Anda di halaman 1dari 29

“MAKALAH”

“(MPE) KSEI, KPEI & LEMBAGA PERLINDUNGAN


INVESTOR EFEK”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen dan Investasi Pasar Modal
Dosen Pengampu : Nurharyati Panigoro, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:
Windi Yastuti Djailani
Khairunnisa Naini
Sonya Thaib

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023/2024

i
KATA PENGANTAR
Pasar modal adalah salah satu komponen vital dalam perekonomian sebuah negara.
Seiring dengan perkembangan ekonomi dan keuangan global, pasar modal Indonesia telah
mengalami pertumbuhan yang signifikan. Di balik dinamika ini, terdapat entitas-entitas kunci
yang menjalankan peran penting dalam menjaga integritas, efisiensi, serta perlindungan bagi
para pemodal dan pelaku pasar.
Makalah ini akan mengulas tentang tiga entitas utama yang menjadi penopang
keberhasilan pasar modal Indonesia, yaitu Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Lembaga Perlindungan Investor Efek (LPIE). KSEI
bertindak sebagai penjaga efek yang tercatat, KPEI mengurangi risiko sistemik, dan LPIE
merupakan benteng terakhir perlindungan bagi investor.
Melalui paparan ini, kita akan menjelajahi peran serta fungsi masing-masing entitas ini,
serta betapa krusialnya mereka dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan pasar modal
Indonesia. Terlebih lagi, kita akan memahami bagaimana ketiga entitas ini bekerja sama
untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi investor, menjadikan pasar modal
Indonesia sebagai lingkungan yang aman dan dapat diandalkan untuk berinvestasi. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai peran mereka
dalam ekosistem pasar modal yang berkembang pesat.

Gorontalo, 11 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFAR ISI................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (KSEI)...................................... 3
2.2 Lembaga Kliring Dan Penjaminan (KPEI).................................................. 14
2.3 Lembaga Perlindungan Investor Efek.......................................................... 16
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 25
3.2 Saran............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia pasar modal Indonesia, terdapat beberapa entitas yang memainkan peran
penting dalam menjaga integritas, efisiensi, serta perlindungan bagi para pemodal dan pelaku
pasar. Tiga entitas utama yang mencuat dalam ekosistem ini adalah Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Lembaga Perlindungan
Investor Efek (LPIE) atau Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF). Ketiganya
memiliki peran yang krusial dalam memastikan stabilitas, keamanan, dan kepercayaan dalam
pasar modal Indonesia.
KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) adalah entitas yang berperan sebagai kustodian
untuk mengelola, mencatat, dan menjaga efek yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
tercatat di bursa efek. Mereka memiliki peran kunci dalam memfasilitasi transaksi, perubahan
kepemilikan efek, dan mendukung proses kliring serta penyelesaian transaksi di pasar modal.
KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), di sisi lain, berperan dalam meminimalkan
risiko sistemik dan menjamin kelancaran proses kliring dan penyelesaian transaksi efek.
Mereka menyediakan perlindungan melalui sistem kliring yang dapat mengatasi potensi
kegagalan penyelesaian oleh pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi efek.
LPIE (Lembaga Perlindungan Investor Efek) atau SIPF (Indonesia Securities Investor
Protection Fund), merupakan garda terakhir perlindungan bagi pemodal di pasar modal
Indonesia. LPIE atau SIPF bertindak sebagai dana penjaminan untuk investor dalam situasi di
mana perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait mengalami kegagalan atau kesulitan
finansial. Mereka memberikan kompensasi kepada investor yang memenuhi syarat dan
memastikan bahwa kerugian akibat situasi tersebut dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (KSEI)?
2. Apa itu Lembaga Kliring Dan Penjaminan (KPEI)?
3. Apa itu Lembaga Perlindungan Investor Efek?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (KSEI)

1
2. Untuk mengetahui Lembaga Kliring Dan Penjaminan (KPEI)
3. Untuk mengetahui Lembaga Perlindungan Investor Efek

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada:
1. Pendidikan, sebagai salah satu kajian Tentang (MPE) KSEI, KPEI & Lembaga
Perlindungan Investor Efek
2. Penulis/pembaca, untuk terus menggali topik lebih luas dan relevan dalam penelitian
ini, dan juga membaca penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (KSEI)
A. Fungsi LPP Dalam perdagangan efek
Lembaga Penjaminan Perdagangan Efek (LPP) adalah sebuah institusi yang
berperan penting dalam industri perdagangan efek atau pasar modal. Fungsi utama
LPP dalam perdagangan efek adalah sebagai berikut:
1. Penjaminan Transaksi: Salah satu peran utama LPP adalah sebagai penjamin transaksi
di pasar modal. Ini berarti bahwa LPP bertindak sebagai penjamin atau pihak ketiga
yang menjamin bahwa setiap transaksi yang dilakukan di pasar modal akan
diselesaikan dengan baik. Dengan demikian, investor dapat merasa lebih percaya diri
dalam berinvestasi karena mereka tahu bahwa ada jaminan untuk penyelesaian
transaksi mereka.
2. Penyelesaian Transaksi: LPP juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
transaksi di pasar modal diselesaikan dengan benar dan tepat waktu. Mereka
memastikan bahwa semua persyaratan dan prosedur yang berlaku untuk penyelesaian
transaksi dipenuhi.
3. Penyimpanan Aset: LPP biasanya juga berperan sebagai lembaga penyimpanan aset.
Mereka menyediakan layanan untuk menyimpan dan mengelola aset investasi seperti
saham, obligasi, dan instrumen keuangan lainnya. Hal ini membantu mempermudah
pemindahan kepemilikan aset antara pemiliknya.
4. Perlindungan Investor: LPP juga berperan dalam melindungi kepentingan investor.
Mereka membantu menjaga keamanan dan keamanan transaksi, serta memastikan
bahwa investor tidak menjadi korban penipuan atau pelanggaran hukum lainnya di
pasar modal.
5. Pemantauan Pasar: LPP juga dapat berperan dalam memantau aktivitas pasar modal
untuk mendeteksi potensi masalah atau kecurangan. Mereka dapat memberikan
informasi dan laporan kepada regulator dan pihak berwenang jika ada tindakan yang
mencurigakan di pasar.
6. Pendidikan dan Informasi: Beberapa LPP juga memiliki peran dalam memberikan
edukasi dan informasi kepada investor mengenai pasar modal dan investasi. Hal ini
membantu investor memahami risiko dan manfaat dari berinvestasi di pasar modal.

3
7. Penyediaan Likuiditas: Dalam beberapa kasus, LPP juga dapat berperan dalam
menyediakan likuiditas tambahan di pasar modal jika diperlukan. Ini dapat membantu
menjaga stabilitas pasar dalam situasi tertentu.
Fungsi LPP sangat penting untuk menjaga integritas dan efisiensi pasar modal serta
untuk melindungi kepentingan investor. Namun, peran dan fungsi LPP dapat
bervariasi dari satu negara ke negara lain tergantung pada peraturan dan struktur pasar
modal yang berlaku di masing-masing negara.

B. Fungsi Dan Peran KSEI


KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) adalah lembaga yang memiliki peran
penting dalam industri pasar modal Indonesia. Berikut adalah beberapa fungsi dan
peran KSEI:
1. Penyimpanan Efek: KSEI berfungsi sebagai penyimpan efek, yang berarti mereka
bertanggung jawab untuk menyimpan semua saham dan instrumen keuangan lainnya
yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Mereka memastikan bahwa
kepemilikan efek dicatat dengan akurat dan aman.
2. Penyelesaian Transaksi: KSEI berperan dalam proses penyelesaian transaksi di pasar
modal. Mereka memastikan bahwa transfer kepemilikan efek antara penjual dan
pembeli dilakukan dengan benar dan tepat waktu, sehingga transaksi dapat
diselesaikan dengan lancar.
3. Pemisahan Kepemilikan Efek dan Pemegang Saham: KSEI memisahkan kepemilikan
efek dari pemegang saham. Ini berarti bahwa investor tidak perlu menyimpan saham
fisik, melainkan hanya memiliki catatan kepemilikan di sistem KSEI. Hal ini
membantu mencegah kehilangan atau pencurian saham fisik.
4. Pemantauan dan Pelaporan: KSEI melakukan pemantauan terhadap aktivitas pasar
modal untuk mendeteksi transaksi yang mencurigakan atau pelanggaran peraturan.
Mereka juga menyediakan laporan kepada regulator dan pemegang saham tentang
kepemilikan efek dan aktivitas pasar.
5. Pengelolaan Program Korporasi: KSEI membantu dalam pengelolaan program
korporasi seperti dividen, pemecahan saham, atau penggabungan perusahaan. Mereka
memastikan bahwa pemegang saham menerima manfaat sesuai dengan hak mereka.
6. Memfasilitasi Penyelesaian Transaksi Non-Tunai: KSEI memungkinkan penyelesaian
transaksi non-tunai di pasar modal Indonesia. Ini mencakup penggunaan sistem
pembayaran elektronik untuk memudahkan proses transaksi.

4
7. Perlindungan Investor: KSEI juga berperan dalam melindungi investor dengan
memastikan bahwa transaksi yang dilakukan di pasar modal sesuai dengan peraturan
dan prosedur yang berlaku. Hal ini membantu menjaga kepercayaan investor terhadap
pasar modal.
8. Pemantauan Sistem Keuangan: KSEI juga memiliki peran dalam pemantauan sistem
keuangan untuk memastikan bahwa proses penyimpanan dan penyelesaian efek
berjalan dengan aman dan efisien.
Penting untuk diingat bahwa peran KSEI dapat bervariasi di setiap negara,
tergantung pada regulasi dan struktur pasar modal yang berlaku. Namun, secara
umum, KSEI berperan sebagai kustodian sentral efek yang mengelola aset keuangan
yang diperdagangkan di pasar modal.

C. Pemegang & Pemakai jasa KSEI


Pemegang dan pemakai jasa KSEI adalah pihak-pihak yang berinteraksi dengan
KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dalam berbagai kapasitas. Berikut
penjelasan tentang kedua kelompok ini:
1. Pemegang Jasa KSEI (Service Participants):
 Perusahaan Efek: Perusahaan efek atau sekuritas yang telah mendapatkan izin
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi Pemegang Jasa KSEI. Mereka
berperan dalam melayani investor dalam hal pembukaan rekening efek,
penyelesaian transaksi, dan layanan terkait lainnya.
 Bank Kustodian: Bank-bank yang menyediakan layanan kustodian kepada
investor. Mereka biasanya bertindak sebagai Pemegang Jasa KSEI untuk
mengelola rekening efek investor, termasuk pemegang saham institusi seperti
dana pensiun dan dana investasi.
 Broker: Broker-broker saham yang melakukan transaksi efek atas nama investor
di bursa saham. Mereka berinteraksi dengan KSEI dalam proses penyelesaian
transaksi dan pengiriman efek kepada investor.
 Manajer Investasi: Perusahaan manajemen investasi yang mengelola dana
investasi seperti reksa dana atau portofolio klien. Mereka menggunakan jasa
KSEI untuk menjalankan transaksi efek dalam portofolio investasi mereka.
2. Pemakai Jasa KSEI (Service Users):
 Investor Individu: Individu yang berinvestasi di pasar modal Indonesia adalah
pemakai jasa KSEI. Mereka menggunakan KSEI untuk membuka rekening efek,

5
menyimpan efek, dan mengeksekusi transaksi saham serta menerima informasi
kepemilikan efek mereka.
 Institusi Keuangan: Institusi-institusi seperti bank, dana pensiun, dana investasi,
dan perusahaan asuransi adalah pemakai jasa KSEI. Mereka menyimpan
portofolio investasi mereka dan mengelola kepemilikan efek melalui KSEI.
 Perusahaan Emiten: Emiten atau perusahaan yang menerbitkan saham dan efek
lainnya di pasar modal Indonesia juga menjadi pemakai jasa KSEI. Mereka dapat
menggunakan layanan KSEI untuk memantau kepemilikan saham dan
mendistribusikan dividen kepada pemegang saham mereka.
 Otoritas Regulator: OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pemakai jasa
KSEI dalam kapasitas pengawas pasar modal. Mereka menggunakan data dan
informasi yang disediakan oleh KSEI dalam proses pengawasan dan pengaturan.
KSEI berperan sebagai perantara penting antara pemegang dan pemakai jasa dalam
ekosistem pasar modal Indonesia, memastikan integritas, keamanan, dan efisiensi
dalam penyimpanan dan penyelesaian efek serta berkontribusi pada kepercayaan
investor di pasar modal.

D. Efek Dan Dana KSEI


Efek dan dana dalam konteks KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) berkaitan
dengan dua hal berikut:
1. Efek:
 Efek mengacu pada instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal
Indonesia. Ini termasuk saham, obligasi, sertifikat deposito berjangka, dan
instrumen keuangan lainnya yang diperdagangkan di bursa saham atau pasar
modal.
 Penyimpanan Efek: KSEI bertanggung jawab atas penyimpanan efek ini. Mereka
menjaga catatan kepemilikan efek yang dimiliki oleh investor dan institusi
keuangan. Ini berarti bahwa investor tidak perlu menyimpan saham atau
instrumen keuangan secara fisik, tetapi kepemilikannya dicatat di sistem KSEI.
 Penyelesaian Transaksi: KSEI juga berperan dalam penyelesaian transaksi efek.
Mereka memastikan bahwa transfer kepemilikan efek dari penjual ke pembeli
terjadi dengan benar dan tepat waktu.
 Perlindungan Efek: KSEI membantu melindungi efek dari risiko hilang atau
dicuri karena penyimpanan efek dalam bentuk fisik tidak diperlukan.

6
2. Dana:
 Dana dalam konteks KSEI merujuk pada dana investasi seperti reksa dana yang
dikelola oleh perusahaan manajemen investasi atau institusi keuangan lainnya.
 Penyimpanan Dana: KSEI juga berperan dalam menyimpan dana investasi ini.
Mereka mencatat kepemilikan dana investasi seperti reksa dana dan
mengelolanya dalam sistem mereka.
 Penyelesaian Transaksi Dana: Ketika investor membeli atau menjual unit reksa
dana, KSEI juga memastikan bahwa transaksi ini diselesaikan dengan benar dan
kepemilikan unit reksa dana diperbarui sesuai dengan transaksi tersebut.
 Pemberian Informasi Kepemilikan: KSEI memberikan informasi tentang
kepemilikan unit reksa dana kepada pemegang rekening efek atau investor yang
memiliki unit tersebut.
Penting untuk diingat bahwa KSEI adalah lembaga yang bertanggung jawab atas
penyimpanan dan penyelesaian efek dan dana, yang menciptakan efisiensi dan
keamanan dalam perdagangan dan investasi di pasar modal Indonesia.

E. Rekening efek
Rekening efek adalah akun yang digunakan oleh individu atau entitas untuk
menyimpan dan mengelola investasi dalam bentuk efek, seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan instrumen keuangan lainnya yang diperdagangkan di pasar modal. Berikut
adalah beberapa informasi penting tentang rekening efek:
1. Fungsi Rekening Efek:
 Rekening efek berfungsi sebagai tempat penyimpanan efek investasi. Sebagai
contoh, jika membeli saham perusahaan di pasar saham, saham tersebut akan
dicatat dalam rekening efek sebagai bukti kepemilikan.
2. Pemegang Rekening Efek:
 Pemegang rekening efek adalah individu atau entitas yang memiliki rekening
efek. Ini bisa berupa investor individu, perusahaan, dana pensiun, atau entitas lain
yang berinvestasi di pasar modal.
3. Lembaga Kustodian:
 Rekening efek biasanya dikelola oleh lembaga kustodian seperti bank atau
lembaga kustodian khusus yang telah diotorisasi oleh otoritas pasar modal.
Lembaga kustodian bertanggung jawab atas penyimpanan, pemeliharaan, dan
pengelolaan efek yang disimpan dalam rekening efek.

7
4. Transaksi Efek:
 Melalui rekening efek, pemegang rekening dapat melakukan berbagai transaksi
efek, seperti pembelian, penjualan, atau transfer efek. Setiap kali terjadi transaksi,
catatan akan diperbarui dalam rekening efek.
5. Akses Informasi:
 Pemegang rekening efek dapat mengakses informasi tentang portofolio investasi
mereka, termasuk nilai saham, pergerakan harga, dan laporan investasi lainnya
melalui rekening efek mereka.
6. Keamanan dan Perlindungan Investor:
 Rekening efek juga memberikan tingkat perlindungan dan keamanan yang lebih
tinggi terhadap efek investasi dibandingkan dengan menyimpan saham atau
instrumen keuangan secara fisik. Hal ini mengurangi risiko hilang atau dicuri.
7. Pengiriman Dividen dan Imbal Hasil:
 Jika memiliki saham di rekening efek, dividen atau imbal hasil dari investasi
biasanya akan dikirim langsung ke rekening efek
8. Pengelolaan Investasi:
 Pemegang rekening efek dapat menggunakan rekening ini untuk mengelola
investasi mereka, melakukan perubahan alokasi, atau melakukan strategi investasi
lainnya.
Rekening efek merupakan alat yang penting dalam berinvestasi di pasar modal,
memungkinkan pemegang rekening untuk dengan mudah mengakses dan mengelola
portofolio investasi mereka serta menjaga keamanan dan integritas aset mereka.

F. Single Investor Identification (SID)


Single Investor Identification (SID) adalah sistem identifikasi unik yang digunakan
di pasar modal Indonesia untuk mengidentifikasi dan melacak aktivitas investasi
individu atau entitas di pasar modal. SID adalah komponen penting dalam upaya
untuk meningkatkan transparansi dan pengelolaan data investor di pasar modal
Indonesia. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang SID:
1. Tujuan SID:
 Tujuan utama SID adalah untuk memberikan identifikasi unik untuk setiap
investor di pasar modal Indonesia. Ini membantu otoritas pasar modal dan
lembaga terkait untuk memantau dan mengelola aktivitas investor dengan lebih
efisien.

8
2. Struktur SID:
 SID terdiri dari serangkaian karakter atau nomor yang unik yang diberikan
kepada setiap investor. Struktur SID dapat berbeda-beda tergantung pada negara
atau pasar modal tertentu, tetapi umumnya mencakup kode unik yang
mengidentifikasi investor, seperti nomor kartu identitas nasional atau nomor
rekening bank.
3. Penggunaan SID:
 SID digunakan dalam berbagai aspek di pasar modal, termasuk saat membuka
rekening efek, melakukan transaksi, dan dalam pelaporan kepemilikan efek.
Dengan SID, setiap transaksi dapat diidentifikasi dengan jelas dengan asalnya.
4. Peningkatan Transparansi:
 SID membantu meningkatkan transparansi di pasar modal. Dengan melacak
aktivitas setiap investor, regulator dan pihak berwenang dapat lebih mudah
mendeteksi kegiatan yang mencurigakan atau manipulatif.
5. Perlindungan Investor:
 SID juga membantu dalam perlindungan investor. Dengan SID, investor dapat
memantau dan memverifikasi transaksi yang dilakukan atas nama mereka dengan
lebih baik.
6. Kepatuhan Terhadap Regulasi:
 SID membantu memastikan bahwa investor dan entitas yang beroperasi di pasar
modal Indonesia mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Kolaborasi antara Lembaga:
 SID memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara lembaga-lembaga di pasar
modal, termasuk Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan sekuritas,
bank, dan otoritas regulasi.
8. Kemudahan Administrasi:
 SID juga membantu dalam administrasi investasi, karena memungkinkan investor
untuk dengan mudah mengakses dan mengelola portofolio mereka melalui sistem
yang terkait dengan SID.
Pengenalan SID telah menjadi langkah signifikan dalam mengembangkan
infrastruktur pasar modal Indonesia dan membantu meningkatkan pengelolaan data
investor, transparansi, serta perlindungan investor.

G. Fasilitas Akses (Acuan kepemilikan sekuritas)

9
Fasilitas Akses (Access Facility) adalah sebuah mekanisme atau sistem yang
memungkinkan investor untuk memantau, mengelola, atau bertransaksi dengan efek
atau sekuritas yang dimilikinya dalam pasar modal. Fasilitas Akses biasanya terkait
dengan penyedia layanan keuangan, lembaga kustodian, atau platform perdagangan
yang memfasilitasi akses investor ke pasar modal. Berikut adalah beberapa informasi
lebih lanjut tentang Fasilitas Akses atau Acuan Kepemilikan Sekuritas:
1. Tujuan Fasilitas Akses:
 Fasilitas Akses dirancang untuk memberikan akses yang lebih mudah dan efisien
bagi investor ke pasar modal. Ini dapat mencakup berbagai layanan, seperti
pengecekan saldo, penyelesaian transaksi, pemantauan portofolio, dan eksekusi
perdagangan.
2. Penggunaan oleh Investor:
 Investor dapat menggunakan Fasilitas Akses untuk memantau nilai dan kinerja
investasi mereka, melakukan perubahan dalam portofolio mereka, mengeksekusi
pembelian atau penjualan efek, serta mendapatkan laporan dan informasi penting
tentang kepemilikan mereka.
3. Penggunaan oleh Lembaga Keuangan:
 Lembaga keuangan, seperti bank, perusahaan sekuritas, dan manajer investasi,
juga dapat menggunakan Fasilitas Akses untuk mengelola portofolio investasi
klien mereka dan memberikan layanan yang lebih baik kepada investor.
4. Keamanan dan Perlindungan Data:
 Fasilitas Akses harus mengutamakan keamanan dan perlindungan data. Karena
informasi investasi dapat sangat sensitif, penting untuk memastikan bahwa data
investor dilindungi dengan baik dan tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak
berwenang.
5. Integrasi dengan Lembaga Kustodian:
 Fasilitas Akses sering kali terintegrasi dengan lembaga kustodian seperti
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) untuk memfasilitasi penyimpanan dan
penyelesaian efek dalam portofolio investor.
6. Layanan dan Fitur Tambahan:
 Beberapa Fasilitas Akses juga menyediakan layanan dan fitur tambahan seperti
alat analisis, laporan investasi, dan notifikasi otomatis tentang perubahan dalam
portofolio investasi.
7. Pemantauan Transaksi dan Rekam Jejak:

10
 Fasilitas Akses juga memungkinkan pemantauan transaksi yang lebih mudah dan
menyediakan rekam jejak yang lengkap tentang aktivitas investasi.
Pengenalan Fasilitas Akses atau Acuan Kepemilikan Sekuritas telah membantu
investor dan lembaga keuangan untuk lebih efisien mengelola investasi mereka di
pasar modal. Hal ini juga memberikan akses yang lebih mudah ke informasi penting
tentang portofolio investasi, yang merupakan elemen kunci dalam pengambilan
keputusan investasi yang bijaksana.

H. Penyelesaian transaksi efek


Penyelesaian transaksi efek adalah tahap penting dalam perdagangan efek atau
instrumen keuangan di pasar modal. Ini adalah proses di mana pembelian atau
penjualan efek dilakukan secara resmi dan kepemilikan efek dialihkan dari penjual ke
pembeli. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang penyelesaian transaksi
efek:
1. Tujuan Penyelesaian Transaksi Efek:
 Tujuan utama dari penyelesaian transaksi efek adalah untuk memastikan bahwa
semua persyaratan transaksi telah terpenuhi, dan efek telah diserahkan kepada
pembeli dengan benar.
2. Waktu Penyelesaian:
 Waktu penyelesaian transaksi efek dapat bervariasi tergantung pada jenis efek
dan pasar di mana transaksi tersebut dilakukan. Biasanya, ada periode
penyelesaian, yang dapat berlangsung beberapa hari setelah transaksi dilakukan.
3. Peran Lembaga Kustodian:
 Lembaga kustodian, seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sering kali
berperan dalam proses penyelesaian transaksi efek. Mereka memastikan bahwa
efek disimpan dengan aman dan transfer kepemilikan efek di catat dengan benar.
4. Penyerahan Efek:
 Pada tahap penyelesaian, penjual efek harus menyampaikan efek kepada pembeli
sesuai dengan perjanjian transaksi. Ini dapat melibatkan pengiriman fisik efek
atau pemindahbukuan dalam sistem yang sesuai.
5. Pemindahbukuan:
 Pemindahbukuan adalah metode umum dalam penyelesaian transaksi efek, di
mana kepemilikan efek diubah dalam sistem tanpa perlu mengirimkan fisik efek.
Ini lebih efisien dan mengurangi risiko yang terkait dengan pengiriman fisik.

11
6. Pembayaran:
 Selain penyerahan efek, pembayaran juga harus disettlement. Pembeli
mentransfer dana sesuai dengan nilai efek yang dibeli kepada penjual atau pihak
yang ditunjuk.
7. Konfirmasi dan Laporan:
 Setelah penyelesaian, konfirmasi transaksi biasanya dikirim kepada semua pihak
yang terlibat, termasuk penjual, pembeli, dan lembaga kustodian. Laporan
penyelesaian juga dihasilkan.
8. Perlindungan Investasi:
 Penyelesaian transaksi efek adalah tahap penting dalam perlindungan investasi.
Proses ini memastikan bahwa semua transaksi dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan aturan dan peraturan pasar modal.
9. Penyelesaian di Pasar Modal:
 Prosedur penyelesaian transaksi efek dapat bervariasi di setiap pasar modal dan
tergantung pada jenis efek yang diperdagangkan. Oleh karena itu, penting bagi
investor untuk memahami prosedur yang berlaku di pasar di mana mereka
berinvestasi.
Penyelesaian transaksi efek adalah bagian integral dari infrastruktur pasar modal
yang memastikan bahwa perdagangan efek berjalan dengan lancar dan efisien serta
melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat dalam perdagangan tersebut.

I. Peraturan KSEI Mengenai perdagangan efek


Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memiliki peraturan dan ketentuan yang
diatur untuk mengatur berbagai aspek perdagangan efek di pasar modal Indonesia.
Peraturan ini dirancang untuk memastikan transparansi, integritas, dan efisiensi dalam
perdagangan efek serta melindungi kepentingan investor. Berikut adalah beberapa
contoh peraturan KSEI mengenai perdagangan efek:
1. Pendaftaran Investor:
 KSEI mengatur persyaratan pendaftaran investor yang ingin membuka rekening
efek. Ini termasuk mengumpulkan informasi identifikasi, seperti nomor identitas
nasional, serta dokumen dan prosedur yang harus diikuti oleh investor.
2. Penyelesaian Transaksi:

12
 KSEI memiliki peraturan yang mengatur proses penyelesaian transaksi efek. Ini
mencakup jadwal penyelesaian, prosedur pemindahbukuan, dan konfirmasi
transaksi.
3. Perlindungan Investor:
 Peraturan KSEI juga mencakup perlindungan investor. Ini mungkin termasuk
peraturan tentang pemberian informasi yang akurat kepada investor, hak investor
untuk memeriksa dan memantau rekening mereka, serta prosedur penyelesaian
sengketa.
4. Standar Keamanan:
 KSEI memiliki aturan yang mengatur standar keamanan untuk melindungi data
dan informasi investor. Ini mencakup tindakan keamanan yang diperlukan untuk
mencegah akses yang tidak sah.
5. Pemindahbukuan dan Penyelesaian T+2:
 KSEI menerapkan prinsip pemindahbukuan dan penyelesaian dalam waktu 2 hari
kerja (T+2) setelah transaksi saham dilakukan. Hal ini dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dan kecepatan penyelesaian transaksi di pasar modal.
6. Pelaporan Kepemilikan Saham:
 KSEI juga memiliki peraturan yang mengharuskan emitent dan pemegang saham
untuk melaporkan kepemilikan saham secara berkala. Ini membantu memantau
kepemilikan saham dan memastikan transparansi.
7. Kerja Sama dengan Lembaga Terkait:
 KSEI bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait dalam industri pasar modal,
termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untuk
memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
8. Penindakan Aturan dan Sanksi:
 KSEI juga memiliki wewenang untuk memberlakukan sanksi terhadap
pelanggaran peraturan mereka. Ini bisa berupa denda atau tindakan disiplin
lainnya tergantung pada tingkat pelanggaran.
Peraturan KSEI sangat penting dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan investor
di pasar modal Indonesia. Mereka juga membantu memastikan bahwa proses
perdagangan efek berlangsung dengan lancar dan efisien serta sesuai dengan standar
yang ditetapkan.

13
2.2 Lembaga Kliring Dan Penjaminan (KPEI)
A. Dasar Hukum pendirian KPEI
Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek (KPEI) adalah lembaga yang berperan
dalam kliring dan penjaminan transaksi efek di pasar modal Indonesia. Pendirian
KPEI didasarkan pada dasar hukum yang kuat. Dasar hukum utama pendiriannya
adalah:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal:
 Undang-Undang ini adalah landasan hukum utama yang mengatur pasar modal di
Indonesia. Bagian dari undang-undang ini memberikan dasar hukum untuk
pendirian dan fungsi lembaga kliring dan penjaminan efek seperti KPEI.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK):
 OJK, yang merupakan otoritas regulator di sektor jasa keuangan di Indonesia,
memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi lembaga-lembaga di
pasar modal, termasuk KPEI. OJK mengeluarkan peraturan dan pedoman yang
mengatur tugas, fungsi, dan tanggung jawab KPEI.
3. Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI):
 Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memiliki peraturan yang mengatur hubungan
dengan lembaga kliring dan penjaminan efek. KPEI beroperasi sebagai bagian
dari ekosistem BEI, dan peraturan BEI juga menjadi dasar operasional KPEI.
4. Peraturan KPEI Sendiri:
 KPEI memiliki peraturan internal yang mengatur operasinya. Peraturan ini
mencakup berbagai aspek, seperti prosedur kliring dan penjaminan, persyaratan
keanggotaan, dan tata cara penyelesaian sengketa.
5. Keputusan Pemerintah (Kepmen) atau Surat Keputusan (SK):
 Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Keuangan atau lembaga terkait,
dapat mengeluarkan Keputusan Pemerintah atau Surat Keputusan yang secara
resmi menetapkan pendirian KPEI dan memberikan otoritas hukum atas
operasinya.
Dasar hukum yang kuat ini memberikan kerangka kerja hukum yang diperlukan
untuk operasional KPEI dalam memastikan proses kliring dan penjaminan transaksi
efek di pasar modal Indonesia berjalan dengan lancar dan efisien serta sesuai dengan
peraturan dan standar yang berlaku.

B. Fungsi Dan Layanan KPEI

14
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KPEI) memiliki beragam fungsi dan layanan
yang penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan pasar modal Indonesia. Berikut
adalah beberapa fungsi utama dan layanan yang diberikan oleh KPEI:
Fungsi KPEI:
1. Kliring Efek: Salah satu fungsi utama KPEI adalah kliring transaksi efek di pasar
modal Indonesia. Mereka bertindak sebagai perantara antara pihak penjual dan
pembeli dalam memastikan bahwa semua transaksi efek dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan peraturan.
2. Penjaminan Efek: KPEI juga berperan sebagai penjamin transaksi efek. Mereka
memberikan jaminan bahwa transaksi efek yang telah diselesaikan akan dipenuhi oleh
pihak yang bertransaksi. Ini membantu mengurangi risiko gagal penyelesaian atau
default.
3. Penyelesaian Transaksi: KPEI memastikan bahwa proses penyelesaian transaksi efek
berjalan dengan lancar. Mereka memfasilitasi pemindahbukuan efek antara pemegang
rekening yang terlibat dalam transaksi.
4. Penyimpanan Efek: KPEI bertindak sebagai lembaga penyimpanan efek. Mereka
menyimpan efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal dan mencatat kepemilikan
efek oleh investor.
Layanan KPEI:
1. Pemindahbukuan: KPEI menyediakan layanan pemindahbukuan yang memungkinkan
transfer kepemilikan efek antara pemegang rekening. Ini lebih efisien daripada
pengiriman fisik efek.
2. Manajemen Risiko: KPEI memiliki peran penting dalam manajemen risiko di pasar
modal. Mereka menetapkan margin dan menilai risiko yang terkait dengan transaksi
efek.
3. Pelatihan dan Edukasi: KPEI juga dapat memberikan pelatihan dan edukasi kepada
peserta pasar modal, termasuk pemegang rekening dan perusahaan sekuritas, untuk
memahami prosedur dan peraturan yang berlaku.
4. Pelayanan Pelaporan: KPEI menyediakan layanan pelaporan yang memungkinkan
pemegang rekening dan peserta pasar untuk mendapatkan laporan dan informasi
penting tentang aktivitas mereka.
5. Penanganan Sengketa: KPEI dapat membantu dalam penyelesaian sengketa terkait
dengan transaksi efek, memfasilitasi proses mediasi atau arbitrase jika diperlukan.

15
6. Integrasi Sistem: KPEI bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait, seperti Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dalam
mengintegrasikan sistem untuk meningkatkan efisiensi dalam proses perdagangan dan
penyelesaian.
Fungsi dan layanan yang disediakan oleh KPEI berperan penting dalam menjaga
keamanan dan integritas pasar modal Indonesia. Mereka membantu mengurangi risiko
dalam transaksi efek dan memastikan bahwa semua pihak dalam pasar modal dapat
beroperasi dengan efisien dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.3 Lembaga Perlindungan Investor Efek


A. Overview Indonesia SIPF
Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) adalah sebuah lembaga yang
dibentuk untuk memberikan perlindungan kepada investor di pasar modal Indonesia.
Ini adalah sebuah dana yang dibentuk untuk memberikan kompensasi kepada investor
dalam situasi-situasi tertentu, seperti ketika perusahaan efek gagal membayar atau
mengalami masalah finansial. Berikut adalah gambaran umum tentang Indonesia
SIPF:
1. Tujuan dan Pembentukan: SIPF dibentuk untuk melindungi kepentingan investor di
pasar modal Indonesia. Lembaga ini diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) serta didukung oleh peraturan yang ada.
2. Perlindungan Investor: Indonesia SIPF memberikan perlindungan kepada investor
yang mengalami kerugian karena kegagalan perusahaan efek yang menjadi anggota
SIPF. Hal ini mencakup kasus-kasus ketika perusahaan efek mengalami
kebangkrutan, ketidakmampuan membayar kewajiban kepada investor, atau masalah
serupa.
3. Dana Kompensasi: Indonesia SIPF memelihara dana kompensasi yang diperoleh dari
iuran anggota SIPF. Dana ini digunakan untuk memberikan kompensasi kepada
investor yang memenuhi syarat dalam situasi-situasi tertentu.
4. Prosedur Klaim: Investor yang mengalami kerugian harus mengajukan klaim kepada
Indonesia SIPF sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Proses ini melibatkan
penyelidikan dan penilaian untuk menentukan kelayakan klaim.
5. Batasan Perlindungan: Penting untuk dicatat bahwa Indonesia SIPF memiliki batasan-
batasan dalam hal jumlah kompensasi yang dapat diberikan kepada investor. Batasan
ini ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16
6. Sumber Dana: Dana kompensasi Indonesia SIPF diperoleh dari iuran yang dibayarkan
oleh anggota SIPF, yang meliputi perusahaan efek dan lembaga keuangan terkait di
pasar modal.
7. Keterlibatan OJK: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memainkan peran penting dalam
pengawasan dan pengaturan Indonesia SIPF. Mereka memastikan bahwa SIPF
beroperasi sesuai dengan peraturan dan tujuan yang telah ditetapkan.
8. Perlindungan untuk Berbagai Instrumen Keuangan: Indonesia SIPF memberikan
perlindungan tidak hanya untuk saham, tetapi juga untuk instrumen keuangan lainnya
seperti obligasi dan reksa dana.
Indonesia SIPF adalah langkah penting dalam meningkatkan perlindungan investor
dan memperkuat kepercayaan investor di pasar modal Indonesia. Ini memberikan
jaminan bahwa investor memiliki perlindungan tambahan dalam situasi-situasi
tertentu yang dapat mengakibatkan kerugian finansial.

B. Positioning Indonesia SIPF


SIPF adalah lembaga yang berperan sebagai penjaga dan pelindung kepentingan
investor di pasar modal Indonesia. Posisinya adalah sebagai lapisan pertahanan
terakhir untuk melindungi investor dari risiko-risiko tertentu yang dapat timbul dalam
perdagangan efek. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam posisi SIPF:
1. Perlindungan Utama: SIPF adalah lembaga yang didirikan untuk memberikan
perlindungan utama kepada investor di pasar modal. Fungsinya adalah untuk
memastikan bahwa investor memiliki akses ke kompensasi jika mereka mengalami
kerugian yang disebabkan oleh kegagalan perusahaan efek atau lembaga keuangan
terkait.
2. Keseimbangan Risiko: SIPF berperan dalam menciptakan keseimbangan antara
potensi risiko dan imbalan bagi investor. Ini memberikan kepercayaan kepada
investor bahwa mereka dapat berinvestasi dengan lebih tenang, mengetahui bahwa
ada mekanisme yang dapat membantu melindungi mereka jika situasi yang tidak
terduga terjadi.
3. Kehandalan Pasar Modal: Kehadiran SIPF memberikan kepercayaan kepada pelaku
pasar, baik individu maupun institusi, tentang keandalan pasar modal Indonesia. Ini
memperkuat citra pasar modal sebagai tempat yang aman dan dapat diandalkan untuk
berinvestasi.

17
4. Kerjasama dengan OJK: SIPF berada di bawah pengawasan dan regulasi OJK.
Kerjasama erat dengan OJK memperkuat posisinya sebagai lembaga yang terpercaya
dan diakui dalam menjalankan peran pentingnya dalam melindungi investor.
5. Pendidikan Investor: SIPF juga berperan dalam pendidikan investor. Mereka tidak
hanya memberikan perlindungan finansial tetapi juga berkontribusi dalam
meningkatkan pemahaman investor tentang risiko dan manajemennya.
6. Integritas Pasar Modal: Posisi SIPF juga berkaitan dengan integritas pasar modal.
Dengan menawarkan perlindungan kepada investor, mereka membantu memastikan
bahwa pasar modal tetap berjalan dengan jujur dan transparan.
7. Kerjasama dengan Industri: SIPF berinteraksi dengan lembaga-lembaga keuangan,
termasuk perusahaan efek, untuk memastikan pemahaman dan pelaksanaan yang tepat
dari peraturan yang berlaku. Ini mempromosikan kerjasama dan ketaatan dalam
industri pasar modal.
8. Kepercayaan Investor: Keseluruhan, posisi SIPF adalah untuk membangun dan
memelihara kepercayaan investor di pasar modal Indonesia. Ini menjadi landasan
penting dalam daya tarik pasar modal dan pertumbuhan investasi.
Dengan demikian, Indonesia SIPF memiliki posisi yang penting dalam memastikan
keamanan dan integritas pasar modal Indonesia, serta memberikan perlindungan
kepada investor dalam berinvestasi.

C. Nilai Budaya Indonesia SIPF


Nilai budaya Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) mencerminkan
komitmen mereka untuk melindungi dan melayani investor di pasar modal Indonesia
dengan etika, profesionalisme, dan transparansi. Beberapa nilai budaya yang mungkin
terkait dengan SIPF meliputi:
1. Perlindungan Investor: Sebagai lembaga yang didirikan untuk melindungi investor,
nilai utama SIPF adalah perlindungan terhadap kepentingan investor. Mereka
berusaha keras untuk memastikan bahwa investor dapat berinvestasi dengan percaya
diri, mengetahui bahwa ada jaminan perlindungan jika terjadi masalah.
2. Integritas: Integritas adalah nilai yang penting dalam menjalankan fungsi SIPF.
Mereka berkomitmen untuk menjalankan tugas mereka dengan jujur dan adil,
mengutamakan kepentingan investor di atas segalanya.

18
3. Kepedulian: SIPF mungkin mengutamakan nilai kepedulian terhadap investor.
Mereka harus memahami kebutuhan dan kekhawatiran investor serta memberikan
layanan yang memadai dalam situasi-situasi yang memerlukan.
4. Transparansi: Transparansi adalah nilai penting yang mencerminkan komitmen untuk
menjalankan operasi dengan cara yang terbuka dan transparan. Ini memungkinkan
investor untuk memahami peran SIPF dan bagaimana mereka beroperasi.
5. Pendidikan dan Kesadaran: SIPF mungkin memiliki nilai budaya yang mengutamakan
pendidikan dan kesadaran. Mereka berusaha untuk memberikan pemahaman kepada
investor tentang risiko dan manajemennya serta tentang peran SIPF dalam melindungi
mereka.
6. Kerjasama: Kerjasama adalah nilai yang diperlukan karena SIPF berinteraksi dengan
berbagai pemangku kepentingan di pasar modal, termasuk perusahaan efek, regulasi,
dan investor. Kerjasama yang baik memastikan efektivitas operasi SIPF.
7. Pertumbuhan dan Inovasi: SIPF mungkin mempromosikan nilai budaya yang
menghargai pertumbuhan dan inovasi dalam rangka meningkatkan perlindungan dan
layanan bagi investor.
8. Ketaatan Terhadap Regulasi: Ketaatan terhadap regulasi pasar modal Indonesia
adalah nilai fundamental. SIPF harus mematuhi semua peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku dalam menjalankan fungsinya.
9. Tanggung Jawab Sosial: Mungkin juga ada nilai budaya yang mengutamakan
tanggung jawab sosial dalam upaya memberikan perlindungan kepada investor dan
mempromosikan keberlanjutan pasar modal Indonesia.

D. Pemodal
Pemodal dalam Lembaga Perlindungan Investor Efek (LPIE) atau sering disebut
dengan Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) adalah individu atau
entitas yang memiliki investasi atau kepemilikan dalam instrumen keuangan di pasar
modal Indonesia. Berikut adalah beberapa poin penting tentang peran pemodal dalam
LPIE atau SIPF:
1. Investor Perlindungan: Pemodal adalah pihak yang dijamin oleh LPIE atau SIPF.
Mereka adalah individu atau entitas yang memanfaatkan layanan pasar modal dengan
tujuan berinvestasi atau melakukan perdagangan instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, atau reksa dana.

19
2. Pemberi Dana: Pemodal secara tidak langsung berkontribusi pada dana kompensasi
LPIE atau SIPF. Dana ini digunakan untuk memberikan kompensasi kepada investor
yang memenuhi syarat jika mereka mengalami kerugian akibat kegagalan perusahaan
efek atau lembaga keuangan terkait.
3. Iuran Kepemilikan: Pemodal mungkin dikenakan iuran kepemilikan, yang merupakan
sejumlah kecil dari nilai kepemilikan mereka dalam instrumen keuangan di pasar
modal. Iuran ini biasanya digunakan untuk membiayai operasi dan dana kompensasi
LPIE atau SIPF.
4. Perlindungan dan Kepastian: Pemodal dapat merasa lebih nyaman dan percaya diri
dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia karena adanya LPIE atau SIPF. Mereka
tahu bahwa ada perlindungan yang tersedia jika mereka mengalami masalah yang
tidak terduga.
5. Pendidikan dan Kesadaran: Pemodal juga memiliki tanggung jawab untuk
mengembangkan pemahaman mereka tentang bagaimana LPIE atau SIPF beroperasi,
serta hak dan kewajiban mereka sebagai investor. Pendidikan dan kesadaran adalah
kunci dalam menjaga investasi mereka.
6. Kerjasama dengan LPIE/SIPF: Jika pemodal mengalami masalah atau percaya bahwa
mereka memenuhi syarat untuk menerima kompensasi, mereka harus berinteraksi
dengan LPIE atau SIPF sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
7. Melaporkan Kegagalan: Pemodal memiliki peran dalam melaporkan kegagalan
perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait kepada LPIE atau SIPF jika mereka
mengalami masalah atau kerugian. Ini membantu LPIE atau SIPF dalam
mengevaluasi klaim dan mengambil tindakan yang sesuai.
Pemodal adalah pihak yang secara langsung mendapatkan manfaat dari
perlindungan yang disediakan oleh LPIE atau SIPF, dan kontribusi mereka melalui
iuran dan partisipasi dalam proses ini penting untuk menjaga stabilitas dan kepe

E. Efek Yang Dilindungi


Lembaga Perlindungan Investor Efek (LPIE) atau Indonesia Securities Investor
Protection Fund (SIPF) melindungi berbagai jenis efek atau instrumen keuangan yang
dimiliki oleh investor di pasar modal Indonesia. Efek yang dilindungi dalam LPIE
atau SIPF mencakup:
1. Saham: Saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa efek Indonesia adalah salah
satu jenis efek yang dilindungi. Jika pemodal memiliki saham di perusahaan yang

20
mengalami kegagalan atau kesulitan keuangan, mereka dapat memenuhi syarat untuk
menerima kompensasi dari LPIE atau SIPF.
2. Obligasi: Obligasi atau surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau
lembaga lainnya juga termasuk dalam efek yang dilindungi. Jika ada kegagalan
pembayaran bunga atau pokok oleh penerbit obligasi, investor yang memilikinya
dapat mengajukan klaim kepada LPIE atau SIPF.
3. Reksa Dana: Investasi dalam reksa dana juga dapat mendapatkan perlindungan dari
LPIE atau SIPF. Jika manajer investasi atau perusahaan reksa dana mengalami
masalah finansial yang signifikan, pemodal yang memiliki unit reksa dana dapat
memenuhi syarat untuk kompensasi.
4. Instrumen Keuangan Lainnya: Selain saham, obligasi, dan reksa dana, LPIE atau SIPF
juga dapat memberikan perlindungan untuk instrumen keuangan lainnya yang
diperdagangkan di pasar modal, seperti hak memesan efek terlebih dahulu (rights
issue) dan waran.
5. Dana Investor: Selain instrumen keuangan individual, LPIE atau SIPF juga dapat
melindungi dana investor yang dikelola oleh perusahaan efek atau manajer investasi.
Ini berarti bahwa dana investor yang dikelola secara kolektif juga dapat memenuhi
syarat untuk kompensasi jika perusahaan tersebut mengalami masalah keuangan.
6. Pembelian yang Sudah Terjadi: LPIE atau SIPF biasanya memberikan perlindungan
untuk kepemilikan yang telah terjadi pada saat perusahaan efek atau lembaga
keuangan terkait mengalami masalah atau kegagalan. Ini berarti bahwa pemodal yang
telah memiliki efek tersebut saat masalah terjadi dapat memenuhi syarat untuk
kompensasi, bukan hanya pemodal yang sedang melakukan transaksi.
7. Batas Perlindungan: Penting untuk dicatat bahwa LPIE atau SIPF mungkin memiliki
batasan atas jumlah kompensasi yang dapat diberikan kepada pemodal dalam situasi
tertentu. Batasan ini akan diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Efek yang dilindungi oleh LPIE atau SIPF berperan penting dalam menjaga
kepercayaan investor di pasar modal Indonesia dan memberikan jaminan bahwa ada
perlindungan yang tersedia jika mereka menghadapi situasi yang tidak terduga.

F. Anggota Dana Perlindungan pemodal


Dalam konteks Lembaga Perlindungan Investor Efek (LPIE) atau Indonesia
Securities Investor Protection Fund (SIPF), anggota Dana Perlindungan Pemodal
adalah pemodal yang memenuhi syarat untuk menerima kompensasi dari dana

21
tersebut dalam situasi tertentu. Berikut adalah beberapa poin yang perlu diketahui
tentang anggota Dana Perlindungan Pemodal:
1. Kriteria Kelayakan: Anggota Dana Perlindungan Pemodal adalah pemodal yang
memenuhi kriteria kelayakan yang ditetapkan oleh LPIE atau SIPF. Kriteria ini
mungkin termasuk kepemilikan efek tertentu, jenis investasi, atau lainnya yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Perlindungan Khusus: Anggota Dana Perlindungan Pemodal adalah mereka yang
memanfaatkan layanan pasar modal dan memiliki investasi yang dilindungi oleh LPIE
atau SIPF. Mereka adalah pihak yang memenuhi syarat untuk mendapatkan
perlindungan jika perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait mengalami masalah
finansial.
3. Kompensasi dalam Kasus Masalah Keuangan: Anggota Dana Perlindungan Pemodal
dapat memenuhi syarat untuk menerima kompensasi jika perusahaan efek atau
lembaga keuangan terkait mengalami kesulitan keuangan yang mengakibatkan
kerugian bagi pemodal.
4. Laporan Klaim: Jika terjadi masalah atau kegagalan oleh perusahaan efek atau
lembaga keuangan terkait, anggota Dana Perlindungan Pemodal harus melaporkan
klaim mereka kepada LPIE atau SIPF sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
5. Iuran Kepemilikan: Anggota Dana Perlindungan Pemodal mungkin telah membayar
iuran kepemilikan ke LPIE atau SIPF. Iuran ini adalah kontribusi keuangan yang
membantu membiayai operasi dan dana kompensasi.
6. Batasan Perlindungan: Penting untuk diingat bahwa ada batasan atas jumlah
kompensasi yang dapat diberikan kepada anggota Dana Perlindungan Pemodal dalam
situasi tertentu. Batasan ini akan diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Anggota Dana Perlindungan Pemodal adalah individu atau entitas yang
mendapatkan manfaat dari perlindungan yang disediakan oleh LPIE atau SIPF.
Mereka adalah pemodal yang memiliki hak untuk mengajukan klaim jika mereka
mengalami kerugian akibat masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan efek
atau lembaga keuangan terkait.

G. Penanganan klaim Dan Subrogasi


Penanganan klaim dan subrogasi adalah proses penting dalam operasi Lembaga
Perlindungan Investor Efek (LPIE) atau Indonesia Securities Investor Protection Fund
(SIPF). Berikut adalah penjelasan tentang penanganan klaim dan subrogasi:

22
1. Penanganan Klaim:
Penanganan klaim adalah proses dimana pemodal atau investor yang memenuhi syarat
mengajukan klaim kepada LPIE atau SIPF jika mereka mengalami kerugian akibat kegagalan
perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait. Proses ini mencakup beberapa langkah
penting:
 Pengajuan Klaim: Pemodal yang mengalami kerugian harus mengajukan klaim kepada
LPIE atau SIPF sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Klaim harus mencakup
informasi yang diperlukan dan dokumentasi yang relevan.
 Evaluasi Klaim: LPIE atau SIPF akan mengevaluasi klaim untuk memastikan bahwa
pemodal memenuhi syarat untuk menerima kompensasi sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan.
 Penentuan Kompensasi: Setelah klaim dievaluasi, LPIE atau SIPF akan menentukan
jumlah kompensasi yang akan diberikan kepada pemodal. Proses ini dapat melibatkan
penilaian atas kerugian yang dialami oleh pemodal.
 Pembayaran Kompensasi: Jika klaim diterima, LPIE atau SIPF akan melakukan
pembayaran kompensasi kepada pemodal. Pembayaran ini dimaksudkan untuk
mengganti sebagian atau seluruh kerugian yang diderita oleh pemodal akibat kegagalan
perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait.
2. Subrogasi:
Subrogasi adalah proses dimana LPIE atau SIPF mengambil langkah-langkah hukum
untuk menggantikan pemodal dalam mengejar hak-hak hukum yang dimiliki oleh pemodal
terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Ini mencakup beberapa
aspek:
 Penggantian Hak-hak Pemodal: LPIE atau SIPF dapat mengambil alih hak-hak hukum
pemodal terhadap perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait yang bertanggung
jawab atas kerugian tersebut. Mereka dapat mengajukan klaim atau tuntutan hukum
atas nama pemodal.
 Pemulihan Aset: LPIE atau SIPF dapat berusaha untuk memulihkan aset atau dana dari
perusahaan efek atau lembaga keuangan terkait yang dapat digunakan untuk mengganti
kompensasi yang telah dibayarkan kepada pemodal.
 Pencegahan Masalah Serupa: Subrogasi juga dapat membantu dalam pencegahan
masalah serupa di masa depan dengan mengambil tindakan hukum terhadap pihak yang
bertanggung jawab.

23
Proses penanganan klaim dan subrogasi adalah bagian integral dari fungsi LPIE atau SIPF
dalam melindungi pemodal dan menjaga stabilitas pasar modal. Mereka memastikan bahwa
pemodal yang memenuhi syarat menerima kompensasi yang adil dan berusaha untuk
memulihkan aset yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada Bab Sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa KSEI
(Kustodian Sentral Efek Indonesia) adalah entitas yang bertanggung jawab untuk mengelola,
mencatat, dan menjaga efek di pasar modal Indonesia. Mereka memfasilitasi transaksi dan
perubahan kepemilikan efek, berkontribusi pada efisiensi pasar.
KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) berperan dalam mengurangi risiko sistemik
dan menjamin kelancaran kliring dan penyelesaian transaksi efek. Mereka menyediakan
perlindungan melalui sistem kliring yang kuat.
LPIE (Lembaga Perlindungan Investor Efek) atau SIPF (Indonesia Securities Investor
Protection Fund) adalah lapisan terakhir perlindungan bagi investor. Mereka memberikan
kompensasi kepada investor yang memenuhi syarat dalam situasi kegagalan perusahaan efek
atau lembaga keuangan terkait, menjaga kepercayaan dan stabilitas pasar modal.
Ketiganya bekerja sama untuk menjaga integritas, efisiensi, dan perlindungan dalam pasar
modal Indonesia, mendukung pertumbuhan investasi, dan memastikan investor memiliki
akses yang aman dan andal ke pasar modal.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, H. A., Sarwani, I., MT, M., Sutiman, S. E., Sunarsi, D., MM, C., & Dian
Rostikawati, S. E. PASAR MODAL Teori dan Praktik. Cipta Media Nusantara.
Jayadi, S. E., Sumatriani, S. E., Ak, M. S., Syamsuddin, S. T., MT, M., & Mawardi, S. E.
(2022). Manajemen portofolio dan investasi. Nas Media Pustaka.
KANAWA, T. (2017). PERALIHAN HAK MILIK SAHAM DALAM TRANSAKSI EFEK
DI PASAR SEKUNDER MELALUI SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT
PADA BURSA EFEK INDONESIA.
Nasarudin, M. I. (2014). Aspek hukum pasar modal Indonesia. Kencana.
Rahmawati, D. P. (2018). Pengaruh Kebijakan Makroprudensial, Suku Bunga Dasar Kredit, dan
Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Bank di Bursa Efek Indonesia Periode 2014–2017 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Viota, S. Determinan Kinerja Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia (BEI)
Periode 2004-2007.

26

Anda mungkin juga menyukai