Anda di halaman 1dari 22

REAKSI PASAR

Disusun guna memenuhi tugas perkuliahan


Mata Kuliah : Riset Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Holiawati, S.E, Msi, CSRA

Disusun oleh :

Kelompok 1
Diah Juniasari 221011900024
Ridwan Fauzi Ari Hamzah 221011900009
Wulan Nurdiana Sari 221011900020

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya

kepada kita semua, sehingga makalah kami dapat terselesaikan dengan tema “Reaksi Pasar”.

Makalah ini dibuat untuk memahami lebih detail menganai Reaksi Pasar, Saham, Harga

Saham, Teori Sianyal, Studi Peristiwa serta abnormal return dan diharapkan pembaca dapat

memahami mengenai konsep dari Reaksi Pasar.

Makalah ini juga ditujukan guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Riset

Akuntansi dan Pasar Modal. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi dalam makalah yang terlah kami buat.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan

kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik serta saran yang

positif dari semua pihak. Terimakasih

Tangeran Selatan, 10 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5

1.1 Latar Belakang............................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................7

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................9

2.1 Reaksi Pasar................................................................................................................9

2.2 Saham.........................................................................................................................10

2.3 Harga Saham.............................................................................................................12

2.4 Teori Sinyal (Signalling Theory)..............................................................................14

2.5 Studi Peristiwa..........................................................................................................15

2.6 Abnormal Return......................................................................................................15

BAB III KESIMPULAN.........................................................................................................19

3.1 Kesimpulan................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi pasar adalah hasil dari penerimaan informasi yang dapat mengubah situasi di
pasar, terutama pasar modal. Sumber informasi ini tidak hanya terbatas pada faktor internal,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Yuniarti dan Sujana, 2016). Dalam Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 Tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai aktivitas yang terkait dengan
penawaran publik dan perdagangan surat berharga, perusahaan publik yang terlibat dalam
penerbitan surat berharga, serta lembaga dan profesi yang terkait dengan instrumen keuangan.
Pasar modal dikatakan efesien apabila pasar mampu bereaksi dengan cepat dan akurat untuk
mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia
(Hartono, 2017).

Peristiwa yang mempengaruhi pasar modal pada prinsipnya mengandung suatu


informasi. Kandungan informasi yang diserap oleh pasar akan digunakan para investor untuk
menentukan keputusan investasinya, sehingga investor akan berupaya untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dan akurat. Perusahaan yang mengizinkan kepemilikan sahamnya
dibagikan kepada masyarakat, yang sering dikenal sebagai perusahaan "go public,"
memerlukan manajemen yang berkompeten untuk melaksanakan tugas-tugas dengan tingkat
profesionalisme yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan akan menyediakan informasi kepada
masyarakat secara terbuka. Informasi tersebut dapat berfungsi sebagai sinyal yang dapat
mempengaruhi harga saham di pasar modal, baik dengan efek positif maupun negatif.

Kemampuan pasar yang efesien dalam menerima informasi yang tersaji dijelaskan
pula dalam signalling theory. Teori tersebut menjelaskan bawha sinyal – sinyal yang timbul
dari informasi, baik yang berasal dari eksternal perusahaan (inflasi, kebijakan pemerintah,
bencana alam, dan lainnya) maupun internal perusahaan (berupa corporate action, kebijakan
manajemen lainnya) secara langsung akan berpengaruh terhadap pergerakan dari perusahaan
terkait. Informasi memiliki peran kunci dalam proses peramalan harga saham di pasar
sekunder. Dalam konteks ini, pasar sekunder yang dimaksud adalah Bursa Efek Indonesia

4
(BEI). Jika pasar mampu merespons dengan cepat dan tepat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka ini
menggambarkan efisiensi dalam reaksi pasar. Reaksi pasar tercermin dalam fluktuasi volume
perdagangan dan harga saham. Perubahan dalam volume perdagangan mencerminkan tingkat
minat investor dalam melakukan perdagangan saham.

Seorang investor biasanya diharapkan untuk selalu memantau perkembangan pasar dan
harga pasar, namun dalam proses tersebut, terkadang mereka dapat bereaksi secara berbeda
tergantung pada tingkat emosional dan rasionalitas mereka. Investor yang tidak berpikir
rasional sering kali membuat keputusan yang dipengaruhi oleh emosi, mengesampingkan
sumber informasi yang jelas. Mereka cenderung untuk dengan cepat menjual saham mereka
ketika mendengar berita negatif tentang saham tersebut, suatu tindakan yang sering disebut
sebagai over reaksi, yang dapat berdampak pada hasil investasi yang diharapkan oleh para
investor. Selain itu, fenomena overreaksi juga dapat tercermin dalam aktivitas perdagangan
saham. Ketika investor menunjukkan minat yang signifikan terhadap suatu saham, hal ini
dapat mengubah volume perdagangan saham tersebut. Situasi ini sering kali menghasilkan
return yang tidak wajar, di mana saham yang sebelumnya mengalami kenaikan harga bisa
mengalami penurunan, dan sebaliknya. Selain itu, minat investor terhadap saham pemenang
dan pecundang juga memengaruhi volume perdagangan saham, yang dapat diamati melalui
aktivitas perdagangan yang meningkat atau menurun.

Abnormal return adalah hasil pengurangan dari nilai keuangan yang murni yang
diperoleh investor dan keuntungan yang diharapkan diperoleh dari investasi. Return dapat
berubah-ubah sesuai dengan peristiwa perekonomian yang terjadi, ataupun dikarenakan harga
saham yang terus berubah-ubah. Di mana return saham yang sebelumnya tinggi dapat menjadi
rendah, dan sebaliknya yang sebelumnya rendah menjadi tinggi. Minat investor terhadap
saham winner dan saham loser akan menyebabkan jumlah saham yang diperdagangkan
menjadi berubah yang dapat diketahui melalui volume perdagangan saham (Barus dan
Christina,2014). Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang dapat
diketahui dengan relatif mudah oleh para investor untuk melihat reaksi pasar saham terhadap
suatu informasi. Volume perdagangan saham merupakan suatu instrument yang digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi dengan parameter pergerakan

5
volume perdagangan. Reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa akan dicerminkan dari
perubahan volume perdagangan saham (Susilawati, 2009).

Peraturan yang mengharuskan untuk menerapkan tata kelola yang bagus (good
corporate governance) menyebabkan perusahaan semakin terdorong untuk mempublikasikan
informasi tentang aktivitas sosialnya. Fenomena tersebut memberikan manfaat tersendiri bagi
para stakeholder khususnya investor sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan
terlebih pada perusahaan pertambangan yang memiliki risiko bisnis tinggi. Seperti yang
diketahui, salah satu cara perusahaan mendapatkan dana sebagai modal kerja adalah penjualan
saham kepada kalangan terbatas maupun kepada publik melalui pasar modal. Kunci sukses
perusahaan bermain di pasar modal adalah dengan memberikan informasi kepada pelaku pasar
yaitu investor termasuk sustainability report karena informasi memiliki peran penting dalam
perdagangan di pasar modal.

Perubahan dalam abnormal return dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan
yang relevan. Saham yang menghasilkan abnormal return yang lebih tinggi akan menarik
minat investor yang lebih besar. Ini mengakibatkan permintaan saham meningkat, yang pada
gilirannya akan mendorong kenaikan harga saham, sesuai dengan prinsip dasar hukum
permintaan dan penawaran. Dari latar belakang di atas maka makalah ini akan membahas
mengenai Reaksi Pasar, Saham, Harga Saham, Teori Sianyal, Studi Peristiwa serta abnormal
return dan diharapkan pembaca dapat memahami mengenai konsep dari Reaksi Pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa definisi dari Reaksi Pasar?
2. Apa definisi dari Saham, Harga saham dan yang mempengaruhinya?
3. Apa konsep dari Signalling Theory?
4. Apa konsep dari Even Study?
5. Apa definisi dari Abnormal Return?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami definisi dari Reaksi Pasar

6
2. Untuk memahami definisi dari Saham, Harga saham dan yang mempengaruhinya
3. Untuk memahami konsep dari Signalling Theory
4. Untuk memahami konsep dari Studi Peristiwa
5. Untuk memahami Apa definisi dari Abnormal Return

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Reaksi Pasar

Reaksi pasar merupakan suatu respon atau tanggapan yang berasal dari suatu informasi
yang mengakibatkan perubahan pada pasar khususnya pasar modal. Informasi yang diterima
tersebut tidak hanya berasal dari internal melainkan eksternal perusahaan juga berpengaruh,
hal ini disampaikan oleh (Yuniarti dan Sujana, 2016). Reaksi pasar adalah upaya untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dengan tujuan untuk mengamati
respons pasar terhadap pengumuman tersebut. Jika pengumuman tersebut mengandung
informasi yang signifikan, diharapkan akan terjadi perubahan harga pada sekuritas terkait saat
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Respons pasar ini dapat diukur dengan
menggunakan return, yaitu perubahan nilai harga sekuritas, atau dengan menggunakan
abnormal return. Dalam kasus penggunaan abnormal return, pengumuman yang mengandung
informasi akan menghasilkan abnormal return bagi pasar, sementara pengumuman yang tidak
mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar (Jogiyanto,
2015:623-625).
2.1.1 Faktor – Faktor Terjadinya Reaksi Pasar
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya reaksi pasar:
1. Publikasi informasi oleh perusahaan: Reaksi pasar dapat terjadi ketika perusahaan
mempublikasikan informasi seperti laporan keuangan, pengumuman merger atau
akuisisi, atau perubahan manajemen perusahaan.
2. Peristiwa ekonomi atau politik: Peristiwa seperti kenaikan suku bunga, perubahan
kebijakan pemerintah, atau peristiwa politik yang signifikan dapat memicu reaksi
pasar.
3. Kinerja perusahaan: Reaksi pasar juga dapat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan,
seperti peningkatan atau penurunan pendapatan atau laba
4. Perubahan tren pasar: Perubahan tren pasar seperti naiknya harga minyak atau
turunnya nilai tukar mata uang dapat memicu reaksi pasar.

8
2.1.2 Dampak Reaksi Pasar terhadap Harga Saham
Reaksi pasar dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Berikut adalah
beberapa dampak dari reaksi pasar terhadap harga saham perusahaan:
1. Kenaikan atau penurunan harga saham: Jika reaksi pasar positif terhadap suatu
perusahaan, maka harga saham perusahaan tersebut cenderung naik. Sebaliknya,
jika reaksi pasar negatif, maka harga saham perusahaan cenderung turun.
2. Volatilitas harga saham: Reaksi pasar yang kuat dapat menyebabkan volatilitas
harga saham yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan fluktuasi harga saham yang
signifikan dalam jangka pendek.
3. Perubahan likuiditas: Reaksi pasar yang kuat juga dapat mempengaruhi likuiditas
saham suatu perusahaan. Jika banyak investor yang menjual saham perusahaan
tersebut, maka likuiditas saham akan menurun.
4. Perubahan valuasi: Reaksi pasar dapat mempengaruhi valuasi saham suatu
perusahaan. Jika reaksi pasar positif, maka valuasi saham perusahaan cenderung
meningkat. Sebaliknya, jika reaksi pasar negatif, maka valuasi saham perusahaan
cenderung menurun.
2.2 Saham

Menurt Aziz (2010) Saham merupakan representasi kepemilikan seseorang atau entitas
dalam sebuah perusahaan atau perusahaan terbatas. Bentuk saham ini biasanya berupa
dokumen tertulis yang mencatat identitas pemiliknya. Ulfah (2010:94) menjelaskan bahwa
saham atau ekuitas adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk
investor, baik individu maupun lembaga, sebagai bukti partisipasi mereka dalam pemodalanan
perusahaan tersebut. Dalam konteks literatur, penyertaan modal atau saham adalah metode
investasi di mana seseorang atau entitas menanamkan sejumlah dana tertentu dalam upaya
untuk memperoleh sebagian hak kepemilikan dalam perusahaan Nafik (2009:244).

2.2.1 Jenis Saham

Ada beberapa sudut pandang yang membedakan jenis-jenis saham. (Hadi, 2013:67-70)
membagi jenis saham sebagai berikut :

9
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham dibedakan
menjadi dua yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred
stock).saham biasa (commont stok)
a. Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah saham yang menempatkan
pemiliknya paling akhir terhadap klaim. Pemegang saham biasa akan mendapatkan
keuntungan apabila perusahaan memperoleh laba. Pemegang saham biasa
mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian keuantungan (dividen) dan
penjualan aset perusahaan apabila terjadi likuidasi
b. saham preference (preferred stok)
Saham preferen (preferred stock) Saham preferen merupakan gabungan (hybrid)
antara obligasi dan saham biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik seperti
obligasi, juga memiliki karakteristik seperti saham biasa. Karakteristik obligasi
misalnya, saham preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi.
Saham preferen biasanya memberikan pilihan tertentu atas pembagian dividen.
Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang
besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki untuk didahulukan dalam
pembagian dividen dan lain sebagainya. Memiliki karakteristik seperti saham
biasa, sebab tidak selamanya saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti
yang dikehendaki pemegangnya.
2. Ditinjau dari cara peralihan saham, saham dapat dibagi sebagai berikut:
a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemilik. Saham ini sangat mudah dipindahtangankan (dialihkan) kepemilikan
(seperti uang) sehingga memiliki likuiditas yang lebih tinggi.
b. Saham atas nama (registered stock) merupakan saham yang ditulis dengan jelas
siapa nama pemiliknya, dan peralihannya melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dibagi sebagai berikut:
a. Saham unggulan atau biasa disebut blue chip stock, merupakan saham biasa dari
perusahaan yang memiliki reputasi yang tinggi, sebagai leader dari industri sejenis,
memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam pembayaran dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), saham dari emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayar tahun

10
sebelumnya. Emiten ini biasanya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi
dan dengan teratur memberikan dividen tunai.
c. Saham pertumbuhan (growth stock/well-known) merupakan saham dari emiten
yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan menjadi leader di industri
sejenis. Saham jenis ini biasanya memiliki price earning (PER) yang tinggi. Selain
itu, terdapat juga growth stock (lesser known) yaitu saham dari emiten yang tidak
berperan sebagai leader di industri namun memiliki ciri growth stock. Umumnya
saham ini berasal dari daerah dan kurang terkenal dikalangan emiten.
d. Saham spekulatif (speculative stock) saham dari emiten yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun. Namun emiten saham ini
memiliki potensi penghasilan pendapatan di masa datang, meskipun penghasilan
tersebut belum dapat dipastikan.
e. Saham siklikal (counter cyclical stock) saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi
harga saham ini tetap tinggi.
f. Saham bertahan (devensive/countercyclical stock) saham yang tidak terpengaruh
oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi harga saham ini bertahan tinggi dan mampu memberikan dividen tinggi,
sebagai akibat kemampuan emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada
kondisi resesi sekalipun.
2.3 Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2017), harga saham adalah nilai yang terjadi di pasar bursa pada
suatu waktu tertentu dan ditentukan oleh tindakan pembelian dan penjualan saham oleh pelaku
pasar, yang bergantung pada permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal.
Abidin (2016) juga menyatakan bahwa harga saham terbentuk melalui proses permintaan dan
penawaran di pasar modal. Dengan kata lain, harga saham adalah hasil dari interaksi antara
pelaku pasar yang membeli dan menjual saham di bursa efek. Harga saham di bursa efek
bergantung pada dinamika permintaan dan penawaran. Ketika ada peningkatan permintaan
terhadap saham suatu perusahaan, harga sahamnya akan naik. Sebaliknya, jika terjadi banyak
penjualan saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut akan cenderung turun.

11
Menurut Suharno (2016) Penting bagi investor untuk memberikan perhatian yang besar
pada harga saham saat melakukan investasi, karena harga saham mencerminkan nilai
perusahaan. Harga saham menjadi salah satu faktor yang mendorong investor untuk
melakukan analisis lebih lanjut guna menentukan saham mana yang akan mereka pilih,
dengan harapan mendapatkan hasil investasi yang diinginkan. Suharno (2016) juga
mengidentifikasi dua jenis hasil investasi yang umum diperoleh oleh investor, yaitu dividen
dan capital gain. Menurut Bahar (2018) Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk faktor internal dan eksternal. Faktor internal terutama berkaitan dengan kondisi
fundamental perusahaan yang menerbitkan saham, di mana kinerja perusahaan memiliki
dampak signifikan pada pergerakan harga saham. Semakin positif kinerja perusahaan, semakin
besar pengaruhnya terhadap potensi peningkatan harga saham, dan sebaliknya, kinerja yang
kurang baik dapat berdampak negatif pada harga saham.

2.3.1 Macam – Macam Harga Saham

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:117) mengelompokan harga saham


di pasar modal menjadi 7 (tujuh) macam. Macam-macam harga saham tersebut yaitu :

a. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di pasar
saham.
b. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi
perdagangan.
c. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam periode
perdagangan hari tersebut.
d. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi sepanjang
periode perdagangan hari tersebut.
e. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
f. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening price dan last
parice.
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham, seperti yang
disebutkan oleh Bahar (2018), adalah sebagai berikut:

12
13
1. Faktor Internal
- Kondisi Fundamental Emiten : Ini mencakup kinerja keuangan perusahaan seperti
laba bersih, pendapatan, pertumbuhan laba, dan faktor-faktor fundamental lainnya
yang berkaitan dengan kesehatan dan stabilitas perusahaan.
- Kebijakan Dividen : Kebijakan perusahaan terkait pembagian dividen kepada
pemegang saham dapat memengaruhi harga saham. Pembayaran dividen yang
stabil atau meningkat biasanya dilihat positif oleh investor.
- Manajemen Perusahaan : Kepercayaan terhadap manajemen perusahaan dan
kemampuan mereka dalam mengelola perusahaan dapat memengaruhi harga
saham. Manajemen yang kompeten dan transparan bisa meningkatkan kepercayaan
investor.
- Inovasi Riset : Kemampuan perusahaan untuk berinovasi, mengembangkan produk
atau layanan baru, dan memiliki riset dan pengembangan yang kuat dapat
memengaruhi pandangan investor tentang masa depan perusahaan.
2. Faktor Eksternal
- Suku Bunga : Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral dapat
memengaruhi harga saham. Suku bunga yang rendah cenderung membuat investasi
di pasar saham lebih menarik karena imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan
dengan investasi berbasis pendapatan tetap.
- Kondisi Ekonomi Makro : Faktor-faktor ekonomi makro seperti pertumbuhan
ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran dapat memengaruhi sentimen pasar
dan harga saham.
- Valuta Asing : Perubahan dalam nilai tukar mata uang asing dapat memengaruhi
harga saham perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional.
- Persaingan dan Peraturan Industri: Kondisi persaingan di industri tertentu, regulasi
pemerintah, dan tren industri juga dapat memengaruhi kinerja saham perusahaan
dalam industri tersebut.
- Sentimen Pasar dan Berita: Berita, rumor, dan sentimen pasar umumnya
memengaruhi harga saham. Sentimen dan reaksi pasar terhadap berita tertentu
dapat menghasilkan volatilitas.

14
- Peristiwa Geopolitik: Konflik geopolitik, kebijakan pemerintah, dan peristiwa
dunia lainnya dapat memengaruhi pasar saham secara keseluruhan.

2.4 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Signaling theory adalah teori yang membahas tentang naik turunnya harga di pasar
sehingga akan memberikan pengaruh pada keputusan investor sehingga informasi yang terjadi
dari kondisi saham suatu perusahaan selalu memberikan efek bagi keputusan investor sebagai
pihak yang menangkap sinyal tersebut Fahmi (2012) dalam Tumpia, Mangantar, Rate (2023).
Teori sinyal menyiratkan bahwa perusahaan yang memiliki kualitas baik secara sengaja akan
memberikan isyarat kepada pasar, dengan tujuan agar pasar dapat membedakan antara
perusahaan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk. Untuk agar isyarat tersebut
efektif, pasar harus dapat mempersepsikannya dengan baik dan harus sulit untuk ditiru oleh
perusahaan dengan kualitas yang buruk. Informasi yang disampaikan melalui pengumuman
akan memberikan sinyal kepada para investor yang akan memengaruhi keputusan investasi
mereka. Jika pengumuman berisi informasi positif, diharapkan pasar akan meresponsnya saat
pengumuman tersebut diterima (Choriliyah, Susanto, dan Hidayar, 2016)

2.5 Studi Peristiwa

Studi peristiwa atau event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dan
dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari pengumuman tersebut. Jika
pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Hartono, 2014). Peristiwa yang dapat digunakan
sebagai informasi oleh investor dapat berasal dari dua sumber, yaitu kondisi internal maupun
eksternal dari perusahaan emiten. Peristiwa yang berasal dari kondisi internal termasuk
pengumuman pembagian dividen, publikasi laporan keuangan, stock split, dan sejenisnya. Di
sisi lain, peristiwa eksternal biasanya terkait dengan faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi,
seperti peristiwa yang memiliki dimensi politik. Mengingat Indonesia adalah negara yang
masih dalam tahap perkembangan demokrasi, kemungkinan adanya peristiwa politik yang
berdampak positif maupun negatif terhadap pergerakan pasar saham di pasar modal dapat
mencerminkan stabilitas kondisi ekonomi.

15
Dalam hal analisis suatu penilaian saham, terdapat dua macam analisis untuk
menentukan nilai saham yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis)
pertimbangan keputusan investasi yang didasarkan pada kinerja perusahaan yang menerbitkan
saham yang tercermin dalam laporan keuangan, dan analisis teknikal (technical analysis)
cenderung mengevaluasi pergerakan harga saham di pasar bursa. Pada analisis event study
jika suatu peristiwa dikatakan mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu berita tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan
dengan adanya perubahan harga dengan menggunakan return dari sekuritas bersangkutan.
Event study dipergunakan untuk melihat pengaruh dari berbagai peristiwa terhadap aktivitas
ekonomi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Respati (2014) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa peristiwa yang diambil dalam penelitiannya memiliki kandungan
informasi dan memberikan abnormal return kepada investor setelah event day. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan suatu gambaran bahwa sebuah informasi politik dapat
mempengaruhi harga saham. Hal ini terlihat dari bagaimana investor bereaksi terhadap
informasi baru yang turun di pasar modal dan informasi tersebut diketahui secara umum
sehingga adanya return saham dan volume perdagangan saham yang mencerminkan
pergerakan saham para investor.

Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar
modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat
dari suatu peristiwa tertentu. Pengamatan itu biasanya dilakukan dengan melihat perilaku
return saham di sekitar kejadian yang diamati. Adapun pengertian event study yang
berhubungan dengan return saham, event study bertujuan untuk mengukur hubungan antara
suatu peristiwa dengan tingkat pengembalian (return) dari suatu surat berharga, selain itu
event study juga dapat digunakan untuk mengukur dampak suatu peristiwa ekonomi tehadap
nilai Perusahaan. Tujuan event study adalah untuk mengkaji apakah terjadi abnormal return
pada suatu saham tertentu sebagai akibat dari informasi tertentu. Sedang abnormal return
adalah lonjakan atau penyimpangan return yang terjadi lebih besar atau lebih kecil dari return
yang diharapkan (expected return)

2.6 Abnormal Return

16
Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya (actual
return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return), sering disebut juga
seabagai return tak normal yang dapat diartikan sebagai return yang diperoleh dari investasi
dalam kondisi yang tak normal atau saat ada informasi maupun peristiwa baru yang terjadi
sehingga mengubah nilai perusahaan dan memungkinkan investor bereaksi dalam bentuk
kenaikan pada harga saham atau sebaliknya (Hartono, 2013:586). Abnormal return sering
digunakan sebagai dasar untuk menguji efisiensi pasar, dan juga dapat digunakan untuk
melakukan penilaian kinerja surat berharga (Zoraya et al. 2020). Menurut Jogiyanto
(2015:205) actual return adalah return yang telah terjadi yang dapat dihitung berdasarkan data
historis (Jogiyanto, 2015:648). Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Hartono (2000) mengemukakan
"beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return total (total
returns), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative) dan return
disesuaikan (adjusted return)”(Susilawati 2009). Return realisasi dihitung berdasarkan data-
data historis. Return historis berguna sebagai dasar untuk menentukan return ekspektasi dan
risiko di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2010:107).

Dapat disimpulkan bahwa abnormal return adalah selisih antara imbal hasil
sesungguhnya yang telah terjadi dengan imbal hasil ekspektasi atau harapan. Jika suatu
peristiwa tidak menyebabkan suatu abnormal return, berarti para investor tidak bereaksi atau
pasar tidak bereaksi, karena reaksi dari para investor terhadap informasi yang baru
ditunjukkan oleh abnormal return (Jogiyanto Hartono 2010). Begitu juga sebaliknya, jika
abnormal return signifikan, maka para investor merespon kebijakan atau peristiwa tersebut (S,
Yuniarta, and Sujana 2017).

2.6.1 Jenis – Jenis Abnormal Return

Terdapat 4 jenis abnormal return menurut syamsul (2006:347), yaitu :

1. Abnormal Return (AR)


Abnormal return adalah selisih dari return actual expected return yang dihitung
secara harian. Dengan demikian dapat diketahui abnormal return tertinggi dan
terendah serta reaksi yang paling kuat pada harihari di periode jendela.
2. Average Abnormal Return (AAR)

17
Average abnormal return merupakan rata-rata dari semua jenis saham secara
harian. Dengan menghitung average abnormal return maka dapat dilihat reaksi
yang paling kuat dari seluruh jenis saham pada hari-hari di periode jendela.
3. Cumulative Abnormal Return (CAR)
Cumulative abnormal return adalah akumulasi abnormal return harian untuk semua
jenis saham. Cumulative abnormal return digunakan untuk membandingkan setiap
jenis saham yang terpengaruh pada sebelum dan sesudah peristiwa terjadi.
4. Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)
Cumulative average abnormal return adalah akumulasi dari average abnormal
return. Cumulative average return digunakan untuk mengetahui kecenderungan
dampak positif atau negatif dari suatu peristiwa. Untuk mengetahui kecenderungan
dampak dari suatu peristiwa maka cumulative average abnormal return sebelum
peristiwa dibandingkan dibandingkan dengan cumulative average abnormal return
sesudah peristiwa.
2.6.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Abnormal Return

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan abnormal return, dan faktor-faktor ini
dapat bervariasi tergantung pada situasi dan konteks tertentu. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan abnormal return meliputi:

1. Berita dan Informasi


Berita dan informasi baru yang mempengaruhi perusahaan atau pasar dapat
menyebabkan pergerakan harga yang tidak diharapkan. Pengumuman laba yang
unggul atau buruk, perubahan dalam manajemen perusahaan, atau berita seputar
produk atau layanan baru adalah contoh-contoh situasi di mana berita dan informasi
dapat memengaruhi harga saham.
2. Peristiwa Khusus
Peristiwa seperti merger, akuisisi, restrukturisasi, atau insiden kebakaran di pabrik
dapat memiliki dampak besar pada perusahaan dan menghasilkan abnormal return.

18
3. Faktor Makro Ekonomi
Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi makro seperti suku bunga, inflasi, atau
pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi seluruh pasar saham dan menghasilkan
abnormal return.
4. Perubahan dalam Sentimen Pasar
Sentimen pasar atau persepsi investor tentang pasar atau perusahaan tertentu dapat
mempengaruhi harga saham. Sentimen positif dapat mendorong harga saham naik
lebih tinggi daripada yang diharapkan, sementara sentimen negatif dapat menyebabkan
penurunan harga.
5. Perilaku Investor
Perilaku investor, termasuk perilaku massa (herd behavior), spekulasi, atau reaksi
emosional terhadap peristiwa pasar, dapat menyebabkan pergerakan harga yang tidak
rasional.
6. Analisis Teknis dan Fundamental
Analisis teknis dan fundamental oleh investor dan analis dapat memengaruhi persepsi
terhadap nilai saham dan menghasilkan abnormal return jika analisis tersebut berbeda
dari pandangan pasar umum.
7. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah yang memengaruhi sektor atau
perusahaan tertentu dapat memiliki dampak besar pada harga saham dan menghasilkan
abnormal return.
8. Peristiwa Tak Terduga
Peristiwa tak terduga seperti bencana alam, pandemi, atau kejadian politik yang tidak
terduga dapat mempengaruhi pasar dan menghasilkan abnormal return.
9. Perubahan dalam Likuiditas
Perubahan dalam likuiditas pasar saham atau volume perdagangan dapat memengaruhi
harga saham, terutama pada saham yang kurang likuid.
10. Manipulasi Pasar
Tindakan manipulasi pasar oleh pihak-pihak tertentu dapat memengaruhi harga saham
dan menghasilkan abnormal return.

19
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dunia investasi adalah industri yang berdasarkan kepercayaan atau potensi atas
kinerja ke depan. Peraturan yang mengharuskan untuk menerapkan tata kelola yang
bagus (good corporate governance) menyebabkan perusahaan semakin terdorong
untuk mempublikasikan informasi tentang aktivitas sosialnya. Seperti yang diketahui,
salah satu cara perusahaan mendapatkan dana sebagai modal kerja adalah penjualan
saham kepada kalangan terbatas maupun kepada publik melalui pasar modal.
Kunci sukses perusahaan bermain di pasar modal adalah dengan memberikan
informasi kepada pelaku pasar yaitu investor termasuk sustainability report karena
informasi memiliki peran penting dalam perdagangan di pasar modal.

20
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. W., Rahman, M. A., & Saputra, M. R. E. (2020). KONSEKUENSI REAKSI
PASAR TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PENGUATAN INCOME
SMOOTHING. Assets: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 10(1), 29-47.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Hadi, N. (2013). Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen Keuangan Pasar Modal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hartono, J. (2013). Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedelapan, BPFE,
Yogyakarta.

Investasi Syariah. Cetakan petama.


Investasi Syariah. Cetakan petama.
Investasi Syariah. Cetakan petama.
Investasi Syariah. Cetakan petama.
Jakarta: PT. Serambi Ilmu semesta
Jakarta: PT. Serambi Ilmu semesta
Jakarta: PT. Serambi Ilmu semesta
Jakarta: PT. Serambi Ilmu semesta
Jogiyanto Hartono. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kesebelas). Yogyakarta:
BPFE.
Jogiyanto, H. M. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.

Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek


dan
21
Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek
dan
Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek
dan
Nafik, Muhamad. 2009. Bursa Efek
dan
Nafik, Muhammad. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Cetakan Pertama. Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta.
Widyatmoko, A. S., & Setiawan, D. (2023). Reaksi Pasar pada Peristiwa Rebalancing Indeks
Msci di Negara Asean-5. Jurnal Kajian Akuntansi, 7(1), 35-55.

22

Anda mungkin juga menyukai