- perlembar

menjadi Rp7.000,- perlembar,Maka nilai pasar dari sekuritas yang dimiliki

oleh insvestor adalah 1.000 x Rp7.000,- = Rp7.000.000,-. Jumlah yang

dipinjam dari broker masih tetap ,yaitu sebesar 50% x 1.000 x Rp5.000,- =

Rp2.500.000,- besarnya margin sesungguhnya adalah sebesar:

Margin Sesugguhnya

= (Rp 7.000.000 – Rp2.500.000)

Rp.7.000.000

= 0,64286

= 64,286%

Maka jika margin sesungguhnya naik dari margin awal, insvestor

bersangkutan biasanya dapat membeli lagi saham tanpa harus membayar tunai

sampai margin sama margin sesungguhnya sama besarnya dengan margin awal

lagi. Jumlah saham baru yang dapat dibeli oleh insvestor tanpa harus

30
membayar tunai kepada broker sehingga margin sesungguhnya menjadi sama

lagi dengan margin awal adalah sebesar:

(Nilai Pasar Sekuritas Tambahan- Nilai Pasar Sekuritas Pembelian = x Margin Awal (2–2) Saham
Tanpa-Jumlah Dipinjam) Dibayar Kas / Margin Awal)

Rumus ( 2-2 ) diatas diperoleh dari derivasi di catatan kaki berikut ini.

Rumus (2-2) dapat diperoleh sebagai berikut. Dengan menggunakan rumus (2-

10) jumlah yang dapat dipinjam dari broker adalah sebesar.

Jumlah dipinjam = Nilai Pasar Sekuritas - ( Nilai Pasar Sekuritas x Margin

Sesungguhnya )

Jumlah Baru yang dapat dipinjam sampai dengan margin awal adalah:

Contoh 2.3.

Dari contoh 2.2 , tambahan pembelian saham tanpa harus dibayar dengan

tunai sampai margin sesungguhnya sama dengan ,argin awal sesunggunya

sama dengan margin awal sebesar 50% adalah:

Tambahan

(Rp7.000.000,- - -50% x Pembelian = Rp7.000.000,- Rp2.500.00,-)/50%

Saham tanpa dibayar Kas = Rp2.000.00,-

Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas ini dapat juga dihitung dengan

rumus (lihat catatan kaki nomor 3): Margin Awal = [Nilai Pasar Sekuritas + X

– (X + Jumlah dipinjam) ] / (Nilai Pasar+X].

31
Jumlah baru dipinjam = Nilai pasar Sekuritas + Tambahan Pembelian

Saham tanpa dibayar kas – (Nilai pasar sekuritas + Tambahan pembelian saham

tanpa dibayar kas) x Margin awal. jumlah yang baru dipinjam adalah nilai

pinjam sebelumnya ditambah dengan tambahan pembelian saham tanpa

dibayar kas tersebut: Jumlah Baru Dipinjam = Jumlah dipinjam + Tambahan

pembelian saham tanpa dibayar kas

Subtitusikan persama ini ke persamaan sebelumnya: Jumlah Dipinjam +

Tambahan Pembelian saham tanpa dibayar kas = (Nilai pasar

Sekuritas+Tambahan Pembelian saham tanpa dibayar kas – ( Nilai Pasar

sekuritas + Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas) x Margin Awal.

Jumlah Dipinjam = Nilai pasar Sekuritas – ( Nilai Pasar Sekuritas + Tambahan

Pembelian Saham tanpa dibayar kas) x Margin Awal.

Jumlah Dipinjam = Nilai Pasar Sekuritas – Nilai Pasar Sekuritas x Margin

Awal – Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas x Magin Awal.

Rp3.500.000 + 0,5 X = Rp7.000.000,- - 2.500.00,-0,5 X = Rp7.000.000,

Rp2.500.000,- Rp3.500.00,- 0,5 X = Rp1.00.00,- X = Rp2.00.000,-

Dengan membeli lagi saham sebesar Rp2.000.000,- ini, maka utang insvestor

ke broker meningkat dari Rp2.500.000,- menjadi Rp4.500.000,- dan nilai pasar

saham yang dijaminkan meningkat dari Rp7.000.000,- ditambah dengan

tambahan saham sebesar Rp2.000.000,- menjadi Rp9.000.000,-. Margin

sesungguhnya adalah (Rp9.000.000,- - Rp4.500.000)/

Besarnya tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas adalah sebesar:

32
Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas x Margin awal = Nilai Pasar

Sekuritas – Nilai Sekuritas x Margin Awal – Jumlah Dipinjam.

Tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas = ( Nilai Pasar Sekuritas –Nilai

pasar sekuritas x Margin Awal – Jumlah Dipinjam)/ Margin Awal.

Yang merupakan rumus (2-2). Rumus (2-2) dapat juga dicari dengan

memisalkan X adalah tambahan pembelian saham tanpa dibayar kas,sehingga:

Margin awal = [Nilai pasar sekuritas + X – (X+jumlah dipinjam)]/ (Nilai Pasar

+ X) Margin awal = (Nilai Pasar Sekuritas + X-X - Jumlah Dipinjam)/ (Nilai

Pasar+X) Margin Awal x (Nilai + X) = (Nilai Pasar Sekuritas – Jumlah

Dipinjam) Margin Awal x Nilai Pasar + Marjin awal x X = (Nilai Pasar

Sekuritas – Jumlah Dipinjam) Margin Awal x X = (Nilai Pasar Sekuritas – Nilai

Pasar x Margin awal – Jumlah Dipinjam) X = (Nilai Pasar Sekuritas –Nilai

Pasar x Margin awal – Jumlah Dipinjam)/ Margin awal.

Rp9.000.000,- adalah sama dengan 50% dari nilai pasar sekuritas yang

dijaminkan di broker.

Pada umumnya,broker menetapkan maintenance margin , yaitu besarnya

marjin minimum yang boleh terjadi untuk marjin sesungguhnya. Sebagai

misalnya NYSE menetapkan minimum maintenance marginadalah sebesar

25% sedang beberapa brokernya banyak yang menetapkan sebesar 30%.


Tambahan Jumlah Dipinjam
Pembayaran kas karena margin call= Nilai Pasar Sekuritas (2-
3)
+ (Margin Call x Nilai pasar Sekuritas).

33
Broker biasanya menghitung rekening marjin tiap harinya untuk

menentukan apakah terjadi maintenancecall atau margin call atau house

call . Panggilan (call) oleh broker ini dilakukan jika margin sesungguhnya

menurun sampai dibawah maintenance margin. Jika terjadi panggilan ini,

maka insvestor harus membayar tunai lagi kepada broker sehingga

besarnya margin minimum adalah sebesar maintenance margin. Besarnya

tambahan kas tunai ini adalah:

Rumus (2-3) dapat diperoleh sebagai berikut ini . Dengan menggunakan

rumus (2-1), jumlah yang dapat dipinjam dari broker ini adalah besar:

Jumlah Dipinjam = Nilai Pasar Sekuritas – (Nilai Pasar Sekuritas x

Maegin sesungguhnya) jumlah baru yang dapat dipinjam sampai dengan

margin call adalah: Jumlah Baru Dipinjam = Nilai Pasar Sekuritas – ( Nilai

Pasar Sekuritas x Margin call ).

Karena adanya margin call, maka jumlah baru yang dapat dipinjam

akan lebih kecil dari jumlah dipinjam awal. Insvestor harus melakukan

pembayaran kas ke broker sehingga jumlah yang dipinjamnya dari broker

turun sampai batas margin call. Dengan demikian, besarnya tambahan

pembayaran kas ini adalah sebesar:

Contoh 2.4:

Misalnya maintenace margin yang ditetapkan adalah 30%. Jika harga

saham dicontoh 2.2 turun dari Rp5.000,- perlembar menjadi Rp4.000,-

maka besarnya margin sesungguhnya menjadi besar:

34
Margin sesungguhnya = (Rp4.000.000 – Rp2.000.000)

Rp 4.000.00

= 0,375

= 37,50%

karena margin sesungguhnyamasih lebih besar dari maintenance margin,

maka maintenance call tidak terjadi.

Contoh 2.5:

Jika harga saham dicontoh 2.4 sekarang turun menjadi Rp3.000,-, maka

besarnya margin sesungguhnya menjadi besar:

Margin Sesungguhnya = (Rp 3.000.000 – Rp 2.500.000)

Rp 3.000.000

Tambahan pembayaran Kas = Jumlah Dipinjam – Jumlah Baru Dipinjam

atau: Tambahan pembayaran kas = Jumlah Dipinjam – Nilai Pasar

Sekuritas + (Nilai Pasar Sekuritas x Margin Call)

Yang merupakan rumus (2-3). Rumus (2-3) dapat juga diperoleh

dengan misalkan x adalah tambahan pembayaran kas karena margin

call,sehingga:

Margin call = [Nilai pasar sekuritas- (jumlah Dipinjam – X)]/ Nilai

pasar sekuritas

X = Jumlah dipinjam – Nilai Pasar Sekuritas + (Nilai Pasar Sekuritas x

Margin Call).

= 0,1667

= 16,67%

35
karena margin sesungguhnya (16,67%) lebih kecil dari

maintenance margin (30%), maka maintenance call terjadi . besarnya

tanbahan kas yang harus dibayarkan ke broker adalah:

Tambahan pembayaran kas karena margin call

= Rp2.500.000 – Rp3.000.000 + (30% x Rp3.000.000)

= Rp400.000,-

Atau dengan rumus (lihat catatan kaki nomor 4): Margin Call = [Nilai Pasar

Sekuritas – (Jumlah Dipinjam – X)]/ Nilai Pasar Sekuritas

30% = [Rp3.000.000,- - (Rp2.500.000,- - X)]/ Rp3.000.000,-

X = Rp4.000.000,-

Dengan tambahan kas sebesar Rp4.000.000ini, maka utang investor ke

broker menjadi sebesar Rp2.500.000,- - Rp4.000.000,- atau sebesar

Rp2.100.000,-. Dengan utang yang baru ini, maka margin sesungguhnya

menjadi:

Margin Sesungguhnya = (Rp3.000.000 – Rp2.100.000)

Rp 3.000.000

= 0,3

= 30%

Atau sama dengan Margin Call.

Posisi sekuritas di rekening margin dapat berupa long,flat atau

short. “long” berarti mempunyai sekuritas (positif). Jika semua sekuritas

sudah terjual ini disebut dengan posisi datar (flat). Rekening margin akan

menjadi negatif atau pendek (short) jika terjadi penjualan pendek (short

36
sale) yaitu investor meminjam sekuritas dari broker (sehingga rekeningnya

menjadi negatif) untuk dijual kepada investor lain.

penjualan pendek dilakukan dengan harapan harga dari sekuritas akan

turun. Berikut ini adalah contoh penjualan pendek :

ibu dewi menelepon brokernya untuk meminjam (short) sekuritas

perusahaan Dewa sebesar 500 lembar dengan harga yang pada saat itu

adalah Rp2.000,- perlembar. Ibu dewi juga menginstruksikan kepada

brokernya untuk menjual sekuritaskepada insvestor lain dengan harga yang

sama besar Rp 2.00,- perlembar. Karena ibu dewi tidak memiliki saham ini

sebelumnya, maka penjualan ini merupakan penjualan pendek. Beberapa

hari kemudian ,harga saham ini turun menjadi Rp1.500,- perlembar dan ibu

dewi menginstruksikan kepada brokernya untuk membelinya sebanyak 500

lembar. Sekuritas ini kemudian dikembalikan kepada brokernya untuk

menutup rekening pendeknya. Keuntungan yang diterima ibu dewi adalah

sebesar 500 x Rp2.000,- dikurangi dengan 500 x Rp 1.500,- atau sebesar

Rp 250.000,-. Ibu dewi harus membayar komisi untuk meminjam

sekuritas,bunga dan biaya-biaya yang lain dan laba bersih yang diterima

ibu dewi adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya ini.

3. Bentuk Order

Insvestor dapat menggunakan tiga macam bentuk dari order (amanat),

yaitu market order,limit order dan stop order.

a. Market Order

37
insvestor dapat menginstruksikan kepada brokernya untuk menjual atau

membeli sekuritas segera pada harga pasar yang terbaik. Order semacam

ini disebut dengan market order.

b. Limit order

insvestor menetapkan harga maksimum tertinggi yang boleh dibeli dan

hargaminimum terendah yang boleh dijual.

c. Stop Order

stop order sebenarnya adalah memo dan akan menjadi market order jika

sekuritas mencapai harga yang tertentu.

Limit order dan stop order umumnya digabung dengan instruksi-

instruksi tambahan sebagai berikut ini

a. Day order. Order ini hanya berlaku pada hari order diberikan

b. Good till canceled (GTC). Order ini akan terus berlaku sampai ada

pemberitahuan untuk membatalkannya.

c. Not held (NH). Order ini mengizinkan broker untuk menggunakan

judgment di dalam menentukan kapan order harus dieksekusi. Broker

tidak (not held) bertanggung jawab atas judgment yang dilakukannya.

d. Participate but do not initiate (PNI). Instruksi kepada broker untuk

menjual atau membeli selama harga sekuritas tidak berubah.

e. All or None (AON). Insvestor menginginkan untuk untuk membeli atau

menjual dengan harga yang sudah ditentukan sejumlah lembar tertentu

semuanya(all) sekaligus atau tidak (none) sama sekali.

38
f. Immediate or cancel (IOC) insvestor menginginkan semua atau

sebagian order dieksekusi segera (immediate) setelah order diterima

dan sebagian sisanya yang tidak dapat dieksekusi untuk segera

dibatalkan (cancel)

g. Fill or Kill (FOK). Sama dengan IOC,tetapi semua order (tidak boleh

sebagian saja) harus dieksekusi. Jika broker tidak dapat mngeksekusi

semua order segera setelah diterima,order ii harus segera dibatalkan.

4. OTC Market

Over The Counter (OTC) merupakan pasar modal untuk perusahaan

yang lebih kecil dibandingkan dengan yang terdaftar di stock

exchange.maka di OTC digunakan sistem negosisasi,yaitu harga ditentukan

dengan cara negosiasi(tawar menawar) antara insvestor dan dealer. Oleh

karna itu OTC market sering juga disebut dengan pasar negosiasi

(negotiated market). OTC market terdiri dari jaringan dealer yang siap

membeli dan menjual sekuritas.

Di Indonesia OTC market adalah bursa paralel yang didirikan pada

tahun 1989. Di Amerika Serikat,OTC market yang terkenal adalah Nasdaq.

Nasdaq merupakan singkatan dari National Association of Securities

Dealer.

C. PASAR MODAL INDONESIA

Bursa efek( pasar modal ) yang terbesar di indonesia adalah bursa

efek Jakarta (BEJ) yang dikenal juga dengan nama asingnya sebagai Jakarta

39
Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah

saham prefen (preferred stock), saham biasa ( common stock),hak (rights)

dan obligasi konvertibel (convertible bonds). efektif mulai bulan November

2007,setelah diadakannya RUPSLB (Rapat umum Pemegang saham Luar

Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES bergabung

menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI akan memperdagang seluruh

produk investasinya yang dimiliki BEJ dan BES seperti saham,kontrak

Opsi saham (KOS) . sampai akhir tahun 2007, terdapat 383 saham yang

tercatat yang diperdagangkan di BEI. Jumlah saham yang beredar di BEI

mencapai 442 saham dengan nilai kapasitasnya sebesar Rp 3.877 triliun.

Tabel berikut ini menunjukan perkembangan BEI dari tahun 2007 sampai

semester 1 tahun 2012.

Tabel 2.6.

Jumlah Emiten dari kapitalisasi pasar BEI.

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Emiten 383 396 398 420 440 459 459 489

Emiten Baru 22 19 13 21 25 23 31 5

Emiten Keluar 8 6 12 1 5 4 7 -

Kapitalisasi 1,983,326 1,067,491 2,019,375 3,217,097 3,537,294 4,125,945 4,219,020 4,717,502

Pasar (Rp

Miliyar)

Sumber: IDX Fact Book 2013. *hanya semester pertama tahun 2014*

Bab ini hanya membahas tentang pasar modal di indonesia mulai dari

sejarahnya sampai dengan lembaga-lembaga lainnya yang terlibat di pasar

modal.

40
1. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA

Era pasar modal di indonesia dapat dibagi menjadi dua puluh satu

periode. Periode pertama adalah periode jaman belanda mulai tahun 1912.

Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952.

Periode ketiga adalah periode orde baru dengan di aktifkannya kembali

pasar modal pada tahun 1977. Periode ke empat dimulai pada tahun 1988

adalah periode bangunnya pasar modal dari tidur yang panjang. Periode ke

lima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai tahun 1995. Periode ke

enam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997 dan

seterusnya.

1. Periode Pertama (1912-1942): periode Jaman Belanda

Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker

dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai

“vereniging voor effectenhandel” yang merupakan cikal bakal pasar

modal pertama di Indonesia. Karena masih dalam jaman penjajahan

belanda dan pasar-pasar modal ini juga di dirikan dibelanda.

2. Periode Kedua (1952-1960): Periode Orde Lama

Setelah jepang meninggalkan indonesia, pada tanggal 1

September 1951 dikeluarkan undang-undang Darurat No. 12 yang

kemudian dijadikan undang-undang No. 15/1952 tentang pasar modal.

Tanggal 1 November 1951, bursa efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka

kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuannya dibukanya kembali bursa

ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan

41
pada tahun-tahun sebelumnya. tujuan yang kain adalah untuk mencegah

saham-saham perusahaan belanda yang dulunya diperdagangkan di

pasar modal di Jakarta lari ke luar negeri.

kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan ke perserikatan

perdagangan uag dan efek-efek (P.P.U.E) . bursa efek ini berkembang

dengan cukup baik walaupun surat berharga yang diperdagangkan

umumnya adalah obligasi oleh perusahaan Belanda dan obligasi

pemerintah Indonesia lewat Bank pembangunan Indonesia.

3. Periode ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru

Bursa efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977

dalam periode orde baru sebagi hasil dari keputusan presiden No. 52

Tahun 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian pasar modal.

Penerbitan saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977. Pada saat

tercatat pertama kali di bursa tanggal 10 Agustus 1977,sebanyak

178.750.000 lembar saham ditawarkan dengan harga Rp 10.000,-

perlembar.

Tabel 2.7

Penawaran Perdana tahun 1977-1988

42
Tanggal Tanggal Jumlah Harga Nilai Emisi
No Perusahaan
Efektif Listing (Lembar) (RP) (RP)

Semen
1. 06/08/1977 10/08/1977 179.750 10.000 1.787.500.000
Cibinong

2. Centex 04/05/1979 22/05/1979 116.000 5.500 638.000.000

BAT
3. 19/10/1979 20/12/1979 6.600.000 2.500 16.500.000.000
Indonesia

4. Tifico 29/12/1979 26/02/1980 1.100.000 7.250 7.975.000.000

5. PGI 06/03/1979 28/04/1980 280.000 3.000 840.000.000

periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang,karena sampai

sengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di

BEJ,yaitu hanya 24 perusahaan saja.

4. periode keempat (1989-Mei 1995): Periode Bangun dari tidur yang

panjang

Sejak diaktifkan kembali oada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ

dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Jumlah

perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127. Sampai

dengan akhir tahun 1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO menjadi 225.

Tabel 2.8

Penawaran Perdana tahun 1989-1995.

No Perusahaan Tanggal Tanggal Jumlah Harga (RP) Nilai Emisi (RP)

Efektif Listing (Lembar)

43
25 Zebra Nusantara 09/12/1988 01/08/1991 4.399.300 4.650 20.456.745.000

26 ABDA 22/05/1989 06/07/1989 900.000 3.800 3.420.000.000

27 S.S Gas 16/06/1989 18/071989 3.700.000 4.100 15.170.000.000

28 Jaya Pari Steel 16/06/1989 04/08/1989 3.360.000 7.800 26.208.000.000

29 Sofyan Hotel 26/04/1989 30/06/1989 2.000.000 1.250 2.500.000.000

Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya,

BAPEPAM bukan lagi pelaksanan pasar modal,tetapi lebih kepengawas

pengawasan modal,sehingga BAPEPAM dari badan pelaksana pasar modal

menjadi badan pengawas pasar modal.

Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai

berikut ini.

a. Permintaan Dari investor Asing investor asing tetarik dengan pasar

indonesia karena dianggap sebagai pasar yang menggunakan untuk

diversifikasi secara international. Investor asing dibatasi kepemilikannya

sampai dengan 49%dari sekuritas yang terdaftar dibursa. Jumlah

kepemilikan oleh investor asing mencapai sebanyak 7,06 miliyar lembar.

b. Pakto 88

pakto 88 adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito.

Akibat dari reformasi ini adalah pelepasan dana sebesar Rp 4 triliun dari

Bank Indonesia ke sektor Keuangan.

c. Perubahan generasi

kultur bisnis keluarga tertutup ke kultur bisnis profesional dari luar keluarga

untuk duduk di kursi pimpinan perusahaan. Perubahan radikal menuju

keperusahaan profesional terbuka ini juga merupakan faktor perkembangan

44
pasar modal,yaitu dengan mulai banyaknya perusahaan keluarga yang go

public.

Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari bursa efek

surabaya (BES). Mulai tanggal 19 September 1996,BES mengubah nilai

dasar indeks gabungnya menjadi nilai dasar 500. Jumlah ini meningkat

sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan nilai kapasitas

besar Rp 191,57 triliun.

5. Periode kelima (Mulai Mei 1995): Periode Otomatisasi

Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah

melebihi kapasitas manual,maka BEJ memutuskan untuk

mengotomisasikan kegiatan transaksi di bursa.maka setelah otomisasi

sekarang yang terlihat dilantai bursa adalah jaringan komputer-komputer

yang digunakan oleh broker.

Jakarta Automated Trading System (JATS)

Sistem otomisasi yang diterapkan di bursa efek jakarta(BEJ) diberi

nama Jakarta Automated Tranding System (JATS) dan mulai dioprasikan

pada hari senin tanggal 22 Mei 1995. Sistem ini mampu menangani mampu

menangani sebanyak 50.000 transaksi setiap harinya.

untuk transaksi yang non reguler,rata-rata volume perdagangan setelah

JATS adalah sebanyak 24,7 juta lembar dalam 222 transaksi dengan nilai

Rp 82miliyar. Tabel 3.4 berikut ini menunjukan perbandingan ini .

Tabel 2.9

45
Kinerja Sebelum dan Sesudah JATS

Sebelum JATS Setelah JATS Perubahan

Transaksi 14.778.231 18.092.814 22,43%

Reguler 46.041.559.194 58.271.771.250 26,56%

Volume 1.606 2.268 41,22%

(lembar)

Nilai (Rp)

Jumlah

Transaksi

Transaksi 19.268.097 24.735.488 28,38%

Non-Reguler 61.082.164.225 81.919.215.763 34,11%

Volume 174 222 27,59%

(lembar)

Nilai (Rp)

Jumlah

Transaksi

Total 34.046.328 42.828.302 25,79%

Volume 107.123.763.448 140.190.987.013 30,87%

(lembar) 1.780 2.490 39,89%

Nilai (Rp)

Jumlah

Transaksi

46
JATS sebagai suatu sistem terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.

Komponen-komponen utama dari JATS adalah:

1. Pusat komponen pengelola data yang disebut juga dengan istilah trading

engine yang mempunyai tugas untuk menerima,memproses order dari

komputer broker.

2. Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-

komputer broker dengan trading engine.

3. Traders worktations yang terdiri dari jumlah terminal untuk masing-masing

broker dilantai bursa. Broker menggunakan traders workstation untuk

melakukan kegiatam-kegiatan sebagai berikut ini:

a. Meletakan order pembelian dan penjualan

b. Mengamati aktivitas pasar seperti harga,volume,indeks pasar dan porsi

kepemilikan asing

c. Mengamati status dari order,

d. Membaca status dari transaksi yang sudah selesai

e. Menerima informasi tentang kegiatan-kegiatan perusahaan

bersangkutan

f. Menerima berita dan pengumuman yang disebarkan oleh BEJ.

g. Meletakkan pemberitahuan untuk membeli atau menjual sekuritas

h. Melaporkan hasil transaksi non-reguler

Dengan ini demikian sebenarnya sasaran dari penerapan sistem JATS

ini adalah sebagai berikut:

47
a. Meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang

dimasa mendatang diperkirakan sistem manual sudah tidak memadai

(sistem manual hanya dapat menampung 3,800 transaksi per harinya

sedangkan JATS mampu menangani 5,000 transaksi per hari).

b. Meningkatkan integritas (berkaitan satu pihak dengan pihak yang

lainnya) dan likuditas (kecepatan transaksi sekuritas diselesaikan).

c. Meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakan BEJ setara dengan

pasar-pasar modal lainnya.

Jumlah IPO pada tahun 1995 sampai bulan Agustus 1997 adalah

sejumlah 62 perusahaan yang tampak dari tabel berikut ini.

Tabel 2.10

Penawaran Perdana Tahun 1995-Agustus 1997.

No Perusahaan Tanggal Tanggal Jumlah Harga Nilai Emisi (Rp)

Efektif Listing (lembar) (Rp)

226 Citra Marga 30/11/1994 10/01/1995 122.000.000 2.600 317.200.000.000

Nusapala

227 Hexindo 05/12/1994 06/02/1995 10.000.000 3.900 39.000.000.000

Adiperkasa

228 K.I.JABABEKA 06/12/1994 10/01/1995 47.000.000 4.950 232.650.000.000

229 BUKAKA Teknik 06/12/1994 09/01/1995 40.000.000 3.200 128.000.000.000

Utama

230 Grahamas Citra 23/12/1994 14/02/1995 8.750.000 1.000 8.750.000.000

Wisata

Surabaya Market Information & Automated Remote Tranding (SMART)

48
Pada tanggal 19 September 1996 (diumumkan secara terbuka pada tanggal

10 Maret 1997) BES menerapkan sistem otomatisasi yang disebut dengan

Surabaya Market Information & Auotomated Remote Trading ( S-MART).

untuk meyelesaikan transaksi. Adapun fasilitas yang diberikan oleh S-MART

adalah :

a. Trader workplace,yaitu sarana akses langsung secara elektronik oleh

anggota bursa atau broker atau WPPE (Wakil Perantara Perdagangan Efek)

. fasilitas ini dapat dibagi lagi berdasarkan segmentasi

transaksinya,meliputi:

1) Pasar kesatu yang meliputi dua sistem,yaitu S-MART 500 untuk

perdagangan reguler dan derivatif (waran dan right) dan S-MART FIS

untuk perdagangan obligasi.

2) Pasar kedua yang berupa sistem S-MART 100 untuk perdagangan odd

lot.

b. S-MART Mail yaitu sarana surat elektronik (e-mail)

c. S-MART Web yaitu fasilitas world-wide-web di internet yang

menyediakan informasi-informasi penting yang diperlukan.

d. S-MART Chat fasilitas komunikasi percakapan ineraktif antar anggota

bursa dengan pemakai internet lainnya.

6. Periode keenam (Mulai agustus 1997 – September 1998): Krisis

Moneter.

49
Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara

Asia, termasuk Indonesia,malaysia,Thailand,Korea selatan,dan Singapura.

Tidak banyak perusahaan yang melakukan IPO pada periode krisis ini,yaitu

hanya sebanyak 18 perusahaan.

Tabel 2.11

Penawaran Perdana Agustus 1997-1998.

No Perusahaan Tanggal Tanggal Jumlah Harga Nilai Emisi (Rp)

Efektif Listing (Lembar) (Rp)

288 Jakarta Kyoei Stell 26/06/1997 06/08/1997 50.000.000 650 32.500.000.000

Works Ltd

289 Sunson Textile 28/07/1997 21/08/1997 80.000.000 850 68.000.000.000

290 Bank Mayapada 08/08/1997 29/08/1997 65.000.000 800 52.000.000.000

291 Bank Universal 12/09/1997 04/10/1997 250.000.000 675 168.000.000.000

292 Duta Kirana 28/10/1997 17/11/1997 26.000.000 500 13.000.000.000

Finance

Krisis moneter yang terjadi ini dimulai dari penrunan nilai-nilai

mata uang negara-negara Asia tersebut relatif terhadap dolar Amerika.

Penurunan nilai mata uang ini disebabkan karena spekulasi dari pedagang-

pedagang valas. Untuk mencegah pertmintaan dolar Amerika yang

berlebihan yang mengakibatkan nilainya meningkatdan menurunnya nilai

rupiah. Bank Indonesia menaikan suku bunga deposito yang tinggi suku

bunga dari 25% sampai dengan 50%. Tingginya suku bunga deposito

berakibat negatif kepada pasar modal. Investor tidak lagi tertarik untuk

menanamkan dananya dipasar modal. Akibat lebih lanjut harga-harga

saham dipasar modal mengalami penurunan yang drastis. Indeks harga

50
gabungan sejak bulan Agustus sampai akhir tahun 1997 selalu menurun

sampai awal tahun 1998. Periode ini dapat juga dikatakan sebagai periode

ujian terberat yang dialami oleh pasar modal indonesia.

untuk megurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal

indonesia,pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagangannya

lewat transaksi investor asing. Kemerosotan pasar saham ditunjukan oleh

indeks harga saham gabungannya (IHSG) yang turun dengan tajam. Pada

tanggal 21 November 1997 sebesar 391,26 poin yang berarti turun sebesar

155,43 poin. Sejak tanggal 8 Juli 1997 dan IHSG terendah terjadi pada

tanggal 28 September 1998,yaitu IHSG menembus titik dibawah 300 poin

enjadi 278,95 poin (lihat gambar 3.1).

7. Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000): Tanpa Warkat.

Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efisien lagi belum

lagi banyak warkat yang hilang sewaktu disimpan atau banyak juga warkat

yang dipalsukan. Penerbitan warkat juga akan menghambat proses

penyelesaian transaksi. Oleh karena, alasan-alasan tersebut,maka pada

bulan Juli 2000,BEJ mulai menerapkan perdagangan-perdagangan tanpa

warkat (scripless tradings).

8. periode Kedelapan (Mulai oktober 1998 – Desember 2002):

Penyembuhan.

51
Pada periode ini,sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya

dibursa efek jakarta. Saham-saham yang dicatatkan tampak di Tabel

berikut.

Tabel 2.12.

Penawaran Perdana Agustus Oktober 1998 – Desember 2002.

kode Nama Perusahaan Tanggal Jumlah Lembar Papan Pencetakan

pencatatan Saham Perdana

CTRS Ciputra Surya Tbk 15/01/1999 1.978.864.834 Utama

CKRA Citra Kebun Raya Agri 19/05/1999 5.106.021.090 Pengembangan

Tbk

BVIC Bank Victoria 30/06/1999 6.538.988.915 Pengembangan

Internasional Tbk

SMDR Samudera Indonesia Tbk 05/12/1999 163.756.000 Utama

TIRT Tirta Mahakam 13/12/1999 1.011.774.750 Utama

Resources Tbk

Setelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan

September 1998 sampai menembus di bawah 300 poin, IHSG di bulan

Oktober 1998 mulai mengalami peningkatan menembus kembali diatas 300

poin. Pada tanggal 5 Oktober 1998 IHSG bernilai 311,96 poin. Periode

penyembuhan ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400 poin

sampai dengan 700 poin.IHSG mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 1998

pada tanggal 14 Juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses

penyembuhan dari sakit yang berat,IHSG juga mengalami masa-masa

mendebarkan . kembali pada tanggal 16 April 2001 IHSG turun sampai

365,82 poin dan setelah mengalami naik dan turun kembali akhirnya pada

akhir tahun sebelum Natal tanggal 23 Desember 2002 IHSG 420,90.

52
9. Periode Kesembilan (Mulai januari 2003 – Januari 2008):

Kebangkitan kembali.

Pada periode kebangkitan kembali ini cukup banyak saham yang

dicatatkan dipasar modal. Sebanyak 70 saham menawarkan saham

perdananya sebagai berikut ini.

Tabel 2.13

Penawaran Perdana Januari 2003 – Januari 2008.

Kode Nama Perusahaan Tanggal Pencatatan Jumlah Lembar Papan Pencatatan

Saham Perdana

ARTI Ratu Prabu Energi Tbk 30/04/2003 1.568.000.000 Utama

TMAS Pelayaran Tempuran Emas 09/07/2003 1.141.030.000 Utama

Tbk

BMRI Bank Mandiri (persero) 14/07/2003 23.099.999.999 Utama

Tbk

AGRO Bank Rakyat Indonesia 08/08/2003 3.583.913.524 Pengembangan

Agroniaga

BBRI Bank Rakyat Indonesia 10/11/2003 24.422.470.380 Utama

(persero)

Tahun 2003 juga dimasuki dengan penuh optimisme. Mulai Awal

tahun ini IHSG mengalami peningkatan,akan tetapi sejak itu IHSG mulai

meningkat dengan signifikan pada bulan-bulan dan tahun-tahun

berikutnya. Tahun 2004 IHSG sudah menembus level 1.000.

IHSG pada nilai 1.083,82 poin dan di akhir tahun pada tanggal 29

Desember 2005. IHSG ditutup akhir tahun 2006 pada tanggal 28 Desember

53
2006. Kenaikan IHSG terjadi terus menerus sejak tahun 2003 sampai akhir

2007 IHSG sudah meningkat lebih dari 470%.

10. Periode Kesepuluh ( Mulai Oktober 2007): Bursa Efek Indonesia

Efektif mulai bulan November 2007,setelah diadakannya

RUPSLB(Rapat umum pemegang saham luar biasa) yang diadakan pada

30 Oktober 2007.

11. Periode Kesebelas ( Mulai Akhir Januari 2008-Maret 2009): krisis

Global

Meskipun masih dalam krisis global,walaupun tidak banyak

bebrapa perusahaan melakukan penawaran perdananya.

Tabel 2.14

Penawaran Perdana Akhir Agustus 2008 – Maret 2009)

Kode Nama Perusahaan Tanggal Jumlah lembar Papan Pencatatan

Pencatatan saham perdana

TRIL Triwira Insanlestari Tbk 28/01/2008 1.200.000.000 Utama

ELSA Elnusa tbk 06/02/2008 7.298.500.000 Pengembangan

YPAS Yanaprima Hastapersada 05/03/2008 668.00.089 Utama

Tbk

BTPN Bank tabungan Pensiunan 12/03/2008 5.781.884.384 Pengembangan

Nasion

KOIN Kokoh Inti Arebema Tbk 09/04/2008 980.843.732 Utama

54
Periode kesebelas dari pasar modal indonesia dimulai bulan januari

2008. Pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan kerugian city bank

sekitar 30% Akibat dari kasus subprime Mortgage di Amerika Serikat.

Subprime Mortagege merupakan kredit perumahan beresiko tinggi

di Amerika Serikat.mereka menarik portofolio mereka dipasar modal

seluruh dunia yang mengakibatkan kejatuhan Nilai Indonesia karena akibat

Suprime Mortagage.

Isu subprime Mortagage yang mencuat bulan Agustus tahun 2007

sebelumnya yang diperkirakan hanya pempunyai dampak jangka pendek

dan tidak berkepanjangan. Kasus dari subprime Mortagage ternyata

memang berbuntut panjang.

12. Periode Keduabelas ( April 2009-Agustus 2011): Kejayaan

Selama masa kejayaan ini,cukup banyak emiten melakukan

penawaran perdana. Tabel berikut ini menunjukan saham-saham yang

dicatatkan pertama kali.

Tabel 2.15

Penawaran Perdana April 2009- Agustus 2011.

Kode Nama Perusahaan Tanggal Pencatatan Jumlah Lembar Papan Pencatatan

Saham Perdana

BPFI Batavia prosperindo 01/06/2009 1.000.000.000 Pengembangan

Finance Tbk

INVS Inovisi Infracom Tbk 03/07/2009 2.568.925.809 Pengembangan

GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 09/07/2009 2.500.000.000 Pengembangan

MKPI Metropolitan Kentjana 10/07/2009 948.194.000 Pengembangan

Tbk

55
BWPT Bw Plantion Tbk 27/10/2009 4.051.709.352 Utama

Memasuki bulan April tahun 2009 titik cerah tampaknya mulai

muncul di pasar modal indonesia. Pada tanggal 3 April 2009 nilai IHSG

menembus titik psikologi 1.500 yaitu sebesar 1.500,361. Jika IHSG mampu

menembus nilai ini,pelaku pasar optimis IHSG akan pulih.

13. Periode Ketiga Belas ( Agustus 2011-Juni 2012 ): Stgnasi.

Meskipun periode ini periode stagnasi,masih ada juga beberapa

emiten melakukan penawaran perdana.

Tabel 2.16

Penawaran Perdana Agustus 2011- Juni 2012

Kode Nama Perusahaan Tinggi Pencatatan Jumlah lembar Papan Pencatatan

Saham Perdana

SMRU SMR Utama Tbk 10/10/2011 1.500.000.000 Pengembangan

SUPR Solusi Tunas Pratama Tbk 11/10/2011 794.273.791 Pengembangan

ARII Atlas Resource Tbk 08/11/2011 3.000.000.000 Pengembangan

GEMS Golden Energy Mines Tbk 17/11/2011 5.882.353.000 Utama

Setelah nilai IHSG tertinggi tanggal 1 Agustus 2011 diperiode

sebelumnya,Nilai ini merupakan nilai penurunan indeks sebesar -145,184

poin dari nilai sebelumnya sebesar 3.799,766.

14. Periode Ke Empatbelas (Juni 2012-Mei 2013): Kembali Berjaya

Setelah mengalami hampir setahun stagnasi,pasar modal Indonesia

mulai kembali berjaya. Beberapa saham baru juga di daftarkan pada

periode ini sebagai berikut.

56
Tabel 2.17

Penawaran Perdana Juni 2012-Mei 2013

Kode Nama Perusahaan Tanggal Pencatatan Jumlah lembar Papan Pencatatan

saham perdana

RANC Supra Boga Lestari Tbk 07/06/2012 1.564.487.500 Utama

TRIS Trisula Internation Tbk 28/06/2012 1.001.015.635 Pengembangan

KOBX Kobexindo Tractors Tbk 05/07/2012 2.272.500.000 Utama

TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk 06/07/2012 2.012.491.000 Utama

MSKY MNC Sky Vision Tbk 09/07/2012 1.412.776.000 Utama

Pada periode ini,nilai indeks sudah mulai kembali menembus angka

4,000 yaitu sebesar 4,4049,893 pada tanggal 3 Juni 2012.

15. Periode Kelima Belas (Juni 2013 – Juni 2014): Ketidak pastian

Tapering AS

Setelah IHSG mengalami kembali dengan mencapai nilai penutupan

5.214,976 pada tanggal 20 Mei 2013. Nilai terendah sebenarnya adalah

3,837,735 terjadi pada hari berikutnya,tetapi nilai ini bukan nilai penutupan

dan IHSG ditutup naik menjadi 4.026,475 pada hari itu.

Penurunan IHSG pada bulan Agustus 2013 ini disebabkan oleh banyak hal.

Salah satunya adalah pelemahan nilai rupiah dalam kurun 4 tahun terakhir.

Tapering adalah program pengurangan pembelian obligasi yang

dilakukan oleh bank sentral. Pengurangan pembelian obligasi bertujuan

untuk mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya program the feed yang

bernama quantitative easing (QE) adalah membeli kembali obligasi

pemerintah ( T-Bond). maka tujuan tapering berlawanan dengan tujuan

57
program quantitative easing (QE). Melihat kenyataan ini the feed ingin

membalik aliran dana ini dari wall street ke Main Street,sehingga

melakukan program tapering. Setelah adanya kepastian stimulus ekonomi

AS ini IHSG,mulai meningkat perlahan-lahan.

16. Periode keEnambelas (Mulai Juli 2014 – April 2015): Reformasi

Birokrasi Pemerintahan

Pada tanggal 9 Juli 2014 indonesia melakukan pemilihan umumnuntuk

memilih presiden dan wakil presiden RI. Ada harapan besar masyarakat

kepada pemerintahannya berjanji untuk melakukan reformasi birokrasi.

Presiden Joko Widodo mematok target 7% pertumbuhan ekonomi di masa

kepemimpinannya. Hal mendasar yang paling penting dilakukan adalah

penguatan institusi birokrasi sebagai penyelenggara negara. Pada tanggal

24 Oktober 2016 presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet kerja.

Hasil kabinet kerja yang baik,hasil kinerja dalam 100 hari pertama yang

menunjukan hasil positif.

17. Periode Ketujuh Belas (Mulai April 2015-September 2015):

Perlambatan Ekonomi Dunia

Perlambatan ekonomi dunia diawali sejak turunnya harga minyak

mentah dunia sejak 2014.penurunan harga minyak mentah dunia ini

memiliki resiko jangka panjang yang membuat ekonimi dunia kian

terancam.dalam jangka panjang,turunnya harga minyak dapat membuat

semakin banyak produsen gagal mendapatkan keuntungan dalam tahun-

tahun mendatang. Selain itu, meningkatnya resiko kelangkaan.

58
penurunan harga minyak dirasakan diseluruh negara yang berperan sebagai

eksportir minyak.

Perlambatan ekonomi di Asia didominasi oleh Tiongkok yang ikut

menghambat perkembangan ekonomi di negara Asia Timur dan negara

emerging market. sinyal perlambatan ekonomi di Indonesia dapat dilihat

dari proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kurtal 1 tahun 2015 yang berkisar

dibawah 5% sementara target pertumbuhannya berada pada 5,7%.

Sinyal perlambatan ekonomi di dalam negeri terlihat berbarengan

dengan kinerja buruk sejumlah emiten pada kuartal I tahun 2015 membuat

IHSG mencapai titik terendah sejak awal tahun.

18. Periode kedelapan Belas (Mulai September 2015 – Juni 2016):

Paket Kebijakan Ekonomi

Paket kebijakan ekonomi dilakukan sebagai upaya untuk

menstabilkan kondisi ekonomi indonesia dan menstimulasi pertumbuhan

ekonomi yang melambat. Paket ini terdiri dari beberapa jilid yang memili

fokus yang berbeda untuk menyasar beberapa target yang diharapkan dapat

merangsang pergerakan ekonomi. Ekonomi indonesia yang terus membaik

diharapkan menjadi harapan titik balik pulihnya ekonomi indonesia.

Tabel 2.18

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 1 sampai dengan jilid 13

59
Paket Tanggal Penerbitan Fokus kebijakan

Kebijakan

Ekonomi Jilid

1 9 Sept 2015 1. Mendorong daya saing industri melalui

deregulasi,debirokratisasi,serta penegakan hukum

dan kepastian usaha

2. Mempercepat proyek strategis nasional dengan

menghilangkan sebagai hambatan,sumbatan,dalam

pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis

nasional.

3. Meningkatkan investasi disektor properti.

2 29 Sept 2015 1. Deregulasi dan debirokrasi peraturan untuk

mempermudah investasi,baik penanaman modal

dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal

asing (PMA)

2. Pemangkasan tetap perizinan di KLH dan kehutanan.

3. Pengurusan tax allowance dan tax holiday yang

semakin cepat

4. Intensif pengurangan pajak bunga deposito

3 7 Okt 2015 1. Penurunan harga BBM,listrik,dan gas

2. Perluasan penerima kredit usaha rakyat (KUR)

3. Penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan

penanaman modal

4 15 Okt 2015 1. Kebijakan upah minimum provinsi (UMP)

2. Memperluas penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)

khususnya bagi pekerja yang terkena PHK formula

upah minimum provinsi (UMP)

3. Pemberian kredit mosal kerja untuk usaha mikro,kecil

dan menengah.

5 22 Okt 2015 1. Revaluasi aset

2. Menghilangkan pajak berganda dana investasi real

estate,properti dan insfastruktur.

3. Deregulasi di bidang perbankan syariah.

60
19. Periode Kesembilan Belas ( Mulai Juni 2016 – Juli 2-16): Britain

Exit ( Brexit)

Brexit adalah kependekandari britain exit,yaitu upaya Britania Raya

untuk keluar dari uni eropa. Ada beberapa hal yang mendasari keinginan

negara Britania Raya Keluar dari Uni Eropa,Yaitu sebagai berikut.

a. Uni Eropa dianggap semakim mengontrol kehidupan sehari-hari

warga negara Britania Raya.

b. Rakyat Britania Raya merasa semakin terbebani oleh uni

eropa,peraturan uni eropa dinilai banyak membatasi bisnis di

Inggris.

c. Uni Eropa menarik uang biaya keanggotaan dengan jumlah miliaran

dolar,tetapi negara inggris merasa hanya sedikit keuntungan yang

diperoleh.

d. Prinsip Uni Eropa tentang “free Movement” yaitu membawa banyak

imigran datang dan menetap di Britania Raya,Hal ini dianggap tidak

menguntungkan negara Britania Raya.

Brexit berpengaruh pada arus investasi di indonesia yang datang

dari Inggris. Brexit akan berdampak pada ekonoi global dan indonesia juga

merupakan bagian dari ekonomi global yang juga akan terkena dampaknya.

20. Periode keduapuluh (Mulai Juli 2016 – September 2016):

Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)

Amnesti pajak merupakan program pengampunan yang diberikan

oleh pemerintah kepada wajib pihak meliputi penghapusan sanksi

61
administrasi perpajakan. Selain memberikan keuntungan wajib pajak

,program ini juga dapat membawa efek positip bagi insfastruktur likuditas

sistem keuangan,dan pertumbuhan ekonomi. Amnesti pajak diperkirakan

membawa aliran dana masuk yang relatif cukup besar ,baik dari dalam

negeri maupun luar negeri,khususnya bagi pasar modal. Progam amnesti

pajak akan mendorong likuditas keuangan di dalam negeri meningkat.

Kondisi itu dapat dijadikan momentum bagi perusahaan untuk meraih dana.

21. Periode Keduapuluh Satu ( Mulai 3 November 2016): Pemilihan

Presiden Amerika Serikat ke 45

Pemilihan presiden Amerika dilakukan pada hari Rabu Tanggal 9

November 2016 untuk memilih Donald trump atau Hillary Cliton untuk

menjadi presiden Amerika yang ke 45.harga saham mulai terlihatmenurun

saat Donald Trump unggul dalam pengumpulan suara. Walaupun indeks

harga saham masih negatif,tetapi pasar modal tampaknya bereaksi positif

dengan kenaikan indeks sesaat.

Walaupun kemenangan Dpnald Trump sebagai presiden AS masih

di demo dibeberapa negara sebagian di AS,Pasar tampaknya mulai bisa

menerima. Alasan pasar bereaksi negatif karena semasa kampanye Donald

Trump mengatakan akan membatasi imigran masuk ke Amerika Serikat.

Alasan lainnya pasar bereaksi negatif adalah ketidak pastian kebijakan

ekonomi AS.

D. INDEKS PASAR MODAL

62
Indeks harga saham merupakan sebuah indikator yang merefleksi

pergerakan harga saham. Indeks membantu kita dalam melihat trend

pergerakan saham saat ini, apakah membaik atau memburuk.

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki lima macam indeks harga

saham dalam Gumanti (2011:72), yaitu :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Price

Index, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen perhitungan

indeks. IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai

indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa, baik saham biasa

maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10

10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat

waktu itu adalah sebanyak 13 tahun. IHSG biasa digunakan sebagai proksi

dalam pengukusan risiko pasar dalam model analisis harga saham. IHSG

mencerminkan pergerakan perubahan harga saham harian seluruh saham

yang tercatat di bursa saham Jakarta.

2. Indeks Sektoral

Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam

masing-masing sektor. Semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) diklasifikasikan ke dalam Sembilan sektor menurut klasifikasi

industri yang telah diteteapkan BEI. Indeks sektoral diperkenalkan pada

tanggal 1 Januari 1996 dengan nilai awal indeks 100 untuk setiap sektor dan

menggunakan hari dasar tanggal 28 Desember 2005.

63
Tabel 2.19

Penggolongan Sektor dan Sub-Sektor Perusahaan di Bursa Efek Indonesia

No. sektor Sub-Sektor

1 Pertanian  Perkebunan

 Peternakan

 Perikanan

 Lainnya

2 Pertambangan  Pertambangan batu bara

 Pertambangan minyak dan gas

bumi

 Pertambangan logam dan mineral

lainnya

 Pertambangan batu-batuan

3 Industri Dasar 
dan Semen

Kimia  Keramik, porselen dan kaca

 Logam dan sejenisnya

 Kimia

 Plastik dan kemasan

 Pakan ternak

 Kayu dan pengolahannya

 Pulp dan kertas

64
4 Aneka Industri  Otomotif dan komponennya

 Tekstil dan garmen

 Alas kaki

 Kabel

 Lainnya

5 Industri Barang Makanan dan minuman

Konsumsi  Rokok

 Farmasi

 Kosmetik dan barang keperluan

rumah tangga

 Peralatan rumah tangga

6 Properti dan Real Properti dan real estate

Estate  Kontruksi bangunan

7 Transportasi, Utilitas Energi

dan Infrastruktur Telekomunikasi

 Trasnportasi

 Konstruksi non-bangunan

8 Keuangan  Bank

 Lembaga pembiayaan

 Perusahaan efek

 Asuransi

 Lainnya

65
9 Perdagangan, Jasa dan  Perdagangan besar barang

Investasi konsumsi

 Perdagangan eceran

 Restoran, hotel, dan pariwisata

 Advertising, printing dan media

 Jasa computer dan perangkatnya

 Perusahaan investasi

 Lainnya

Sumber : Gumanti (2011:74)

3. Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri atas 45 saham dengan likuiditasnya (liquidity)

tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan . LQ45 dibaca

Likuid 45. Saham-saham perusahaan yang masuk kedalam kelompok ini

dikenal dengan sebutan saham blue chip. Untuk masuk kedalam pemilihan,

suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini adalah

kriteria-kriteria yang harus dipenuni oleh calon perusahaan yang akan

masuk LQ45 dalam Gumanti (2011:73) :

a. Masuk dalam 60 besar dari total transaksi saham di Pasar Reguler

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)

b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi

pasar selama 12 bulan terakhir)

c. Tercatat dalam di BEI selama paling sedikit 3 (tiga) bulan

66
d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi,

dan jumlah hari transaksi di pasar regular tertinggi dibandingkan

dengan perusahaan-perusahaan lain

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja

komponen saham yang masuk salam perhitungan LQ45. Setiap 3 (tiga)

bulan kajian (review) pergerakan ranking saham akan digunakan dalam

perhitungan LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan

sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham

yang tidak memenuhi kriteria seleksi LQ45, maka saham tersebut

dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang

memenuhi kriteria. Hal ini akan terus dilakukan, sehingga konsistensi

terpenuhinya kriteria untuk masuk ke dalam LQ45 dapat terjaga.

4. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic index (JII) terdiri atas 30 saham perusahaan yang dipilih

dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam. Penentuan kriteria

penilaian saham dalam JII melibatkanpihak Dewan Pengurus Syariah PT

Danareksa Investement Management.

Untuk dapat terpilih dan masuk dalam perhitungan indeks Islam, setiap

saham yang akan dijadikan calon harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 (tiga)

bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar)

67
b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahun dan yang memiliki rasio kewajiban terhadap aset maksimal

sebesar 90 persen

c. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-

rata kapitalisasi pasar (market capitalization) tersebar selama satu tahun

terakhir

d. Memilih 10 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-

rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir

e. Pengkajian ulang dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali dengan

penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap

tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitor

secara terus-menerus berdasarkan data-data public yang tersedia. Oleh

karena itu, pada setiap penggolongan, perusahaan-perusahaan yang

terpilih bisa berganti-ganti sesuai dengan hasil seleksi yang ada.

5. Indeks Individu

Indeks pasar saham individual menggambarkan suatu rangkaian

informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham,

sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut

disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari

tersebut. Indeks tersebut di sajikan untuk periode tertentu. Yang dalam hal

ini mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja

suatu saham dibursa efek.

68
E. INSTRUMEN PASAR MODAL

Dalam pasar modal, banyak instumen pasar modal yang ditawarkan

yaitu saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Setiap instrumen memiliki

karakteristik keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Menurut

Martalena dan Malinda (2011: 18) instrument yang pada umumnya

diperdagangkan antara lain :

Tabel 2.20

Instrumen Pasar Modal

Instrumen Definisi Keuntungan Risiko

Saham Sertifikat  Capital gain  Capital gain

yang  Deviden  Tidak ada

menunjukan pembagian deviden

bukan  Risiko

kepemilikan likuiditas

suatu  Delisting

perusahaan dari bursa efek

Obligasi Efek bersifat  Bunga  Gagal bayar

hutang dengan jumlah  Risiko

serta waktu yang tingkat suku bunga

telah ditetapkan (interest rate risk)

 Capital gain

69
 Capital gain  Callability

dapat dikonversi

menjadi sahamn

Bukti right Sekuritas  Capital gain  Capital loss

(hak memberikan dengan leverage, dengan leverage

memesan hak kepada jika bukti right  Capital loss

efek terlebih pemiliknya ditukar dengan yang diperoleh di

dahulu) untuk saham baru pasar sekolah

membeli  Capital gain

saham baru yang diperoleh

perusahaan dari pasar

dengan harga sekunder

dan dalam

periode

tertentu

Waran Merupakan  Capital gain  Capital loss

sekuritas yang dengan leverage, dengan leverage

melekat pada jika waran  Capital loss

penerbitan dikonversikan yang diperoleh di

saham menjadi saham pasar sekolah

maupun baru

obligasi yang  Capital gain

memberikan yang diperoleh

70
hak kepada dalam pasar

pemiliknya sekunder

untuk

membeli

saham

perusahaan

dengan harga

dan pada

jangka waktu

tertentu

Reksadana Saham,  Tingkat Capital loss, risiko

obligasi atau pengembalian likuiditas pada

efek lain yang yang potensial reksadana tertutup

dibeli oleh  Pengelolaan

sejumlah dana oleh

investor dan manajemen yang

dikelola oleh professional

sebuah

perusahaan

investasi

professional

71
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi Penundaan Konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva

produktif selama periode waktu yang tertentu.

Titik-titik yang berada di indifference curve yang sama menjelaskan tingkat

substitusi subjektif dari individu untuk konsumsi-konsumsi yang berbeda

waktunya. Substitusi ini menjelaskan beberapa unit konsumsi mendatang yang

ahrus diterima supaya individu mau mengorbankna satu unit konsumsi

sekarang dengan tingkat kepuasan subjektif yang sama. Walaupun

pengorbanan konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai investasi untuk

konsumsi dimasa mendatang. Tetapi pengertian Investasi yang lebih luas

membutuhkan aktiva yang produktif untuk mengubah satu unit konsumsi yang

ditunda untuk dihasilkan menjadi lebih dair satu unit konsumsi mendatang

dengan demikian investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi

sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Perusahaan yang belum going public, awalnya saham-saham perusahaan

tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya,sebagian lagi oleh pegawai-

pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki investor. Sebagaimana

biasanya, jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal tambahan sangat

dirasakan . Pada saat ini, perusahaan harus menentukan untuk menambah

modal dengan cara utang atau menambah jumlah dari pemilikan dengan

72
menerbitkan saham baru. Jika saham akan dijual untuk menambah modal;

saham baru dapat dijual dengan berbagai macam cara.

Sedangkan Indeks harga saham merupakan sebuah indikator yang

merefleksi pergerakan harga saham. Indeks membantu kita dalam melihat trend

pergerakan saham saat ini, apakah membaik atau memburuk.

Dan didalam pasar modal, banyak instumen pasar modal yang ditawarkan

yaitu saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Setiap instrumen memiliki

karakteristik keuntungan dan risiko yang berbeda-beda.

3.2 Saran
Dalam Pengertian Investasi, pasar modal, indeks pasar modal, dan
instrument pasar modal ini diharapkan dapat memahami materi tersebut
dengan baik, sehingga dapat memberikan pengetahuan bahwa didalam
investasi ada beberapa langkah yang harus diketahui agar tidak adanya
kesalahan dalam berinvestasi.

73
Daftar Pustaka

Prof. Dr. Hartono Jogiyanto, M.B.A., Ak. TeoriPortofolio Dan AnalisisInvestasi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

74

Anda mungkin juga menyukai