Anda di halaman 1dari 32

“HUKUM INVESTASI & PASAR MODAL”

----PERUSAHAAN EFEK -----

TRI NOVI YANTI (2017010462074)


INTAN LELY ANGGRAENI (2017010462061)
MUHAMMAD ZAKY PRADANA (2017010462067)
LUCKY ADITYA WIBISANA (2017010462062)

A.2

Pengajar : YUSUF AUSIANDRA, S.H.,LLM., Ph.D

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS JAYABAYA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasar Modal Indonesia sebagai sarana tempat penjual dan pembeli dana jangka

panjang yang disebut efek, dewasa ini telah berkembang secara fantastis dan dinamis.

Para Anggota Bursa dalam Pasar Modal Indonesia yang salah satunya adalah perantara

pedagang efek mempunyai peranan yang sangat penting dalam perdagangan efek. Seiring

dengan perkembangan teknologi dibutuhkan suatu sistem untuk mempermudah transaksi

perdagangan efek. Sehingga para perantara pedagang efek memiliki kewajiban dan

tanggung jawab dalam menjalankan sistem tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan, sistem perdagangan efek secara manual sudah tidak

lagi efektif. Maka dipergunakanlah sistem perdagangan jarak jauh (remote trading system)

yang memberikan kemudahan transaksi dan membantu kerja perantara pedagang efek.

Guna menjaga eksistensi dan terlaksananya program perdagangan jarak jauh Bursa

Efek Indonesia yang baik, maka setiap Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa

Efek harus memenuhi semua persyaratan teknis, sumber daya manusia dan operasional

yang mendukung pelaksanaan sistem Remote Trading. Dengan demikian setiap Perantara

Pedagang Efek harus mengetahui dan melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya agar

tercipta transaksi efek yang transparan, efisien, dan wajar di Pasar Modal Indonesia1

Pada umumnya perkembangan Pasar Modal berbanding lurus dengan

pengembangan ekonomi suatu negara, karena seringkali pengembangan ekonomi itu

1
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Tatanusa, 2006), hlm. 1
diukur dari seberapa jauh perkembangan Pasar Modal atau industri sekuritas pada suatu

negara. Pada tahap pertama perkembangan perekonomian, muncul uang sebagai alat

tukar yang menggantikan sistem barter. Apabila pembangunan ekonomi berkembang

lebih jauh, rumah tangga mulai mampu menyisihkan sebagian dari pendapatannya

dalam bentuk tabungan. Peningkatan arus tabungan ini, dimobilisir ke dalam sistem

perbankan, asuransi , mutual fund atau investasi langsung ke dalam efek-efek.

Perkembangan perekonomian lebih jauh telah mendorong pula tumbuhnya spesialisasi

bidang keuangan yang pada gilirannya mendukung kemajuan bidang-bidang lainnya

seperti industri perdagangan dan pertanian. Karena itu, sektor keuangan pada umumnya

di Pasar Modal pada khususnya telah menjadi salah satu indikator dalam mengukur

perkembangan ekonomi pada umumnya.2

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif

bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas,

asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai

penghubung.Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan

perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument melalui jangka

panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah

meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya"

secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di berbagai negara, pasar

modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi

2
Marzuki Usman, (et al), ABC Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kerjasama AntaraLembaga Pengembangan
Perbankan Indonesia dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, 1990), hlm. 1-2
sumber dana alternatif bagi perusahaan. Memang diakui bahwa tingkat resiko berinvestasi

dipasar modal lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di bank. Namun salah satu

keuntungan yang diperoleh para investor di pasar modal adalah dividen atas keuntungan sebuah

perusahaan dimana dia membeli saham. Besar kecilnya dividen ini tergantung pada keuntungan

yang diperoleh perusahaan. Sedangkan bila perusahaan dalam keadaan rugi, tentu pemberian

dividen kepada investor akan ditunda.3

Suatu pasar modal dikatakan sehat bila memiliki unsur-unsur berikut :

Efisien : kemampuannya untuk mengakomodasi transaksi sebanyakmungkindalam

waktu singkat.

Fair : transaksi berlangsung tanpa pemihakan (netral) dan atas dasar penyebaran
informasi yang rata.
Likuid : kemampuan pasar untuk menampung semua kebutuhan penjual danpembeli
Saat setiap.
Transparan : mampu menyediakan setiap informasi seketika (realtime) pada semua pelaku
pasar modal, kapan saja.
Selama ini, kajian mengenai perusahaan efek masih sangat minim, padahal perusahaan

efek merupakan salah satu pilar penyokong dari berdiri tegaknya suatu pasar modal.

3
Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta:Ghalia Indonesia,1988), hlm. 55
B. Identifikasi Masalah:

1. Bagaimana peranan perusahaan efek dalam kegiatannya di pasar modal Indonesia?

2. Bagaimana peranan penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, serta manajer

investasi dalam kegiatan perusahaan efek?

C. Tujuan penulisan:

1. Untuk mendapatkan pemahaman terhadap peranan perusahaan efek dalam kegiatannya di

pasar modal Indonesia.

2. Untuk mengetahui peranan penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, serta

manajer investasi dalamkegiatan perusahaan efek.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERUSAHAAN EFEK

Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan memiliki izin Otoritas Jasa

Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE), Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer

Investasi (MI). Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Pasal 32 menyebutkan bentuk

perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya dimiliki seluruhnya oleh warga negara

republik indonesia dan atau berbadan hukum atau perusahaan patungan yang sahamnya

dimiliki Warga Negara Republik Indonesia dan badan hukum Indonesia dan Warga Negara

Asing atau badan hukum asing.

Peraturan ini berlaku bagi perusahaan efek nasional maupun patungan. Perusahaan efek

yang sudah ada diberikan tenggang waktu sampai pada tanggal 31 Desember 2003 untuk

penyesuaian permodalan tahap pertama dan tanggal 31 Desember 2004 untuk penyesuain tahap

kedua bagi perusahaan efek yang tidak mampu memenuhi ketentuan ini, akan diminta untuk

melakukan merger dengan perusahaan efek lainnya sehingga MKBD nya bisa mencapai

persyaratan. Hingga tanggal 29 Desember 2003, sebanyak 54 perusahaan efek anggota bursa,

dari 191 perusahaan efek, belum dapat memenuhi persyaratan MKBD perusahaan efek yang

memenuhi MKBD terdiri dari 34 perusahaan efek yang memiliki izin sebagai perantara

perdagangan efek (PPE) yang mengadministrasikan rekening efek. 15 PPE yang tidak

mengadministrasikan rekening efek, 24 PE yang memiliki izin sebagai PPE, penjamin Emisi

Efek (PEE), manajer investasi (MI). 42 yang memiliki izin PPE dan PEE dan MI. Jika demikan
kondisinya, maka ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan perusahaan efek, pertama

melakukan merger dengan perusahaan efek lain dan yang kedua siap menerima konsekuensi

pemecatan sebagai anggota bursa.

Penyesuaian permodalan pada perusahaan efek akan mendorong tumbuhnya

perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan bonafiditas perusahaan efek yang demikian

diharapkan akan membawa dampak positif bagi pengembangan pasar modal di Indonesia

menuju pasar modal yang berstandar dunia, teratur, efisien, dan tentunya mampu menarik

minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Pemberian tenggang waktu ini berguna untuk

memberikan kesempatan kepada perusahaan efek untuk mengukur kapasitas dan berupaya

melakukan marger. Bagi Bapepam tentu jauh lebih baik perusahaan efek di Indonesia tidak

terlalu banyak namun kuat dari sisi sumber daya keuangan, manusia, dan infrastruktur

teknologi.

bahwa seiring dengan perkembangan Pasar Modal Indonesia, kualitas Perusahaan

Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara

Pedagang Efek perlu secara terus menerus ditingkatkan;b.bahwa peningkatankualitas

Perusahaan Efek yang melakukankegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan

Perantara Pedagang Efekdapat dilakukan antara lainmelalui peningkatan tata kelolayang baik,

peningkatan kualitas kepemilikan, pengendalian,dan kepengurusan

Perbedaaan Peraturan BAPEPAM dan Peraturan OJK tentang Perizinan Perusahaan

Efek, yaitu :
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN PERATURAN OTORITAS JASA

LEMBAGA KEUANGAN KEUANGAN NOMOR

NOMOR KEP- 334 /BL/2007 TENTANG 20 /POJK.04/2016

PERIZINAN PERUSAHAAN EFEK TENTANG

PERIZINAN PERUSAHAAN EFEK YANG

MELAKUKAN KEGIATAN USAHA

SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN

PERANTARA PEDAGANG EFEK

PENGENDALI DAN PEMEGANG SAHAM: Pemegang Saham Pengendali adalah Pihak


a. Perusahaan Efek dilarang
untuk yang baik secara langsung maupun tidak
dikendalikan, baik langsung maupun
langsung memiliki:
tidak langsung, oleh orang
perseorangan yang: a. saham paling sedikit 20% (dua puluh

1. Pernah melakukan perbuatan persen) dari saham yang dikeluarkan


tercela dan atau dihukum karena oleh satu Perusahaan Efek yang
terbukti melakukan tindak pidana
melakukan kegiatan usaha sebagai
di bidang keuangan; dan
2. tidak memiliki akhlak dan moral Penjamin Emisi Efek dan/atau

yang baik, sebagaimana dimaksud Perantara Pedagang Efek dan


dalam Pasal 35 ayat (1) Peraturan
mempunyai hak suara; atau
Pemerintah Nomor 45 tahun 1995
b. saham kurang dari 20% (dua puluh
tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Di Bidang Pasar Modal. persen) dari saham yang dikeluarkan

b. Perusahaan Efek yang menjadi oleh satu Perusahaan Efek yang


pemegang saham Bursa Efek dan
melakukan kegiatan usaha sebagai
afiliasinya dilarang mempunyai
Penjamin Emisi Efek dan/atau
hubungan dengan Perusahaan Efek
lain yang juga menjadi pemegang Perantara Pedagang Efek dan

saham Bursa Efek yang sama melalui: mempunyai hak suaranamun dapat
1) kepemilikan, baik langsung dibuktikan telah melakukan
maupun tidak langsung, sekurang- pengendalian baik secara langsung
kurangnya 20% (dua puluh
maupun tidak langsung terhadap
perseratus) dari saham yang
mempunyai hak suara; Perusahaan Efek yang melakukan

2) perangkapan jabatan sebagai kegiatan usaha sebagai Penjamin


anggota direksi atau komisaris; atau Emisi Efek dan/atau Perantara
3) pengendalian di bidang
Pedagang Efek.
pengelolaan dan atau kebijakan
perusahaan, baik langsung maupun
tidak langsung.

1. Perusahaan efek yang menjalankan Pasal 8:

kegiatan sebagai penjamin emisi efek

dan perdagangan efek sebesar Rp 1. Perusahaan Efek yang menjalankan

50.000.000 dengan modal kerrja bersih kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek

disesuaikan (MKBD) Rp.25.000.000. wajib memiliki modal disetor paling

perusahaan efek yang sudahada wajib sedikit sebesar Rp50.000.000.000,00

memenuhi ketentuan ini sampai pada (lima puluh miliar rupiah).

tanggal 31 Desember 2003 yang 2. Perusahaan Efek yang menjalankan

disebut sebagai tahap pertama. Pada kegiatan sebagai PerantaraPedagang

tahap pertama perusahaan efek wajib Efek yang Mengadministrasikan

mempunyai modal disetor Rp. Rekening Efek Nasabah wajib memiliki

25.000.000 dengan MKBD modal disetor paling sedikit sebesar

Rp.10.000.000 tahap kedua, tanggal 31 Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar

Desember 2004 modal disetor rupiah).


perusahaan efek harus Rp.50.000.000 3. Perusahaan Efek yang menjalankan

dengan MKBD Rp.25.000.000. kegiatan sebagai Perantara Pedagang

2. Perusahaan efek yang menjalankan Efek yang tidak Mengadministrasikan

kegiatan sebagai perusahaan Rekening Efek Nasabah wajib

perdagangan efek yang memiliki modal disetor paling

mengadministrasikan rekening efek sedikit sebesar Rp500.000.000,00 (lima

nasabah harus mempunyai modal ratus juta rupiah).

disetor sebesar Rp.30.000.000 dengan 4. Perusahaan Efek yang menjalankan

MKBD Rp. 25.000.000. pada tahap kegiatan sebagai Penjamin Emisi Efek

pertamma per 31 Desember 2003, dan Manajer Investasi wajib memiliki

perusahaan efek modal disetornya modal disetor paling sedikit sebesar

18.000.000 dengan MKBD Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima

Rp.10.200.000.000 pada tahap kedua miliar rupiah).

per 31 Desember 2004, perusahaan 5. Perusahaan Efek yang menjalankan

efek harus mempunyai modal disetor kegiatan sebagai Perantara Pedagang

Rp.35.000.000.000. Efek yang Mengadministrasikan

3. Perusahaan efek yang menjalankan Rekening Efek Nasabah dan Manajer

kegiatan sebagai perantara pedagang Investasi wajib memiliki modal

efek yang tidak mengadministrasikan disetor paling sedikit sebesar

rekening efek nasabah wajib Rp55.000.000.000,00 (lima puluh lima

mempunyai modal disetor sedikitnya miliar rupiah).

Rp. 500.000.000 dengan MKBD

Rp.200.000.000 per 31 Desember

2003.
4. Perusahaan efek yang bertindak

sebagai mmenejer investasi wajib

mempunyai modal disetor sebesar Rp.

5.000.000.000 dengan MKBD sebesar

Rp.200.000.000. per 31 Desember

2003, perusahaan efek wajib

mempunyai modal disetor

Rp.3.000.000.000 dengan MKBD

sebesar Rp.200.000.000. per 31

Desember 2004, perusahaan efek harus

mempunyai modal disetor Rp.

5.000.000.000 dengan MKBD

Rp.200.000.000

5. Perusahaan efek yang menjalankan

kegiatan sebagai penjamin emisi efek,

perantara pedagang efek dan manajer

investasi harus memiliki modal disetor

sebesar Rp.55.000.000.000. dengan

MKBD Rp. 25.200.000.000

6. Perusahaan efek yang menjalankan

kegiatan sebagai perantara pedagang

efek dan manajer investasi wajib

memiliki modal disetor sebesar

35.000.000.000.
Dalam hal Perusahaan Efek hanya memiliki Pasal 20:

izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, 1) Untuk melakukan kegiatan lain

maka: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

1. Perusahaan Efek tersebut dapat ayat (4) huruf b dan ayat (5) huruf b,

mengembalikan izin usaha sebagai Perusahaan Efek yang mempunyai izin

Penjamin Emisi Efek, dan Bapepam usaha sebagai Penjamin Emisi Efek atau

dan LK dapat memberikan izin Perantara Pedagang Efek wajib terlebih

usaha sebagai Perantara Pedagang dahulu memperoleh persetujuan dari

Efek apabila masih memenuhi Otoritas Jasa Keuangan.

ketentuan persyaratan dan 2) Permohonan persetujuan kegiatan

menjalankan kegiatan sebagai laindiajukan oleh Perusahaan Efek

Perantara Pedagang Efek; atau kepada Otoritas JasaKeuangan dalam

2. Bapepam dan LK dapat mencabut rangkap 2 (dua) sesuai dengansurat

izin usaha Penjamin Emisi Efek permohonan persetujuan kegiatan lain

apabila Perusahaan Efek tersebut Penjamin Emisi Efek atau Perantara

tidak lagi memenuhi persyaratan Pedagang Efek sebagaimana tercantum

sebagai Penjamin Emisi Efek, dan dalam Lampiran yang merupakan bagian

Bapepam dan LK dapat memberikan tidak terpisahkan dari Peraturan Otoritas

izin usaha sebagai Perantara Jasa Keuanganini, disertai dengan:

Pedagang Efek apabila masih a. penjelasanrencanapelaksanaan

memenuhi ketentuan persyaratan dan kegiatan lain meliputi:

menjalankan kegiatan sebagai 1. jenis, deskripsi, dan aktivitas

Perantara Pedagang Efek. kegiatan lain;

2. waktu pelaksanaan kegiatan lain;


3. tujuan pelaksanaan kegiatan

lain, termasuk target pasar dan

target pendapatan dalam 1 (satu)

tahun pertama;

4. keterkaitan kegiatan lain dengan

strategi bisnis perusahaan;

5. manfaat, biaya, dan risiko bagi

perusahaanatas kegiatan lain;

6. manfaat dan risiko bagi nasabah;

dan 7.mitigasi risiko atas

pelaksanaan kegiatan lain

B. KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK

Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan sebagai:

A. Penjamin Emisi Efek (underwriter)

B. Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer)

C. Manajer Investasi (invesment Manager)

Untuk lebih dapat memahami kegiatan perusahaan efek berikut struktur organisasi yang

terdapat dalam Pasar Modal Indonesia.Struktur Organisasi Pasar Modal Indonesia Berikut ini

akan dijelaskan 5 macam kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan efek :

A. Penjamin Emisi Efek (PEE).

Penjamin Emisi Efek (PEE) adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk

melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual. Izin usaha sebagai PEE berlaku juga sebagai izin usaha

Perantara Pedagang Efek. Dengan demikian perusahaan efek yang telah berizin usaha penjamin

emisi efek dapat juga melakukan kegiatan sebagai perntara pedagang efek. Tetapi perusahaan

efek yang berizin usaha perantara pedagang efek tidak otomatis dapat melakukan kegiatan

sebagai penjamin emisi efek. Peran dari penjamin emisi adalah peran perusahaan efek untuk

melakjukan penjaminan emisi (underwriting) bagi emiten, yaitu perusahaan ingin mendapatkan

dana dari calon-calon investor dari masyarakat luas. Penjamin emisi ini membuat kontrak

emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa

kewajiban untuk membeli sisa efek yan g tidak terjual. Sedangkan wakil penjamin emisi efek

(WPEE) merupakan orang perorangan yang telah mendapat izin dari Bapepam melalui ujian

kecakapan dalam pasar modal untuk bertindak mewakili kepentingan perusahaan kepentingan

efek untuk kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan emisi efek. Secara garis besar peran

dan fungsi penjamin emisi dalam proses go public adalah sebagai berikut. Memberikan jasa

konsulttasi kepada emiten dalam rangka go public penjamin emisi merupakan mitra dalam

membuat perencanaan pelaksanaan serta pengendalian proses emmisi, mulai dari

memperisiapkan dokumen emisi sampai menjualkan efek di pasar perdana. Menjamin efek

yang diterbitkan emiten. Dalam hal ini penjamin emisi bertanggung jawab atas keberhasilan

penjualan seluruh saham emiten kepada masyarakat luas. Dalam duatu penjamin akkan

terkandung suatu risiko, untuk itu penjamin lain dalam bentuk sindikasi agar tingkat

keberhasilan penjualan saham lebih tinggi. Melakukan kegitan pemasaran efek yang

diterbitkan oleh emiten agar masyarakat investor dapat memperoleh informasi secara baik.

Sehingga dilakukan pendisainan dan pendistribusian efek secara akurat dan tepat waktu.

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 39 bahwa penjamin emisi sebagai dimuat dalam

pernyataan pendaftaran. Secara teoritis, ada beberapa macam kontrak penjaminan emisi yang

dikenal seperti :
a. Full Commitment (kesanggupan penuh), PEE bertanggungjawab untuk mengambil sisa

efek yang tidak terjual.

b. Best Effort Commitment (kesanggupan terbaik) PEE tidak bertanggungjawab atas sisa

efek yang terjual, tetapi PEE akan berusaha sebaik-baiknya agar efek yang ditawarkan

dapat terjual dalam kuantitas yang paling tinggi.

c. Standly Commitment (kesanggupan siaga), PEE berkomitmen agar saham yang tidak

terjual di pasar perdana dapat dibeli oleh PEE pda harga tertentu.

d. All or None Commitment (kesanggupan semua atau tidak sama sekali), PEE akan

berusaha menjual semua efek agar laku semuanya, apabila efek tersebut tidak laku

semuanya, maka transaksi dengan pemodal yang ada akan dibatalkan. Jadi semua efek

dikembalikan ke emiten dan emiten tidak mendapatkandana sedikitpun. Komitmen ini

dengan latar belakang pemikiran bahwa perusahaan membutuhkan modal dan jumlah

tertentu. Bila jumlah tidak tercapai maka investasi perusahaan kurang bermanfaat. Oleh

karena itu lebih baik tidak jadi sama sekali. Modifikasi dari komitmen ini adalah

komitmen paling sedikit, paling banyak (minimum-maksimum). PEE harus berusaha

untuk mencapai penjualan sebattas minimum yang ditentukan, apabila batas minimum

tercapai, maka emisi d apat diteruskan. Dengan demikian permohonan pembelian akan

menjadi kenytaan apabila batas minimum tercapai, maka emisi dapat diteruskan.

Dengan demikian permohonan pembelian akan menjadi kenyataan apabila batas

minimum tercapia. Saat ini lazim dalam proses penjaminan emisi efek dipersyaratkan

adanya green shoe option. Menurut R.J Shook dan Robert L. Shook, green shoe option

adalah kalusul perjanjian penjaminan yang memperbolehkan sindikasi untuk membeli

lebih banyak saham pada harga penawaran awal yang dapat melindungi harga saham

ketika dijual dalam waktu yang singkat (shortsale). Green shoe option sudah diterapkan

di Indonesia dalam Intial Public Offering (IPO) Bank Mandiri sebesar 2.990.000.000
lembar saham biasa atas nama Seri B milik negara republik indonesia (divestasi) masa

penawaran dari tanggal 2-4 juli 2003 dalam penjaminan emisi efek yang dapat

dilaksanakan, sebagian atau selluruhnya, pada setiap sejak berakhirnya masa

penawaran umum yaitu pada tanggal 4 Juli 2003 samappi pada tanggal penyerahan,

yaitu 9 Juli 2003, untuk meningkatkan jumlah saham yang ditawarkan sampai dengan

jumlah sebanyak-banyaknya 700 juta lembar saham biasa atas nama seri B milik

Negara Republik Indonesia (divestasi) pada harga penawaran umum.

Seperti telah dijelaskan bahwa dalam melakukan emisi efek, selalu melibatkan

lembaga-lembaga penunjang pasar modal yang menjalankan perannya sesuai dengan

fungsinya masing-masing.Dalam pelaksanaan emisi efek penjamin emisi (underwriter)

memiliki peran yang sangat menentukan keberhasilan emisi terutama dalam melakukan

pemasaran dan penjualan suatu efek.

Pentingnya fungsi underwriter tersebut disebabkan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Membantu emiten mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut dokumen

pendukungnya.

b. Memberikan konsultasi di bidang Iceuangan seperti jumlah clan jenis efek yang akan

diterbitkan,bursa yang akan dipilih untuk mencatatkan saham, jadwal emisi

penunjukan lembaga penunjang lain, metode pendistribusian efek, clan sebagainya.

c. Melakukan penjaminan terhadap efek yang diemisikan.

d. Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan antara lain: keuangan, manajemen,

pemasaran, produksi berikut prospeknya.

e. Menentukan harga saham bersama-sama dengan emiten.

f. Sebagai pembentuk pasar (Market Maker) di Bursa Paralel.


Melihat peran dan fungsi underwriter tersebut di atas, maka keberhasilan suatu

emisi efek jelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman penjamin emisi

terutama dalam pemasaran.Penjaminan emisi efek (underwriting) senantiasa berkaitan

dengan risiko yang dapat dihadapi oleh underwriter terutama apabila emisi dalam jumlah

yang cukup besar. Perhitungan clan perkiraan mengenai kemampuan atau kekuatan pasar

yang Icurang tepat akan menimbulkan risiko terhadap tidak berhasilnya suatu emisi efek

yang pada gilirannya akan mengakibatkan tanggung jawab penjamin emisi atas penjualan

efek yang diemisikan tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan penjamin emisi efek,

umumnya dilaluikan dalam suatu sindikasi yang terdiri atas kalangan penjamin

emisi.Dilihat dari masing-masing fungsi dan tanggung jawab dalam sindikasi penjamin

emisi maka un-derwriter dapat digolongkan sebagai berikut :

A . Penjamin Utama Emisi (Lead Underwriter)

Lead underwriter dengan emiten membuat suatu perikatan dalam suatu

perjanjian penjaminan emisi efek.Dalam perjanjian tersebut penjamin emisi menjamin

menjual efek clan pembayaran seluruh nilai efek.Apabila dalam suatu emisi terdapat

lebih dari satu penjamin emisi utama, maka penjamin dilakukan secara bersama.

Tugas pokok Penjamin Utama Emisi adalah sebagai berikut:

a. Menjamin penjualan emisi efek clan pembayaran keseluruhan nilai efek yang

diemisikan kepada emiten.

b. Mewakili para penjamin emisi efek dalam hubungannya dengan emiten clan pihak

ketiga.

c. Menetapkan bagian kewajiban masing-masing bagian emisi efek sesuai dengan

ketentuanyang telah disepakati dalam perjanjian antara penjamin emisi.


d. Mengumpulkan semua hasil penjualan efek yang dilakukan oleh para penjamin peserta

emisi dan para agen penjual pada tanggal setelah masa penutupan penawaran umum.

e. Menyerahkan hasil penjualan efek kepada emiten serta membayar efek yang tidak habis

terjual tepat pada tanggal yang disepakati.

B. Penjamin Pelaksana Emisi (Managing Underwriter)

Seperti disebutkan bahwa dalam suatu emisi bisa saja terdapat lebih dari satu lead

undenv riter. Apabila hal tersebut terjadi, maka di antara mereka hanis dipilih satu atau

lebih yang akanbertindak sebagai penjamin pelaksana emisi atau managing underwriter.

Penjamin pelaksana emisi dalam suatu proses emisi memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengatur pengelolaan serta penyelenggaraan emisi efek.

b. Mengoordinasikan seturuh penjamin emisi dalam hal pelaksanaan penjaminan efek,

serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kewajiban para penjamin emisi efek.

C. Penjamin Peserta Emisi (Co-underwriter)

Fungsi co-underwriter ini adalah ikut menjamin penjualan dan pembayaran nilai

efek sesuai dengan porsi efek yang diberikan kepadanya yang diikat dengan suatu

perjanjian penjaminan emisi dan dalam pelaksanaan suatu emisi co-underwriter tidak

bertanggung jawab langsung kepada emiten, tetapi kepada leacd underwriter. Kerja sama

antara penjamin emisi efek yaitu sebagai lead, managing dan co-underwriter diwujudkan

dalam suatu perjanjian antar mereka yang disebut dengan Perjanjian Antarpenjamin Emisi.

Selanjutnya, penjamin emisi efek setelah memisahkan jumlah porsi yang akan langsung

ditawarkan sendiri kepada investor, dapat juga mempergunakan jasa perusahaan-

perusahaan broker atau perusahaan efek sebagai agen penjual (selling agent) untuk

melaksanakan penjualanefek yang sebenarnya merupakan bagian underwriter yang


bersangkutan. Ikatan kerja sama antara penjamin emisi dengan agen penjual tersebut

dilakukan atas dasar suatu perjanjian yang disebut Perjanjian Agen Penjual.

1. Jasa Penjaminan Emisi

Dalam melaksanakan fungsi penjaminan emisi, underwriter memperoleh

pembayaran dari emiten yang disebut jasa penjamin emisi atau underwritingfee.Besarnya

fee biasanya ditetapkan berdasar-kan kesepakatan antara emiten dengan underwriter yang

dinyatakan dalam suatu persentase.Jumlah fee tersebut dihitung dari nilai penawaran pada

pasar perdana.Jasa-jasa penjamin emisi tersebut terdiri atas:

a. Management fee. Pada dasarnya management fee ini dibayarkan kepada penjamin

pelaksana emisi (managing under-writer).

b. Underwriting fee, yaitu pembayaran fee kepada semua penjamin emisi secara

proporsional artinya besar-kecilnya fee yang dibayarkan tergantung dari besarnya

bagian efek yang dijamin oleh masing-masing underwriter

c. Selling fee, yaitu pembayaran fee kepada agen penjual yang ditunjuk (broker atau

perusahaan-perusahaan efek) berdasarkan perjanjian agen penjual yang besarnya

sesuai dengan jumlah efek yang terjual.

2. Perantara Pedagang Efek

Perantara Pedagang Efek (PEE) Perantara Pedagang efek merupakan pihak yang

melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan

pihak lain. PEE berperan penting dan dominan agar pasar modal berfungsi. Oleh karena

itu PEE sebagai salah satu pihak yang terkait dengan pasar modal, dituntut untuk bersikap

jujur dan dapat dipercaya dalam melaksanakan tugasnya (my word is my bond-motto

dalam industri pasar modal).


Perantara Pedagang Efek merupakan pelaku Pasar Modal yang termasuk dalam

kategori pengatur emisi dan transaksi, yaitu merupakan pihak yang melakukan

kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau untuk kepentingan

pihak lain. Kegiatan perantara pedagang efek dapat dilakukan oleh perusahaan efek

yang dilakukan oleh perusahaan efek yang telah mendapat izin untuk itu.96Apabila

semua penjual dan pembeli dari surat-surat berharga yang diperdagangkan harus

hadir di lantai bursa, maka akan diperlukan suatu arena yang sangat luas karena

jumlah penjual dan pembeli efek dari waktu ke waktu sangatlah besar. Untuk itulah

diperlukan jasa perusahaan Perantara Perdagangan Efek (broker-dealer). Sesuai

dengan namanya perusahaan ini dapat melakukan fungsi sebagai perantara (broker)

dan pedagang (dealer) Uraian di atas menunjukkan bahwa Perantara Pedagang

Efek dapat berfungsi sebagai perantara (broker, pialang) bagi investor dengan

memperoleh Perusahaan Perantara Pedagang Efek dalam fungsinya sebagai perantara,

sering disebut broker atau pialang, dapat membawa baik amanat jual maupun amanat

beli. Pialang melaksanakan amanat yang diterimanya pada harga yang ditetapkan

ataupun pada tingkat harga yang lain asal menguntungka n bagi investor.

Perantara pedagang efek sebagai pedagang (dealer) melakukan transaksi di lantai

bursa atas namanya sendiri. Dengan demikian, dealer dapat dilihat sebagai investor

di pasar modal. Karena pedagang (dealer) membeli efek atas namanya sendiri, maka

dealer memikul sendiri risiko naik turunnya nilai efek yang diperdagangkan atas nama

dirinya.4

Secara lebih jauh Anggota Bursa dapat mengembangkan perangkat Remote

Trading System yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan layanan bagi

4
Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), (Bandung : Citra Bakti, 1996), hlm.43 97 Jusuf Anwar,
Op.cit., hlm 163
nasabahnya, dimana tenaga pemasaran dapat lebih luas menjangkau investor hanya

dengan bermodalkan sebuah komputer jinjing (laptop). Perbedaan antara remote

trading dengan online trading adalah dalam hal proses memasukkan order. Disamping

melaksanakan amanat untuk membeli dan/atau menjual surat-surat berharga, pialang

memberi saran tentang kecenderungan harga-harga saham tertentu. Namun, walaupun

pialang memberi saran-saran, keputusan tetap berada ditangan investor. Oleh karena

itu, risiko kenaikan atau penurunan harga surat berharga tetap dipikul oleh pemberi

amanat (investor). Pialang tidak menanggung risiko atas perubahan nilai surat-surat

berharga yang diperdagangkan.

a) Wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE)

Wakil Perantara Perdagangan Efek adalah orang perorangan yang telah

mendapatkan izin dari BAPEPAM & LK untuk bertugas mewakili kepentingan perusahaan

efek untuk melaksankan perdagangan efek. Dalam memiliih perantara (pialang) yang baik

investor sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kejujuran pialang dalam bertugas untuk kepentingan pemodal

2. Mempunyai standar profesionalisme yang tinggi.

3. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh dedikasi seriius dengan berkonsentrasi penuh

pada tugas tanpa terpengaruh oleh pihak lain berkepentingan

4. Mendahulukan kepentingan nasabah

5. Menjaga ketat rahasia nasabah

6. Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan dan tidak menganjurkan nasabah

agar membeli saham mereka sendiri yang tidak diketahui dan diyakini manfaat bagi

pemodal
7. Menaati hukum yang berlaku dan segala peraturan yang berhubungan dengan usaha

sekruitas serta tidak ikut serta bersama orang lain melakukan pelanggaran di bidang

pasar modal

8. Tidak mengambil kesempatan yang dapat merugikan nasabah

9. Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk bagi anggota lainnya

10. Para anggota saling bekerja sama demi kepentingan bersama

11. Memberikan advis atau penjelasan kepada investor beserta alasan-alasan dan analisis

risiko yang dapat terjadi, evaluasi, dan espektasi yang wajar

3. Manajer Investasi

Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio

(kumpulan efek yang dimiliki oleh orang perorangan, usaha bersama, asosiasi, atau

kelompok yang terorganisasi ) untuk para investor atau mengelola portofolio investasi

kolektif untuk sekelompok investor, kecuali perusahaan asuransi dana pensiun dan bank

yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Manajer Investasi adalah bagian dari kegiatan perusahaan efek yang dapat

dilaksanakan secara terpisah maupun bersama-sama dengan kegiatan lainnya yaitu

penjamin emisi dan perantara efek. Imbalannya dihitung dari persentasi tertentu dari nilai

dana yang dikelolanya.

a) Wakil Manajer Investasi (WMI)

Wakil Manajer Investasi adalah orang perorangan yang bertindak mewakili

kepentingan perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pengelolaan

portofolio efek, izin untuk wakil manajer investasi dikeluarkan oleh Bapepam dengan

standarisasi yang ketat.Karena tidak semua orang mempunyai pengetahuan yang memadai
dalam melakukan analisis efek dan melakukan prediksi mengenai prosfek perusahaan. Atau

bisa juga karena kesibukan pekerjaan, tidak sempat melakukan analisis terhadap

perusahaan-perusahaan yang ada di bursa efek. Untuk menjawab kebuutuhan ini, manajer

investasi yang akan melakukaan semua hal di atas untuk kepentingan calon investor.

Nasabah Manajer Investasi dapat berupa investor individual, investor kolektif,

investor lembaga seperti dana pensiun, perusahaan asuransi maupun perbankan.

Keuntungan bagi institusi yang dananya dikelola oleh Manajer Investasi adalah bahwa

mereka akan memperoleh laporan perkembangan dananya secara periodik tergantung

kesepakatan di dalam kontrak dan dapat dimonitor sewaktu-waktu apabila diinginkan untuk

mengetahui apakah dananya dikelola sesuai dengan kontrak yang disepakati bersama.

Manajer Investasi tidak langsung menerima dana dari nasabahnya melainkan

dititipkan kepada kustodian yang telah memperoleh izin dari Bapepam. Kustodian inilah

yang menerima perintah membeli dan menjual efek dari Manajer Investasi.Kustodian

melaksanakan instruksi itu kepada Perantara Pedagang Efek.

Persyaratan mendirikan Manajer Investasi dari Bapepam:

a. Memiliki wakil manajer investasi yang memperoleh izin perorangan dari Bapepam.

b. Salah satu direksi harus memiliki izin perorangan wakil manajer investasi.

c. Modal disetor minimal Rp. 500 juta manajer investasi dan Rp. 1 miliar untuk manejer

investasi patungan (joint venture).

d. Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) minimal Rp. 200 juta dan posisi MKBD ini

harus dipertahankan setiap hari.

B. aa
C. TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN

EFEK

1. Fungsi dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris

Fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris Perusahaan adalah sebagaimana

pada Anggaran Dasar perusahaan sudah disesuaikan dengan UUPT tahun 2007, yaitu

sebagai berikut:

a. Tugas dan Wewenang Direksi.

1. Direksi berhak mewakili perseoran di dalam dan di luar pengadilan tentang segala

hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dengan

perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan

maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk:

a) Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan;

b) Mengikat perseroan sebagai penanggung jawab/penjamin;

c) Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan, melepaskan dan

membebani hak atas barang-barang tidak bergerak, termasuk bangunan-

bangunan, hak-hak atas tanah serta perusahaan-perusahaan perseroan; haruslah

dengan persetujuan dari salah satu Anggota Dewan Komisaris.

2. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk

kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

3. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab

menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan anggaran dasar Perseroan.

4. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak dan atas nama Direksi serta

mewakili perseroan.
5. Dalam hal Presiden Direktu tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga,

yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka salah seorang anggota

DIreksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta

mewakili perseroan.

6. Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi maka segala tugas dan wewenang

yang diberikan kepada Presiden Direktur atau anggota Direksi yang lain dalam

Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.

b. Tugas dan Wewenang Komisaris antara lain

1. Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya

pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan

member nasehat kepada direksi.

2. Dewan komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki

bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai

perseroan dan berhak untuk memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti

lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak

untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.

3. Direksi dan setiap anggota direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang

segala hal yang ditanyakan Dewan Komisaris.

4. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab

apapun Perseroan tidak mempunyai seorang pun anggota Direksi maka untuk

sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus perseroan. Dalam hal

demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara

kepada seseorang atau lebih di antara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan

Dewan Komisaris.
5. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan

wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris

dalam anggaran dasar ini berlaku pula baginya.

6. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan

Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih

anggota Direksi dari jabatannya (jabatan mereka) apabila anggota Direksi tersebut

bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku, pemberhentian tersebut dengan menyebutkan alasannya.

c. Kode Etik

Terdapat beberapa PE yang tidak memiliki kode etik resmi yang didokumentasikan

secara tertulis bagi karyawan. Untuk karyawan yang memiliki izin wakil orang

perseorangan, perusahaan mengacu kepada kode etik WPE, sedangkan hal-hal terkait

budaya dan perilaku perusahaan lainnya mengacu kepada SOP perusahaan maupun

group (holdingnya) serta konvensi dan kebijakan perusahaan yang telah berlaku.

D. PERILAKU PERUSAHAAN EFEK, DIREKSI DAN KOMISARIS SELAKU

PERANTARA PEDAGANG EFEK

1. Bisnis Perusahaan Efek sebagai Perantara Pedagang Efek ditinjau dari Undang-

Undang Pasar Modal, Peraturan BAPEPAM &LK

a. Undang Undang Pasar Modal

UUPM telah memberikan landasan hukum bagi perizinan PE di pasar modal, sehingga

apabila PE melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perizinannya, maka

BAPEPAM &LK dapat mencabut izin dari PE tersebut. Bahkan hanya BAPEPAM
&LK yang berhak mempailitkan suatu PE berdasarkan undang-undang Kepailitan.

Dalam Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan bahwa dalam hal Debitor adalah

PE, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Bapepam-LK.

Perilaku bagi PE juga memuat mengenai larangan-larangan, sebagai contoh larangan

bagi PE sebagaimana termuat dalam Pasal 38 UUPM yang menjelaskan bahwa PE yang

bertindak sebagai PPE dilarang melakukan transaksi atas efek yang tercatat pada Bursa

Efek untuk pihak terafiliasi atau kepentingan sendiri apabila nasabah yang tidak

terafiliasi dari PE tersebut telah memberikan instruksi untuk membeli dan atau menjual

efek yang bersangkutan dan PE tersebut belum melaksanakan instruksi tersebut.

Contoh larangan lainnya yaitu terkait penggunaan informasi orang dalam sebagaimana

termuat dalam Pasal 98 UUPM yang dinyatakan bahwa PE yang memiliki informasi

orang dalam mengenai emiten atau perusahaan publik dilarang melakukan transaksi

efek emiten atau perusahaan publik tersebut, kecuali apabila transaksi tersebut

dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya; dan PE

tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya mengenai efek yang

bersangkutan.

Terkait dengan bisnis PE, maka perilaku yang termuat dalam UUPM tersebut menjadi

ketentuan yang wajib dijalankan sehingga apabila ditemukan adanya pelanggaran maka

sanksi dapat diberikan oleh BAPEPAM &LK, dimana hal ini akan mengganggu

jalannya bisnis PE.


b. Peraturan BAPEPAM &LK dan negara Lain

Perusahaan Efek di Indonesia harus berbentuk Perseroan Terbatas sebagaimana diatur

dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), hal ini

ditegaskan dalam angka 1 huruf a Peraturan BAPEPAM &LK Nomor V.A.1 tentang

Perizinan Perusahaan Efek yang menyatakan Pihak yang dapat melakukan kegiatan

usaha sebagai Perusahaan Efek adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari

BAPEPAM &LK.

Perlu diketahui bahwa hampir semua negara memberikan pengaturan terkait bisnis

proses yang harus dilakukan oleh suatu PE, hal yang sama juga diatur bagi PE yang ada

di Indonesia. Beberapa pengaturan yang penting bagi bisnis proses di PE adalah terkait

dengan perlindungan nasabah, mulai dari pembukaan rekening sampai dengan proses

transaksi. Penerapan Know Your Client bagi nasabah, manajemen benturan

kepentingan, petunjuk layanan dari PE, penetapan fee atau komisi, proses penanganan

komplain nasabah termasuk kewajiban akan pemenuhan dan kepatuhan terhadap

aturan-aturan yang dibuat.

Peraturan BAPEPAM &LK sebenarnya sudah sesuai dengan best practice yang berlaku

secara international, mungkin perbedaan yang perlu dielaborasi lebih lanjut adalah

mengenai risk management karena karakteristik dari masing-masing PE setiap negara

pasti berbeda dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh BAPEPAM &LK mulai dengan rencana revisi

peraturan terkait perizinan PE sampai dengan penerapan risk management PE. Tujuan

pengaturan PE adalah dalam rangka menciptakan pasar modal yang wajar, teratur dan

efisien serta mampu bersaing dalam era perdagangan bebas.


Saat ini permodalan PE yang menjalankan kegiatan sebagai PPE yang

mengadministrasikan rekening efek nasabah wajib memiliki modal disetor paling

sedikit sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah). Sedangkan PE yang

menjalankan kegiatan sebagai PPE yang tidak mengadministrasikan rekening efek

nasabah wajib memiliki modal disetor paling sedikit sebesar Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah).

Borderless atas kepemilikan asing di PE Indonesia sudah dibuka untuk pihak asing

dimana saham untuk PE patungan dapat dimiliki oleh badan hukum asing yang

bergerak di bidang keuangan selain sekuritas maksimal 85% (delapan puluh lima

perseratus) dari modal disetor. Sedangkan bagi saham PE patungan dapat dimiliki oleh

badan hukum asing yang bergerak di bidang sekuritas yang telah memperoleh izin atau

di bawah pengawasan regulator pasar modal di negara asalnya maksimal 99%

(sembilan puluh sembilan perseratus) dari modal disetor. Dalam hal PE nasional atau

patungan melakukan Penawaran Umum, maka saham PE tersebut dapat dimiliki

seluruhnya oleh Pemodal Dalam Negeri atau Pemodal Asing.

Pengaturan di negara lain harus kita sesuaikan dengan kondisi PE yang ada di

Indonesia, tidak bisa semuanya diadopsi karena mungkin adanya perbedaan kultur

masyarakat dan hukumnya.

Dengan berbagai transparansi yang ada saat ini, termasuk pengawasan dari regulator

dan publik, maka diharapkan PE harus memperhatikan kualitas pelayanan, kualitas

sumber daya manusia, ketaatan terhadap peraturan, dan kualitas sistem back office.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Dari pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa:

1. Perusahaan Efek selaku Perantara Pedagang Efek merupakan pihak yang memiliki peran

penting dalam menentukan berkembang tidaknya transaksi efek di pasar modal. Terkait

dengan perannya, Perusahaan Efek dituntut untuk berperilaku sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangan yang berlaku. Profesionalisme dan kepercayaan masyarakat

terhadap Perusahaan Efek merupakan sesuatu yang harus terus dijaga dan ditingkatkan,

sejalan dengan tugas melakukan jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau nasabahnya

yang hingga saat ini tidak saja terdiri dari investor lokal tetapi juga investor asing yang

memiliki peran besar dalam perkembangan pasar. Dengan demikian maka tidak saja

aturan berperilaku yang harus dimiliki dan dijalankan, tetapi juga Perusahaan Efek harus

memiliki orang-orang yang berkomitmen tinggi dalam menjalankan perusahaan sesuai

dengan ketentuan yang telah disepakati.

2. Peranan penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, serta manajer investasi dalam

kegiatan perusahaan efek sangat memegang peranan penting dalam pasar modal. Hal ini

disebabkan karena masing-masing memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan atau

bahkan tidak dapat digantingan oleh peran kegiatan lainnya.

SARAN

Untuk menimalkan penyalahgunaan kewenangan oleh direksi dan dewan komisaris perlu

pengaturan secara khusus terkait perilaku direksi dan dewan komisaris dalam

menyelenggarakan operasional dan pengawasan terhadap perusahaan efek. Perusahaan


bertanggung jawab untuk memastikan struktur perusahaan yang tepat dan pengendalian

internal yang sesuai dengan kegiatan usahanya sehingga dapat melindungi nasabah nya

termasuk dalam pengendalian risiko misalnya:

A. Semua karyawan harus memahami pentingnya pengelolaan risiko

B. Kompetensi karyawan yang tinggi untuk pengelolaan risiko


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai