Di susun oleh :
Kelompok 4 / Kelas VI C
1. Erma (201412)
2. Ridhuwan Noor (2014 12 )
3. Illiyun Nafida (2014 12 2)
4. DiahAgustini (2014 12 151)
5. Rika Erlina Rahayu (2014 12 109)
6. Noor Azwa Erawati (2014 12 074)
7. Dewi Ervina Agnys (2014 12 )
Alhamdulilah kami ucapkan kepada Allah SWT., karena dengan rahmat, taufik
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Pasar Modal.
Shalawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman, Amin. Tidak lupa saya
sampaikan terima kasih kepada Bapak Dwi Soegiarto, SE. MM Yang telah
membimbing dan membantu kami dalam mengerjakan makalah ini yang berjudul Pasar
Modal Efisien
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Mahasiswa dan
Mahasiswi yang juga memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami. Kami menyadari dalam menyusun karya ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya
tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Smith (1990) dalam artikelnya yang berjudul the theory of corporate finance: A
Historical overview, menyatakan bahwa efficient market hyphotesis merupakan
salah satu kerangka bangun dasar (fundamental building block) keuangan. Hal
senada juga dinyatakan oleh Megginson (1997), Shanken dan Smith (1996) yang
menyatakan bahwa teori efficient market hyphotesis merupakan bagian penting
dalam membahas teori keuangan perusahaan.
Konsep dasar yang menjadi proposisi teori pasar efisien (efficient market)
bahwa seluruh informasi yang tersedia dapat dengan mudah dan murah di tangkap
oleh pasar. Karena dalam pasar efisien informasi dapat di peroleh tanpa halangan,
maka harga - harga asset atau sekuritas secara cepat dengan utuh mencerminkan
informasi yang tersedia tentang asset atau sekuritas tersebut. Artinya, harga-harga
yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock
prices reflect all available information. Dengan demikian, suatu pasar dikatan
efisien apabila tidak seorang pun, baik investor individu maupun investor institusi,
akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan
dengan resiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Haugen (2001) membagi kelompok informasi dalam pasar efisien menjadi tiga,
yaitu (1) informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices), (2)
semua informasi publik (all publick information), dan (3) semua informasi yang ada
termasuk informasi orang dalam (available information inceluding inside or private
information)
Terdapat beberapa kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar yang
efisien, antara lain:
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit.
Inventor tersebut akan menggunakan segenap potensinya untuk berpartisipasi
dipasar dengan melakukan analisis, menilai, serta mengambil keputusan trading.
2. Investor merupakan price taker, sehingga tindakan dari satu investor saja tidak
akan mampu mempengaruhi harga dari sekuritas. Harga pasar sangat di tentukan
oleh mekanisme pasar yang di dalamnya terdapat pembeli juga penjual.
3. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan
cara yang murah dan mudah.
4. Informasi yang terjadi bersifat random.
3
5. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas
akan berubah sesuai dengan perubahan sebenarnya akibat informasi tersebut.
Jika asumsi tersebut diatas terpenuhi maka harga akan bergerak secara random
yang mencerminkan informasi yang tersedia. Jika terjadi perubahan harga maka
akan di reaksi oleh pasar dan akhirnya pasar akan melakukan penyesuaian menuju
keseimbangan pasar yang baru.
4
Diagram berikut ini menggambarkan himpunan ini formasi bagi suatu saham :
2.seluruh informasi
publik
Informasi
dalam harga
saham di masa
lalu
5
Hasil pengujian empiris efisiensi pasar menunjukkan bahwa terdapat tiga
kategori berdasarkan sifat informasi yaitu strong-form test, semi-strong-form-test,
dan weak form test (Fama, 1970).
Pasar efisien bentuk kuat (strong form), bahwa harga pasar saham yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambha dengan semua
informasi yang dipublikasikan dan informasi yang tidak dipublikasikan (informasi
private). Pada pasar jenis ini, investor akan sulit memperoleh abnormal return.
Pegujian pasar bentuk-kuat (strong-form) berkaitan dengan apakah investor
individula maupun institusi ( institusional ) memiliki akses secara luas dan murah (
monopolistik) terhadap informasi yang relevan untuk pembnetukan harga. Jika
investor dapat dengan mudah dan murah akses informasi, sehingga informasi yang
tersedia akan refleksi terhadap pembentukan harga secara langsung di situlah pasar
dikategorikan bentuk kuat ( strong form ). Grossman dan Stiglitz (1980)
menyatakan prasyarat hipotesis pasar bentuk kuat (strong form) adalah untuk
mengakses informasi dan biaya perdagangan selalu bernilai 0 atau tidak ada biaya
informasi.
Pasar efisien bentuk setengah kuat (semi strong), berarti harga pasar saham
yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis dan ditambah
dengan semua informasi yang dipublikasikan. Informasi tersebut seperti : earning,
deviden, pengumuman stock split, penerbitan saham baru, kesulitan keuangan yang
dialami oleh perusahaan, dan peristiwa-peristiwa terpublikasikan lain yang dapat
berpengaruh terhadap aliran kas perusahaan dimasa datang (Tandelilin, Eduardus,
2010).
Pada pasar setengah kuat (semi strong) abnormal return ada potensi terjadi, yaitu
biasanya terjadi sekitar pengumuman iformasi. Pasar terbentuk setengah kuat ini,
informasi terserap secara cepat dalam satu hhingga dua spot/hari (Tandelili,
Eduardus, 2010).
Pasar Efisien bentuk lemah (weak form), merupakan yang mana semua
informasi masa lalu historis akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang.
Informasi di sini meliputi harga dan volume perdagangan, peristiwa masa lalu, dan
informasi masa lalu lainnya. Karena informasi historis tersebut telah tercermin pada
6
harga sekarang maka sudah tidak dapat digunakan untuk memproyeksikan harga
dimasa yang akan datang.
Pengujian pasar bentuk lemah (weak form) menguji informasi hanya pada harga
historis atau return berikutnya. Banyak penelitian yang telah membutikan tipe pasar
ini, seperti pada penelitian tentang bagaimana return di masa lalu mampu dengan
baik memprediksi return di masa datang. Jensen( 1978) mengungkapkan bahwa
versi efisiensi pasar yang lebih lemah dan ekonomis terjadi jika harga mereflesikan
informasi pada titik di mana manfat informasi (laba yang dihasilkan) tidak melebihi
biaya marjinalnya.
Dalam perkembangannya sejak diumumkan lewat penelitian jurnal ilmiah
Efficient Market Hypothesis ternyata disamping banyak yang mendukung dan
respect juga banyak yang mengkritik teori ini. Kritik atas Efficient Market
Hypothesis terjadi karena banyak mengalami inkonsitensi antata konsep yang
ditawarkan dengan fenomena empiris yang terjadi.
Untuk menanggapi berbagai macam kritik sejak kemunculan pertama Efficient
Market Hypothesis, Fama dan Laffer (1971) memberikan lima asumsi yang
mendasari hipotesis pasar efisien. Asumsi dasaar tersebut memberikan landasan
berpikir dan kerangka yang dapat digunakan untuk kerangka dalam
mengembangkan sebuah teori.
Asumsi pertama adalah pasar dalam bentuk persaingan sempurna sehingga baik
individual maupun kelompok dapat berkompetisi sempurna untuk memperoleh
produk (sekuritas). Dalam pasar baik, baik individu maupun kelompok
memperoleh kesempatan yang sama memperole informasi dengan cepat dan murah
yang tersedia bagi publik serta berbiaya transaksi nol, dan keberadaan substitusi
sempurna untuk sekuritas suatu perusahaan.
Informasi berbiaya murah atau bahkan nol maksudnya informasi tersedia dalam
jumlah yang besar siap untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Dengan
investor dapat secara leluasa tanpa barrier memperoleh informasi dan berbiaya
murah bahkan nol maka investor dapat menganalis medalam tentang sekuritas guna
mengurangi resiko, meningkatkan keputusan operasi perusahaan dan
memungkinkan para investor memperoleh laba dari akses terhadap informasi baru.
7
Asumsi kedua, bahwa perusahaan hanya mengeluarkan satu jenis yaitu saham
biasa dan tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pasar sahamnya
(Fama dan Laffer, 1971), Asumsi atas dasar logika bahwa mengeluarkan satu jenis
saham maka memungkinkan perusahaan untuk lebih memfokuskan diri pada
operasinya dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan, sebagaimana yang dapat
tercermin dalam harga atau nilai saham.
Asumsi ketiga,bahwa investor memiliki kemampuan untuk menganalisis
informasi serta melakukan perdagangan. Hal ini memungkinkan para investor dapat
melakukan tindakan secara rasional dan terfokus pada nilai dan harga saham
perusahaan yang kompetitif.
Asumsi keempat, bahwa akan muncul ekuilibrium baru akibat
adanyainformasibaru yang ditangkap dan direspon oleh investor. Keadaan
sebaliknya akan terjadi dalam kondisi terjadinya monopoli sebagai terhadap
informasi oleh satu atau sebagian dari investor. Kondisi ekuilibrium menunjukkan
kondisi optimal yang dapat dicapai para investor dan kondisi ini menunjukkan
pencapaian efisiensi antara harga dengan informasi dari perusahaan.
Asumsi kelima, bahwa adalah tidak terjadinya short selling sekuritas.Asumsi ini
muncul adanya asumsi pertama dan ketiga. Hal itu karena, pada Pasar Modal yang
sempurna investor dapat membeli sejumlah sekuritas yang melebihi ketersediaan
totalnya dengan mendorong investor lain untuk melakukan short selling.
Fama (1991) menambahkan bahwa ambiguitas informasi dan biaya perdagangan
bukan merupakan penghambat inferensi pasar, namun perlu dilakukan pengujian
ketiga kategori efesiensi pasar dan keempat model ekuilibrium pasar dengan model
harga-pasr (asset-pricing model).
Pasar efesien memberikan porsi secara sama antara return dengan informasi,
karena harga saham merupakan cerminan informasi yang tersedia. Jika pasar adalah
efesien maka return saham akan bervariasi secara random di sekitar nilai
sebenarnya (true value), dengan demikian maka rata-rata return sekuritas yang
dihitung dari periode sebelumnya (actual return) dapat digunakan sebagai prediksi
return harapan (expected return). Jika kondisi tersebut dapat diterima, maka
kurangkan rata-rata return harian (actual return) untuk memperoleh retun tidak
normal (ubnormal return), yang dapat diperoleh dengan formula
ARit = Rit - i
Dimana :
ARit = Return tak normal sekuritas i padahari
Rit = Return actual sekuritras I padahari t
i = Rata-rata return sekuritas i selama sekian hari sebelum hari t
Contoh kasus 18.1 :
Anggap saja return saham ATM selama Setengah tahun terakhir adalah 0.85%.
Return aktual suatu hari tetentu (anggap saja tanggal 14 Agustus ) yang sedang diamati
adalah 1.3%. Return tidak normal (abnormal return) pada hari tersebut dapat dihitung:
1.3% - 0.85% = 0.012%
9
2.3.2 Market Adjuste Return
Dimana :
Contoh Kasus :
Melanjutkan pada contoh kasus 2.1, anggap saja pada tanggal 17 Agustus return
saham pasar (market return ) adalah 0,06. Karena itu, abnormal return saham ATM
saat itu dapat dihitung : 1,3 % - 0,06% = 0,013 %.
Ri = i + Rm + ei
Dimana :
10
i= koefisien regresi yang merupakan slope atau arah hubungan. Slope mengukur
perubahan yang diharapkan dalam return sekuritas sehubungan dengan perubahan
return pasar.
ei= error atau kekeliruan regresi. Eror mengukur deviasi return yang diobservasi
dengan return untuk diprediksi oleh regresi dan mempunyai nilai harapan sama
dengan nol.
11
menunjukkan nilai kearah trend tertentu berarti menunjukkan bahwa dasar tersebut
cenderung tidak normal.
Abnormal Return harian yang dibahas tersebut diatas dengan berbagai
pendekatan model tersebut dapat dijumlahkan untuk memperoleh abnormal return
komulatif. Formula untuk menentukan cumulative abnormal return (CAR
dijelaskan sebagai berikut :
CARi=
=1 .
Dalam pasar yang efisien, seharusnya nilai Car sama dengan nol, karena seluruh
informasi dengan mudah dan murah ter-capture oleh pasar. CAR yang
menunjukkan kecenderungan positif maupun negatif berarti menunjukkan trend
dalam residual, yang mengimplikasikan bahwa pasar tidak efisien, karena
informasi tidak cukup mudah dan murah diakses oleh pasar (Tandililin,Edardus,
2010).
12
antara karakteristik perusahaan dengan return sekurtas tertentu (Tandelilin,
Eduardus, 2010).
2.4.1.1 Pola Return Sekuritas
Pada prinsipnya pola return merupakan volatilitas dalam rentang waktu tertentu.
Pola return secara natural ditentukan oleh perilaku investor yang mengambil
kebijakan jual maupun beli (tawar-menawar) sekuritas tertentu.
Kendati pola return sangat ditentukan oleh perilaku para investor, namun hasil
studi di beberapa negara serta beberapa periode menunjukkan adanya pola tertentu
dalam volatilitas return dalam rentang waktu tertentu.
Hasil beberapa penelitian mengindikasikan bahwa terdapat pola return sekuritas
yang menunjukkan ke arah naik maupun turun dalam periode tertentu. Pola perilaku
return tersebut dapat terjadi secara harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan.
Untuk memberikan gambaran hasil beberapa riset tentang ola return tersebut
dibahas dalam sub bab berikut ini;
14
2. Pola Return Bulanan
Pola return saham tidak hanya terjadi secara harian sebagaimana dibuktikan oleh
beberapa penelitian tersebut di atas. Pola return juga dapat terjadi secara bulanan,
yaitu terdapat kecenderungan atau bahkan keajekan pola return tertentu untuk
bulan-bulan tertentu, seperti adanya pola kecenderungan return yang tinggi,
kecenderungan return yang rendah, kecenderungan abnormal return yang tinggi dan
sejenisnya. Munculnya pola return tersebut menunjukkan adanya pola seasonalitas
return sebagai akibat perilaku investor untuk memanfaatkan moment tertentu untuk
memprediksi dalam rangka dapat menghasilkan keuntungan dalam berinvestasi.
Fama (1991) meneliti pola return secara bulanan yang selanjutnya disebut
dengan istilah Januri Effect. Penelitian dilakukan pada kisaran runut waktu (time
series) yaitu antara tahun 1941 s/d 1981 dan tahun 1982 s/d 1991. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa untuk pengamatan antara tahun 1941 s/d 1981 ternyata saham-
saham yang tergolong dalam small stock (kapitalisasi rendah) terdapat return yang
lebih tinggi pada bulan Januari dibandingkan return pada bulan-bulan lainnya.
Sedang pengamatan untuk periode 1982s/d 1991 menujukkan bahwa saham-saham
yang berada pada kelompok small cap (kapitalisasi rendah) tetap memiliki
perbedaan return pada bulan Januari dibanding dengan bulan lainnya. Tetapi
perbedaannya tidak terlalu tinggi.
Terdapat sinyal emen terkait dengan fenomena Januari Effect tersebut, bahwa
banyak para analis keuangan yang berpendapat atau bahkan merekomendasikan
untuk melepas saham-saham pada akhir tahun serta selanjutnya membeli kembali
saham-saham yang sama pada awal tahun, kondisi tersebut tentu akan
mempengaruhi kondisi pasar terkoneksi. Karena itu, sering muncul keajekan pola
bahwa pada bulan Januari terdapat kecenderungan saham-saham yang trading
memiliki return tinggi dibandingkan return pada bulan lainnya.
Pembuktian return predictability juga diteliti oleh ahli lain seperti Gultekin dan
Gultekin (1983) menguji Januari Effect pada Bursa di Luar Amerika. Penelitian
dilakukan pada 17 negara selain Amerika Serikat, hasilnya menunjukkn terdapat
kecenderungan di beberapa negara bahwa return pada bulan Januari ternyata lebih
tinggi dibanding dengan bulan lainnya.
15
2.4.1.2 Memprediksi Return dari Data Return di Masa Lalu
16
bagian dari return hari ini yang dapat dijelaskan oleh return yang terjadi
sebelumnya.
Uji Run Test, Volatilitas harga sekuritas di lantai bursa sangat random
karena perilakunya sangat ditentukan oleh mekanisme pasar. Karena itu, sifat
data historis return maupun harga sekuritas menjadi tidak normal. Dari sekian
set data, sering terdapat nilai yang sangat ekstrim, seperti terdapat sekuritas yang
memiliki kenaikan harga / return sangat tinggi, terdapat juga sekuritas yang
harganya turun tinggi. Sementara, koefisien korelasi antara data return sekarang
dengan data return kemarin sangat dipengaruhi oleh data return yang sangat
ekstrim. Kondisi ini menjadi pengganggu dalam pengambilan kesimpulan
prediksi return.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, alternatifnya adalah dengan
menghilangkan dampak dari data yang ekstrim yaitu dengan memberikan tanda
pada perubahan harga. Teknis analisis seperti ini akan bermanfaat untuk
menghilangkan pengaruh perubahan-perubahan harga yang ekstrim. Cara
tersebut disebut analisis run.
Secara operasional, analisis run memberikan tanda pada perubahan harga
sekuritas dengan tanda (+) bila terjadi kenaikan harga, dan diberi tanda (-) bila
terjadi penurunan harga, serta diberi tanda (0) bila tidak terjadi perubahan.
Selanjutnya, jika perubahan harga berhubungan positif, maka kecenderungan a
+, akan diikuti oleh a +, dan jika a maka akan diikuti oelh a -. Urutan tanda
yang sama diantara tanda yang berbeda disebut run.
Misalnya, perubahan harga suatu sekuritas adalah +, -, -, -, -, +, +, +, 0.
Contoh tersebut terdapat empat run, terdiri atas satu run pertama dengan satu
bentuk perubahan positif (+), satu run kedua yang terdiri dari satu bentuk
perubahan negatif (- - -), dan satu run ketiga yang terdiri dari tiga bentuk
perubahan positif (+ + +), dan satu run keempat berupa satu bentuk perubahan
(0). Bila perubahan harga sekuritas mempunyai hubungan atau korelasi yang
positif dari waktu ke waktu maka yang terjadi adalah sedikit perubahan run.
Sedangkan jika terdapat korelasi negatif, maka akan banyak perubahan run yang
terjadi (Tandelilin, Eduardus, 2010).
17
Filter Test, pengujian dengan menggunakan korelasi maupun dengan run
test memiliki kekurangan atau kelemahan mendasar jika dihadapkan pada data
yang besar dan komplek. Data besar dan komplek memiliki kecenderungan
memiliki data tidak normal. Hal itu menjadi menyalahi persyaratan asumsi
kedua modl sebelumnya. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan
tersebut adalah dengan menggunakan alat uji yang disebut filter test.
Filter test (rule) adalah cara menguji data yang komplek dan tidak
normal dengan menguji apakah ada strategi perdagangan (trading rule)
berdasarkan informasi harga di masa lalu yang dapat digunakan oleh investor
untuk mendapat return tidak normal (abnormal return) di pasar (Tandelilin,
Eduardus, 2010).
Analisis dengan menggunakan filter rule secara operasional dengan
melakukan pembandingan antara return yang didapat jika melakukan strategi
perdagangan aktif tertentu dengan return yang didapat jika investor melakukan
strategi beli dan simpan (buy and hold strategy) (Tandelin, Eduardus, 2000).
Langkah dalam strategi tersebut adalah investor melakukan pembelian
sekuritas ketika harga mengalami kenaikan harga sekuritas sebesar x % dari
batas atas yang sudah ditentukan, serta akan menjual sekuritas tersebut ketika
harga sekuritas mengalami penurunan sebesar y % batas bawah yang sudah
ditentukan. Ini dilakukan untuk menghindari potensi terjadinya kerugian. Logika
strategi ini memiliki kemiripan stop loss order.
Relative strength, juga termasuk predictability return yaitu
memanfaatkan informasi return masa lalu yang dibandingkan dengan data return
dari beberapa periode. Secara operasional relative strength (kekuatan relative)
memilih harga saham tertentu untuk dikomparasikan dengan harga saham rata-
rata dari beberapa periode.
Levy (1967) dalam Tandelilin, Eduardus (2010) merupakan aturan dalam
relative strength bahwa dalam membandingkan harga satu saham saat ini (Pjt)
dengan harga rata-rata saham tersebut selama beberapa periode (Pjt). Jika harga
rata-rata (Pjt) adalah harga rata-rata saham j pada waktu t selama 27 minggu, dan
Pjt adalah harga saham j pada waktu t, maka relative strength saham tersebut
18
adalah sebesar Pjt/Pji .. ,. Menurut Levy (1967) saham yang dapat dipilih adalah
saham yang mempunyai rasio X%.
2. Memprediksi Jangka Panjang
Pengujian prediksi jangka panjang maksudnya menguji pengaruh return
dahulu terhadap return sekarang dalam masa yang panjang. Pengujian ini pernah
dilakukan oleh Fama dan French (1988). Penelitian dilakukan dengan
menggunakan data antara 1926 s/d 1985, hasil penelitian menemukan bahwa
terdapat korelasi sebesar -0,25 untuk jangka waktu tiga tahun dan korelasi
sebesar -0,40 untuk jangka waktu empat tahun (Tandelilin, Eduardus, 2010).
2.4.1.3 Hubungan Karakteristik Perusahaan dengan return
Pengujian efisiensi pasar berupa predictability return juga dapat
dilakukan dengan mengkaitkan korelasi antara karakteristik yang dimiliki
perusahaan terhadap abnormal return. Karakteristik perusahaan dapat berupa
kinerja keuangan, ukuran perusahaan, bord of directors composition, keunggulan
perusahaan, maupun bentuk karakter lain yang dimiliki perusahaan. Karakter
tersebut menjadi pertimbangan penting bagi investor sehingga dapat
memunculkan perilaku investor dalam menjatuhkan pilihan investasi.
Karakter kinerja keuangan perusahaan misalnya : price earning ratio,
deviden payout ratio, likuiditas, solvabilitas, market to book value serta bentuk
kinerja keuangan lainnya merupakan bagian penting yang diperhitungkan
investor. Karakter tersebut jika ter-capture investor dapat menjadi signal good
news maupun bad news. Hal itu akan memengaruhi volatilitas return saham
yang berarti akan memunculkan variabilitas abnormal return.
Banz (1981) menguji pengaruh size perusahaan terhadap return
perusahaan tahun 1936 s/d 1977. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
kecenderungan saham-saham perusahaan kecil mempunyai return yang lebih
tinggi dibandingkan dengan saham-saham perusahaan besar.
Fama dan French (1991), Hamao dan Lakonishok (1991) meneliti
pengaruh antara market to book value terhadap return saham. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return antara saham yang mempunyai
market to book value tinggi dibandingkan dengan saham yang mempunyai
market to book value rendah. Perusahaan yang memiliki market to book value
19
tinggi memiliki return lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki market to book value rendah.
2.4.2 Pengujian Studi Peristiwa (Event Studies)
Event studies merupakan pengujian teori pasar efisien yang mengkaitkan
antara pengumuman informasi perusahaan terhadap harga sekuritas perusahaan
bersangkutan. Inti dari event studies adalah mengkaitkan kecepatan informasi
yang diterbitkan perusahaan dan tercermin dalam harga pasar sekuritas.
Roll (1969) meneliti kecepatan kandungan informasi yang terbutkan
perusahaan terhadap pembentukan harga pasar saham yaitu menguji pengumuman
stock split terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bhawa tingkat
return di sekitar pengumuman stock split relative kecil, sehingga hasil tersebut
mendukung adanya efisiensi pasar.
Husnan (1993) meneliti pengaruh pengumuman emisi saham baru (right
issue) terhadap harga sekuritas di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengukuman stock split belum bisa mencerminkan harga
saham.
2.4.3 Pengujian Private Information
Pengujian private studi merupakan pengujian apakah pihak-pihak insider-
insider (perusahaan) dan kelompok investor tertentu dianggap memiliki akses
informasi lebih baik, dapat memperoleh abnormal return lebih tinggi
dibandingkan dengan return pasar umumya (tandelilin, Eduardus,2010). Yang
termasuk dalam insider adalah direktur, manajer, karyawan, atau pemegang saham
yang dianggap bisa mendapatkan informasi yang sesungguhnya mengenai
perusahaan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak lainnya.
Pengujian teori efisiensi market menguji sejauh mana kemudahan dan
kemurahan informasi private dapat ditangkap (diperoleh) investor sehingga
mencerminkan harga pasar. Pasar yang efisien bentuk kuat (private studies) akan
memberikan kemudahan dan kemurahan akses private information sehingga
tercermin dalam harga sekuritas.Rozeff dan Zaman (1988) meneliti private studies
yang menemukan bahwa investor yang bukan insider ternyata juga dapat
memperoleh return dengan menggunakan informasi yang terpublikasikan serta
20
memperhatiakan transaksi yang dilakukan oleh insider (Tandelililn, Eduardus,
2010).
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
22